BAB I PENDAHULUAN. Telah banyak kebijakan pemberdayaan ekonomi keluarga miskin. yang diprogramkan pemerintah sebagai langkah efektif dalam upaya

dokumen-dokumen yang mirip
KEADAAN UMUM KABUPATEN BANTUL. Kabupaten Bantul terdiri dari 17 kecamatan, 75 desa, dan 933 dusun. Secara

BAB I PENDAHULUAN. Hingga saat ini kemiskinan masih merupakan masalah maupun tantangan

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 132 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 123 TAHUN 2013 TENTANG PENUNJUKAN BAPAK/IBU ASUH PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 143 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 150 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak diantara koordinat 110 o o Bujur Timur,

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

Gbr.1 Jaringan di Ruang Sekpri Bupati

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul. Unit pelaksana, satuan polisi pamong praja, kecamatan.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 104 A TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG BESARAN UANG PERSEDIAAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk penanggulangan kemiskinan dengan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul. Alokasi Kebutuhan, Pupuk Bersubsidi, Sektor Pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan berkelanjutan secara terus menerus.

BAMBANGLIPU A. DATA PEMILIH NAMA DAN TANDA TANGAN ANGGOTA KPU KABUPATEN/KOTA

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 55 TAHUN 2000 T E N T A N G PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KECAMATAN SE- KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari keberhasilan pembangunan ekonomi, pendidikan dan teknologi di Indonesia adalah kecenderungan seseorang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. diperbarui adalah sumber daya lahan. Sumber daya lahan sangat penting bagi

PERMASALAHAN INSTRUMEN YG BERBEDA DIBERBAGAI JENJANG -PENGUMPULAN DATA REDUNDANT -DATA BELUM DI-SHARE

BAB I PENDAHULUAN. mempersempit ruang gerak di sebuah wilayah. Dimana jumlah pertumbuhan penduduk tidak

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 205 A TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 148 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pemukiman yang sehat. Terwujudnya suatu kondisi lingkungan

BAB IV GAMBARAN UMUM

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB IV GAMBARAN UMUM

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI BANTUL,

BAB IV GAMBARAN UMUM

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 34 TAHUN 2016

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan pelayanan

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 05 TAHUN 2017 TENTANG

Nama SKPD Alamat Status

KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 229 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bantul yang didalamnya terdapat

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah salah satunya berasal dari Dana Alokasi

Bantul, Desember Kepala. Drs. Trisaktiyana, M.Si Pembina Utama Muda/IVc NIP

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. penelitian, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

BAB I PENDAHULUAN. membuka unit usaha syariah yang pada akhirnya melakukan spin off (pemisahan).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang sangat kompleks dan dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikembangkan sebagai jenis budidaya. Pasokan ikan di dunia ini sebagian

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2013

BAB IV ELIT POLITIK PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN KABUPATEN BANTUL. IV. 1. Partai Persatuan Pembangunan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. 1. Penelitian yang relevan dilakukan oleh Ummi Athiyyah

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan masyarakat didominasi ketidakmampuan masyarakat dalam menangani kesehatan diri maupun

P r o f i l K e m i s k i n a n P B D T i

REKAPITULASI HARDWARE DAN SOFTWARE PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2012

tkpk.bantulkab.go.id PENYUSUNAN DATA DAN PELAPORAN TPK DESA DAN PEDUKUHAN KECAMATAN PUNDONG PROFIL GAKIN 2013 JIWA TOTAL

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL

BADAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN 2009

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di pulau Jawa, antara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 271 TAHUN 2016 TENTANG PENUNJUKAN BAPAK ANGKAT CABANG OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK DI KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

Pengarusutamaan Gender Berbasis Spasial untuk Pengurangan Risiko Bencana

REKAPITULASI HARDWARE DAN SOFTWARE PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014

BAB II GAMBARAN UMUM. 1. Kondisi Geografis dan Luas Wilayah. Bantu l merupakan daerah yang sangat strategis karena memiliki banyak

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997.

