MANAJEMEN KEUANGAN JANKA PENDEK

dokumen-dokumen yang mirip
Manajemen Keuangan. Modal Kerja dan Pengelolaan Kas. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Oleh. Erfin Winda Sari

MANAJEMEN KAS. Minggu 7 1

MODUL PERKULIAHAN. Manajemen Keuangan PERENCANAAN KEUANGAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB MANAJEMEN KAS A. Kas dan Aliran Kas

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

L2

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

Deddy Supardi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH AKTIVA

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN NILAI WAKTU UANG. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Helsinawati, SE, MM Bisnis

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

30 Juni 31 Desember

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK PERIODE TAHUN

DAFTAR PUSTAKA. Sartono, Agus Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

BAB I ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP IMBAL HASIL SAHAM PERUSAHAAN

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

Manajemen Keuangan. Laporan neraca Laporan rugi/laba Laporan aliran kas Analisa common size Analisa indeks. Septiani Juniarti, SE.MM.

MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Helsinawati, SE, MM Bisnis

PT GARUDA METALINDO Tbk

Motif Penahanan Kas John Maynard Keynes

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

ØMotif aspekulasi ØMotif precautionary atau berjaga-jaga ØMotif transaksi

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. Modul ke: 06FEB. LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani. Fakultas. Fitri Indriawati, SE., M.Si

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

Fokus utama dari pelaporan keuangan adalah laba. Informasi laba merupakan indikator utk menilai kemampuan perusahaan dlm menghasilkan kas di masa

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

30 September 31 Desember Catatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

EKMA4213 MANAJEMEN KEUANGAN (Modul 3)

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

BAB II LANDASAN TEORI

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 31 Juli 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 30 April 2018 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

- 7. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo )

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

LAPORAN POSISI KEUANGAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA PER JANUARI 2015 (dalam jutaan rupiah)

A. SURAT BERHARGA PASAR UANG (SBPU) YANG DIPERDAGANGKAN ADALAH:

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 30 November 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

Manajemen Kas dan surat surat berharga

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 28 Februari 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 30 September 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

Flow Chart PT. Asiaplast Industries Tbk tahun 2009

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Per 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk

MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Helsinawati, SE, MM Bisnis

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 126,249, Tabungan 150,395, Simpanan berjangka 176,843, Dana investasi revenue sharing

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 140,517, Tabungan 169,907, Simpanan berjangka 177,035, Dana investasi revenue sharing

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 127,892, Tabungan 151,961, Simpanan berjangka 171,717, Dana investasi revenue sharing

LAPORAN POSISI KEUANGAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA PER NOVEMBER 2014 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Desember 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Oktober 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Januari 2017

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB II LANDASAN TEORI

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 28 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 28 FEBRUARI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MEI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2018

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 28 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 28 FEBRUARI 2018

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2018

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 DESEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 DESEMBER 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 DESEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 DESEMBER 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Transkripsi:

MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN MANAJEMEN KEUANGAN JANKA PENDEK Fakultas Program Studi Tatap Muka EKONOMI DAN BISNIS MANAJEMEN-S1 Abstract 11 Diisi dengan abstract Berdasarkan data laporan keuangan Manajer dapat menganalisa dan mengambil keputusan tentang kas dan pembiayaan jangka pendek. Kode MK 84008 Kompetensi Disusun Oleh HELSINAWATI,SE, MM Mahasiswa diharapkan biisa menganalisa manajemen keuangan jangka pendek dan manajemen kas

