PENGARUH PEMBERIAN PUPUK BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum)

dokumen-dokumen yang mirip
RESPON PERTUMBUHAN VEGETATIF RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) TERHADAP APLIKASI LEVEL PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK.

Pengaruh Pemberian Bokashi Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Dan Produksi Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)

Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama

Pengaruh Lanjutan Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Kedua

Efektifitas Pemberian Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama dan Kedua

Respon Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria decumbens Terhadap Pemberian Kompos Trichoderma sp

Respon Rumput Meksiko (Euchlaena mexicana) Terhadap Pemberian Kompos Rumen pada Tanah Berpasir

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

Efektifitas Pemberian Kompos Trichoderma sp Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Rumput Setaria (Setaria spachelata)

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan terhadap jumlah anakan rumput Gajah mini Pennisetum

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. dapat menyebabkan rendahnya produksi ternak yang di hasilkan. Oleh karena itu,

Pengaruh Tingkat Konsentrasi dan Lamanya Inkubasi EM4 Terhadap Kualitas Organoleptik Pupuk Bokashi

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. sehingga perlu dilakukan peningkatan kualitas, kuatitas, dan kontinyutasnya. maupun dalam bentuk kering (Susetyo, 1980).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian. pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman sawi

Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Terhadap Produksi Rumput Gajah Taiwan (Pennisetum Purpureum Schumach)

I. PENDAHULUAN. hasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan pakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

I. PENDAHULUAN. berasal dari hijauan dengan konsumsi segar per hari 10%-15% dari berat badan,

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Saat ini kelangkaan pupuk menjadi suatu masalah di Indonesia. Harga pupuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua yaitu gambut topogen dan ombrogen. 2

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

PENGARUH DOSIS PUPUKKANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASILKACANG TANAH(ARACHYS HIPOGEA L.) Masna Manurung 1)

PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

PRODUKSI DAN KUALITAS KOMPOS DARI TERNAK SAPI POTONG YANG DIBERI PAKAN LIMBAH ORGANIK PASAR. St. Chadijah

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BOKASHI MELALUI PEMBERIAN CANGKANG TELUR, ABU DAPUR, DAN URINE SAPI SERTA PENERAPANNYA DALAM BUDIDAYA SAWI SECARA ORGANIK

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selada dapat dipanen setelah berumur 2 bulan (Edi dan Bobihoe, 2010) dan

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari

YANG DIKULTURKAN PADA BOKASHI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DI KAMPUNG WANGGAR KABUPATEN NABIRE

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS BIO-URIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT Panicum maximum PADA PEMOTONGAN KE TIGA

II TINJAUAN PUSTAKA. Rumput Raja (Pennisetum purpuroides) dapat dilihat. pada Gambar 1. Gambar 1. Morfologi Rumput Raja (Pennisetum purpuroides)

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

I. PENDAHULUAN. organik disamping pupuk anorganik (Rubiyo dkk., 2003). Pupuk organik tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

Transkripsi:

123 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) The effect of bokashi fertilizer onvegetative growth of elephant grass (Pennisetum purpureum) Kastalani, Maria Erviana Kusuma, dan Septi Melati Fakultas Peternakan Universitas Kristen Palangka Raya Email: kastalani_46@ymail.com ABSTRACT The aim of this research were to know the effect of bokashi that giving the best result to growth vegetative Elephant grass (Pennisetum purpureum). This research wad design by using Completely Random Design (CRD) with single factor experiment that is doses bokahsi (B), with thelevel of each doses, b0= control (without bokashi), b1= 10 ton ha-1, b2= 20 ton ha-1, b3= 30 ton ha-1. The result showed that the applications bokashi giving the influence to of Elephant grass (Pennisetum purpureum) Bokashi 30 ton ha-1 give the highest production Elephant grass (Pennisetum purpureum). Keyword : bokashi, vegetative, elephant grass PENDAHULUAN Hijauan merupakan sumber makanan utama bagi ternak ruminansia untuk dapat bertahan hidup, berproduksi serta berkembang biak. Produksi ternak yang tinggi perlu didukung oleh ketersediaan hijauan yang cukup dan kontinyu. Sumber utama hijauan pakan adalah berasal dari rumput, leguminosa dan sisa hasil pertanian. Pemenuhan kebutuhan rumput segar saat ini belum menjamin ketersediaannya setiap saat. Hal ini disebabkan antara lain oleh semakin sempitnya lahan dan ketidak suburan lahan yang tersedia untuk menanam rumput. Untuk mengatasi kekurangan rumput tersebut maka perlu ditanam suatu jenis rumput yang mempunyai produksi tinggi dan berkualitas baik seperti rumput gajah. Rumput gajah (Pennisetum purpureum) berasal dari Afrika, tanaman ini diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1962, dan tumbuh alami di seluruh daratan Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, rumput gajah merupakan tanaman hijauan utama pakan ternak yang memegang peranan amat penting,mkarena hijauan mengandung hampir semua zat yang diperlukan hewan (AAK, 1985). Untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman maka perlu dilakukan penambahan unsur hara berupa penggunaan pupuk organik. Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan sisa makhluk hidup, seperti tanaman, hewan, dan limbah organik. Pupuk ini umumnya merupakan pupuk lengkap artinya mengandung beberapa unsur hara makro dan mikro dengan jumlah yang tertentu (Marsono dan Lingga, 2003) Menurut Sutanto (2002), pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang lebih baik daripada bahan pembenah buatan, walaupun pada umumnya pupuk organik mempunyai kandunga hara makro N, P, K yang rendah tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah yang cukup yang sangat diperlukan dalam pertumbuhan tanaman. Ditambahkan oleh Indriani(2001), penggunaan pupuk organik lebih menguntungkan dibandingkan dengan pupuk an organik karena tidak menimbulkan sisa asam organik di dalam tanah dan tidak merusak tanah jika pemberiannya berlebihan.

