BAB II BAHAN RUJUKAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BAHAN RUJUKAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A.

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 52

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INFORMASI TENTANG LAPORAN ARUS KAS DI DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan otonomi daerah. Dimana otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

Draft publikasian PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH NO. 03: LAPORAN ARUS KAS. Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Catatan 31 Maret Maret 2010

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

BAB II Landasan Teori

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

IAS 7 Laporan Arus Kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

ANALISA LAPORAN KEUANGAN. Tentang ANALISA LAPORAN ARUS KAS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB II CATATAN ATAS LAPORAN ALIRAN KAS DAERAH

BAB II LANDASAN TEORI


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

Akuntansi Keuangan Koperasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

PROFIL KEUANGAN DAERAH

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JUMLAH AKTIVA

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Konsep Analisis Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaah bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. 2. Menurut Dwi dan Prika (2002:52) Memecahkan atau menguraikan suatu unit menjadi berbagai unit terkecil, sehingga dapat terlihat hubungan satu sama lain antar per unit dan fungsi masing-masing dari setiap unit. Dari definisi-definisi dapat disimpulkan bahwa analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu pokok menjadi bagian-bagian atau unit sehingga dapat diketahui ciri atau tanda tiap bagian, kemudian hubungan antara satu sama lain serta fungsi dari masing-masing dari keseluruhan. Menurut Syarif (2008:190), jika analisis dikaitkan dengan laporan keuangan maka pengertian analisis yang di gabungkan dengan pengguna laporan keuangan menjadi sebagai berikut : Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. 2.2 Laporan Keuangan Laporan Keuangan menurut Baridwan (2004:78) merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan.

Peraturan Pemerintahan Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi: neraca, laba rugi, laporan keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai bentuk seperti laporan arus kas, dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari Laporan keuangan). Setiap penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah Wajib menerapkan SAP (Standar Akuntansi Pemerintah). Selain itu, diharapkan adanya upaya pengharmonisan berbagai peraturan baik di pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dengan SAP. Peraturan Pemerintah digunakan adalah nomor 24 tahun 2005. SAP nomor 24 tahun 2005 mempunyai delapan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan, yaitu : 1. Pernyataan Standar Akuntansi pemerintahan (PSAP) No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan; 2. Pernyataan Standar Akuntansi pemerintahan (PSAP) No. 2 tentang Laporan Realisasi Anggaran; 3. Pernyataan Standar Akuntansi pemerintahan (PSAP) No. 3 tentang Laporan Arus Kas; 4. Pernyataan Standar Akuntansi pemerintahan (PSAP) No. 4 tentang Catatan Atas Laporan Keuangan; 5. Pernyataan Standar Akuntansi pemerintahan (PSAP) No. 5 tentang Akuntansi Persediaan; 6. Pernyataan Standar Akuntansi pemerintahan (PSAP) No. 6 tentang Akuntansi Investasi; 7. Pernyataan Standar Akuntansi pemerintahan (PSAP) No. 7 tentang Akuntansi Aset Tetap; 8. Pernyataan Standar Akuntansi pemerintahan (PSAP) No. 8 tentang Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan.

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Definisi Laporan Keuangan menurut Syarif (2008:10) adalah Suatu alat dengan mana informasi dikumpulkan dan diproses dalam akuntansi keuangan yang akhirnya dimasukkan dalam laporan keuangan yang dikomunikasikan secara periodik kepada para pemakainnya. Sedangkan definisi laporan keuangan berdasarkan peraturan pemerintahan No.24 Tahun 2005, yaitu : Laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Yang bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. 2.2.2 Arti Penting Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan untuk alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan tersebut adalah antara lain : a. Pemilik Perusahaan, pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan yaitu untuk menilai prestasi manajer yang ditunjukkan kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang sehingga bisa menaksir bagian keuntungan yang akan diterima dan perkembangan harga saham yang dimiliki. b. Manajer, Manajer dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan akan dapat menyusun rencana yang yang lebih baik, memperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang tepat. Namun yang terpenting bagi manajer adalah bahwa laporan keuangan merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya, pada laba yang diperoleh perusahaan.

