KERANGKA ACUAN PENINGKATAN KERAMPILAN PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT Bagi KARYAWAN PUSKESMAS KEBONSARI

dokumen-dokumen yang mirip
BASIC LIFE SUPPORT Emergency First Aid Course

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas dan 50 juta lainnya mengalami luka-luka. Menurut

KERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I

D. DAFTAR PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (PERFORMANCE APPRAISAL) 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU KABUPATEN BLORA

BAB I PENDAHULUAN. bukan cedera yang membutuhkan pertolongan segera. Gawat darurat adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. York pada tanggal 30 Mei Pada tanggal 17 Agustus tahun yang sama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

No.1119, 2014 KEMENHAN. Krisis Kesehatan. Penanganan. Penanggulangan Bencana. Pedoman.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 35

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian

Medical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM)

BAB I PENDAHULUAN. dan kesimpangsiuran informasi dan data korban maupun kondisi kerusakan,

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menentukan waktu tanggap di sebuah Rumah Sakit. Faktor-faktor tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jl Dame No.59 SM Raja Km 10 Medan-Amplas : TK Panglima Angkasturi, Medan : SD Negeri , Medan

13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara SUBSTANSI MATERI

PENANGANAN KEGAWATANDARURATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

The 2 nd University Research Coloquium 2015 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

PENANGANAN KEGAWATANDARURATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Dr.Trianto Susetyo Sp.OG

BUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN NOMOR TUNGGAL PANGGILAN DARURAT 112

KEPUTUSAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2007 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT DIREKTUR RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN DARURAT BENCANA

1. Melakukan kajian situasi

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063]

Universita Sumatera Utara

CODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR Nomor:000/SK/RSMH/I/2016

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PENDAHULUAN. RJP. Orang awam dan orang terlatih dalam bidang kesehatanpun dapat. melakukan tindakan RJP (Kaliammah, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ataupun belum terdiagnosis penyakit jantung (AHA, 2014).

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 3

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tahun, menjadi penyebab tertinggi kedua kematian manusia pada usia 5-14 tahun,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2016

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT TK. II dr. SOEPRAOEN NOMOR : / / /2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yaitu bertekad untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan

(emergency) diperlukan nomor tunggal panggilan darurat

panduan praktis Pelayanan Ambulan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi sangat cepat dan tiba-tiba sehingga sulit diprediksi kapan dan dimana

BAB I PENDAHULUAN. teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. dari segi modal maupun sumber daya manusia.

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 39 TAHUN

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN BANTUL EMERGENCY SERVICE SUPPORT (BESS) 118 DI KABUPATEN BANTUL

PROPOSAL TRAINING Basic Obstetric Neonatal Life Support (BONeLS) untuk Bidan Bandung, Maret dan PT Proemergency

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN AKIBAT BENCANA DI KABUPATEN BLORA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

EVALUASI PELAYANAN DAN PENENTUAN LOKASI OPTIMUM STASIUN AMBULAN DI KOTA SEMARANG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN DI PROVINSI BANTEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat

GUBERNURJAWATENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH 15 TARUN 2017 TENTANG SISTEM PENANGGULANGANGAWATDARURATTERPADU (SPGDT) DI PROVINSI JAWA TENGAH

PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN) Di RUMAH SAKIT

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI KELURAHAN SADAR BENCANA (KELURAHAN BANJAR-SERASAN KEC.PONTIANAK TIMUR)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 43 Tahun : 2014

