Analisis Fatigue Life pada Struktur Boom Pedestal Crane Field Malacca untuk Perpanjangan Masa Operasi

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Fatigue Life Struktur Boom Pada Pedestal Crane Fixed Platform Offshore Daerah Selat Malaka untuk Perpanjangan Masa Operasi

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

RISK ASSESSMENT OF SUBSEA GAS PIPELINE PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA Tbk.

SKRIPSI METALURGI FISIK SIMULASI DAN ANALISIS PENGUJIAN FATIK DENGAN VARIASI BEBAN PADA MATERIAL PADUAN ALUMINIUM DAN MAGNESIUM

I. PENDAHULUAN. untuk diperkirakan kapan terjadinya, dan tidak dapat dilihat secara kasat mata

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

Analisa Kegagalan Crane Pedestal Akibat Beban Ledakan

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL

METODOLOGI PENELITIAN

Bab II STUDI PUSTAKA

STUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN SYMMETRIC INVOLUTE. Disusun oleh Mohamad Zainulloh Rizal

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

Jurnal Teknika Atw 1

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO

6 Analisis Fatigue BAB Parameter Analisis Fatigue Kurva S-N

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

Analisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas)

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS STRUKTUR PRODUK PENGARAH JALAN BENTUK KERUCUT MENGGUNAKAN MSC.NASTRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 Data Operasi Sistem Perpipaan pada Topside Platform

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam

III. METODE PENELITIAN

Sumber :

Studi Kekuatan Puncak Struktur Crane Pedestal Fpso Belanak Akibat Interaksi Gerakan Dinamis Cargo pada Crane

ANALISIS STRUKTUR PRODUK PENGARAH JALAN BENTUK SILINDER MENGGUNAKAN MSC.NASTRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan estimasi waktu penelitian dikisarkan

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut McComac dan Nelson dalam bukunya yang berjudul Structural

Analisis Kekuatan Tangki CNG Ditinjau Dengan Material Logam Lapis Komposit Pada Kapal Pengangkut Compressed Natural Gas

PERANCANGAN MEKANISME ALAT ANGKUT KAPASITAS 10 TON TESIS

KEKUATAN MATERIAL. Hal kedua Penyebab Kegagalan Elemen Mesin adalah KEKUATAN MATERIAL

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Mesin CNC turning

DESIGN UNTUK KEKUATAN LELAH

ANALISA SAMBUNGAN LAS PADA PENGELASAN TITIK UNTUK MENENTUKAN JARAK OPTIMAL TITIK LAS PADA BAJA KARBON AISI 1045 DENGAN PENDEKATAN ELEMEN HINGGA

ESTIMASI UMUR FATIK MENGGUNAKAN PEMBEBANAN ROTATING BENDING PADA MATERIAL SS 304

KONSEP TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

BAB V ANALISA MODEL Analisa Statis pada Skenario Pembebanan 1

I. PENDAHULUAN. Logam merupakan material kebutuhan manusia yang banyak penggunaannya

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

Output Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 21

Perancangan Tire Blast Cover Sebagai Alat Pengaman Bagi Pekerja Dalam Proses Pengisian Ban Angin Head Truck di Perusahaan Jasa Maintenance Alat Berat

ABOVE WATER TIE IN DAN ANALISIS GLOBAL BUCKLING PADA PIPA BAWAH LAUT

BAB II TEORI DASAR. Gage length

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS

BAB IV METODE PENELITIAN

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PEMBUATAN MODEL

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PEGAS. Keberadaan pegas dalam suatu system mekanik, dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda. Beberapa fungsi pegas adalah:

III. METODOLOGI PENELITIAN. waktu pada bulan Oktober hingga bulan Maret Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

NAJA HIMAWAN

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

Analisis dan Redesign Kekuatan Struktur pada Girder Overhead Crane 6.3 Ton

BAB 3 DESKRIPSI KASUS

TUGAS AKHIR. Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Yang Menggunakan Expansion Joint Pada Sambungan Tegak Lurus