c. Para Investor, Para Investor memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui prospek keuangan dimasa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya dan kondisi kerja atau kondisi keuangan tersebut para investor, banker, dan para kreditur lainnya akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh. d. Para Kreditur dan Bankers, Para Kreditur dan Bankers memerlukan laporan keuangan sebagai dasar dalam mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan. e. Pemerintah, Pemerintah sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan untuk menilai hasil-hasil yang telah dicapai dan untuk menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang, serta untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan tersebut juga sangat diperlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Tenaga Kerja untuk dasar perencanaan pemerintah. Menurut Undang-Undang Nomor. 1 Pasal 55 tentang Perbendaharaan Negara menyatakan bahwa Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat untuk disampaikan kepada Presiden dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. Dalam Keputusan Menteri Nomor. 15/KPTS/M tentang perhitungan laporan keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan pemerintah dapat menghasilkan statistik keuangan yang mengacu kepada manual Statistik Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics/GFS) sehingga dapat memenuhi kebutuhan analisis kebijakan dan kondisi fiskal, pengelolaan dan analisis perbandingan antarnegara (cross country studies), kegiatan pemerintahan, dan penyajian statistik keuangan pemerintah. 2.2.3 Dasar Hukum Laporan Keuangan 1. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 2. Peraturan Menteri Nomor. 15/KPTS/M tentang Perhitungan Laporan Keuangan.

2.2.4 Tujuan Laporan Keuangan Adapun tujuan Laporan Keuangan yang dikemukakan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan (2005) pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para penguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan : 1. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran; 2. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan; 3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai; 4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya; 5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman; 6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, dana cadangan, pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas dana, dan arus kas suatu entitas pelaporan. Sedangkan menurut Baridwan (2004:67), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal;

2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan sumber-sumber ekonomi netto (Sumber dikurangi kewajiban) yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba; 3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba; 4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman modal 5. Untuk mengungkap sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakaian laporan seperti informasi mengenai kebijakaksanaan Akuntansi yang dianut. Laporan Keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas dengan pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan yang dengan cepat. 2.2.5 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Menurut Syarif (2008:14) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah : 1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi; 2. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. 3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari pengunaan taksiran dan berbagai pertimbangan; 4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang materiil. Demikian pula, penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu

mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang materiil terhadap kelayakan laporan keuangan; 5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil; 6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/ transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas); 7. Laporan keuangan dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi; 8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan; 9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan pada umumnya diabaikan. 2.3 Analisis Laporan Keuangan Laporan Keuangan menurut Shahab (2008:163) merupakan salah satu sumber informasi yang penting bagi para pemakai laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi. Pada sisi lain, ternyata bahwa karakteristiknya, laporan keuangan bukanlah segala-galanya, karena laporan keuangan memiliki keterbatasan. Laporan keuangan sifatnya sementara dan bukan laporan yang final, karena itu jumlah dan hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai likuiditas atau realisasi dimana dalam pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang bersangkutan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi apabila dengan informasi laporan keuangan tersebut dapat diprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dengan mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui proses pembandingan, evaluasi, dan analisis trend, yang akan diperoleh prediksi tentang apa yang