Dr. Sugiri Syarief, MPA. ( Kepala BKKBN ) Disampaikan oleh Drs. Pranyoto, M.Sc. ( Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga )

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

BAB I PENDAHULUAN. melalui Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN SEMESTER II TAHUN 2016 MENURUT JENIS KELAMIN PER DESA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

METODE KAJIAN. Tipe Dan Aras Kajian. Tipe Kajian

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telah banyak kebijakan pemberdayaan ekonomi keluarga miskin yang diprogramkan pemerintah sebagai langkah efektif dalam upaya penanggulangan kemiskinan, baik itu melalui kelembagaan formal maupun informal. Masyarakat yang tidak dapat memenuhi persyaratan lembaga keuangan formal, memilih lembaga keuangan informal seperti kredit program yang diberikan pemerintah. Keberadaan kredit program bermanfaat untuk mengentaskan kemiskinan tentunya jika dikelola dengan sungguhsungguh dan sesuai aturan, serta dengan melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tepat sasaran. Tepat sasaran yang dimaksud adalah perumusan program disesuaikan dengan orang atau keluarga yang menjadi sasaran program. Kredit program adalah kredit yang disediakan melalui programprogram pemerintah dengan tujuan khusus dan diberikan dalam kurun waktu tertentu. Kredit program yang ada sebelum krisis seperti; Badan Usaha Kredit Perdesaan (BKUP), Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), Usaha Ekonomi Desa (UED), Usaha Ekonomi Desa- Simpan Pinjam (UED-SP), dan yang dibentuk untuk membantu masyarakat menghadapi krisis seperti; Pemberdayaan Daerah dalam Mengatasi Dampak Krisis Ekonomi (PDM-DKE) dan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP). Penerima manfaat dari kredit program harus memenuhi

syarat yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu tidak semua anggota masyarakat berhak mendapat kredit program. 1 Lokus penelitian adalah wilayah kecamatan Jetis kabupaten Bantul propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan fokus dari penelitian ini adalah Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Kecamatan Jetis adalah salah satu kecamatan dari 17 kecamatan di kabupaten Bantul, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah kecamatan Jetis dibagi menjadi 4 desa yang mencakup 64 dusun. Desa di kecamatan Jetis meliputi desa Patalan, desa Canden, desa Sumberagung, dan desa Trimulyo. Alasan mengapa kecamatan Jetis menjadi lokus penelitian ini karena masih banyak Kepala Keluarga (KK) Miskin meski tiap tahun mengalami penurunan seperti yang dapat dilihat pada tabel 1 tentang Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Bantul Tahun 2006-2011 di halaman berikut ini. 1 Studi Kredit Kecil Perkotaan di Yogyakarta. www.smeru.or.id. Diunduh tanggal 10 Juli 2012.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Bantul Tahun 2006-2011 No Kecamatan Jumlah Kepala Keluarga Miskin 2011 Jiwa 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Miskin 1 Kretek 2.653 1.940 1.842 1.600 1.482 1.479 4.065 2 Sanden 1.775 1.474 1.454 1.337 1.238 1.296 3.991 3 Srandakan 2.555 2.326 2.025 1.790 1.305 1.312 4.262 4 Pandak 6.418 4.810 3.376 3.224 2.791 2.646 8.320 5 Bambanglipur 3.453 o 3.269 2.685 2.158 1.611 1.551 4.835 6 Pundong 4.976 3.778 2.834 1.725 2.199 1.972 6.062 7 Imogiri 7.070 6.521 4.734 3.408 3.302 3.117 9.543 8 Dlingo 3.914 3.418 3.411 2.595 2.560 2.477 7.367 9 Jetis 4.762 4.599 3.654 2.982 2.929 2.951 8.811 10 Bantul 5.606 3.920 3.747 3.132 2.019 1.949 5.630 11 Pajangan 2.915 2.312 2.183 1.886 1.672 1.537 4.713 12 Sedayu 3.757 3.780 2.984 2.604 2.596 2.545 9.573 13 Kasihan 6.039 5.333 4.845 4.427 3.948 3.842 12.738 14 Sewon 8.517 6.531 6.061 4.548 3.980 3.771 12.291 15 Piyungan 4.651 3.634 3.593 2.366 2.217 2.257 6.921 16 Pleret 4.739 4.449 2.838 2.270 1.817 1.817 5.392 17 Banguntapan 7.598 5.495 5.273 4.963 3.814 3.802 12.965 Jumlah 81.398 127.47 67.589 57.539 47.015 41.480 40.321 9 Sumber: BKK PP dan KB Bantul 2012 Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa data tahun terakhir mengenai Jumlah Kepala Keluarga Miskin di kecamatan Jetis adalah 2.951 KK dari total 16.472 KK, atau 8.811 jiwa. Meski jika dibandingkan dengan kecamatan Imogiri, Kasihan, Sewon dan Banguntapan angka Kepala Keluarga miskin tersebut terbilang rendah, akan tetapi Jetis merupakan kecamatan yang sebagian besar wilayahnya adalah dataran rendah dengan