PERKIRAAN UMUR KONSTRUKSI KAPAL DENGAN ANALISA FATIGUE: STUDI KASUS PADA KAPAL TANKER DWT. Oleh: OKY ADITYA PUTRA

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

ANALISA PERKIRAAN UMUR PADA CROSS DECK KAPAL IKAN KATAMARAN 10 GT MENGGUNAKAN METODE FRACTURE MECHANICS BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

Perilaku Material Baja dan Konsep Perencanaan Struktur Baja

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN JALUR PIPA UAP PADA PROYEK PILOT PLANT

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODIFIKASI DESAIN MODEL DIE CUSHION PADA MESIN PRESS CERLEI MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 DI PT.XXX

SIMULASI TEGANGAN PADA HELM INDUSTRI DARI BAHAN KOMPOSIT GFRP YANG MENDAPAT TEGANGAN INSIDEN SEBESAR 24,5 MPa

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA PROCESS LIQUID DARI VESSEL FLASH SEPARATOR KE CRUDE OIL PUMP MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keliatan dan kekuatan yang tinggi. Keliatan atau ductility adalah kemampuan. tarik sebelum terjadi kegagalan (Bowles,1985).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III SIFAT MEKANIK MATERIAL TEKNIK

Tugas Akhir. Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl

Disusun oleh: Nama: Eko Warsito Nrp :

BAB 3 METODOLOGI. Tinjauan Pustaka & Dasar Teori. Pengumpulan Data. Perhitungan Manual. Pembuatan Kurva dengan Parameter Tertentu

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI BAB I.

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

: Rian Firmansyah NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

DIAGRAM STRESS STRAIN, SIFAT BAHAN, FAKTOR KEAMANAN DAN TEGANGAN KERJA

VII. KOLOM Definisi Kolom Rumus Euler untuk Kolom. P n. [Kolom]

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. baseplate berdasarkan metode AISC- LRFD dan simulasi program ANSYS. Adapun

DESAIN BALOK ELEMEN LENTUR SESUAI SNI

Transkripsi:

Analisis Fatigue Life pada Struktur Boom Pedestal Crane Field Malacca untuk Perpanjangan Masa Operasi Farii Fahmiuddin Fikri Dosen pembimbing : Ir. Rochman Rochiem M.Sc

Mengenai Fatigue Besar tegangan yang bekerja Jumlah siklus yang terjadi Kondisi lingkungan (angin, seismik, glasial) Geometri komponen Cacat,korosi dan retak dalam/luar material

Outline Overview Methodology Analisis Material Analisis Beban - operasional - angin Permodelan dan Simulasi Kalkulasi Tegangan Analisis Kerusakan Kumulatif Analisis Fatigue life Kesimpulan

LATAR BELAKANG Indonesia; ± 449 anjungan lepas pantai (platform offshore) yang tersebar diseluruh daerah. 38% umur pakai telah melebihi desain awal (20-25 tahun) (Indiyono, paulus,2006) PT. Kondur Petroleum SA. berkeinginan untuk memperbaiki struktur maupun komponen sesuai permintaan eksplorasi dan eksploitasi 1

Overview Rumusan Masalah 1. Berapakah remaining fatigue life pada pedetal crane berdasarkan tinjauan beban oparasional maupun lingkungan? 2. Seberapa besar persentase pengaruh pembebanan operasi dan lingkungan terhadap fatigue life dari pedestal crane? 3. Berapa Safety factor dan SWL yang direkomendasikan untuk perpanjangan operasi pedestal crane 20 tahun mendatang?

Tujuan : 1. Memperkirakan fatigue life pada Pedestal crane berdasarkan tinjauan beban statis dan dinamis. 2. Mengetahui besar persentase pengaruh pembebanan operasi dan lingkungan terhadap fatigue life dari pedestal crane. 3. Memperkirakan besar Safety factor dan SWL yang direkomendasikan untuk perpanjangan operasi pedestal crane 20 tahun mendatang.