MANAJEMEN KEUANGAN JANGKA PENDEK 11.1. Jangka Pendek Jangka Pendek (Short-term financial management), merupakan pengelolaan aset lancar (kas,dan setara kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan aset lancar perusahaan (hutang dagang, hutang jangka panjang yang pelunasannya sisa satu tahun, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya hutang lancar dalam jumlah besar berakibat pada saat jatuh tempo perusahaan tidak dapat membayar. Pembiayaan Jangka Pendek (Short-Term Financing) merupakan hutang dengan jangka waktu pelunasannya selama satu tahun atau kurang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan aset lancar. Jenis Pendanaan Jangka Pendek 1. Pendanaan Spontan (Spontaneous financing) Pendanaan Spontan (Spontaneous financing) adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari penjualan perusahaan) atau merupakan jenis pendanaan yang diperoleh dari operasi normal perusahaan dengan dua sumber pembiayaan meliputi hutang dagang (account payable) dan kewajiban yang masih harus dibayar (accruals hutang akibat jasa yang diterima yang pembayarannya belum dilakukan). Contoh Jenis Pendanaan Spontan Jenis pendanaan ini mengikuti kegiatan perusahaan. Ada beberapa contoh jenis pendanaan yang spontan: hutang dagang dan rekening-rekening akrual. Hhutang dagang timbul karena perusahaan membeli pasokan dari supplier dengan kredit. Mengevaluasi Tawaran Potongan Kas Potongan kas bisa dilakukan oleh perusahaan yang memberikan penjualan kredit (kreditor). Tujuan potongan tersebut adalah agar debitur melunasi hhutangnya lebih 2

cepat. Biaya ditanggung oleh kreditor. Tetapi jika ada tawaran potongan kas dan perusahaan (debitur) tidak memanfaatkannya, maka ada biaya kesempatan. Contoh : Hutang dagang (account payable) dan hutang akrual (account accruals). Account payable dan Accruals merupakan unsecured short-term financing, yaitu sumber pembiayaan jangka pendek yang diperoleh tanpa menjaminkan aset tertentu sebagai agunan. Jenis pendanaan ini memiliki karakter jika aktifitas perusahan berubah maka sumber pendanaan pun ikut berubah secara otomatis. Beberapa bentuk sumber dana spontan antara lain : hutang dagang rekening-rekening akrual (misalnya pembayaran upah/gaji atau pembayaran pajak). Hutang dagang timbul karena perusahaan membeli pasokan dari supplier dengan kredit, sedang hutang pajak terjadi karena pajak dibayar setiap tanggal tertentu dalam satu tahunnya. rata hutang dagang = Nilai Hutang / Perputaran Hutang Perputaran hutang dalam setahun = Periode Waktu / Jangka Waktu Kredit Contoh: Perusahaan ditawarkan term kredit : 2/10 n/30. Term ini berarti, jika perusahaan melunasi hutang dagang pada hari ke-10 atau sebelumnya, maka akan mendapat potongan sebesar 2%. Hutang dagang tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 30 hari. Biaya bunga efektif (kd) dari tawaran tersebut bisa dihitung sebagai berikut ini (satu tahun diasumsikan 360 hari). 2 360 kd = ----- ------ = 36,7% 98 20 2. Pendanaan Tidak Spontan (non spontaneous financing) adalah jenis Pendanaan yang tidak berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan 3

perusahaan. Contoh : hutang yang diperoleh dari bank. Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa untuk memperoleh, menambah maupun mengurangi dana, perusahaan membutuhkan waktu untuk negoisasi atau perundingan secara formal. Beberapa bentuk sumber dana tidak spontan antara lain: a) Commersial Paper. Merupakan surat hutang jangka pendek (jangka waktu 30-90 hari), tanpa jaminan yang dikeluarkan perusahaan besardan dijual langsung ke investor. Biasanya hanya perusahaan besar yang bisa mengeluarkan commersial paper. b) Pinjaman Kredit. Berasal dari lembaga keuangan dan lembaga keuangan non bank. Pinjaman dari bank ada 2 jenis : (a) Kredit Transaksi, yaitu kredit yang ditujukan untuk tujuan spesifik tertentu. (b) Kredit Lini (Line of Credit), dengan pinjaman ini, peminjam bisa meminjam meminjam sampai jumlah maksimum tertentu, yang menjadi plafon (batas atas pinjaman). c) Factoring atau anjak piutang berarti menjual piutang dagang. Dari segi perusahaan yang mempunyai piutang, factoring mempunyai manfaat karena perusahaan tidak perlu menunggu sampai piutang jatuh tempo untuk memperoleh kas. Piutang juga memperoleh manfaat karena factoring merupakan alternative investasi. d) Menjaminkan Piutang. Alternatif lain dari menjual piutang adalah menggunakan piutang sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman (pledging receivables). Dengan alternatif ini, kepemilikan piutang masih ada di tangan perusahaan. Jika pinjaman tidak terbayar, piutang yang dijadikan jaminan bisa digunakan untuk melunasi pinjaman (penjaminan bisa dilakukan atas semua piutang). e) Menjaminkan Barang Dagangan (Persediaan). Perusahaan bisa menjaminkan barang dagangan untuk memperoleh pinjaman. Prosedur yang dipakai akan sama dengan penjaminan piutang. Pemberi jaminan akan mengevaluasi nilai persediaan, kemudian akan memberikan pinjaman dalam presentase tertentu dari nilai persediaan yang dijaminkan. f) Akseptasi Bank. Merupakan pernyataan kesanggupan bank pengaksep untuk melakukan pembayaran atas suatu wesel berjangka yang diterbitkan eksportir, pada saat jatuh tempo wesel dimaksud atau merupakan janji untuk membayar oleh pihak tertarik dengan cara membubuhkan tanda tangan 4

