III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai metode yang mempelajari

dokumen-dokumen yang mirip
V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur petani bunga krisan akan berpengaruh pada proses budidaya tanaman

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. dengan menggambarkan atau menjelaskan suatu obyek kelompok secara detail

MOTIVASI PETANI DALAM USAHATANI TANAMAN BUNGA KRISAN DI DESA HARGOBINANGUN KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN

MOTIVASI PETANI DALAM USAHATANI TANAMAN BUNGA KRISAN DI DESA HARGOBINANGUN KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. adalah metode deskriptif analisis. Metode deskripsi yaitu suatu penelitian yang

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman,

I. PENDAHULUAN. tantangan yang sangat berbeda sifatnya dibandingkan masa-masa lalu. Tantangan

III. METODE PENELITIAN. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif (descriptive research) bermaksud

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur responden petani mina padi yaitu berkaitan dengan kemampuan

III. METODE PENELITIAN A.

III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini. Faktor-faktor yang diteliti dalam

III. METODE PENELITIAN. kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian penelitian. Konsep

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta dengan jarak 20,2 km dari ibukota provinsi daerah istimewa

III. METODE PENELITIAN. bermitra dengan UPT Balai Benih Pertanian Barongan Kabupaten Bantul.

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis. Tujuan metode deskriptif analisis ini adalah untuk membuat

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

I. PENDAHULUAN. Tanaman hortikultura merupakan komoditas yang memiliki masa depan cerah. dalam pemulihan perekonomian Indonesia di waktu mendatang.

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

INTERNALISASI MODAL SOSIAL DALAM KELOMPOK TANI GUNA MENINGKATKAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DI KABUPATEN JEMBER. Sri Subekti Fak. Pertanian RINGKASAN

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

BAB III. METOLODOLGI

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey. Menurut Tika

III. METODE PENELITIAN. sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Gambar 5 Disain Penelitian.

BAB VII FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGORGANISASIAN KEGIATAN USAHATANI

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

BAB II METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai

ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan penelitian deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN. Rumah tangga petani di Kecamatan Bandungan sebagian besar bergantung

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Terhadap Kualitas Pelayanan Puskesmas Menganti Gresik, peneliti

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel- variabel yang menjadi perhatian

III. METODE PENELITIAN. yaitu metode pengamatan atau penyelidikan secara kritis untuk memperoleh

III. METODE PENELITIAN

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendapatan usahatani per musim. Petani yang menjadi objek penelitian adalah

METODE PENELITIAN. dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. secara seksama untuk mencapai suatu tujuan, Cholid Narbuko, (2007:1).

METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 1.1 Waktu dan Tempat Penelitian 1.2 Jenis Penelitian 1.3 Teknik Pengambilan Sampel

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji sesuai

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dasar pertimbangan bahwa di sekolah tersebut terdapat siswa-siswi yang masih

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data

ABSTRAK PENDAHULUAN. Akhmad Ansyor, Zikril Hidayat dan Nia Kaniasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai metode yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat dan situasi-situasi tertentu, ternasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikapsikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena sekaligus membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis mengenai motivasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi petani tanaman bunga krisan di Desa Hargobinangun Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Teknik penelitian ini menggunakan teknik survey, yaitu teknik yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang intuisi sosial, dan ekonomi di Desa Hargobinangun Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Hargobinangun Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman yang dijadikan dengan pertimbangan wilayah tersebut merupakan satu-satunya wilayah di Kabupaten Sleman yang membudidayakan tanaman bunga krisan. Terdapat tiga desa yang membudidayakan tanaman bunga krisan di Kecamatan Pakem, yakni Harjobinangun, Pakembinangun, dan Hargobinangun, namun budidaya tanaman bunga krisan terkonsentrasi pada Desa Hargobinangun 1

2. B. Responden Penelitian Populasi adalah subjek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang kemudian dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiono, 2012). Penelitian ini menggunakan metode sensus dengan menjadikan semua petani yang membudidayakan tanaman bunga krisan di Desa Hargobinangun Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman yang berjumlah 20 orang sebagai responden. Keseluruhan petani dijadikan responden hal tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran informasi secara menyeluruh tanpa adanya informasi yang bias. C. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari petani sebagai responden dan pengamatan langsung di lapangan. Data yang diambil diantaranya terkait profil petani tanaman bunga krisan, motivasi petani, serta, faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi motivasi usahatani tanaman bunga krisan. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang tidak diambil secara langsung dari responden atau narasumber. Data seknder diperoleh dari dari buku, jurnal dan lembaga atau instansi yang ada kaitannya dengan penelitian. Data sekunder yang diambil berupa monografi Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman.