mungkin akan terjadi di masa yang akan datang. Disinilah arti pentingnya suatu analisis laporan keuangan. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginterprestasikan berbagai hubungan kunci dan kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan di masa yang akan datang. 2.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata, analisis dan laporan keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini dapat di lihat dari arti masing-masing kata. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi bagian yang terkecil. Sedangkan, laporan keuangan adalah neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Menurut kamus besar Indonesia pengertian analisis laporan keuangan, sebagai berikut : suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Sedangkan menurut Syarif (2008:195) menjelaskan beberapa pengertian analisis laporan keuangan, antara lain: Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknis analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan keuangan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan ini merupakan kebalikan dari kegiatan pembukuan. Kalau proses pembukuan dimulai dari transaksi, dicatat kebuku, diproses dan di akhirnya menjadi laporan keuangan, maka dalam analisis laporan keuangan kegiatan di mulai dari laporan keuangan, ditelusuri ke buku, sampai ke transaksi perusahaan. Dan dari berbagai pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengertian dari analisis laporan keuangan adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memahami hubungan-hubungan yang terdapat dalam

laporan keuangan pada suatu saat tertentu, yang berguna untuk pengambilan setiap keputusan perusahaan 2.3.2 Tujuan Analisis Laporan keuangan Laporan keuangan menurut Shahab (2008:168) merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang cukup penting untuk pengambilan keputusan ekonomi. Terdapat kesenjangan antara informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai apa yang telah terjadi, sementara para pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi mengenai apa yang mungkin terjadi di masa datang. Pada satu sisi laporan keuangan menyajikan informasi mengenai apa yang telah terjadi sementara pada sisi yang lain para pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi mengenai apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Kesenjangan kebutuhan informasi ini pada akhirnya menuntut suatu pemecahan. Meskipun bukan merupakan satusatunya sumber informasi yang cukup penting untuk pengambilan keputusan ekonomi. Untuk memecahkan kesenjangan kebutuhan informasi inilah diperlukan suatu analisis terhadap laporan keuangan yaitu mengevaluasi kinerja. 2.4 Pengertian kas dan setara kas Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan, mengharuskan untuk mengungkapkan komponen kas dan setara kas serta harus menyajikan rekonsiliasi jumlah tersebut dalam laporan arus kas dengan pos yang sama dengan pos yang ada di neraca. Oleh karena itu penting untuk memahami secara jelas tentang definisi kas yang dimaksud dalam laporan ini. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) No. 3, kas didefinisikan sebagai berikut :

Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Dalam Peraturan Pemerintahan yang ditetapkan Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyatakan : suatu laporan arus kas memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi dan saldo kas dan setara kas (cash equivalent) pada tanggal pelaporan. Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan. Definisi setara kas (cash equivalent) menuut PSAP No. 3 adalah : Investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dapat segera dijadikan kas dalam jumlah tanpa menghadapi perubahan nilai yang berarti. PSAP No.3 menjelaskan setara kas sebagai berikut : Setara kas pemerintah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek atau untuk tujuan lainnya. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi jangka pendek harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat diketahui tanpa ada risiko perubahan nilai yang signifikan. Oleh karena itu, suatu investasi disebut setara kas kalau investasi dimaksud mempunyai masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. Mutasi antar pos-pos kas dan setara kas tidak diinformasikan dalam laporan keuangan karena kegiatan tersebut merupakan bagian dari manajemen kas dan bukan merupakan bagian aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran. Contoh setara kas yang disamakan dengan kas, menurut Harrison (2008:731) adalah treasury bills, commercial paper jangka pendek, money market serta surat-surat berharga lain yang mempunyai syarat-syarat: 1. Setiap saat kas dapat ditukar. 2. Tanggal jatuh temponya sangat singkat, dalam waktu tiga bulan atau kurang. 3. Resiko perubahan nilai yang kecil atau kurang berarti.