dalam surat wesel; akseptasi harus dinyatakan dengan kata akseptasi atau dengan cara lain yang sama maksudnya; tanda tangan saja dan pihak tertarik dibubuhkan pada halaman muka, surat wesel sudah berlaku sebagai akseptasi; apabila telah diakseptasi, wesel ni menjadi sama dengan promes, yang berarti dapat diperdagangkan atau dapat dijual kepada pihak lain sebelum tanggal jatuh tempo (acceptance) akseptor g) Repo (repurchase agreement). suatu perjanjian antara penjual & pembeli atas efek-efek dimana penjual berjanji untuk membeli kembali efek-efek yang dimaksud pada harga yang disepakati bersama dan pada jangka waktu yang telah ditentukan. 11.2. Manajemen Kas Pengertian Kas Kas dan setara kas merupakan dana tunai perusahaan yang dalam asset lancar merupakan dana yang sangat likuid. Kas dan setara kas terbagi menjadi : a. Penerimaan kas Merupakan sumber pembiayaan kas, berasal dari setoran modal, penjualan, penerimaan pembayaran piutang, penjualan asset tetap dan pinjaman/hutang b. Pengeluaran kas Merupakan alokasi penggunaan kas, digunakan untuk beban operasional, pembayaran hutang, penyerahan piutang, pembelian persediaan, pembelian asset tetap Sumber dan Penggunaan Kas Telah dijelaskan diatas bahwa kas dan setara kas merupakan dana yang paling likuid dalam perusahaan.dalam membuat laporan perubahan dana yang digunakan adalah data kas dan setara kas Sedangkan dalam Laporan sumber dan pengunaan kas data yang digunakan adalah data selain kas dan setara kas. 1. Dalam membuat laporan sumber dan penggunaan dana data yang digunakan adalah data selain kas dan setara kas. 5

2. Dalam membuat laporan sumber dan menggunaan dana menggunakan alat bantu analisa variance atau analisa trend. 3. Data yang digunakan dalam analisa bisa berupa perbandingan realisasi antara tahun dasar dengan tahun selanjutnya atau berupa perbandingan antara realisasi dengan budget 4. Sumber Kas adalah semua data pada neraca dan laporan laba rugi yang mengalami perubahan pada posisi kredit. 5. Penggunaan Kas adalah semua data pada neraca dan laporan laba rugi yang mengalami perubahan pada posisi debet. 6. Jika yang digunakan untuk analisa data neraca saja, maka semua data masuk dalam analisa. 7. Bila data yang digunakan adalah data neraca dan laporan laba rugi, maka data pada neraca harus dikeluarkan laba tahun berjalanannya atau laba tahun ini. Pendapat Bambang Riyanto (1977;79): sumber dan penggunaan dana tersebut dapat dalam arti yang sempit seperti kas. Dan dapat pula dalam arti yang luas sebagai modal yang kesemuanya tergantung dari perusahaan dalam memperlakukannya" Menurut Suad Husnan (1994;166): sumber dana dan penggunaan dana merupakan satu keterkaitan yang dalam memperolehnya dilaksanakan manajer keuangan dan dikelola untuk membiayai suatu proyek ataupun kegiatan usaha". Arus kas proyek terbagi tiga yaitu: 1. Initial Cash Flow Penggunaan dana untuk pengeluaran investasi pada tahap awal proyek seperti pembebasan tanah, pengurusan perizinan, pembelian mesin dan lainnya. 2. Operational Cash Flow Penggunaan dana atau beban yang dikeluarkan untuk operasional proyek berdasarkan taksiran laba rugi ditambah dengan biaya-biaya tidak tunai seperti penyusutan, biaya kerugian piutang. 3. Terminal Cash Flow Arus kas yang didapatkan saat proyek berakhir yang merupakan nilai sisa atau 6

