BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
Mohamad Iqbal Darpito Hendry Hartono Abstract

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah promosi, kegiatan promosi merupakan salah satu bagian dari

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. antara Content, Accuracy, Format, Ease of Use, dan Timeliness dengan Satisfaction

BAB 1 PENDAHULUAN. berbasis pada kemampuan riset dan untuk lebih mendekatkan antara teori dan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah dan Perkembangan Universitas Bina Nusantara

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan waktu yang tidak optimal atau tidak efisien akan merugikan kehidupan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gugun Ruslandi, 2016 Pengaruh Program Mahasiswa Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan menjadi masalah nasional. Tidak hanya bidang sosial

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH


BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam perencanaan pembangunan, data mengenai ketenagakerjaan memegang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1 (10 november 2016)

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB 3 ANALISIS SISTEM. terdapat di Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Sistem Informasi Universitas Bina

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai seorang calon sarjana maupun sarjana, mahasiswa dituntut untuk

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. tinggi yang berkesinambungan, lembaga ini terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibuktikan dari hasil penelitian Institute of Management Development (dalam

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar1. 1 Jumlah Pengangguran di Indonesia dari Februari Agustus 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2016

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya, maka dari itu dunia pendidikan sekarang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

Mengukur Tingkat Kemampuan Berwirausaha Mahasiswa. dalam Mmenjalankan Kegiatan Magang. Lasminiasih

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2013

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa yang selesai menempuh jenjang pendidikan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia. Dengan diberlakukannya MEA (masyarakat

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

BERITA RESMI STATISTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, seorang siswa dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bangsa, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB 3 GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Wirausaha (entrepreneur) yaitu sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang ada. Sosok wirausaha sangat dibutuhkan oleh negara, dinanti oleh setiap instansi, dan diperlukan oleh setiap perusahaan. Pendidikan merupakan cara paling tepat untuk menciptakan manusia yang cerdas, berkualitas, tangguh, berkompetensi, kreatif, inovatif, bertanggung jawab, serta mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Tapi pada saat ini di Indonesia orang yang berpendidikan tinggi belum tentu mendapatkan pekerjaan yang layak atau bahkan menganggur. BPS mencatat, Jumlah penganggur, pada Februari 2013 mengalami penurunan sekitar 70 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2012 lalu, atau turun sekitar 440 ribu orang jika dibandingkan Februari tahun lalu. Turunnya angka pengangguran, serta meningkatnya jumlah tenaga kerja tersebut telah meningkatkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 0,45 persen selama periode satu tahun. Sebelumnya. Kepala Badan Pusat Statistik, Rusman Heriawan menyampaikan, jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 121,19 juta orang. Angka tersebut berarti ada peningkatan jumlah pekerja sebanyak 3,14 juta orang jika dibandingkan angkatan kerja Agustus 2012 yang hanya sebesar 118,05 orang. Meningkatnya jumlah angkatan kerja tersebut tentu saja merupakan kabar gembira karena mengindikasikan adanya penurunan jumlah pengangguran di Indonesia. Berdasarkan data resmi yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2013 yang lalu, menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja pada Agustus 2013 berjumlah 118,19 juta orang. Data BPS ini juga mengindikasikan bahwa jumlah pengangguran pada Agustus 2013 mencapai 7,39 juta orang. Berikut ini data yang tercatat oleh BPS, pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan pada tahun 2013 1