jumlah penduduk 52.827 jiwa pada tahun 2011 2. Wilayah kecamatan Jetis juga memiliki akses jalan yang mudah, seperti penjelasan Data Kecamatan Jetis bahwa Kecamatan Jetis berada di dataran rendah. Ibukota Kecamatan Jetis pada ketinggian 45 meter diatas permukaan laut. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat Pemerintahan Kabupaten Bantul adalah 6 km. Bentangan wilayah di Kecamatan Jetis 90% berupa daerah yang datar sampai berombak, 10% berombak sampai berbukit dan 0% berbukit sampai bergunung. 3 Fasilitas umum seperti jalan beraspal, pasar, sekolah, puskesmas, lapangan dan fasilitas lainya sudah mencukupi. Hal yang menurut peneliti menarik adalah telah banyak program-program pemberdayaan masyarakat miskin salah satunya Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), namun jumlah KK miskin masih tergolong banyak sehingga perlu diteliti. Pemilihan fokus penelitian Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) dilakukan karena dilihat dari karakteristik program yang ditujukkan untuk para perempuan atau ibu rumah tangga. Meski praktek di lapangan ditemui bahwa laki-laki atau kepala keluarga juga menjadi anggota dalam kelompok UPPKS. Berikut adalah tabel 2 tentang Jumlah Keanggotaan Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) di Kabupaten Bantul termasuk jumlah anggota UPPKS di Kecamatan Jetis. Tabel di halaman berikut ini merupakan tabel singkat yang hanya mencakup jumlah kelompok 2 Peta Keluarga Berencana Jumlah Kepala Keluarga & Jiwa Per Kecamatan Kabupaten Bantul Tahun 2011. Sumber data: Data Evaluasi Total Mdk Kabupaten Bantul BKK, PP & KB Kabupaten Bantul, 2012 3 www.bantulkab.go.id Pemerintah Kabupaten Bantul. Diunduh pada tanggal 24 Juli 2012.

UPPKS, anggota UPPKS yang dibagi berdasarkan jenis kelamin. Sedang tabel yang lebih lengkap akan peneliti sertakan pada halaman lampiran. Tabel ini diperoleh dari Database Kelompok UPPKS Online atas rekomendasi dari koordinator UPPKS Badan Kesejahteraan Keluarga, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (BKK, PP, & KB) Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Bapak Kodrat Untoro, S.Sos. Tabel 2. Rekapitulasi Singkat Kelompok UPPKS Per-Kecamatan di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta Tahun 2012. Jumlah No Nama Kecamatan Kelompok UPPKS Anggota Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 Srandakan 97 104 904 1.008 2 Sanden 52 207 489 696 3 Kretek 62 127 671 798 4 Pundong 17 0 168 168 5 Bambanglipuro 45 38 547 585 6 Pandak 54 25 634 659 7 Pajangan 62 98 830 928 8 Bantul 92 159 758 917 9 Jetis 82 112 892 1.004 10 Imogiri 97 96 1.164 1.260 11 Dlingo 141 176 1.407 1.583 12 Banguntapan 93 196 1.384 1.580 13 Pleret 180 473 1.679 2.152 14 Piyungan 97 80 1.727 1.807 15 Sewon 47 72 511 583 16 Kasihan 149 114 1.458 1.572 17 Sedayu 105 20 1.083 1.103 Jumlah 1.472 2.097 16.306 18.403 Sumber data: Database Kelompok UPPKS Online dan BKK, PP & KB Dari tabel 2 tentang Rekapitulasi Singkat Kelompok UPPKS Per Kecamatan di kabupaten Bantul, DI Yogyakarta Tahun 2012 diatas dapat dilihat bahwa

