Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di:

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN NPK dan UREA PADA MEDIA AIR PEMELIHARAAN TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Caulerpa racemosa var. uvifera

3. METODE PENELITIAN

PRODUKSI Gracilaria verrucosa YANG DIBUDIDAYAKAN DI TAMBAK DENGAN BERAT BIBIT DAN JARAK TANAM YANG BERBEDA

PENGGUNAAN PUPUK BIONIK PADA TANAMAN RUMPUT LAUT (Eucheuma Sp) (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-Unidayan-Jl. Yos Soedarso 43 Baubau) ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii PADA KEDALAMAN PENANAMAN YANG BERBEDA

Effect of NPK ferlilizer (nitrogen, phosphorus, potassium) on seaweed, Kappaphycus alvarezii, growth and white spot desease prevention

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil

Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp dengan Metode Rak Bertingkat di Perairan Kalianda, Lampung Selatan

PERTUMBUHAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma cottoni Dan Gracilaria sp.) DENGAN METODE LONG LINE DI PERAIRAN PANTAI BULU JEPARA

3 METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Materi Uji

Pertumbuhan rumput laut (Kappaphycus alvarezii) yang dibudidaya dalam kantong jaring dengan berat awal berbeda di Teluk Talengen Kepulauan Sangihe

Vera Framegari, Nirwani, Gunawan Widi Santosa *)

PRAKATA. Purwokerto, Januari Penulis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 45 hari dengan menggunakan 4 perlakuan yakni perlakuan A (Perlakuan dengan

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi. Jl. Kampus Unsrat Bahu, Manado 95115, Sulawesi Utara, Indonesia.

IV METODOLOGI. Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

Muhammad Rizky Hasan, Sri Rejeki*, Restiana Wisnu

PENGARUH PERBEDAAN STRAIN RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN SPESIFIK. Dodi Hermawan 1) ABSTRACT

Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume II, Nomor 1, Maret 2014

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PEMBERIAN KAPUR (CACO 3 ) UNTUK PERBAIKAN KUALITAS TANAH TAMBAK DAN PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Gracillaria SP.

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

PENGARUH KOMBINASI PUPUK KOMPOS DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN, JUMLAH KLOROFIL a DAN KADAR AIR Gracilaria verrucosa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember 2009, di Balai Besar

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) stasiun

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK DAN KETINGGIAN PERMUKAAN MEDIA HIDROPONIK SISTEM DRIP TERHADAP HASIL DAN KANDUNGAN NUTRISI RUMPUT GAJAH SKRIPSI

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulagris L.) E- JURNAL FATMA RIZA

Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp. dengan Metode Penanaman yang Berbeda di Perairan Kalianda, Lampung Selatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Pengaruh Berat Bibit Awal Berbeda terhadap Pertumbuhan Kappaphycus alvarezii di Perairan Teluk Tomini

Pertumbuhan Gracilaria Dengan Jarak Tanam Berbeda Di Tambak. Growth of Gracilaria under Different Planting Distances in Pond

PENGARUH KOMBINASI PUPUK KOMPOS DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN, JUMLAH KLOROFIL a DAN KADAR AIR Gracilaria verrucosa ARTIKEL ILMIAH SKRIPSI

METODE KERJA. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015 di. Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla serrata Forsskål, 1775) dengan Ukuran Pakan Berbeda pada Budidaya dengan Sistem Baterai

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) - Bagian 2: Metode longline

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

II. METODE PENELITIAN

Analisis finansial usaha budidaya rumput laut berdasarkan uji pertumbuhan bibit dengan dengan jarak ikat berbeda

Pertumbuhan Ikan Kardinal Banggai (Pterapogon kauderni) yang dipelihara pada Salinitas yang Berbeda dalam Wadah Terkontrol

Kata kunci : pencahayaan matahari, E. cottonii, pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN KARAGINAN RUMPUT LAUT (Eucheuma) PADA SPESIES YANG BERBEDA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek,

PENGARUH PERENDAMAN PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT (Caulerpa lentillifera)

Media Air Laut Yang Diperkaya Terhadap Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria lichenoides (L) Harvey

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir) KULTIVAR KENCANA

SIDANG TUGAS AKHIR SB

Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

PENGARUH PENGGUNAAN Divine Cigarette TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

Oleh : ONNY C

PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH PADA MEDIA KULTUR PHM TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN Chlorella sp. M. W. Lewaru * ABSTRACT