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Emergency First Aid Course

BUPATI BANDUNG BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG

Primary Health Care Disaster Management. VIDA RAHMI UTAMI FK Trisakti

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN PENINGKATAN KERAMPILAN PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT Bagi KARYAWAN PUSKESMAS KEBONSARI A. PENDAHULUAN Penanggulangan penderita gawat darurat adalah suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah, dan terpadu bagi setiap anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat. Cedera bahkan Kematian dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan dapat dialami oleh siapa saja. Bencana nasional seperti gempa bumi di Kerinci, gempa bumi di Biak sampai terakhir Tsunami di Nangroe Aceh Darusalam dan Sumatera Utara merupakan contoh bagaimana musibah tak dapat kita hindari, sehebat apapun upaya kita untuk menghadapinya. Upaya rasional yang efektif adalah meminimalkan dampak yang mungkin timbul akibat bencana/cedera. Kematian memang milik Tuhan Yang Maha Esa, akan tetapi kematian karena sumbatan jalan napas, gangguan ventilasi paru, dan perdarahan, seharusnya dapat kita cegah. Pelayanan Tindakan pada Gawat Darurat menjadi solusi terpilih terbaik untuk memberi bantuan bagi seseorang dengan kriteria gawat darurat. Pusponegoro (2005) menyatakan bahwa suatu sistem yang baik akan tercermin dari waktu tanggap (Respon Time) sesaat setelah cedera terjadi. Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat itu tergantung kepada : Kecepatan ditemukannya penderita Kecepatan meminta bantuan pertolongan Kecepatan dan ketepatan bantuan yang diberikan Melihat ketiga faktor tersebut dapat dimengerti bahwa pertolongan pertama di tempat kejadian ( On The Spot ) sebaiknya dilakukan oleh penolong yang memahami prinsip resusitasi dan stabilisasi, ekstrikasi dan evakuasi, serta cara transportasi penderita dengan benar. Kedudukan puskesmas sebagai gate keeper memiliki posisi sangat strategis. Kondisi penderita yang membutuhkan jalan napas yang bersih, ventilasi paru adequat, dan terhindar dari perdarahan lanjut serta terlindungi dari kecacatan menjadi poin penting bahwa seorang penolong pertama harus mempunyai dasar keilmuan yang memadai tentang keterampilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD). Karena : 1. Keadaan gawat darurat dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan dapat menimpa siapa saja. 2. Keadaan gawat darurat dapat disebabkan oleh penyakit ataupun kecelakaan. 3. Penyakit dapat berupa : serangan jantung, kejang demam, muntaber, demam berdarah, dan lainlain. 4. Kecelakaan dapat berupa : kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, bencana alam, dan lain-lain. 5. Prinsip penanganan penderita gawat darurat adalah tepat, cepat dan cermat dalam upaya penyelamatan jiwa dan mencegah kecacatan. B. LATAR BELAKANG 1. Undang undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan 2. Permenkes Nomor 152/Menkes/Per/IV/2007 Tentang Izin dan penyelenggaran Praktik Kedokteraan dan kedokteran Gigi 3. Permenkes Nomor RI HK.02.02.MENKES/148/2010, tentang regitrasi dn izin praktik keperawatan 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75/Menkes/2014 tentang Puskesmas 5. Panduan PPGD Nasional : PPGD/GELS Kemenkes edisi 2006

C. TUJUAN KEGIATAN TUJUAN UMUM Menyelenggarakan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pada karyawan puskesmas kebonsari dalam kegawatdaruratan secara profesional dan proporsional dengan mengedepankan kepentingan penderita tanpa mengesampingkan aspek legalitas TUJUAN KHUSUS Tujuan yang ingin dicapai dari penyelenggaraan pelatihan ini adalah peserta diharapkan mampu : 1. Menganalisa organisasi dalam pelayanan gawat darurat sehari-hari dan pelayanan gawat darurat dalam bencana di wilayah kerja. 2. Mempraktekkan keterampilan dalam mengidentifikasi kebutuhan penderita gawat darurat secara cepat, tepat dan akurat (initial assessment) 3. Mempraktekkan keterampilan dalam mengupayakan jalan napas yang bersih sekaligus memproteksi terhadap spinal (Airway Management) 4. Mempraktekkan keterampilan dalam mengupayakan ventilasi paru dan perfusi jaringan yang adequat (Breathing and Ventilatory Management) 5. Mempraktekkan keterampilan dalam mengatasi syok dan mengontrol perdarahan (Circulatory Management) 6. Mempraktekkan keterampilan Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support-Cardiopulmonal Rescucitation/ melakukan pijat jantung) 7. Mempraktekan keterampilan dasar gawat darurat bagi penderita yang mengalami trauma/injury/cedera 8. Mampu melakukan komunikasi ke fasilitas yang lebih tinggi 9. Mempraktekkan keterampilan pemasangan balutan dan pembidaian sederhana 10. Mempraktekkan keterampilan ekstrikasi, evakuasi dan tranportasi dengan teknik yang benar D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Pelatihan PPGD ini dilaksanakan di Puskesmas Kebonsari dengan peserta karyawan medis/non medis Puskesmas Kebonsari. Kegiatan ini akan kami laksanakan dalam dua season yaitu : 1. Teori tentang Organisasi PPGD (PPGD/harian & PPGD/bencana) dan penanganan penanggulangan kegawat daruratan. 2. Praktek atau simulasi tentang penanganan kegawat daruratan. E. METODE MELAKSANAKAN KEGIATAN Dalam melaksanakan kegiatan ini menjadi tanggung jawab Koordinator poli umum dan tindakan gawat darurat sebagai ketua pelaksana kegiatan ini. Dalam pelaksanaan kegiatan ini peserta mendapatkan materi kegawatdaruratan sebagai acuan selama mengikuti proses pendidikan dan pelatihan. Penyampaian materi yaitu dokter terlatih dibantu oleh perawat yang terlatih memberikan materi/teori secara langsung tentang kegawatdaruratan, kemudian dilanjutkan peragaan tentang cara bagaimana penanganan kegawatdaruratan. Setelah materi dan peragaan selesai disampaikan, diadakan Tanya jawab dengan peserta. F. SASARAN Sasaran pelatihan PPGD ini adalah perawat/bidan serta staf puskesmas kebonsari, baik PNS, PTT maupun tenaga honorer dan magang. Peserta pelatihan berjumlah dari 35 sampai 37 orang dengan fasilitator/nara sumber adalah dokter/paramedis yang telah dilatih PPGD oleh Rumah Sakit Saiful Anwar.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN Kesembuhan dating dari Alla SWT. Pelatihan dilakukan di aula Puskesmas Kebonsari dan diselenggarakan pada hari Kamis, 15 Oktober 2015. H. RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA Rincian biaya yang dibutuhkan adalah sbb: 1 Biaya persiapan sarana prasarana lainnya. 2 Anggaran biaya tersebut diupayakan dapat diperoleh dari dana operasional puskesmas melalui APBD. B EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA Penilaian atau evaluasi ini dilakukan kepada karyawan terutama paramedis yang telah mengikuti pelatihan dan dilakukan secara berkala yaitu 3 bulan sekali setelah mengikuti pelatihan. Selanjutnya laporan pelaksanaan kegiatan dibuat oleh panitia dan disampaikan kepada Kepala Puskesmas. C PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Dalam pelaksanaan pencatatan dan pelaporan kegiatan dibuat oleh ketua pelaksana kegiatan ini dan nantinya akan dilaporkan ke Kepala Puskesmas. Semua pelaksanaan kegiatan ini terdokumentasi mulai persiapan, proses hingga pelaksanaannya. Evaluasi dilakukan secara berkala yaitu 3 bulan sekali terhadap personel yang telah mengikuti kegiatan ini terutama paramedis. D PENUTUP Demikian kerangka acuan pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat darurat (PPGD) ini dibuat untuk diketahui serta dijadikan pedoman dalam penyelenggaraannya Ketua Panitia Pelatihan PPGD Puskesmas Kebonsari Wahyu Sulistyono NIP.