Jadi tidak semua investasi jangka pendek dikelompokkan sebagai setara kas. Hal ini tergantung pada kebijakan keuangan yang ditetapkan oleh masing-masing perusahaan. Suatu perusahaan harus memiliki kebijakan yang jelas dalam menentukan perkiraaan-perkiraan apa saja yang termasuk dan tidak termasuk adalam katagori sebagai setara kas, dan kebijakan ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan serta harus dijalankan secara konsisten dari waktu ke waktu. Dalam laporan arus kas, kas dan setara kas diperlakukan sebagai suatu kesatuan. Dengan kata lain, laporan arus kas menyatakan perubahan dalam kas dan setara kas. Oleh karena itu, pengeluaran kas untuk memperoleh setara kas dan penerimaan kas dari penjualan setara kas tidak dimasukkan dalam laporan arus kas. 2.4.1 Sifat dan Komposisi Kas Kas, harta yang paling likuid adalah media pertukaran baku dan dasar bagi pengukuran dan Akuntansi untuk semua pos lainnya. Agar dapat dilaporkan sebagai kas pos yang bersangkutan harus siap bersedia untuk pembayaran kewajiban lancar bebas dari setiap ikatan kontraktual yang membatasi penggunaanya dalam pemenuhan utang. Yang termasuk dalam kas dalam pengertian Akuntansi adalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke Bank dengan jumlah sebesar nominalnya, juga simpanan dalam Bank atau tempat-tempat lain yang dapat diambil sewaktuwaktu. Dengan demikian, yang tergolong kedalam pengertian kas, antara lain: a. Uang kertas atau logam yang dikeluarka oleh pemerintah; b. Cek yang belum disetorkan; c. Simpanan di Bank dalam bentuk giro; d. Surat Perintah Membayar (money order) yang setiap waktu dapat ditukarkan dengan uang kepada yang disebutkan dalam surat tersebut. e. Cashier s check yaitu cek yang dibuat oleh suatu Bank sehingga merupakan surat perintah dari Bank kepada Bank itu sendiri. Bentuk ini

telah dikembangkan, dikarenakan cek yang ini lebih terjamin pembayarannya; f. Traveler s check ialah cek yang dikeluarkanoleh suatu Bank untuk kepentingan orang-orang bepergian atau turis guna membayar hotel dan lain-lain. 2.4.2 Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Kas Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan, oleh karena itu kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik, baik penerimaanya (sumber-sumbernya) maupun penggunaanya (pengeluarannya). Berdasarkan Undang-Undang Nomor. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menjelaskan bahwa Bendahara Penerimaan adalah : Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggung-jawabkan uang pendapatan negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah. Adapun yang merupakan sumber-sumber penerimaan: a. Pendapatan Pajak; b. Pendapatan Retribusi Daerah; c. Pendapatan Hibah; d. Pendapatan Bagi hasil lainnya; e. Dana Alokasi khusus; f. Dana Alokasi umum. Sedangkan definisi Bendahara Pengeluaran menurut Undang-Undang Nomor. 1 Tahun 2004 adalah : Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, mentatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah.

Sumber-sumber pengeluaran kas : a. Belanja Pegawai; b. Belanja Barang dan Jasa; c. Belanja Pemeliharaan; d. Belanja Perjalanan Dinas; e. Belanja Subsidi; f. Belanja Operasi lainnya; g. Belanja tak terduga; h. Bagi hasil Pajak. PSAP No. 3 menyatakan pelaporan arus kas yang timbul dari aktivitas operasi dapat di laporkan atas dasar arus kas bersih dalam hal: 1. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan penerima manfaat (beneficiaries) arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pihak lain daripada aktivitas pemerintah. Salah satu contohnya adalah hasil kerjasama; 2. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk transaksi-transaksi yang perputarannya cepat, volume transaksi banyak, dan jangka waktunya singkat. Menurut Munawir (2007:158) penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan ada yang bersifar rutin atau terus menerus dan ada pula yang bersifat insiden atau tidak terus-menerus. 2.5 Pengertian Laporan Arus Kas Laporan arus kas sangat berguna bagi pemakai laporan keuangan yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan dalam menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus kas merupakan bagian terpenting dalam laporan keuangan. PSAP No. 3 mendefinisikan laporan arus kas adalah : Menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasional, investasi aset non-keuangan, pembiayaan, dan transaksi non-anggaran yang menggambarkan saldo awal penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat atau daerah selama periode tertentu.