3 D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi merupakan cara pengumpulan data tentang profil petani, faktor yang mempengaruhi motivasi, motivasi petani dan data pendukung dengan pengamatan serta pencatatan secara langsung terkait dengan usahatani tanaman bunga krisan dan objek yang diteliti yaitu petani tanaman bunga krisan. 2. Wawancara Wawancara merupakan cara pengumpulan data tentang profil petani, faktor yang mempengaruhi motivasi, motivasi petani dan data pendukung dengan mengajukan pertanyaan secara langsung menggunakan kuisioner yang telah di tetapkan. E. Asumsi dan Pembatasan Masalah Asumsi dalam penelitian ini adalah dianggapnya sama keadaan fisik, keadaan alam, dan hasil produksi terjual semua dalam setiap musim tanam. Petani yang dijadikan responden ini adalah petani yang membudidayakan tanaman bunga krisan pada saat penelitian berlangsung.

4 F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Petani merupakan petani tanaman bunga krisan yang masih aktif dalam berusahatani tanaman bunga krisan. Masing masing responden terbedakan atas karakteristiknya yaitu: umur, pekerjaan, dan penguasaan lahan.. a. Umur adalah usia petani bunga krisan saat dilakukan penelitian yang dinyatakan dalam satuan tahun. b. Pekerjaan merupakan mata pencaharian yang dimiliki oleh responden diluar usahatani bunga krisan. c. Penguasaan lahan merupakan status kepemilikan lahan dan luasan lahan yang digunakan dalam usahatani bunga krisan 2. Motivasi merupakan suatu kondisi yang mendasari atau mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas dalam rangka untuk mencapai tujuannya. Motivasi petani dalam usahatani tanaman bunga krisan dibagi menjadi tiga jenis motivasi sebagai berikut:. a. Kebutuhan akan keberadaan (existence) adalah kebutuhan yang dipuaskan oleh pemenuhan kebutuhan pokok, peningkatan ekonomi dan tabungan.

5 Tabel 1 Pengukuran Variabel Kebutuhan Keberadaan (Existence) No Indikator Kriteria 1 Membudidayakan tanaman bunga krisan sebagai salah satu usaha memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari 3) Apabila hasil yang diperoleh cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi hingga panen selanjutnya 2) Apabila hasil yang diperoleh tidak cukup atau hanya tambahan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi 1) Apabila hasil yang diperoleh tidak untuk memenuhi kebutuhan konsumsi 2 Membudidayakan tanaman bunga krisan sebagai salah satu usaha memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal 3 Membudidayakan tanaman bunga krisan di tabung untuk berjaga jaga kalau ada keperluan mendadak 4 Membudidayakan tanaman bunga krisan untuk biaya pendidikan 5 Membudidayakan tanaman bunga krisan sebagai modal usaha baru 3) Apabila hasil yang diperoleh cukup untuk membeli atau membuat rumah baru 2) Apabila hasil yang diperoleh tidak cukup untuk memperbaiki rumah yang ada 1) Apabila hasil yang diperoleh tidak untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal 3) Apabila hasil yang diperoleh untuk di tabung 2) Apabila hasil yang diperoleh di tabung sebagian 1) Apabila hasil yang diperoleh tidak untuk di tabung 3) Apabila hasil yang diperoleh cukup untuk memenuhi biaya pendidikan 2) Apabila hasil yang diperoleh tidak cukup untuk memenuhi biaya pendidikan 1) Apabila hasil yang diperoleh tidak untuk memenuhi biaya pendidikan 3) Apabila hasil yang diperoleh cukup untuk memulai usaha baru 2) Apabila hasil yang diperoleh tidak cukup untuk meningkatkan atau mengembangkan usaha yang telah ada 1) Apabila hasil yang diperoleh tidak untuk modal usaha