residu dari investasi. 11.2.1. Motif Menyimpanan Uang Berdasarkan teori ekonomi dengan teori Liquidity Preference dari John Meynard Keynes bahwa masyarakat cenderung untuk menguasai uang dalam bentuk tunai dengan motif sebagai berikut : 1. Motif Transaksi ( Transaction Motive ) Kas digunakan untuk menjalankan operasional membeli, membuat dan menjual. atau kegiatan sehari-hari seperti 2. Motif Berjaga-Jaga ( Precantionary Motive ) Menyimpan atau menahan arus kas kas masuk dan keluar berkaitan dengan masalah yang tidak terduga. 3.Motif Kebutuhan Masa yang akan datang (Spekulasi ) Menyimpan kas untuk kebutuhan masa depan yang berhubungan dengan investasi 4. Motif Kebutuhan Saldo Kompensasi Menyimpan kas untuk memenuhi kebutuhan pinjaman dana sebagai bagi para debitur saldo minimum untuk membayar jasa bank atau kreditor..11.2.2. Penganggaran Kas Merupakan perencanaan proyeksi penerimaan dan pengeluaran kas untuk masa yang akan datang Anggaran kas terbagi dua yaitu; 1. Anggaran penerimaan kas Mengestimasi sumber dana kas untuk pembiayaan perusahaan pada masa yang akan datang. 2. Anggaran pengeluaran kas Mengestimasi alokasi penggunaan dana kas pada masa yang akan datang. Anggaran Kas 7

11.2.3. Model Baumol Model manajemen kas menekankan pada model persediaan,dimana mengakui ada kesamaan antara manajemen persediaan dengan manajemen kas jika dilihat dari aspek keuangan, maka untuk mencari berapa jumlah kas yang optimal pada setiap mengubah sekuritas menjadi kas. Model Baumol ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1952 C = 2.OD/I Keterangan : C = Kas optimal O = Biaya transaksi D = Kebutuhan Kas setahun I = Bunga sekuritas Pada model ini diasumsikan penggunakan kas setiap waktunya sama Contoh : PT. ABC. Mempunyai kebutuhan dana kas dalam setahun Rp. 100 juta, Biaya transaksi Rp. 1 juta, dengan bunga 15 %, maka kas optimal C = 2.OD/I = 2 (100.000.000 x 1.000.000)/0,15 = 1.333.333.333 = Rp. 3.651.484,- 11.2.4. Model Miller dan Orr Model ini untuk kondisi dimana pengeluaran kas mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu secara random. Model menentukan batas atas dan batas bawah saldo kas, serta menentukan saldo kas yang optimal yang perlu dimiliki oleh perusahaan. Untuk menentukan besarnya saldo kas optimal. Asumsi Miller dan Orr 1. Arus kas harian random dan sulit diprediksi, 2. Beban pembelian dan penjualan sekuritas tetap, 3. Transfer yang berasal dari dan ke sekuritas cepat, 4. Trend musiman dari siklus tidak dipertimbangkan, 5. Struktur termin tingkat bunga flat dan tingkat bunga tidak berubah. Model Miller dan Orr pertama kali diperkenalkan pada tahun 1966, dimana model ini digunakan formula sebagai berikut 8