Batasan masalah 1. Pedestal crane yang digunakan sebagai objek pada penelitian tugas akhir ini adalah pedestal crane pada EMP Malacca Strait S.A. Lalang Well-Head Alpha (LWA) platform field Lalang strait, malaka dengan tipe Crane AK-701 model Seaking 1000 (SK 1000) no seri 1919. 2. Beban beban yang ditinjau adalah beban lingkungan berupa angin dan beban operasi crane baik statis maupun dinamis 3. Data operasional crane, rekap kejadian angin dan data inspeksi yang digunakan adalah kurun waktu 10 tahun terakhir

Methodology Diagram alir Objek Penelitian Peralatan yang digunakan

Objek penelitian

Peralatan yang digunakan

Analisis Material Spesifikasi Material - Sifat mekanik - Komposisi Bahan Fatigue Ratio Fatigue limit (endurance)

Spesifikasi material Diketahui base material dari Pedestal crane adalah Baja Struktur ASTM A 36 dengan spesifikasi : Ultimate tensile strength, UTS = 413 MPa Tensile Yield Strength, TYS = 224 MPa Fracture stress, σ F = 779 Mpa Fatigue Strength Coeff, σ`f = 780 MPa Tensile Strain, ε T = 1.19 Fatigue ductility, ε`f = 0.28 RA % = 69% Modulus Elastisity, E = 189 GPa Shear Modulus = 79,3 GPa *sumber ASM Metal Handbook vol 19

Cont d Yield stress in shear, K = 1075 MPa Fatigue strenght exponent, B = -0.11 Fatigue ductility exponenent,c = -0.45 Poisson s Ratio = 0,260 Coeff of Thermal expansion = 12x10-6 *sumber ASM Metal Handbook vol 19

Komposisi Bahan Carbon, C 0.260 % Copper, Cu 0.20 % Iron, Fe 99.0 % Manganese, Mn 0.75 % Phosphorous, P <0.040 % Sulfur, S <0.050 %

Fatigue Ratio Adalah perbandingan nilai endurance limit (Se) dengan ultimate strength (Su). Untuk baja biasa dinyatakan dengan nilai 0.5 sehingga didapatkan Se Steel = 0.5 (Su) = 0.5 (435 MPa) = 217.5 MPa Sedangkan untuk stress pada siklus 1000 kali diperoleh dengan S1000, steel = 0.9 (Su) = 0.9 (435 MPa) = 391.5 MPa

Kurva S-N ASTM A36 391.5 MPa 217.5 MPa Fatigue limit (endurance) Daerah Infinite life

Fatigue limit 2 N f = ε`f. E 1/b-c N f σ`f = 0.28 x 189,000 780 = 243625.675 = 1.22 x 10 5 cycle 1/(-0.11)+ (0.45) Sehingga fatigue limit (endurance limit ) adalah 1.22 x 10 5 cycle dengan σ endurance limit = 217.5 MPa

Secar garis besar, Material ASTM A36 layak dipergunakan karena - memiliki poisson ratio yang kecil (0.26) sehingga kekakuan tinggi (range 0,25-0,3) - merupakan baja struktur dengan kadar karbon yang sesuai (low carbon steel) sebesar C = 0,26 % -memiliki struktur mikro berupa Ferrite-pearlite klik Mikrostruktur

Con t Akan tetapi tidak bisa secara digeneralisir base material dari setiap komponen sama, terlebih untuk bagian bagian yang mengalami konsentrasi tegangan Ex : Tumpuan boom feet pin, Gantry Pin klik Boom Feet Pin

Analisis Beban Beban Operasional (service load) 1. Jenis beban - Statis (Dead Load) - Dinamis (Live Load) 2. Kondisi - Kondisi Normal - Kondisi Workover Beban Lingkungan (out of Service load) - Gaya Angin

Jenis Pembebanan Statis = Adalah beban tetap, baik besarnya (intensitasnya), titik bekerjanya dan arah garis kerjanya. Ex beban berat Dinamis = besarnya ( intensitasnya ) berubah-ubah menurut waktu/ kondisi tertentu saja, Memunculkan momen inersia Ex vibrasi, Gelombang, Putaran, Angin