Berdasarkan Dwi dan Prika (2002:58), setiap perusahaan diwajibkan untuk membuat sebagai salah satu laporan keuangan utama, jadi laporan arus kas dapat didefinisikan sebagai : Informasi tentang arus kas suatu perusahaan yang berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas atau setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Tetapi berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan tidak diwajibkan membuat laporan arus kas sebagai laporan keuangan utama, dibahas tentang laporan perubahan posisi keuangan yang bertujuan untuk mengikhtisari aktivitas pembiayaan dan investasi selama periode tertentu, dan kebebasan bagi perusahaan dalam menyajikan laporannya dapat disajikan dalam bentuk laporan arus kas atau laporan perubahan posisi keuangan. Jadi harus dilakukanya pengawasan terhadap penerimaan kas dan pengeluaran kas. Arus kas masuk dan arus kas keluar ada yang bersifat kontinyu dan ada yang tidak bersifat kontinyu. Laporan arus kas dimaksudkan untuk membantu para investor, kreditor, dan pemakai eksternal lainnya agar dapat memahami dengan lebih baik tentang aktivitas pembayaran dan investasi suatu perusahaan untuk satu periode tertentu. 2.5.1 Kegunaan Informasi Arus Kas Menurut Sofyan (2008:93) Laporan Arus Kas ini dapat digunakan untuk : 1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan, mengontrol, arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu; 2. Menilai kemungkinan keaadaan arus kas masuk dan arus kas keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen; 3. Menyajikan informasi bagi investor, kreditur, memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan; 4. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang;

5. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas; 6. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu. 2.5.2 Penentuan dan Pengolongan Arus Kas Untuk menentukkan mana arus kas yang masuk ke tiga golongan operasi mana arus kas yang masuk ke tiga golongan operasi, investasi, pembiayaan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Kegiatan Operasional Semua transaksi yang berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi dikelompokkan dalam golongan ini. Menurut PSAP No. 3 Arus kas bersih aktivitas merupakan indikator yang menunjukan kemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus Kas Masuk yang di peroleh : a. Penerimaan Perpajakan; b. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); c. Penerimaan Hibah; d. Penerimaan bagian Laba perusahaan Negara atau Daerah dan Investasi lainya; e. Transfer masuk. Arus Kas keluar digunakan untuk pengeluaran: a. Belanja Pegawai; b. Belanja Barang; c. Bunga; d. Subsidi; e. Hibah; f. Bantuan Sosial; g. Belanja lain-lain atau tak terduga;

h. Transfer keluar. 2. Kegiatan Investasi Disini dikelompokkan transaksi Kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas investasi dan non-kas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Arus kas masuk terjadi jika kas diterima dari hasil atau pengembalian investasi yang dilakukan sebelumnya. Arus Kas masuk yang diterima misalnya : a. Penjualan Aktiva Tetap; b. Penjualan Surat Berharga; c. Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini merupakan kegiatan investasi); d. Penjualan Aktiva lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksi (tidak termasuk persediaan). Arus Kas keluar dari kegiatan ini misalnya : a. Pembayaran untuk mendapatkan Aktiva Tetap; b. Pembelian Investasi jangka panjang; c. Pemberian pinjaman pada pihak lain; d. Pembayaran untuk Aktiva lain yang digunakan dalam kegiatan produktif seperti hak paten (tidak termasuk persediaan yang merupakan persediaan operasional). 3. Kegiatan Pembiayaan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.3 Arus kas dari aktivitas pembiayaan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran, yang bertujuan untuk memprediksi klaim pihak lain terhadap arus kas pemerintah dan klaim pemerintah terhadap pihak lain di masa yang akan datang. Arus Kas masuk dari aktivitas pembiayaan antara lain : a. Penerimaan Pinjaman; b. Penerimaan Hasil Penjualan Surat Negara;