(3 T α² /4i) 1/3 Keterangan : z = Kas optimal T = Biaya tetap untuk melakukan transaksi α² = Penyebaran arus masuk Kas bersih harian i = Bunga sekuritas harian Model Miller and Orr digunakan : 1. Saat saldo kas perusahaan turun hingga mencapai nol, maka perusahaan harus segera mengubah sekuritasnya menjadi kas senilai saldo kas optimal. 2. Saat saldo kas yang dimiliki perusahaan semakin membesar, maka pada batas atas, kas harus diubah menjadi sekuritas. Contoh : PT. XYZ menpunyai nilai batas atas sebesar 3 z.dan batas bawah 0. nilai o = Rp 50.000, σ 2 = (2.300.000) 2 dan i = 12% (0.12 /365 hari) Rp 1/3 Z = [ (3 (50.000) (2.3 juta2))] =[ (6.034) 4(0.12/365) Z = Rp 8.450.000 20 1/3 ] Ini berarti nilai batas atas adalah 3 (8.450.00) = 25,350.000,-. saat saldo kas mencapai Rp 25,350.000, perusahaan harus merubah menjadi sekuritas sebesar Rp 16.900.000 (25.350.000 8.450.000) agar saldo kas kembali Rp 8.450.000 Sebaliknya saat saldo kas Rp 0, perusahaan menjual sekuritas Rp 8.450.000 agar saldo kas kembali menjadi Rp 8,450.000,- Saldo rata-rata dapat diperkirakan sebesar (z +h)/3 3. Model Stone Model Stone mirip dengan Miller dan Orr akan tetapi lebih memberikan perhatian pada manajemen saldo kas daripada penentuan ukuran transaksi kas yang optimal. Ketika saldo mencapai batas pengendalian tertinggi atau batas pengendalian terendah tidak secara otomatis akan melakukan investasi atau disinvestasi sekuritas tetapi melihat terlebih dahulu harapan adanya aliaran kas masuk/keluar beberapa hari yang akan datang. Secara diagram Model stone sebagai berikut 9

h a z 0 waktu Diagram diatas menjelaskan terdapatnya batas pengendalian atas (h) dan batas pengendalian bawah (o) dalam model stone disebut sebagai batas pengendalian luar. Sedangkan h-x dan o+x disebut sebagai batas pengendalian dalam. Apabila saldo kas mencapai titik a (batas pengendalain atas luar) perusahaan harus melihat aliran kas pada beberapa hari yang akan datang untuk memperkirakan apakah saldo kas akan kembali bergerak ke dalam batas pengendalian atas dalam. Apabila saldo kas menuju titik c maka perusahaan tidak perlu melakukan investasi. Tetapi bila saldo kas menuju titik b perusahaan perlu melakukan investasi. Begitu pula bila saldo kas menuju titik f perusahaan perlu melihat aliran kas pada beberapa hari yang akan datang untuk memperkirakan apakah saldo kas akan kembali bergerak ke dalam batas pengendalian atas dalam. Apabila saldo kas menuju titik d maka perusahaan tidak perlu melakukan disinvestasi. Tetapi bila saldo kas menuju titik b perusahaan perlu melakukan disinvestasi sekuritas. Menurut J. Fred Weston (1990;24) bahwa "Penurunan (kenaikan) aset jangka pendek merupakan sumber (penggunaan) dan dan sebaliknya adanya kenaikan (penurunan) hutang jangka pendek merupakan sumber (penggunaan) dana Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua yang berubah pada posisi dikredit merupakan sumber dan semua yang berubah didebet merupakan penggunaan baik pada asset jangka pendek maupun hhutang jangka pendek. Fungsi Analisis Sumber dan Penggunaan Dana.1. Sebagai perencanaan yang merupakan tolok ukur pelaksaanaan pada masa mendatang. 2. Sebagai alat pengendalian atas implementasi sumber dan penggunaan dana 3. Sebagai alat evaluasi untuk mengetahui kinerja tahun lalu dengan tahun sekarang 4. Untuk efisiensi pembiayaan perusahaan 5. Untuk mengatur kelancaran aliran dana masuk dan aliran dana keluar sehingga aktivitas dapat berjalan dengan lancar. 6. Sebagai dasar pencapai target atau tujuan jangka pendek perusahaan. 10