khusus kecamatan Jetis ada 82 kelompok UPPKS dengan jumlah anggota 1.004 orang yang masing-masing mewakili satu keluarga (KK). Seperti yang dijelaskan didepan bahwa pelaksanaan program UPPKS di lapangan menyangkut keanggotaan yang tergabung dalam kelompok UPPKS tidak selamanya berjenis kelamin perempuan, laki-laki pun ikut dan bergabung dalam kelompok UPPKS. Sesuai dengan apa yang ada pada tabel 2 diatas, jumlah laki-laki sebanyak 112 anggota dan perempuan 892 anggota. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera yang kemudian sering disingkat menjadi UPPKS adalah program pemerintah untuk membantu keluarga miskin dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Saat ini masih banyak keluarga yang menghadapi berbagai kendala dan hambatan untuk dapat hidup sejahtera dan berkualitas, hal ini juga terjadi di kecamatan Jetis kabupaten Bantul propinsi DI Yogyakarta. Masalah utama yang menjadi kendala terbesar dalam keluarga adalah peningkatan kesejahteraan. Kesejahteraan keluarga secara langsung berkaitan erat dengan masalah finansial atau pendapatan keluarga. Hal ini disebabkan banyak kebutuhan keluarga yang harus dicukupi oleh orangtua terutama kepala keluarga, sehingga kepala keluarga harus bekerja ekstra keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga tersebut. Berbagai upaya telah dikembangkan pemerintah untuk meningkatkan kualitas keluarga agar keluarga mampu mengembangkan prakarsa dan meningkatkan kesejahteraan. Hingga muncul program UPPKS yang merupakan tindak lanjut program Keluarga Berencana (KB) oleh Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

UPPKS adalah kegiatan ekonomi produktif keluarga dengan aktor utama kaum ibu rumah tangga untuk meningkatkan derajat kesejahteraan keluarga. Program pemberdayaan keluarga ini berupaya membantu keluarga miskin dalam meningkatkan pendapatan keluarga 4. UPPKS memberikan peluang bagi setiap keluarga yang menjadi anggota untuk belajar berwirausaha, mengelola modal, bermitra usaha, berorganisasi, mempelajari teknis produksi dan belajar menganalisis pasar. Pemerintah membantu dalam hal permodalan yang bersifat hibah maupun pinjaman dengan syarat lunak. Lebih dalam UPPKS berawal dari program "Community Incentive Project" (CIP) tahun 1976. Tahun 1979 CIP dikembangkan melalui pendekatan kelompok dengan penyediaan modal kerja dari berbagai sumber dana bagi kelompok-kelompok akseptor KB atau disebut Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA). UPPKA bertujuan mengembangkan potensi peserta KB untuk memantapkan diri dan keluarga sehingga mampu hidup mandiri dalam rangka mempercepat proses pelembagaan dan pembudayaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Awal tahun 1990 UPPKA berkembang dan diubah menjadi UPPKS, karena dengan diubah menjadi UPPKS dirasa akan memiliki cakupan yang lebih luas, tidak terbatas pada keluarga akseptor KB saja. 5 Selanjutnya dalam pelaksanaan program UPPKS, keluarga miskin yang ingin bergabung dalam program UPPKS harus membentuk kelompok 4 5 Sumber data dari BKK, PP dan KB Kabupaten Bantul. http://www.bkkbn.go.id/dki_jakarta/index.php. Diunduh tanggal 27 April 2012.