Kondisi Operasional

Beban Operasional (kondisi normal) Dalam satu bulan, crane beroperasi selama 10 jam lebih akan tetapi tidak lebih dari 50 jam (API,1999). Dalam satu kali operasi, diperkirakan crane bekerja selama 10 menit. Sehingga apabila diasumsikan dalam satu bulan crane beroperasi selama 50 jam, maka intesitas penggunaan crane selama satu bulan dihitung sebagai berikut : 50 hours = 50 x 60 min = 3000 min 3000 min / 10 min = 300 kali Sehingga dalam satu bulan, crane beroperasi sebanyak 300 kali. Service life dari Pedestal crane LWA adalah 20 tahun, maka total penggunaan crane selama operasi adalah : 20 tahun x 12 bulan x 300 kali = 72.000 kali operasi 7,2 x 10 4 cycles

Pipe, Heavy equipment Pompa, Drum, Parts

Beban Operasional (kondisi workover) Dalam satu kali work over, pedestal crane dapat digunakan selama 24 jam. Akan tetapi workover tidak selalu dilakukan dalam satu tahun sehingga Asumsi yang digunakan adalah kondisi terburuk dimana crane pedestal -Beban yang sering digunakan sebesar SWL nya (14.4 ton) -Rasio penggunaan berkebalikan dengan kondisi normal

Analisis Beban Berdasarkan data Load Chart

Perhitungan gaya berat dan gaya momen *dengan mekanika teknik

Contoh perhitungan

Dengan persamaan momen lentur (bending momen) Diketahui Panjang boom feet = 55 in (1,4 m) Diameter boom feet = 6 in (0, 1524 m) jarak boom feet ke ujung bearing = 2 ¾ in (0,070 m)

Hasil kalkulasi gaya berat dan momen bending

Hasil kalkulasi gaya berat dan momen bending

Beban Lingkungan (Gaya Angin) Spesifikasi Massa jenis udara (ρ) = 1,2754 kg/m 3 Nilai C s untuk bentuk silinder = 0.5 (ABS MODU, 2001) Nilai wind pressure height = 1.1 Coefficient (C h ) untuk ketinggian 15,3m-30,5m (ABS MODU, 2001)

Arah Angin dan kecepatan rata-rata *sumber BMKG stasiun Medan dan Kep.Riau

Intensitas kejadian angin berbagai arah mata angin *sumber BMKG stasiun Medan dan Kep.Riau

Kalkulasi Gaya angin diketahui kecepatan angin pada elevasi y diatas 30 ft (9,144 m) yakni : * Sedangkan perhitungan gaya angin diketahui dengan persamaan V (17,5 m) = 12.86 ( 17,5 / 9,144) 1/7 = 12.86 ( 1,91382) 1/7 = 12.86 (1,0971640) = 14.11 m/s * ABS MODU 2001

F (l= 24.38 m) = ½ (1,2754)(0,5)(1,1)(24,38)(14,11) 2 = ½ (17.10) (14,11) 2 = 1702.42 N or 1,70242 kn

Permodelan dan Simulasi

Permodelan Digunakan untuk simulasi gaya yang bekerja sehingga diketahui daerah yang mengalami konsentrasi tegangan Permodelan struktur boom crane menggunakan software AUTOCAD 2010 untuk drawing 3D. Data gambar struktur yang digunakan untuk permodelan mengacu kepada technical drawing Pedestal Crane dan pengukuran dengan alat bantu ukur. Kemudian dilakukan simulasi pembebanan dengan menggunakan sofware FEMAP v10.3.0 NASTRAN SIEMENS untuk analisis tegangan yang bekerja.

Gambar struktur boom crane dengan AUTOCAD 2010

Input properties benda kerja berdasarkan data Material Database Sheet (MDS) sedangkan input besar tegangan berdasarkan contoh pembebanan dengan mengacu pada Manual Operation Procedure. Modulus elastisitas : 189E+09 Modulus geser : 80E+03 Poisson s Ratio : 0.26 Property type : Solid volume element Kemudian dilakukan meshing control dengan dimensi : tetra meshing (Tet Mesh) ukuran : 3 unit mesh jumlah node : 77898 node jumlah element : 48684 element. Input constraint : tipe Pinned-no translation. sampel beban statis : 14400 N (sumbu z )

Konsentrasi tegangan

Terlihat adanya konsentrasi tegangan antara boom feet pin dengan boom section bagian bawah distribusi tegangan ditunjukan oleh warna Merah = konsentrasi tegangan terbesar Ungu = konsentrasi tegangan terkecil