Berikut ini adalah data yang diambil dari Neraca dan Laporan Laba Rugi PT ETAP INDONESIA, Intistitute Akuntan Publik Indonesia laporan tahun 2014 dan 2013, yang akan dianalisa dengan menggunakan analisa trend atau analisa variance, dimana data tahun 2014 dikurangi dengan data tahun 2013. ANALISA VARIANCE NERACA TH 2014 TH 2013 DEBET KREDIT kas dan setara kas 22,882,568 27,227,785 4,345,217 aset lancar yang dibatasi penggunaannya 13,184,229 13,063,402 120,827 investasi efek diperdagangkan 16,471,084 16,345,638 125,446 infestasi efek tersedia untuk dijual 7,917,364 7,865,323 52,041 bagian lancar investasi efek dimiliki hingga jatuh tempo 3,000,000 3,000,000 piutang usaha-bersih 35,441,128 38,505,553 3,064,425 kontrak konstruksi 28,905,476 22,654,982 6,250,494 persediaan 13,117,438 11,235,478 1,881,960 biaya dibayar dimuka 2,213,915 2,077,210 136,705 ASET TIDAK LANCAR - investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak 7,847,095 4,615,795 3,231,300 investasi pada joint venture 5,000,000 5,000,000 investasi pada efek dimiliki hingga jatuh tempo 6,630,000 9,629,000 2,999,000 aset tetap-bersih 65,169,272 53,290,817 11,878,455 properti investasi 13,808,778 13,994,207 185,429 aset tidak lancar lainnya 1,990,319 1,435,237 555,082 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK hutang bank 21,273,888 19,482,093 1,791,795 hutang usaha 44,633,921 35,873,553 8,760,368 hutang pajak 3,384,678 4,573,306 1,188,628 hutang sewa pembiayaan 263,901 259,325 4,576 11

biaya yang masih harus dibayar 17,187,175 14,593,082 2,594,093 hutang bank jangka panjang jatuh tempo 1 tahun 2,000,000 3,000,000 1,000,000 pendapatan tangguhan 5,624,879 1,401,243 4,223,636 kewajiban lancar lainnya 1,801,992 3,163,968 1,361,976 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG - hutang bank jangka panjang 40,000,000 42,000,000 2,000,000 hutang sewa pembiayaan 980,451 1,244,352 263,901 kewajiban imbalan pasca kerja 1,691,782 1,326,436 365,346 EKUITAS - modal saham 75,000,000 75,000,000 - tambahan modal disetor 269,230 269,230 - keuntungan belum direalisasi invt efek tersedia utk dijual 108,315 56,274 52,041 LABA DITAHAN 15,360,674 10,098,604 5,262,070 PENDAPATAN USAHA BERSIH 289,809,854 265,669,762 24,140,092 BEBAN POKOK USAHA 233,909,412 213,365,768 20,543,644 BEBAN USAHA - beban penjualan 12,877,148 11,267,700 1,609,448 beban administrasi & umum 20,111,133 20,661,019 549,886 pendapatan bunga 1,462,834 1,494,070 31,236 bagian laba entitas anak untuk operasi lanjutan 2,481,300 448,932 2,032,368 keuntungan investasi efek tertentu 552,476 658,735 106,259 pendapatan deviden 306,724 245,982 60,742 beban keuangan 4,031,906 3,295,978 735,928 kerugian selisih kurs 1,242,488 2,076,317 833,829 rugi penurunan nilai asset 983,126 436,921 546,205 12

lain-lain bersih 348,137 (804,089) 1,152,226 BEBAN PAJAK PENGHASILAN 7,808,332 7,010,728 797,604 TOTAL 62,417,139 62,417,139 Sumber data Neraca dan Laporan Laba Rugi : PT. ETAP Indonesia, hal 1 2, data diolah Tabel 11.1.LAPORAN PERUBAHAN KAS (DANA) NERACA TOTAL kas dan setara kas 4,345,217 PENURUNAN KAS (4,345,217) Berikut ini adalah analisa variance yang diambil dari data Neraca PT ETAP Indonesia. TABEL 11.2.LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS (DANA) KETERANGAN SUMBER KAS (DANA) (K) TOTAL piutang usaha-bersih 3,064,425 investasi pada efek dimiliki hingga jatuh tempo 2,999,000 properti investasi 185,429 hutang bank 1,791,795 hutang usaha 8,760,368 hutang sewa pembiayaan 4,576 biaya yang masih harus dibayar 2,594,093 pendapatan tangguhan 4,223,636 kewajiban imbalan pasca kerja 365,346 keuntungan belum direalisasi invt efek tersedia utk dijual 52,041 saldo laba 9,660,889 TOTAL 33,701,598 13