terlebih dahulu. Kelompok UPPKS dibentuk dengan tujuan mengembangkan usaha produktif ekonomi keluarga baik secara individu maupun secara kolektif dalam satu kelompok. Dengan berkelompok anggota diharapkan akan memiliki minat untuk meningkatkan pendapatan keluarga, memperoleh pengetahuan dan keterampilan, dan mampu mengembangkan usaha setelah lama berinteraksi dengan anggota dalam satu kelompok UPPKS. Kelompok UPPKS juga digunakan sebagai wadah tukar menukar informasi antaranggota dalam bidang, produksi, organisasi, dan pemasaran. Sasaran kelompok UPPKS adalah para keluarga dari Keluarga Pra Sejahtera (KPS) yang merupakan keluarga kurang mampu, yang mempunyai usaha atau memiliki minat untuk melakukan kegiatan ekonomi. Para keluarga dari KPS tersebut bersama-sama dengan Keluarga Sejahtera I (KS I), Keluarga Sejahtera II (KS II), dan atau lebih dari Keluarga Sejahtera (KS III) membentuk kelompok yang terdiri dari 10 sampai 20 anggota, dan memilih kepengurusan kelompok yang minimal terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Adanya KS III dan KS III Plus dalam kelompok dimaksudkan dapat membimbing para keluarga yang kurang mampu 6. Manfaat dari program UPPKS sendiri adalah pendapatan keluarga meningkat, ketahanan ekonomi sekeluarga lebih mantap karena didukung sumber pendapatan yang tetap. Dengan adanya peningkatan pendapatan, maka kebutuhan dasar terpenuhi, anggota juga dapat memanfaatkan waktu luang untuk berkegiatan ekonomi dan memiliki tabungan guna menambah 6 Sumber data dari BKK, PP dan KB kabupaten Bantul.

modal usaha. Dengan begitu keluarga lebih bisa mandiri karena mampu mengenali dan memanfaatkan bakat dan kemampuan yang dimiliki, serta dalam hal keuangan atau ekonomi tidak tergantung pada orang lain. Hal ini dapat diketahui melalui kebiasaan hidup sehari-hari, seperti; apabila ada anggota keluarga yang sakit, biaya untuk ke dokter tersedia, serta mau dan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan diri. Banyak anak usia sekolah yang tidak putus sekolah, tingkat kesehatan keluarga meningkat, hal ini dibuktikan dengan jarangnya anggota keluarga sakit yang berarti ketahanan tubuh keluarga meningkat darena makanan dan gizi semakin terjamin. Manfaat untuk kelompok UPPKS nampak pada kebersamaan, kekeluargaan, gotong-royong, dan kepedulian sosial 7. Bentuk kegiatan program UPPKS berupa penyaluran dana bantuan bergulir bagi kelompok-kelompok UPPKS. Bantuan tersebut kemudian digunakan oleh kelompok UPPKS sebagai modal dalam melakukan kegiatan ekonomi produktif. 8 Kegiatan-kegiatan ekonomi kelompok UPPKS antara lain dalam bidang pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan, jasa, produk olahan rumah tangga, dan perdagangan. 9 Pada awalnya modal kegiatan UPPKS diperoleh melalui bantuan Tabungan Keluarga (Takesra) dan Kredit Usaha Keluarga Sejahtera (Kukesra), namun beberapa waktu terjadi pergeseran sehingga bantuan tersebut terhenti. Kemudian UPPKS mendapat bantuan dana dari BKKBN. Adanya otonomi daerah membuat BKKBN Propinsi membentuk Badan Pembina Daerah Asosiasi Kelompok UPPKS 7 8 9 www.pikas.bkkbn.go.id/ jabar/uppks.php. Diunduh tanggal 21 Februari 2012. Sumber data dari BKK, PP dan KB kabupaten Bantul. http://www.pikas.bkkbn.go.id/jabar/uppks.php. Diunduh tanggal 21 Februari 2011