Analisis Tegangan Tegangan Lentur (bending) Tegangan Geser (puntir) Tegangan oleh angin (stress-load projected )

Fluktuasi tegangan yang terjadi STRESS RANGE - STRESS + MEAN STRESS TIME PULSATED OR REPEATED LOAD - STRESS + STRESS RANGE FLUCTUATING LOAD TIME MEAN STRESS Pembebanan yang terjadi angkat-lepas - STRESS + TIME MEAN STRESS ALTERNATING LOAD STRESS RANGE 50

Analisis Tegangan Karena bagian tumpuan (Boom feet Pin) adalah bagian yang mendapat tegangan terkonsentrasi paling besar sehingga dapat diketahui tegangan untuk masing masing beban Dimensi: Diameter : 5 in (0,127 m) Length : 55 in (1,4 m) A = length x width = 0,127 x 1,4 = 0,1778 m 2 = 177800 mm 2

Tegangan lentur (bending) σ = F + M. c A I

Dimana M c I = momen bending = jari jari boom pin = ½ x 5 in = 2,5 in (0,0635 m or 63,5 mm ) = moment inertia of the section = π (152,4 mm) 4 64 = 26,466 x 10 6

Hasil kalkulasi tegangan bending (normal)

Hasil kalkulasi tegangan bending (workover)

Tegangan oleh Gaya Angin Load projected area (API RP 2C,2004) = (1.33 x SWL/200) 2/3 = (1.33 x 31746.56575 lb / 200) = (1.33 x 158.732825) 2/3 = (44569.39851) 1/3 = 35.455 ft 2 = 3.29388 m 2 σ angin = F/ A boom = 1702.42 N / 3.29388 = 516.843 N/ m 2 = 516.843 Pa = 5.16843 x 10-4 MPa

Perhitungan siklus untuk berbagai arah mata angin

Analisis Kerusakan Kumulatif Kalkulasi jumlah siklus Penentuan nilai kerusakan kumulatif

Analisis Kerusakan Kumulatif Perkiraan umur kelelahan didapatkan pada beban fluktuasi yang akan diterima struktur selama masa operasi. Sehingga untuk mengetahui sisa umur kelelahan struktur dapat dilakukan setelah memperoleh informasi kondisi beban yang diterima struktur selama operasi. Sisa umur kelelahan struktur dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan Palmgren Miner ni = Jumlah cycle kolom interval rentang tegangan i dengan harga Si yang sebenarnya terjadi, dari rentang distribusi tegangan jangka panjang akibat beban eksternal. Ni = Jumlah cycle rentang tegangan dengan harga Si yang menyebabkan kegagalan. Harga besaran ini dapat diperoleh dari kurva S-N. m = Total (Σ) dari interval-interval rentang tegangan. D = Rasio kerusakan kumulatif.

Perhitungan siklus kegagalan (Ni) Setelah diketahui tegangan masing masing pembebanan, maka dapat diketahui harga fatigue cylce (siklus kegagalan) dengan persamaan Dimana untuk logam paduan, Harga log a = 17,446 M = 4,7 *Sumber DNV,2011

Perhitungan siklus untuk operasi normal (statis) Dari tabel diatas didapatkan rasio kerusakan kumulatif (D) untuk beban statis kondisi normal sebesar 0,4227

Perhitungan siklus untuk operasi workover (statis) Dari tabel diatas didapatkan rasio kerusakan kumulatif (D) untuk beban statis kondisi workover sebesar 0,242

Perhitungan siklus untuk berbagai arah mata angin Dari tabel diatas didapatkan rasio kerusakan kumulatif (D) untuk beban akibat gaya angin sebesar 3,94E-18

Dengan menggunakan hukum Palmgren-Miner, maka ketiga rasio kerusakan kumulatif yaitu beban operasi crane statis, beban operasi crane dinamis dan beban angin dijumlahkan untuk mendapatkan nilai rasio kerusakan kumulatif total (D total ) Kondisi Normal D crane = D operasi statis s + D angin = (0,423)+ (3,94x10-18 ) = 0,423 Kondisi Workover D crane = D operasi statis s + D angin = (0,243 )+ (3,94 x 10-18 ) = 0,243