124 Salah satu jenis pupuk organik diantaranya adalah bokashi. Bokashi adalah kompos yang dihasilkan melalui fermentasi dengan pemberian Effektive Mikroorganisme-4 (EM- 4) yang merupakan salah satu aktivator untuk mempercepat proses pembuatan kompos (Indriani, 2001). Banyak hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa bokashi mempunyai kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan teknik pengomposan sederhana. Pemberian bokashi yang difermentasikan dengan EM-4 merupakan salah satu cara untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan bilogi tanah serta dapat menekan hama dan penyakit serta meningkatkan mutu dan jumlah produksi tanaman (Nasir, 2008). Dalam proses pembuatan bokashi terjadi peristiwa pengomposan yang merupakan proses perombakan bahan organik yang melibatkan mikroorganisme dalam keadaan terkontrol (Marsono dan Lingga, 2003). Proses perombakan atau dekomposisi bahan organik tersebut menjadi zat organik berbentuk ion tersedia bagi tanaman mendukung ketersediaan unsur hara, baik yang makro ataupun yang mikro. Upaya pemupukan sudah jelas mampu membantu penyediaan unsur hara serta akan menjadi lebih efektif apabila dilaksanakan dengan pemilihan cara, dosis, dan jenis pupuk yang tepat dan sesuai dengan kondisi tanaman. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan selama 60 hari di Kebun Percobaan Fakultas Peternakan Universitas Kristen Palangka Raya Jalan RTA Milono Km 8,5 Palangka Raya. Materi Penelitian yang digunakan adalah lahan seluas ± 136,5 m 2, rumput gajah, kapur dolomit (CaMg)CO3)2 dan pupuk bokashi sebagai perlakuan, sedangkan metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan berbagai dosis pupuk bokashi, dengan dosis masing-masing yaitu b0 = kontrol (tanpa bokashi)., b1= bokashi 10 ton h- 1., b2 = bokashi 20 ton h-1., dan b3 = bokashi 30 ton h-1. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali sehingga terdapat 20 satuan percobaan. Data yang diperoleh dilakukan uji statistik yaitu analisa sidik ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Jika hasil perhitungan menunjukkan perbedaan nyata atau sangat nyata maka akan dillanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Tabel 1. Rata-rata pengaruh dosis pupuk bokashi terhadap jumlah anakan rumput gajah Tinggi Tanaman (cm) b0 1,28 a 2,30 a 3,50 a 3,65 a b1 1,35 a 3,60 a 6,65 a 6,50 b b2 1,33 1 3,75 a 7,05 a 6,30 b b3 1,88 a 4,45 a 8,20 a 7,95 b HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah anakan Hasil analisa sidik ragam terhadap jumlah anakan menunjukkan hasil tidak nyata dengan pemberian dosis bokashi pada umur 2 mst, 4 mst dan 6 mst. Hal ini diduga pemberian dosis bokashi belum mampu meningkatkan jumlah anakan. Unsur hara yang terdapat dalam pupuk belum maupun dalam tanah belum cukup dan berimbang untuk mrningkatkan jumlah anakan rumputgajah. Disampingitu tidak berpengaruhnya dosis bokashi pada awal