(BPD AKU). Tugas badan ini adalah membantu kelompok UPPKS agar dapat berjalan aktif meskipun BKKBN dihapus. Selain itu, di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta juga dibentuk Koperasi AKU Sejahtera. 10 Program UPPKS di kabupaten Bantul dikelola dan dikoordinasi oleh Badan Kesejahteraan Keluarga, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BKK, PP & KB). BKK, PP & KB merupakan mitra kerja BKKBN di Kabupaten Bantul. Tujuan BKK, PP & KB pada bidang Kesejahteraan dan Ketahanan Keluarga adalah meningkatkan produktivitas keluarga miskin, meningkatkan kegiatan usaha ekonomi produktif keluarga melalui kelompok UPPKS, meningkatkan kesejahteraan keluarga khususnya keluarga miskin, meningkatkan cakupan sasaran kegiatan UPK dan UPPKS, baik kuantitas maupun kualitas. 11 Program UPPKS di kabupaten Bantul telah ada sejak tahun 1992, khusus di kecamatan Jetis sendiri ada 82 kelompok yang tersebar di wilayah 4 desa, yaitu desa Canden, desa Trimulyo, desa Patalan dan desa Sumberagung. Program UPPKS memiliki dasar hukum UU No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Untuk lebih jelas UU No. 10 tahun 1992 tersebut akan peneliti sertakan di halaman lampiran. Program UPPKS merupakan kredit program dengan bunga lunak yaitu sekitar 10% - 18% per pinjaman yang diangsur selama 1 bulan sekali dalam kurun waktu 1 tahun. 12 Prosentase bunga tersebut mengalami perubahan seiring perkembangan 10 Koperasi AKU Sejahtera mewakili kelompok UPPKS seluruh DIY bertugas membantu perolehan modal usaha melalui jalinan kemitraan dengan perbankan dan instansi terkait. Data ini diperoleh dari http://www.pks-sleman.org/bukutamu.php. Diunduh tanggal 27 April 2011.. 11 Sumber data BKK, PP dan KB kabupaten Bantul. 12 Sumber data BKK, PP dan KB, Kodrat Untoro koordinator program UPPKS kabupaten Bantul.

program UPPKS, termasuk diantaranya disebabkan oleh sumber modal UPPKS. UPPKS dipandang sebagai program yang tepat dan efektif dalam meningkatkan pendapatan keluarga yang menjadi anggota. Selain memberikan pinjaman modal, pemerintah melalui BKK, PP & KB juga memberikan pembinaan tentang Alat Teknologi Tepat Guna (ATTG), kewirausahaan dan pemasaran, serta melakukan pengawasan secara intensif pada kelompok-kelompok UPPKS. Akan tetapi, setelah berjalan cukup lama program UPPKS yang telah memiliki 82 kelompok di kecamatan Jetis Bantul, DI Yogyakarta diketahui tidak berjalan secara optimal. Banyak kredit program atau pinjaman modal kelompok UPPKS di Kecamatan Jetis, Bantul, DI Yogyakarta dikembalikan namun tidak tepat waktu dan bahkan ada pula yang mengalami macet, usaha ekonomi yang dikelola tidak mampu bertahan, dan peningkatan kualitas hidup tidak begitu terlihat. Hal ini dijelaskan oleh Dra. Arini selaku ketua Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) kecamatan Jetis yang juga merupakan koordinator kelompok UPPKS. Untuk itu perlu ada penelitian guna mengetahui pelaksanaan program UPPKS khususnya usaha ekonomi kelompok UPPKS di Kecamatan Jetis, Bantul, DI Yogyakarta serta mencari faktor-faktor yang menyebabkan usaha ekonomi kelompok UPPKS di Kecamatan Jetis, Bantul, DI Yogyakarta tidak berkembang seperti yang diharapkan, sehingga ke depan kelompok mampu berkembang dan program UPPKS lebih efektif dalam mencapai tujuan. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu bagaimana pelaksanaan

program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) di kecamatan Jetis, Bantul, DI Yogyakarta dengan melihat lebih dekat perkembangan usaha ekonomi yang dikelola kelompok UPPKS dan faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas program tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ini ditujukan untuk mencari tahu efektivitas program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) di kecamatan Jetis, Bantul, DI Yogyakarta dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan program UPPKS tersebut. Penelitian ini bukan meneliti mengapa program UPPKS tidak atau mampu mensejahterakan anggotanya atau mengapa keluarga miskin yang menjadi anggota kelompok UPPKS tidak atau mengalami peningkatan pendapatan keluarga. Karena kesejahteraan dan peningkatan pendapatan keluarga dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya faktor-faktor yang tidak berkaitan dengan program UPPKS sendiri, meski keluarga tersebut merupakan anggota kelompok UPPKS. Dengan alasan diatas maka penelitian ini lebih menfokuskan penelitian pada usaha ekonomi yang menjadi tonggak utama keberadaan program UPPKS tersebut, mampu bertahan dan berkembang atau tidak. Baik usaha yang dikelola secara kolektif atau usaha yang dikelola oleh anggota secara individu dalam satu kelompok UPPKS. Lebih jauh alasan kenapa peneliti lebih menfokuskan penelitian pada kelompok UPPKS karena program UPPKS tidak mampu mencapai tujuan program tanpa adanya