c. Penerimaan dari Disvestasi; d. Penerimaan kembali pinjaman; e. Pencairan dana cadangan. Arus Kas keluar dari Aktivitas Pembiayaan dalam antara lain : a. Penyertaan Modal Pemerintahan; b. Pembayaran pokon pinjaman; c. Pemberian pinjaman jangka panjang; d. Pembentukkan dana cadangan. 2.5.3 Prosedur Penyusunan Arus Kas Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 3 laporan arus kas menyajikan : Informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi asset non keuangan, pembiayaan dan non-anggaran. Bentuk laporan arus kas yang berlaku beragam, hal ini karena disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi dari tiap-tiap perusahaan. Hal ini penting yang harus diperhatikan penyusunan laporan kas ini adalah suatu laporan kas yang disusun harus dapat memberikan gambaran yang secara mudah dapat dimengerti pola penerimaan kas masuk dan pengeluaran yang terjadi. 2.5.4 Tujuan Laporan Arus Kas Secara umum, informasi arus kas membantu untuk menilai kemampuan peusahaan dalam memenuhi kewajibannya, membayar dividen, meningkatkan kapasitas, dan mendapatkan pendanaan. Informasi arus kas juga membantu dalam menilai kualitas laba dan ketergantungan laba pada estimasi dan asumsi tentang arus kas di masa depan. Tujuan laporan arus kas adalah menyediakan informasi arus kas masuk dan arus kas keluar untuk satu periode.

Dalam (PSAP) No.3 tujuan laporan arus kas adalah Memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan. 2.5.5 Pelaporan Arus Kas Menurut Dwi dan Prika (2002:31) Laporan arus kas diklasifikasikan, yaitu : a. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi Aktivitas operasi melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang masuk ke dalam penentuan laba bersih, seperti penerimaan kas atau dari pemberian pelayanan dan pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan untuk akuisisi persediaan dan beban. Jumlah kas kepada pemasok dan karyawan untuk akuisisi persediaan dan beban. Jumlah kas bersih yang diberikan atau digunakan oleh aktivitas operasi adalah angka pokok di dalam laporan arus kas. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukkan apakah dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi, membayar dividen melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus kas aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan, oleh karena itu arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi pendapatan laba rugi bersih. b. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aktivitas Investasi pada umumnya melibatkan aktivitas jangka panjang, dan mencakup : a. Memberikan dan menagih pinjaman;

b. Mengakuisisi dan melepas investasi dalam aktiva jangka panjang yang produktif. Dalam waktu normal, kebanyakan perusahaan menggunakan kas untuk mengembangkan atau meningkatkan aktiva jangka pendek, sehingga kas dari aktivitas investasi biasanya negatif. c. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Aktivitas Pendanaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik mencakup : a. Mendapatkan dari kreditor dan membayar kembali jumlah yang dipinjam; b. Mendapatkan modal dari pemilik dan memberikan kepada mereka investasi kembali dan hasil pengembalian atas investasi mereka. Dalam aktivitas pendanaan arus kas masuk merupakan kegiatan mendapatkan dana untuk kepentingan perusahaan, contoh arus kas masuk dari aktivitas pendanaan, seperti penerbitan saham baru dan penerbitan hutang (obligasi). Arus kas keluar adalah pembayaran kembali kepada pemilik dan kreditor atas dana yang diberikan sebelumnya, Contoh arus kas keluar dari aktivitas pendanaan, seperti pembayaran deviden, penarikan kembali saham, dan pembayaran hutang jangka panjang. Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal. Tidak ada penjelasan untuk dapat dibuat mengenai arus kas dari aktivitas pendanaan dalam perusahaan yang sehat, jumlah ini dapat positif atau negatif. Untuk lebih mudahnya perubahan pos laba rugi, aktiva lancar dan utang lancar dikelompokkan sebagai arus kas pendanaan dan pos aktiva tetap, dan penyertaan dikelompokkan sebagai arus kas dari investasi. Sedangkan menurut PSAP No.03 klasifikasi arus kas adalah aktivitas operasi, investasi asset non-keuangan, pembiayaan, dan non-anggaran memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi kas dan setara kas