125 pertumbuhan ( umur 2 mst, 4 mst, dan 6 mst) disebabkan karena bokashi merupakan sumber bahan organik yang melepaskan unsur hara secara perlahan-lahan (slow release), dimana peran bahan organik baru tampak dalam meningkatkan hasil setelah beberapa waktu mengalami dekomposisi (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1990). Pada umur tanaman 8 mst hasil analisa sidik ragam (Tabel.1) menunjukkan pengaruhyang nyata, hasil uji beda nilai tengah menunjukkan bahwa pada perlakuan 30 ton ha memberikan jumlah anakan yang terbanyak (7,95 anakan), ratarata jumlah anakan ini berbeda dengan jumlah anakan pada perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan karena bokashi yang berasal dari pupuk kandang mengandung sejumlah unsur hara dan bahan organik yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan bilogi tanah serta menyediakan unsur hara N, P dan K yang dibutuhkan oleh tanaman. Pada perlakuan 30 ton memberikan jumlah anakan yang terbanyak diduga karena penambahan bahan organik dalam bokashi yang semakin banyak maka semakin banyak pula unsur hara terutama unsur N yang diterima oleh tanah. Unsur N merupakan unsur hara yang penting karena merupakan unsur hara yang paling banyak dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Nitrogen berfungsi sebagai penyusun asam-asam amino, protein komponen pigmen klorofil yang penting dalam proses fotosintesis. Sebaliknya jika kekurangan N menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu dan hasil menurun yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan klorofil yang sangat penting untuk proses fotosintesa (Sholeh, et al.,1997). Tabel 2. Rata-rata pengaruh dosis pupuk bokashi terhadap tinggi tanaman rumput gajah b0 10,012 a 40,450 a 65,050 a 89,600 a b1 14,222 a 44,202 a 88,250 b 120,626 b b2 13,546 a 48,678 a 90,600 b 126,150 b b3 17,628 a 56,302 b 100,275 b 138, 95 b Tinggi Tanaman Hasil analisa sidik ragam terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan dosis bokashi memberikan pengaruh yang nyata dan sangat nyata terhadap tinggi vertikal rumput gajah pada umur 4 mst, 6 mst dan 8 mst. Rata-rata pengaruh dosis bokashi terhadap tinggi tanaman rumput gajah dapat dilihat pada Tabel 2. Pada umur 4 mst berdasarkan hasil uji lanjut, perlakuan b0, b1 dan b2 menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, sedangkan perlakuan b3 menghasilkan rataan tinggi tanaman yang tertinggi dan berbeda bila dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Pada umur tanaman 6 mst berdasarkan hasil uji lanjut, perlakuan b1,b2, dan b3 tidak berbeda nyata bila dibandingkan dengan kontrol (b0) namun dari ketiga perlakuan tersebut perlakuan b3 menghasilkan rataan tinggitanaman yang lebih tinggi dibandingkan b1, b2 dan kntrol. Pada umur tanaman 8 mst perlakuan b1, b2 dan b3 masing-masing tidak berbeda ibandingkan dengan perlakuan b0 (kontrol). Seperti halnya pada umur 6 mst, pada umur 8 mst ini perlakuan b3 juga menghasilkan rataan yang