2 Tabel 1.1 Pengangguran Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan No Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Jumlah 1 Tidak/Belum Pernah Sekolah 81.432 2 Belum/Tidak Tamat SD 489.152 3 Sekolah Dasar 1.347.555 4 SLTP 1.689.643 5 SLTA Umum 1.925.660 6 SLTA Kejuruan 1.285.201 7 Diploma I/II/II/Akademi 185.103 8 Universitas 434.185 Total 7.410.931 Sumber: Data BPS Agustus 2013 yang diolah Dari data di atas, terlihat bahwa pengangguran dari SLTA Umum menduduki angka tertinggi. Hal tersebut dikarenakan lulusan SLTA Umum menjadi pengangguran karena faktor ekonomi, faktor sosial dan kurangnya pengetahuan mereka tentang wirausaha. Pengangguran terbuka cukup banyak juga yang berasal dari lulusan Perguruan Tinggi, baik diploma maupun sarjana yaitu sebanyak 688.660 orang. Hal ini menunjukkan bahwa memang minat mahasiswa lulusan diploma dan sarjana untuk berwirusaha masih sangat rendah. Minat berwirausaha itu sendiri menurut Richard Denanyoh, Kwabena Adjei, dan Gabriel Effah Nyemekye adalah pikiran dan perilaku yang memotivasi perhatian individu, pengalaman dan langkah ke depan untuk menggapai tujuan yang spesifik dan berwirausaha untuk mendapatkan keuntungan. Minat berwirausaha bisa terjadi karena beberapa faktor, dimana menurut penelitian yang dijalankan oleh Richard Denanyoh, Kwabena Adjei, dan Gabriel Effah Nyemekye terdapat 3 faktor yang mampu memengaruhi minat berwirausaha meliputi : Faktor pertama adalah faktor pendidikan. Yang termasuk dalam faktor pendidikan adalah pengetahuan yang memadai tentang berwirausaha dapat membuat seseorang untuk mengambangkan usahanya dan inspirasi diperlukan sebelum memulai usaha.

3 Kreatif dan inovatif menjadi kunci penting dalam berwirausaha. Dibutuhkan mentor yang tepat sebelum berwirausaha agar dapat memulai dan mengembangkan usaha dan meminimalisir resiko kerugian. Faktor keluarga menjadi faktor kedua karena keluarga memegang peranan penting dalam proses kehidupan seseorang. Dukungan moral dari keluarga, kerabat dan teman mempengaruhi seseorang untuk berwirausaha.dan dukungan moneter perlu diberikan oleh keluarga dan kerabat kepada orang yang ingin berwirausaha. Faktor terakhir adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan adalah inisiatif pemerintah untuk membantu kewirausahaan nasional.memberi fasilitas kredit kepada mereka yang ingin berwirausaha dan membuat kebijakan agar dapat memudahkan wirausaha dan menuju kepada Indonesia mandiri dengan melahirkan banyak pengusaha. Dalam penelitian ini, objek akan diarahkan pada BINUS University. Universitas Bina Nusantara pada awalnya berasal dari sebuah institusi pelatihan komputer Modern Computer Course yang didirikan pada 21 Oktober 1974. Seiring dengan perkembangan, Modern Computer Course kemudian berkembang menjadi Akademi Teknik Komputer (ATK) pada 1 Juli 1981. Akademi ini menawarkan pendidikan manajemen informatika dan teknik informatika.tiga tahun kemudian pada 13 Juli 1984 ATK mendapatkan status terdaftar dan berubah menjadi AMIK Jakarta. Pada 1 Juli 1985, AMIK membuka kursus di bidang komputerisasi akuntansi. AMIK mulai menggunakan nama Bina Nusantara pada 21 September 1985. AMIK mendapatkan penghargaan akademi komputer terbaik dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 17 Maret 1986. AMIK Bina Nusantara kemudian membentuk STMIK (Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer) Bina Nusantara pada 1 Juli1986. Institusi ini kemudian menawarkan program studi sarjana (S1) di bidang manajemen informatika dan teknik informatika. Pada 9 November 1987 AMIK Bina Nusantara bergabung dengan STMIK Bina Nusantara membentuk satu institusi pendidikan yang menawarkan program studi diploma (D3) dan strata 1 (S1). STMIK Bina Nusantara memperoleh status disamakan untuk semua program studi pada 18 Maret 1992. STMIK Bina Nusantara kemudian membuka program studi pascasarjana manajemen sistem informasi pertama di Indonesia pada 10 Mei 1993.