Analisis Fatigue Life Fatigue Life sesungguhnya Safety Factor sesungguhnya Persentase pengaruh beban

Analisis Fatigue Life Formulasi umur kelelahan dari suatu struktur dapat dihitung melalui persamaan fatigue life = 1/D

Kondisi Normal formulasi umur kelelahan suatu material dapat dihitung dengan membagi lama operasi data beban yang diterima pedestal crane, yakni selama 20 tahun. Pada kondisi normal, fatigue life sesungguhnya dari boom pin pedestal crane adalah 47,28 tahun. Dengan mengetahui umur kelelahan sesungguhnya maka dapat diketahui nilai faktor aman (Safety factor) sebesar : 47,28 tahun / 20 tahun = 2,36 Jadi, Safety factor (SF) kondisi normal dari boom pin pedestal crane sebesar 2,36

formulasi umur kelelahan suatu material dapat dihitung dengan membagi lama operasi data beban yang diterima pedestal crane, yakni selama 20 tahun. Pada kondisi Workover, fatigue life sesungguhnya dari boom pin pedestal crane adalah 82 tahun. Dengan mengetahui umur kelelahan sesungguhnya maka dapat diketahui nilai faktor aman (Safety factor) sebesar : 82 tahun / 20 tahun = 4,1 Jadi, Safety factor (SF) kondisi workover dari boom pin pedestal crane sebesar 4

Safety factor Pedestal crane senilai 2 dengan SWL maksimum sebesar 14,4 ton. Maka diketahui beban maksimum sesungguhnya 14,4 x 2 = 28,8 ton

Dengan mengambil umur yang relatif paling singkat/kecil yakni kondisi normal, maka nilai safety factornya dapat digunakan sehingga nilai safety factor sebelumnya sebesar 2 menjadi naik sebesar 2,36. Dan SWL maksimum yang direkomendasikan untuk 20 mendatang adalah 28,8 ton / 2,36 = 12,6 ton

Sehingga untuk penentuan safety factor, diambil kemungkinan kondisi terburuk yakni workover. Untuk masa operasi selanjutnya diketahui safety factor yang digunakan sebesar : 66 tahun 20 tahun = 46 tahun 46 th/20 th = 2,3 harga safety factor minimum untuk operasi selanjutnya (20 tahun mendatang) yakni >2,3

Persentase Kondisi normal D operasi statis 99,999 % D angin 2,02x10-8 % Kondisi Workover D operasi statis 99,998% D angin 1,93x10-9 %.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan 1. Fatigue life dari struktur pedestal crane LWA platform akibat pembebanan oleh operasi dan lingkungan adalah 47 tahun Dengan demikian pedestal crane masih dapat dioperasikan untuk 20 tahun mendatang dengan SWL yang ditentukan. 2. Besar persentase pengaruh pembebanan operasi statis untuk kondisi normal 99,999 % dan workover 99,998 %, Serta pembebanan lingkungan oleh angin untuk kondisi normal 2,02x10-8 % dan workover 1,93x10-9 %. 3. Safety Factor yang disarankan untuk 20 tahun mendatang adalah 2,3 atau lebih, sedangkan beban angkat maksimum (SWL) adalah sebesar 12,6 ton atau kurang.

Saran 1. Diperlukan material yang tepat untuk bagian boom feet pin dengan kualifikasi : -Kekuatan yang tinggi -Machinability yang baik -Factor sensitivitas takik yang rendah -Sifat perlakuan panas yang baik -Sifat tahan aus yang tinggi Sehingga direkomendasikan untuk menggunakan material baja grade paduan tinggi dengan nilai Endurance limit stress diatas 450-500 MPa dan UTS seharga 2x lipat dari endurance limit supaya menghasilkan infinite life fatigue design

2. Mempertahankan maintenance dan mengkalkulasi SWL kembali melihat masa pakai dan beban yangdioperasikan 3. Sedikit mungkin meminimalisir cacat, korosi dan kekasaran permukaan 4. Analisis kekuatan sambungan struktur, karena fokus penelitian hanya pada tumpuan yang terkonsentrasi oleh tegangan

Terima Kasih Banyak