PENGGUNAAN KAS (DANA) (D) aset lancar yang dibatasi penggunaannya 120,827 investasi efek diperdagangkan 125,446 investasi efek tersedia untuk dijual 52,041 bagian lancar investasi efek dimiliki hingga jatuh tempo 3,000,000 kontrak konstruksi 6,250,494 Persediaan 1,881,960 biaya dibayar dimuka 136,705 investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak 3,231,300 investasi pada joint venture 5,000,000 aset tetap-bersih 11,878,455 aset tidak lancar lainnya 555,082 hutang pajak 1,188,628 hutang bank jangka panjang jatuh tempo 1 tahun 1,000,000 kewajiban lancar lainnya 1,361,976 hutang bank jangka panjang 2,000,000 hutang sewa pembiayaan 263,901 TOTAL 38,046,815 PENURUNAN KAS (4,345,217) Berikut ini adalah analisa variance yang diambil dari data Neraca dan Rugi Laba PT ETAP Indonesia, dimana data laba ditahan pada neraca harus dikurangi dengan laba bersih yang ada pada Laporan Laba Rugi. TABEL 11.3. PERHITUNGAN LABA DITAHAN SALDO LABA 29,358,454 19,697,565 LABA BERSIH 13,997,780 9,598,961 14

LABA DITAHAN 15,360,674 10,098,604 TABEL 11.4.LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS (DANA) KETERANGAN SUMBER KAS (DANA) (K) TOTAL piutang usaha-bersih 3,064,425 investasi pada efek dimiliki hingga jatuh tempo 2,999,000 properti investasi 185,429 hutang bank 1,791,795 hutang usaha 8,760,368 hutang sewa pembiayaan 4,576 biaya yang masih harus dibayar 2,594,093 pendapatan tangguhan 4,223,636 kewajiban imbalan pasca kerja 365,346 keuntungan belum direalisasi invt efek tersedia utk dijual 52,041 LABA DITAHAN 5,262,070 PENDAPATAN USAHA BERSIH 24,140,092 beban administrasi & umum 549,886 bagian laba entitas anak untuk operasi lanjutan 2,032,368 pendapatan deviden 60,742 kerugian selisih kurs 833,829 lain-lain bersih 1,152,226 TOTAL 58,071,922 PENGGUNAAN KAS (DANA) (D) aset lancar yang dibatasi penggunaannya 120,827 15

investasi efek diperdagangkan 125,446 investasi efek tersedia untuk dijual 52,041 bagian lancar investasi efek dimiliki hingga jatuh tempo 3,000,000 kontrak konstruksi 6,250,494 Persediaan 1,881,960 biaya dibayar dimuka 136,705 investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak 3,231,300 investasi pada joint venture 5,000,000 aset tetap-bersih 11,878,455 aset tidak lancar lainnya 555,082 hutang pajak 1,188,628 hutang bank jangka panjang jatuh tempo 1 tahun 1,000,000 kewajiban lancar lainnya 1,361,976 hutang bank jangka panjang 2,000,000 hutang sewa pembiayaan 263,901 BEBAN POKOK USAHA 20,543,644 beban penjualan 1,609,448 pendapatan bunga 31,236 keuntungan investasi efek tertentu 106,259 beban keuangan 735,928 rugi penurunan nilai asset 546,205 BEBAN PAJAK PENGHASILAN 797,604 TOTAL 62,417,139 PENURUNAN KAS (4,345,217) 16

Daftar Pustaka Arthur J. Keown, David F. Scott Jr, John D. Martin, J. William Petty. 2002. Introduction Financial Management. Prentice- Hall, Inc. Weston, J Fred and Eugene F Brigham, 2004. Managerial Finance, Tenth Edition, Dryden Press, Hinsdale Illinois. Husnan, Suad, 1990., Teori dan Penerapan, Edisi Pertama, Cetakan ketiga, BPFE Yogyakarta. 17