4 Universitas Bina Nusantara kemudian didirikan pada 8 Agustus 1996.STMIK Bina Nusantara kemudian bergabung dengan Universitas Bina Nusantara pada 20 Desember 1998. Saat ini, Universitas Bina Nusantara memiliki program pendidikan: Sekolah Sistem Informasi, Sekolah Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Sekolah Bisnis dan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Sekolah Desain, Fakultas Humaniora, Magister Teknik Informatika, Magister Manajemen Sistem Informasi, Magister Manajemen (Sekolah Bisnis), dan Doktor Riset Manajemen. Pada 23 Oktober 2014, Universitas Binus meluncurkan kampus terbarunya dengan mengadakan grand launching Binus University di Alam Sutera, Serpong, Tangerang. Kampus baru ini berupa gedung 22 lantai dan menerapkan konsep green campus, bangunan yang ramah lingkungan dengan pemakaian fasilitas-fasilitas hemat energi. Kampus seluas 25 ribu meter persegi tersebut didesain oleh arsitek Indonesia, yaitu Budiman. Kampus Alam Sutera memiliki empat program studi utama. Keempatnya adalah computer science, school of design, school business and management, serta information system. Seiring berjalannya waktu, Binus University telah menjadi salah satu universitas pilihan bagi para siswa/i Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) untuk melanjutkan pendidikan perguruan tinggi. Jumlah mahasiswa Binus University setiap tahunnya berjumlah sekitar 20.000 mahasiswa, baik yang berasal dari Jakarta maupun luar Jakarta. Menjadi mahasiswa yang berkuliah di luar daerah, tempat tinggal atau yang biasa disebut rumah kost merupakan kebutuhan yang sangat penting. Setiap mahasiswa menginginkan rumah kost yang nyaman dan dapat digunakan hingga menyelesaikan masa perkuliahan, bahkan hingga masa kerja. Berikut ini merupakan data perbandingan jumlah mahasiswa Binus University, baik dari Jakarta dan luar Jakarta selama empat tahun ajaran terakhir.

5 Mahasiswa Binus University Empat Tahun Ajaran Terakhir Jakarta Luar Jakarta 11718 11998 12003 11141 11496 11588 12071 10693 2009 2010 2011 2012 Gambar 1.1 Jumlah Mahasiswa Binus University (Sumber : IT Directorate Bina Nusantara, 2013) Fenomena yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah dimana target mahasiswa yang lulus jd entrepreneur adalah 2/3, tapi kenyataannya belum. Padahal mata kuliah entrepreneur sudah diterapkan.itu mengapa penelitian ini dilakukan di BINUS University. Melihat dari fenomena tersebut, penting untuk dianalisis faktor-faktor lain di luar mata kuliah yang saat ini sudah diterapkan dan sesuai dengan faktor-faktor yang dijabarkan oleh Richard Denanyoh, Kwabena Adjei, dan Gabriel Effah Nyemekye, maka indikasi-indikasi pada tiap faktor pun diuraikan. Faktor pertama meliputi faktor keluarga dimana mahasiswa merupakan individu yang secara tidak langsung sudah tidak terlalu terkontrol dalam pengawasan orang tua, oleh karena itu dukungan moral dan moneter dari orang tua dan keluarga sangat penting agar tiap mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang baik agar bisa mencari peluang untuk meningkatkan kualitas hidupnya dan tidak menjadi pengangguran. Ini bisa dilihat dari banyaknya mahasiswa Binus yang masih kost di daerah sekitar Binus yang menandakan bahwa mayoritas mahasiswa Binus berada jauh dari keluarga. Menurut survey yang dilakukan oleh penulis terdapat 43 kosan dan kontrakan yang ditinggali oleh mahasiswa Binus. Sekitar 5 dari 10 mahasiswa Binus jurusan entrepreneur menetap di kosan dan jauh dari keluarga.