No : Lamp : Hal : Kerangka Acuan PERTEMUAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN KARYAWAN PUSKESMAS KEBONSARI TENTANG PPGD Kepada Yth, Kepala Puskesmas Kebonsari Di Tuban 8 September 2015 Menindaklanjuti disposisi Kepala Puskesmas Kebonsari terkait dengan permohonan pelaksanaan PERTEMUAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN KARYAWAN PUSKESMAS KEBONSARI TENTANG PPGD hari Senin, tanggal 5 Oktober 2015 Bersama ini kami sampaikan kerangka acuan PERTEMUAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN KARYAWAN PUSKESMAS KEBONSARI TENTANG PPGD. Program ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan petugas dalam penanggulangan pertama pada gawa darurat. 1. Fokus pertama dilakukan dengan mengoptimalkan pendidikan dan pelatihan Airway, Breathing, Circulation serta pengorganisasian saat harian maupun bencana, tata cara evakuasi, rujukan dan komunikasi yang efektif. Hasil evaluasi sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan sesuai standar dalam Panduan PPGD Nasional : PPGD/GELS Kemenkes edisi 2006. Demikian penyampaian kami, dengan harapan bahwa kegiatan ini dapat terwujud. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih. Ketua Panitia Pelatihan PPGD Puskesmas Kebonsari Tembusan : 1. Kepala Puskesmas Kebonsari 2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban Wahyu Sulistyono NIP. Permenkes Nomor 152/Menkes/Per/IV/2007 Tentang Izin dan penyelenggaran Praktik Kedokteraan dan kedokteran Gigi, BAB III Pasal 15 Ayat (I), Dokter dan dokter Gigi dapat memberilan pelimpahan suatu tindakan kedokteran dan tindakan kedokteran gigi, kepada perawat, bidan atau tenaga kesehatn lainnya secara tertulis. Tingkat pasien gawat darurat : 1. Kelompok dengan cedera ringan yang tanpa pelayanan medis tidak akan mengancam nyawanya. 2. Kelompok dengan cedera sedang/berat yang jika diberi pertolongan akan dapat menyelamatkan jiwanya.

3. Kelompok dengan cedera sangat berat atau parah yang walau diberi pertolongan tidak akan menyelamatkan jiwanya (Etika dan Hukum Kesehatan, Prof.Dr.Soekijo Notoatmojo 2010). C.1. Definisi Pelayanan Gawat Darurat 1. Pasien gawat darurat Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya. lanjut. 2. Pasien gawat tidak darurat Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium 3. Pasien darurat tidak gawat Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam jiwa dan anggota badannya, misal : luka sayat dangkal. 4. Pasien tidak gawat tidak darurat Misalnya pasien TBC kulit 5. Kecelakaan (accident) Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera (fisik, mental, sosial) 6. Cedera Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan. 7. Bencana Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderita manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.