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

II. METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa) UNTUK MENGONTROL KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon) DI TAMBAK

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan. Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Pertumbuhan Artemia sp. dengan Pemberian Ransum Pakan Buatan Berbeda

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

STUDI LAJU PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Euchema spinosum DAN Eucheuma cottoni DI PERAIRAN DESA KUTUH, KECAMATAN KUTA SELATAN, KABUPATEN BADUNG-BALI

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KASCING (Bekas Cacing) TERHADAP KELIMPAHAN Nannochloropsis sp. SEBAGAI PAKAN ALAMI

Analisis Usaha Budidaya Rumput Laut di Desa Pediwang Kecamatan Kao Utara Kabupaten Halmahera Utara

II. METODE PENELITIAN

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

PEMANFAATAN LIMBAH NITROGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) OLEH RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa) PADA SISTEM BUDIDAYA POLIKULTUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu

OPTIMALISASI PRODUKSI SEMI-REFINED CARRAGEENAN DARI RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII DENGAN VARIASI TEKNIK PENGERINGAN DAN KADAR AIR BAHAN BAKU

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM DAN KOTORAN KAMBING TERHADAP PRODUKTIVITAS CABAI RAWIT (Capsicum frustescens L.

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 1, Nomor 2, September 2013

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii (Kasus Di Desapunaga Binaan Balai Budidaya Air Payau Takalar)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN

Evaluasi Lahan Pembudidayaan Rumput Laut di Perairan Kampung Sakabu, Pulau Salawati, Kabupaten Raja Ampat

1. PENDAHULUAN. berkembang pada substrat dasar yang kuat (Andi dan Sulaeman, 2007). Rumput laut

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERBEDAAN DOSIS PUPUK PHOSPAT TERHADAP PERTUMBUHAN PHYTOPLANKTON

PENAMBAHAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN SIDAT (Anguilla bicolor)

A ALISIS KELAYAKA LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI PERAIRA TELUK DODI GA KABUPATE HALMAHERA BARAT

Transkripsi:

Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 98-102 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr Pengaruh Perbedaan Lama Perendaman dalam Larutan Pupuk Fosfat Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfuss Di Pertambakan Desa Wonorejo, Kaliwungu-Kendal Ayu Permana Sari, Sunaryo *), Ali Djunaedi Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Kampus Tembalang, Semarang 50275 Telp/Fax. 024-7474698 Email : snyifm@yahoo.com ABSTRAK Spesies G. verrucosa umumnya dipanen secara alami, melalui kegiatan pemanenan dan pengambilan dari alam. Kegiatan tersebut menyebabkan rumput laut tereksploitasi secara berlebihan dan membahayakan kelestariannya. Oleh karena itu, diperlukan upaya pemeliharaan di kawasan pertambakan untuk meningkatkan produksi G. verrucosa. Keterbatasan nutrien merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang mempengaruhi produksi G. verrucosa di pertambakan. Penambahan pupuk anorganik merupakan salah satu alternatif agar dicapai tingkat produksi yang optimal. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perbedaan waktu perendaman G. verrucosa menggunakan unsur anorganik berupa pupuk SP 36. Perlakuan yang digunakan, yaitu: A. Kontrol, B. 10 menit, C. 20 menit, D. 30 menit, E. 40 menit, F. 50 menit, G. 60 menit perendaman. Penelitian ini menggunakan P (fosfat) yang diperoleh dari pupuk SP 36 dengan konsentrasi, yaitu 0,2 g/l. Penanaman dilakukan dengan menggunakan metode rawai sebanyak 72 ikatan rumpun dan dipelihara selama 35 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman G. verrucosa berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap pertumbuhan G. verrucosa. Rerata laju pertumbuhan spesifik tertinggi G. verrucosa pada perlakuan G (2,36 % per hari) dan rerata laju pertumbuhan spesifik terendah G. verrucosa pada perlakuan A (1,14 % per hari). Kata kunci : Budidaya, Gracilaria verrucosa, Perendaman, Pupuk SP 36. ABSTRACT Species G. verrucosa is naturally harvested, through harvesting and retrieval in nature. These activities led to excessive exploitation and dangerous continueties of seaweed population. There for it would require an effort to increase the production of G. verrucosa, including through aquaculture cultivation in area with good land management and proper use of fertilizer. One of the problems in the evironmental factors that affect production of G. verrucosa is limited nutrients. This problem can be solved by ensuring availability of nutrients. Added of inorganic elements for alternative to achieve an optimal level of production. The research design was Completely Randomized Design (CRD) with immersion time difference in G. verrucosa using SP 36 fertilizer. The immersion treatments were: A. control, B. 10 minutes, C. 20 minutes, D. 30 minutes, E. 40 minutes, F. 50 minutes, G. 60 minutes. This study used P (phospat) obtained from SP 36 fertilizer with concentration 0,2 g/l. Plantation was done by using a longline method of 72 ties and mantained for 35 days. The result show that the immersion period of G. verrucosa significantly effect (p<0,01), on the growth of G. verrucosa. This can be seen from the highest average specific growth rate of G. verrucosa in the treatment G (2,36 % per day) and the lowest average specific growth rate G. verrucosa in treatment A (1,14 % per day). Keywords: Cultivation, Gracilaria verrucosa, Immersion, SP 36 fertilizer. * ) Penulis penanggung jawab

Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 99 Pendahuluan Rumput laut memiliki jenis yang bermacam-macam. Beberapa di antaranya telah dimanfaatkan dalam industri pangan maupun non pangan. Rumput laut digunakan sebagai bahan makanan, obatobatan, bahan dasar kosmetik dan pupuk organik. Salah satu jenis rumput laut yang dikenal dan banyak dibudidayakan oleh masyarakat pesisir adalah G. verrucosa. Spesies G. verrucosa umumnya dipanen secara alami, melalui kegiatan pemanenan dan pengambilan dari alam. Kegiatan tersebut menyebabkan rumput laut tereksploitasi secara berlebihan. Eksploitasi berlebihan mengakibatkan penurunan populasi. Kegiatan budidaya menjadi salah satu solusi untuk mengatasi penurunan populasi rumput laut (Critchley, 1993). Budidaya merupakan cara yang dapat memenuhi permintaan industri dan juga menekan pengambilan di alam secara berlebihan. Kegiatan budidaya diharapkan dapat mengontrol jumlah populasi G. verrucosa di alam. Kebutuhan masyarakat akan rumput laut diharapkan dapat terpenuhi dan jumlah populasinya di alam tetap terjaga. Kendala yang ada saat ini yaitu rendahnya tingkat pertumbuhan rumput laut. Rendahnya pertumbuhan dan produksi rumput laut disebabkan karena tidak tersedianya bibit rumput laut yang berkualitas dalam jumlah yang cukup besar. Minimnya pengetahuan tentang kondisi lingkungan ideal pertambakan rumput laut juga menjadi salah satu kendala dalam budidaya rumput laut. Petani rumput laut banyak membudidayakan spesies G. verrucosa di daerah pertambakan. Spesies G. verrucosa mudah beradaptasi pada daerah tambak dengan kondisi kualitas air fluktuatif. Spesies rumput laut ini memiliki toleransi tinggi terhadap kondisi lingkungan yang berbeda dari kondisi lingkungan alaminya. Rumput laut dari genus Gracilaria ini mampu dibudidayakan di tambak pada kadar salinitas 20 g/l 28 g/l (Anggadiredja et al.,2006). Saat ini hasil budidaya G. verrucosa di tambak belum dapat mencukupi tingginya permintaan pasar, terutama untuk industri agar-agar. Intensifikasi budidaya terus diupayakan guna mencukupi kebutuhan industri tersebut. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi G. verrucosa adalah dengan cara pengolahan lahan dan pemupukan yang tepat pada media tambak. Materi dan Metode Penelitian ini dilaksanakan selama 40 hari, yaitu pada bulan November Desember 2009, yang meliputi persiapan, penimbangan, pengikatan dan penanaman tumbuhan uji, masa aklimatisasi serta pemeliharaan dan pengambilan data. Lokasi penelitian di Pertambakan Desa Wonorejo, Kaliwungu - Kendal. Analisa fosfat dilakukan di Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Diponegoro - Semarang. Materi penelitian yang digunakan, yaitu G. verrucosa sejumlah 4 kg yang diperoleh dari hasil budidaya di tambak Desa Ngebruk, Mangkang Utara Semarang. Rumput laut diperoleh dari pembudidaya kemudian dipilih yang berkualitas baik dan ditimbang seberat 50 g tiap ikatan. Jumlah keseluruhan ikatan rumput laut yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 72 ikatan. Perendaman dilakukan dengan menggunakan air tambak sebanyak 5 L dicampurkan dengan pupuk SP 36 seberat 3 g, sehingga menghasilkan konsentrasi SP 36 0,2 g/l. Perlakuan ini berdasarkan penelitian sebelumnya yang menggunakan pupuk NPK dan TSP dengan konsentrasi 0,2 g/l (Alamsjah et al., 2008). Wadah uji berupa ember plastik yang berisi media uji dengan volume 5 L. Wadah uji ini berfungsi untuk merendam rumput laut dengan media pupuk SP 36 dan air tambak. Sedangkan tempat pemeliharaan berupa tambak seluas 1700 m 2.

Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 100 Pencapaian Berat (g) Peralatan budidaya yang digunakan, yaitu timbangan elektrik, ember, botol pelampung, jaring (mata jaring 1 cm), tongkat duga, penumbuk pupuk, kamera, pengaduk, termometer, salinometer, stopwatch, dan secchi disc. Sedangkan bahan untuk analisis kualitas air, yaitu pupuk SP 36, air tambak, kertas indikator ph, tali rafia, bambu, botol sample, tagging dan alat tulis. Penelitian menggunakan metode eksperimental lapangan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 7 perlakuan perbedaan lama waktu perendaman (A. Kontrol, B. 10 menit, C. 20 menit, D. 30 menit, E. 40 menit, F. 50 menit, G. 60 menit) dan masing-masing dilakukan 3 kali ulangan. Hasil dan Pembahasan Hasil pencapaian rerata pencapaian berat G. verrucosa selama 4 minggu, pada perlakuan A (kontrol) (70,37±2,29 g), perlakuan B (72,73±2,97 g), perlakuan C (82,50±2,88 g), perlakuan D (85,27±1,45), perlakuan E (90,07±2,10 g), perlakuan F (92,37±2,16 g) dan perlakuan G (101,50±2,46 g). Rerata berat G. verrucosa, pada semua perlakuan berkisar antara 70,37±2,29 g sampai 101,50±2,46 g. Berat basah tertinggi dicapai perlakuan G (perendaman pupuk SP 36 selama 60 menit) dan terendah dicapai perlakuan A (tanpa perendaman sebagai kontrol). 120 100 80 60 40 20 0 A B C D E F G Perlakuan Perendaman Gambar 1. Histogram rerata pencapaian berat (g) G. verrucosa pada masingmasing perlakuan di akhir penelitian. Rerata laju pertumbuhan spesifik (% per hari) 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 A B C D E F G Waktu Perendaman Gambar 2. Histogram rerata laju pertumbuhan spesifik (% per hari) G. verrucosa pada masing-masing perlakuan selama penelitian. Hasil analisis varian (ANOVA) data laju pertumbuhan spesifik G. verrucosa (% per hari) menunjukkan adanya perbedaan antara perlakuan satu dengan lainnya. Lama perendaman yang berbeda memberikan respon nilai SGR yang berbeda. Hasil analisis menunjukkan bahwa lama perendaman thallus G. verrucosa di dalam media pupuk berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap pertumbuhan spesifik G. verrucosa. Laju pertumbuhan spesifik G. verrucosa pada perlakuan G (60 menit perendaman) dalam penelitian ini menghasilkan pertumbuhan terbaik. Hal ini diduga pada lama perendaman tersebut, kebutuhan nutrien dapat tercukupi dengan baik. Pertumbuhan G. verrucosa (Gambar 2) memiliki kriteria cukup baik, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulistijo (1985) dalam Silea dan Masitha (2006) dengan laju pertumbuhan spesifik 2% per hari selama 35 hari penanaman. Hubungan antara kedua variabel, yaitu lama waktu perendaman dengan pertumbuhan spesifik G. verrucosa menunjukkan adanya pola hubungan linier positif yang ditunjukkan oleh persamaan y = 53,48 + 0,125x dengan nilai r = 0,926 (Gambar 3).

Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 101 62 60 y = 0,125x + 53,48 r = 0,926 2001; Anggadiredja et al., 2006; Luning, 1990). SGR (% per hari) 58 56 54 52 50 0 10 20 30 40 50 60 70 Waktu Perendaman (menit) Gambar 3. Grafik hubungan variabel lama waktu perendaman rumput laut dalam larutan pupuk SP 36 dengan SGR selama penelitian. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perbedaan lama waktu perendaman G. verrucosa di dalam media air yang mengandung pupuk SP 36 mengakibatkan perbedaan sangat nyata (p<0,01) terhadap laju pertumbuhan spesifik G. verrucosa. Semakin lama waktu perendaman G. verrucosa, semakin tinggi laju pertumbuhan yang didapat dan mengikuti pola regresi linier dengan persamaan y=53,48+0,125x (r=0,926). Tersedianya fosfat pada larutan SP 36 membantu dalam meningkatkan kebutuhan kekurangan unsur orthofosfat yang disediakan oleh perairan sebagai lingkungan tumbuh alaminya. Orthofosfat merupakan salah satu bentuk fosfat (Komarawidjaja, 2005), dapat digunakan untuk kegiatan biokimia di dalam sel seperti: sintesis protein, fotosintesis dan respirasi. Hendrajat (2008) menyatakan bahwa adanya kenaikan pertumbuhan menunjukkan pertumbuhan rumput laut sudah memasuki tahap perpanjangan sel, karena tersedianya unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan. Hal ini berkaitan dengan peranan fosfat sebagai sumber nutrien bagi pertumbuhan rumput laut. Fosfat mudah terurai dan diserap tumbuhan, sehingga mampu merangsang percepatan pertumbuhan thallus dan memperkuat thallus muda menjadi thallus dewasa. Parameter perairan pada penelitian selama pengamatan diduga masih dalam kisaran normal. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengamatan di mana pada kondisi tersebut G. verrucosa masih dapat tumbuh dan bertahan hidup. Kisaran parameter lingkungan perairan media pemeliharaan rumput laut (G. verrucosa) adalah suhu antara 26-31 C, salinitas antara 20-28 g/l dan ph antara 6,8-9,6 (Natsir dan Sutikna, Ucapan Terimakasih Penulis menyampaikan terimakasih kepada Bpk. Choirul dan Abah Asro i atas bantuannya selama penelitian. Kepada reviewer Jurnal Penelitian Kelautan disampaikan penghargaan atas review yang sangat berharga pada artikel ini. Daftar Pustaka Anggadiredja, J.T., A. Zatnika, H. Purwoto, dan S. Istini. 2006. Rumput Laut: Pembudidayaan, Pengolahan, dan Pemasaran Komoditas Perikanan Potensial. Penebar Swadaya. Jakarta. Halaman 40 47. Critchley, T.A. 1993. Gracilaria (Rhodophyta, Gracilariales); An Economical Important Agarophyte. Seaweed Cultivation and Marine Rancing. Kanawa International Fisheris Training Center Japan International Cooporation Agency (JICA). Effendie, H. 2000. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Kelautan. IPB. Bogor. 258 hlm.

Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 102 Hendrajat, E.A. 2008. Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria verrucosa pada dosis Saponin yang berbeda dalam bak terkontrol. Seminar Nasional Kelautan IV. Surabaya. Hlm 4. Komarawidjaja, W. 2005. Rumput Laut Gracilaria sp. sebagai fitoremedian bahan organik perairan tambak budidaya. J. Tek. Ling. P3TL-BPPT, 6 (2): 410 415. Natsir, M.N. dan N.I. Sutikna. 2001. Budidaya Rumput Laut (Gracilaria sp.) di tambak Sulawesi Selatan; Status, masalah dan prospek pengembangan. Pusat dan Pengembangan Perikanan. Balitan, Ujung Padang. Silea, J.L.M dan L. Masitha. 2006. Penggunaan pupuk bionik pada tanaman Rumput Laut (Eucheuma sp.). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unidayan. Bau-bau. Hlm 31-36. Syahputra, Y. 2005. Pertumbuhan dan kandungan Karaginan budidaya Rumput Laut Eucheuma cottoni pada kondisi lingkungan yang berbeda dan perlakuan jarak tanam di Teluk Lhok Seudu. Tesis program pascasarjana IPB. Bogor. Wardoyo, S.T.H. 1978. Kriteria kualitas air untuk keperluan pertanian dan perikanan. Dalam: Prosiding Seminar Pengendalian Pencemaran Air. Eds Dirjen pengairan Dep. PU. Hlm 293 300.