126 tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya walaupun ketiganya tidak berbeda. Pemupukan berkaitan erat dengan ketersediaan umur hara essensial yang dibutuhkan oleh tanaman. Hidayat (2003), menyatakan bahwa penggunaan pupuk dalam kegiatan budidaya dimakduskan untuk meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah bagi tanaman. Unsur hara essensisl yang dibutuhkan oleh tanaman diantaranya nitrogen (N), phospor (P) dan kalium (K). Peran utama nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Nitrogen juga berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam fotosintesis (Lingga, 2003). Demikian juga dengan phospor selain berperan dalam proses fotosintesis, phospor juga berperan dalam menstimulasi pertumbuhan akar, pembentukan benih dan respirasi. Terpenuhimya kebutuhan unsur hara makro inilah yang diduga menyebabkan adanya pengaruh perlakuan pemupukan terhadap pertambahan tinggi vertikal tanaman. Bey dan Las (1991), menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman ditentukan oleh laju pembelahan dan pembesaran sel dan suplai bahan-bahanorganik dan an organik untuk sintesa protoplasma dan dinding sel yang baru. Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan dosis bokashi pada umur 4 mst, 6 mst dan 8 mst menunjukkan pengaruh yang nyata dan sangat nyata terhadap jumlah daun tanaman rumput gajah, namun perlakuan tersebut tidak memberikan pengaruh pada umur tanaman 2 mst. Pengaruh perlakuan dosis bokashi terhadap jumlah daun rumput gajah dapat dilihat pada tabel 2. Pada umur 4 mst perlakuan b1, b2 dan b3, dosis bokashi memberikan pengaruh yang sama dibandingkan dengan perlakuan kontrol, namun pada perlakuan b3 menghasilkan rata-rata jumlh daun yang lebih tinggi dibandingkan kontrol dan perlakuan lainnya. Pada umur tanaman 6 mst, perlakuan b1 dan b2 memberikan pengaruh yang sama,tetapi menunjukkan pengaruh yang berbeda terhadap perlakuan kontrol (b0) dan b3. b3 menghasilkan rata-rata jumlah daun yang lebih banyak bila dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Pada umur tanaman 8 mst, perlakuan b1, b2 dan b3 seperti halnya yang terjadi pada tinggi tanaman, perlakuan tersebut tidak berbeda nyata nanum memberikan jumlah daun yang lebih banyak bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Pertambahan jumlah daun terbanyak terjadi pada pelakun b3, hal ini berkaitan dengan peranan N sebagai komponen klorofil. Bertambahnya unsur N dalam tanah berasosiasi dengan pembentukan klorofil di daun sehingga hal ini meningkatkan proses fotosintesis yang memacu pertumbuhan jumlah daun tanaman. Peranan P sebagai komponen essensisl ADP dan ATP yang bersama-sama berperan penting dalam fotosintesis dan penyerapan ion inilah yang diduga mampu meningkatkan pertambahan jumlah daun. Semakin lama umur tanaman akan memberikan kesempatan pada tanaman untuk tumbuh lebih lama sehingga jumlah daun yang terbentuk pun lebih banyak. Ditambahkan oleh Sutedjo (1994), bahwa pemberian bokashi sebahai sumber bahan organik juga meningkatkan aktivitas mikroorganisme di dalam tanah melalui EM-4 sebagai elemen bokashi yang sangat bermanfaat, mengingat cara kerja EM-4 dalam tanah secara sinergis dapat meningkatkan kesuburan tanah, fisik, kimia dan biologis sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman (Wididana dan Higa, 1993).

127 Tabel 3. Rata-rata pengaruh dosis pupuk bokashi terhadap jumlah daun rumput gajah b0 2,55 a 13,40 a 21,85 a 23,20 a b1 2,00 a 22,90 b 45,55 b 44,70 b b2 1,90 a 23,10 b 47,95 b 45,30 b b3 2,90 a 28,65 b 70,80 c 56,05 b Lebih lanjut Lingga (2003), menyatakan bahwa tanah yang berstruktur baik, dengan kata lain tanah yang banyak mengandung mikroorganisme dan kepadatan tanah yang berkurang dapat menyerap air dan unsur hara yang terlarut. Bokashi yang KESIMPULAN 1. Pemberian bokashi memberikan pengaruh terhadap jumlah anakan pada umur 8 mst, tinggi tanaman dan jumlah daun pada umur 4 mst, 6 mst dan 8 mst. 2. Pemberian dosis bokashi 30 ton ha-1 memberikan rata-rata pertumbuhan vegetatif terbaik terhadap rumput gajah bila dibandingkan dengan dosis yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA Damayanti, I.C. 2006. Produktivitas Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum) di Peternakan Ternak Domba Sehat Caringin-Bogor Sebagai Respon Pemupukan Organik dan Nitrogen. Harjowigeno, S. 1987. IlmuTanah. PT Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. Hidayat, M.F. 2003. Pemanfaatan Asam Humat dan Omega pada Pemberian Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan diberikan mengandung EM-4 yang dapat memfermentasikan bahan organik sehingga menghasilkan senyawa yang langsung dapat diserap oleh akar tanaman. Gmelina arborea Roxb yang Diinokulasi Cendawan Mikroba Arbuskular (CMA). Tesis. Prpgram Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Jumin, H. B. 1994. Dasar-dasar Agronomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Mathius, I.W. 1994. Potensi dan Pemanfaatan Pupuk Organik. Jurnal Wartazoa Vol. 3 N0.2-4. Raihan, S dan D. Nazemi. 2006. Pengaruh Bahan Organik Terhadap Perbaikan Sifat Fisik dan Kimia Tanah Serta Hasil Jagung di Lahan Pasang Surut Sulfat Masam. Prosiding Seminar Nasional PERAGI. Sabiham, S., G. Supandi dan S. Djokosudarjo. 1980. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.