pemerintah. Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan antar aktivitas operasi, investasi aset non-keuangan, pembiayaan, dan non-anggaran. 1. Aktivitas Operasi Arus kas bersih dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan operasi pemerintahan dalam menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. 2. Aktivitas Investasi Aset Non-Keuangan Arus kas dari aktivitas aset non-keuangan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat di masa yang akan datang. 3. Aktivitas pembiayaan Arus kas dari aktivitas pembiayaan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran, yang bertujuan untuk memprediksi klaim pihak lain terhadap arus kas pemerintah dan klaim pemerintah terhadap pihak lain di masa yang akan datang. 4. Aktivitas Non-Anggaran Arus kas dari aktivitas non-anggaran mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan pemerintah. Arus kas dari aktivitas non-anggaran antara lain Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dn kiriman uang. PFK menggambarkan kas yang berasal dari jumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah Membayar atau diterima secara tunai untuk pihak ketiga misalnya potongan Taspen dan Askes. Kiriman uang menggambarkan mutasi kas antar rekening kas Negara/Daerah.

2.5.6 Entitas Pelaporan Arus Kas Entitas pelaporan arus kas menurut PSAP No.3 adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan keuangan yang terdiri dari : a. Pemerintahan Pusat; b. Pemerintahan Daerah; c. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/ daerah atau organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksudkan wajib membuat laporan arus kas. Entitas pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan laporan arus kas adalah unit organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Unit organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan adalah unit yang ditetapkan sebagai bendaharawan umum negara/ daerah dan atau kuasa bendaharawan umum negara/daerah. Entitas pelaporan pusat/daerah sebaiknya menggunakan metode langsung dalam melaporkan arus kas. Keuntungan metode langsung adalah sebagai berikut : a. Menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengestimasikan arus kas di masa yang akan datang; b. Lebih mudah dipahami oleh pengguna laporan; c. Data tentang kelompok penerimaan dan pengeluaran kas bruto dapat langsung diperoleh dari catatan akuntansi. 2.5.7 Langkah Penyusunan Laporan Arus Kas Arus kas masuk (cash inflow) dan arus keluar (cash outflow) baik dari aktivitas investasi maupun pendanaan satu dengan lainnya disajikan terpisah, yang berarti disajikan terpisah yang berarti disajikan terpisah, yang berarti disajikan bruto. Sebagai contoh, arus kas keluar untuk pembelian aktiva tetap dilaporkan terpisah dari arus kas masuk dari penjualan aktiva tetap.

Kenaikkan atau penurunan bersih dari kas (dan juga setara kas ) yang dilaporkan selama suatu periode suatu periode harus merekonsiliasikan antara saldo awal dan saldo akhir seperti yang dilaporkan pada neraca. Menurut Dwi dan Prika (2002:34), tidak seperti laporan keuangan utama lainnya seperti neraca, laba-rugi, laporan arus kas tidak disusun dari neraca saldo setelah penyesuaian. Informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan arus kas umumnya diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut: 1. Neraca Komparatif, yang memberikan informasi tentang perubahan dalam aktiva, utang, dan modal; 2. Laporan Laba-Rugi (dan perubahan saldo laba), yang memberikan informasi tentang laba bersih dan komponennya serta pembayaran dividen selama suatu periode; 3. Informasi pendukung, yang diperoleh dari hasil analisis perubahan rekening-rekening neraca yang memberikan informasi tentang sebabsebab perubahan kas dan setara kas. Untuk menyusun laporan arus kas,baik dengan metode langsung atau dengan tidak langsung, ditempuh empat langkah sebagai berikut: 1. Menghitung perubahan saldo rekening kas dan setara kas dengan membandingkan antara saldo awal dan saldo akhir (neraca). Hasil langkah ini menyajikan kenaikkan atau penurunan bersih kas dan setara kas selama periode berjalan; 2. Menghitung perubahan bersih setiap rekening neraca selain rekening kas dan setara kas, yang menjelaskan mengapa rekening kas dan setara kas, kas berubah; 3. Menentukan arus kas (dipisahkan dalam tiga klasifikasi), aktivitas investasi dan pendanaan bukan kas, dan pengaruh perubahan kurs valuta asing. Informasi yang di gunakan adalah neraca komparatif, laporan laba-rugi periode berjalan dan informasi tambahan; 4. Menyusun Laporan arus kas atas dasar hasil langkah-langkah sebelumnya.