6 Faktor kedua, yaitu faktor pendidikan.dalam hal ini, latar belakang mahasiswa yang berbeda-beda yang mana berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk menjadi entrepreneur. Mahasiswa berasal dari SMA swasta dan negeri yang mempunyai standar berbeda, serta SMK yang punya kompetensi yang berbeda pula. Skill dan pengetahuan tentang entrepreneur masih dirasa kurang bagi sebagian mahasiswa. Binus harusnya mengembangkan lebih mendalam personality mahasiswa untuk menjadi entrepreneur. Mahasiswa yang malu dan masih belum mengeksplor kemampuannya dalam wirausaha harus dilihat potensinya agar menarik minat mahasiswa dan membuka jalan untuk menjadi entrepreneur. Faktor terakhir adalah faktor lingkungan. Dari hasil survey yang dilakukan penulis, mayoritas dari mahasiwa hanya ikut-ikutan dengan temannya dan tidak mencoba sesuatu yang baru walaupun terdapat beberapa mahasiswa yang memilih menjadi diri sendiri menentukan masa depan mereka. Banyak juga mahasiswa yang menghabiskan waktu dan biaya di tempat hiburan. Kebiasaan dimanjakan oleh keluarga yang membuat mahasiswa agaknya sulit untuk mandiri dan menjadi entrepreneur. Seharusnya BINUS University lebih intens dalam mengajarkan pelajaran wirausaha dan menyediakan modal bagi mahasiswa yang benar-benar ingin berwirausaha. Serta membuat kebijakan untuk mahasiswa yang ingin berwirausaha dan mengembangkan usahanya kelak di kemudian hari. Dari uraian di atas, maka penelitian ini akan dijalankan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing faktor di atas terhadap minat mahasiswa BINUS University untuk menjadi seorang wirausaha dan selanjutnya penelitian ini akan dijalankan dengan judul: Pengaruh Faktor Pendidikan, Faktor Keluarga dan Faktor Lingkungan terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa BINUS University (Studi Kasus : Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, Peminatan Kewirausahaan angkatan 2015) 1.2 Formulasi Masalah Formulasi masalah dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Apakah faktor pendidikan memiliki pengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa BINUS University? 2. Apakah faktor keluarga memiliki pengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa BINUS University?

7 3. Apakah faktor lingkungan memiliki pengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa BINUS University? 4. Apakah faktor pendidikan, faktor keluarga, dan faktor lingkungan secara serentak memiliki pengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa BINUS University? 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada BINUS University kampus Anggrek yang beralamat di Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat, DKI Jakarta 11530. Penelitian ini hanya dilakukan pada mahasiswa BINUS University yang mengambil fakultas ekonomi, jurusan manajemen dan peminatan kewirausahaan angkatan 2015 yang berjumlah 241 orang. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini melihat dari rumusan masalah dan ruang lingkup yang telah dipaparkan di atas adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor pendidikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa BINUS University 2. Untuk mengetahui pengaruh faktor keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa BINUS University 3. Untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap minat berwirausaha mahasiswa BINUS University 4. Untuk mengetahui pengaruh faktor pendidikan, faktor keluarga, dan faktor lingkungan secara serentak berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa BINUS University 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dibagi menjadi 3 yaitu manfaat untuk penulis, universitas dan akademis. 1. Untuk penulis a. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan wawasan dan pengalaman bagi penulis b. Sebagai sarana dalam mengaplikasikan teori dan ilmu yang sudah dipelajari dalam bangku perkuliahan

8 c. Sebagai sarana untuk memicu kreatifitas dan mengasah cara berpikir kritis 2. Untuk Universitas a. Diharapkan dapat menjadi referensi untuk mengembangkan pendidikan, keluarga, dan lingkungan terhadap minat berwirausaha b. Diharapkan dapat menjadi kontribusi yang berarti dalam bentuk bahan masukan untuk Universitas Bina Nusantara 3. Untuk akademis atau umum a. Diharapkan dapat menjadi referensi yang berguna dalam menjelaskan seberapa penting pengaruh dari pendidikan,keluarga,dan lingkungan terhadap minat berwirausaha. b. Diharapkan dapat menjadi referensi dan informasi tambahan untuk penelitian ilmiah yang berhubungan dengan faktor pendidikan, faktor keluarga,dan faktor lingkungan terhadap minat berwirausaha.