6 b. Kebutuhan Keterkaitan (relatedness) adalah kebutuhan yang mendorong petani untuk memenuhi kebutuhan kejiwaan seperti perasaan ingin dihargai dan dihormati atau hubungan sosial dengan masyarakat sekitar. Tabel 2 Pengukuran Variabel Kebutuhan Keterkaitan (relatedness) No Indikator Kriteria 1 Membudidayakan tanaman bunga krisan dapat membuka kesempatan bekerjasama dengan orang lain 3) Dengan budidaya tanaman bunga krisan petani memiliki keinginan untuk menjalin hubungan dengan 4 elemen masyarakat 2) Dengan budidaya tanaman bunga krisan petani memiliki keinginan untuk menjalin hubungan dengan 2-3 elemen masyarakat 1) Dengan budidaya tanaman bunga krisan petani memiliki keinginan untuk menjalin hubungan dengan 1 elemen masyarakat 2 Membudidayakan tanaman bunga krisan memungkinkan petani untuk lebih sering berkomunikasi dengan orang lain 3 Membudidayakan tanaman bunga krisan memungkinkan petani untuk membantu petani lain dalam usahatani tanaman bunga krisan 4 Apabila membudidayakan tanaman bunga krisan petani memiliki keinginan untuk dihargai atau dihormati oleh petani lain atau masyarakat 3) Dengan budidaya tanaman bunga krisan petani memiliki keinginan untuk menjalin komunikasi dengan dengan 4 elemen masarakat 2) Dengan budidaya tanaman bunga krisan petani memiliki keinginan untuk menjalin komunikasi dengan 2-3 elemen masyarakat 1) Dengan budidaya tanaman bunga krisan petani memiliki keinginan untuk menjalin komunikasi dengan 1 elemen masyarakat 3) Apabila petani membudidayakan tanaman bunga krisan bertujuan untuk mempererat persaudaraan dan ada keinginan untuk saling membantu dengan petani lain secara sukarela 2) Apabila petani membudidayakan tanaman bunga krisan bertujuan untuk kepentingan sendiri dan kadang-kadang bersedia membantu petani lain 1) Apabila petani membudidayakan tanaman bunga krisan bertujuan hanya untuk kepentingan sendiri tanpa mau membantu petani lain 3) Ada keinginan untuk dihargai dan dihormati oleh petani lain dan masyarakat 2) Ada sedikit untuk dihargai dan dihormati oleh petani lain dan masyarakat 1) Tidak ada keinginan untuk dihargai dan dihormati oleh petani lain dan masyarakat

7 c. Kebutuhan pertumbuhan (growth) adalah kebutuhan yang berhubungan dengan perkembangan atau peningkatan pengetahuan dan kontribusi dalam pertemuan rutin. Tabel 3 pengukuran variabel kebutuhan pertumbuhan (growth) No Indikator Kriteria 1 Mengikuti pelatihan meningkatkan pengetahuan tentang budidaya tanaman bunga krisan. 3) 5 pemahaman tentang tanaman bunga krisan 2) 3-4 pemahaman tentang tanaman bunga krisan 1) 2 pemahaman tentang tanaman bunga krisan 2 Kontribusi petani dalam pertemuan rutin petani krisan 3) Aktif dalam diskusi 2) Aktif jika diminta. 1) Hanya sekedar hadir 3) Faktor internal yang mempengaruhi motivasi adalah karakteristik atau ciri-ciri pribadi petani yang diduga berhubungan dengan motivasi petani dalam usahatani tanaman bunga krisan, yang meliputi: pendidikan, penerimaan, dan pengalaman berusahatani. a. Pendidikan formal adalah tingkatan pendidikan yang dicapai responden pada bangku sekolah lainnya berdasarkan ijazah terakhir yang dimiliki, diukur dengan tingkat pendidikan formal tertinggi responden. b. Pendidikan non formal merupakan pendidikan yang diperoleh diluar bangku sekolah atau lembaga pendidikan formal. Diukur dengan frekuensi partisipasi responden dalam pelatihan, diskusi kelompok dan komunikasi dengan penyuluh atau pendamping untuk berdiskusi yang berhubungan dengan budidaya bunga krisan

8 c. Penerimaan merupakan perolehan dari kegiatan usahatani bunga krisan diukur dengan menghitung besarnya penerimaan yang diperoleh petani selama satu tahun yang dinyatakan dalam satuan rupiah. d. Pengalaman usahatani adalah lamanya responden melakukan usahatani tanaman bunga krisan mulai dari awal hingga wawancara dilakukan, diukur dengan satuan tahun Tabel 4 Pengukuran Variabel Faktor Internal yang Mempengaruhi Motivasi No Variabel Indikator 1 Pendidikan formal Tingkat pendidikan yang dicapai responden dibangku sekolah 2 Pendidikan non formal Frekuensi responden mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan budidaya tanaman bunga krisan. Frekuensi responden mengikuti diskusi kelompok yang berkaitan dengan budidaya tanaman bunga krisan. Frekuensi responden komunikasi dengan penyuluh / pendamping untuk berdiskusi yang berhubungan dengan budidaya bunga krisan 3 Penerimaan Usahatani Besarnya penerimaan dari kegiatan usahatani bunga krisan dalam satu tahun 4 Pengalaman Usahatani Lama responden melakukan usahatani tanaman bunga krisan 4) Faktor eksternal adalah karakteristik atau ciri-ciri yang berasal dari luar pribadi petani yang diduga berhubungan dengan motivasi petani dalam usahatani tanaman bunga krisan, yang meliputi ketersediaan modal usahatani dan resiko usahatani.