2.5.8 Metode Penyusunan Laporan Arus Kas Menurut Sofyan (2008:96) menyajikan laporan arus kas ini dapat digunakan dua metode yaitu : 1. Metode Langsung (Direct method) Metode langsung adalah metode yang sederhana, yang hanya terdiri atas arus kas operasi yang dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu penerimaan kas dan pengeluaran kas. A. Arus Kas Operasional Kas masuk dari Penjualan Kas keluar Pembayaran tenaga kerja () Pembayaran kepada supplier () Pembayaran Biaya Operasi () Arus Kas Masuk (bersih dari aktivitas operasi) B. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus kas masuk dari Penjualan Aktiva Arus Kas keluar Pembelian Aktiva () Arus Kas Masuk (keluar) bersih Aktivitas Investasi () C. Arus kas dari Aktivitas Pendanaan Arus Kas masuk Diterima dari Penjualan Saham Diterima dari Dana obligasi Arus Kas Keluar Dibayar Pokok Utang Jangka () Dibayar Treasury Stock () Dibayar Dividen () Arus kas masuk (keluar) dari aktivitas Pendanaan D. Saldo Kas Awal Dan Akhir Kenaikan Kas periode ini Saldo Kas Awal Periode Saldo Kas Akhir Periode X Gambar 2.1 PT. X Laporan Arus Kas Tahun yang berakhir Per 31 Desember Metode Langsung Sumber : Harahap (2008:98)

2. Metode Tidak Langsung Metode tidak langsung adalah metode yang menentukan dan menyajikan laba bersih berbasis akrual dengan perubahan aktiva atau utang lancar yang berkaitan. Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dari dengan mengkoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Metode ini tidak menentukan kategori utama dari arus kas operasi seperti halnya pada metode langsung. Penyesuaian yang dilakukan pada metode ini dimaksudkan untuk mengeluarkan. 1. Pengaruh transaksi bukan kas, seperti depresiasi, amortisasi, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan, atau kerugian valas yang belum direalisir; 2. Pengaruh arus kas masa lalu (misalnya perubahan saldo persediaan) dan akrual dan arus kas yang diharapkan di masa datang (misalnya perubahan piutang dan utang); 3. Pengaruh semua unsur pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan arus kas investasi pendanaan, seperti laba atau rugi penjualan aktiva tetap; 4. Pengaruh perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan. A. Arus Kas Operasional Laba Rugi bersih Kenaikan Piutang Dagang Kenaikan Persediaan Biaya Penyusutan Kenaikan Utang Gaji Arus Kas Masuk (bersih dari aktivitas operasi) B. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Penjualan Aktiva Tetap Pembelian Aktiva Tetap () () ()

Arus Kas Masuk (keluar) bersih Aktivitas Investasi C. Arus kas dari Aktivitas Pendanaan Penjualan Saham Diterima Dana Obligasi Dibayar pokok Utang Dibayar Treasury Stock Dibayar Dividen Arus kas masuk (keluar) dari aktivitas Pendanaan D. Saldo Kas Awal Dan Akhir Kenaikan Kas periode ini Saldo Kas Awal Periode Saldo Kas Akhir Periode () () () () X Gambar 2.2 PT. X Laporan Arus Kas Tahun yang berakhir Per 31 Desember Metode Tidak Langsung Sumber : Harahap (2008:104)