kelompok UPPKS. Usaha ekonomi yang dikelola oleh anggota atau kelompok UPPKS merupakan roda bagi keberlangsungan kelompok UPPKS, dengan faktor-faktor yang mempengaruhi sebagai mesin penggeraknya. Faktor-faktor tersebutlah yang ingin peneliti cari. Berikut adalah Bagan 1 Ilustrasi Penelitian Efektivitas Program UPPKS di kecamatan Jetis, kabupaten Bantul, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. EFEKTIVITAS PROGRAM UPPKS KECAMATAN JETIS, BANTUL, DI YOGYAKARTA Kecamatan Jetis memiliki 82 kelompok UPPKS yang tersebar di 4 kelurahan: Kelurahan Patalan : 23 kelompok Kelurahan Canden : 20 kelompok Kelurahan Sumberagung : 17 kelompok Kelurahan Trimulyo : 22 kelompok Kelompok UPPKS A Kelompok UPPKS B.. Kelompok UPPKS C.. Kelompok UPPKS D Usahausaha ekonomi produktif baik individu maupun kolektif Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha kelompok UPPKS Dari ilustrasi diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana efektivitas program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) di kecamatan Jetis Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: a. Mengetahui perkembangan kelompok UPPKS di kecamatan Jetis, kabupaten Bantul, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kelompok UPPKS di kecamatan Jetis, kabupaten Bantul, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta c. Mengetahui efektivitas program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) di kecamatan Jetis, kabupaten Bantul, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. d. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program UPPKS di kecamatan Jetis, kabupaten Bantul, propinsi Daerah Istimewa Yogykarta. e. Mengetahui pengaruh adanya kelompok UPPKS terhadap kualitas hidup anggota. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat; Bagi Peneliti: a. Menambah pengalaman terutama dalam melakukan penelitian dan menulis proposal dan laporan penelitian. b. Mengetahui program dan kelompok UPPKS serta pelaksanaan program tersebut di kecamatan Jetis Bantul Yogyakarta.

c. Mengetahu peran aktor-aktor program UPPKS. d. Menumbuhkan sikap science of research pada diri peneliti. e. Membuka wawasan, lebih responsif, dan peka terhadap hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitar. Bagi Para Pembaca: pengetahuan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan menambah

BAB II LANDASAN TEORI Dalam Penelitian ini, peneliti fokus pada permasalahan pelaksanaan program Pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup keluarga terutama keluaga miskin melalui program-program Pemberdayaan Keluarga Miskin. Dalam pelaksanaan program Pemerintah tersebut, peneliti lebih fokus pada salah satu program Pemerintah yaitu Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Keberadaan program UPPKS berkaitan erat dengan kelompok UPPKS. Hal ini dikarenakan keberhasilan pelaksanaan program UPPKS tidak lepas dari peran kelompok UPPKS yang merupakan aktor dan sasaran utama dari program tersebut. Berhasil atau tidak program UPPKS mencapai tujuan bergantung pada partisipasi aktif dari anggota kelompok UPPKS dan aktor lain dalam mengembangkan usaha ekonomi yang dikelola. Aktor lain yang dimaksud adalah aktor yang berada dalam lingkungan pemerintah, seperti diantaranya: 1). PLKB dan koordinator program UPPKS BKK, PP & KB kabupaten Bantul. 2). PLKB tingkat kecamatan Jetis. 3). Petugas tingkat kelurahan Patalan, Canden, Sumberagung, dan Trimulyo. 4). Pemberi kredit atau sumber modal program UPPKS Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) merupakan tim lapangan yang dibentuk oleh BKK, PP & KB kabupaten Bantul yang memiliki tugas penting dalam pelaksanaan setiap program yang ada di BKK, PP & KB kabupaten Bantul. Begitu pula pada tingkat kecamatan Jetis.