9 a. Ketersediaan modal usahatani adalah ketersediaan atau dimilikinya sarana dan prasarana yang berperan dalam usahatani tanaman bunga krisan yang bersumber dari pinjaman pihak swasta atau bantuan dari pemerintah. Tabel 5 Ketersediaan Modal Usahatani No Indikator Kriteria 1 Bantuan dari pihak pemerintah 3) Tersedia bantuan sesuai dengan kebutuhan petani. 1) Tersedia bantuan tetapi masih belum mencukupi. 1) Tidak ada bantuan 2 Pinjaman dari pihak swasta 3) Seluruh modal usahatani bersumber dari pinjaman. 2) Sebagian modal usahatani merupakan pinjaman. 1) Tidak menggunakan pinjaman untuk usahatani b. Resiko usahatani adalah ketidakpastian dalam usahatani yang dapat menimbulkan kerugian terhadap usahatani tanaman bunga krisan. Tabel 6 Resiko Usahatani No Indikator Kriteria 1 Resiko hama dan penyakit 3) Tidak perlu penanganan intensif 1) Perlu penanganan intensif berkala 1) Perlu penanganan intensif setiap hari 2 Resiko keberhasilan panen 3) 91 % hasil panen 2) 71-90 % hasil panen 1) 70 % hasil panen

10 c. Kelembagaan adalah peran Asosiasi Tanaman Hias Bunga dan Daun dalam usahatani krisan berupa penyedia sarana dan prasarana usahatani krisan, penyelenggara diskusi, jaminan pasar, dan jaminan harga. Tabel 7 Kelembagaan No Indikator Kriteria 1 Penyedia sarana dan 3) Tersedia dan bisa dibeli setiap saat prasarana usahatani 2) Tersedia jika dipesan krisan 1) Tidak menyediakan sarana dan prasarana usahatani krisan 2 Penyelenggara diskusi 3) Mengadakan diskusi rutin 2) Mengadakan diskusi jika diminta petani 1) Tidak memfasilitasi diskusi 3 Jaminan Pasar 3) Memberikan kepastian pasar 2) Hanya memberikan kepastian pasar saat-saat tertentu 1) Tidak memberikan kepastian pasar 4 Jaminan harga 3) Memberikan kepastian harga 2) Hanya memberikan kepastian harga saat-saat tertentu 1) Tidak memberikan kepastian harga G. Teknik Analisis Guna mengetahui motivasi petani dalam usahatani tanaman bunga krisan di Desa Hargobinangun Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman digunakan analisis deskriptif yaitu apa motivasi petani dalam usahatani tanaman bunga krisan, serta faktor yang mempengaruhi motivasi usahatani tanaman bunga krisan. Motivasi petani dalam usahatani tanaman bunga krisan dikategorikan menjadi tiga yaitu dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengukur kategori tersebut

11 digunakan rumus interval sebagai berikut: Kategori tingkat motivasi kebutuhan keberadaan (existence) a. Motivasi rendah = 5-8,3 b. Motivasi sedang = 8,4-11,6 c. Motivasi tinggi = 11,7-15 Kategori tingkat motivasi kebutuhan keterkaitan (relatedness) a. Motivasi rendah = 4-6,7 b. Motivasi sedang = 6,8-9,4 c. Motivasi tinggi = 9,5-12 Kategori tingkat motivasi kebutuhan pertumbuhan (growth) a. Motivasi rendah = 2-3,3 b. Motivasi sedang = 1,4-4,6 c. Motivasi tinggi = 4,7-6

12 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengauhi motivasi dengan tingkat motivasi petnani dalam usahatani tanaman bunga krisan di Desa Hargobinangun Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman maka digunakan analisis korelasi untuk mencari keeratan hubungan antara dua variabel dengan rumus koefisien korelasi Rank Spearman sebagai berikut Keterangan rs : Koefisien Rank Spearman n : Jumlah sampel d : Selisih rangking antar variabel Menurut Sugiyono (2012) kategori nilai koefisien korelasi adalah sebagai berikut 0,00 0,199 = Sangat lemah 0,20 0,399 = Lemah 040 0,599 = Sedang 0,60 0,799 = Kuat 0,80 1,000 = Sangat Kuat