Peningkatan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Ekosistem Melalui Penerapan Model Inkuiri Terbimbing

dokumen-dokumen yang mirip
BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MIA 5 SMA BATIK 1 SURAKARTA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

LINDA ROSETA RISTIYANI K

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dengan Model Inkuiri pada Materi Sistem Indera Kelas XI MIA 6 SMA N 4 Surakata Tahun Pelajaran 2014/2015

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 3 September 2012 Halaman 73-80

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDUCTIVE THINKING BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

: RANI PURWATI K

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

UMMU MUSLIHAH K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM SARAF DAN SISTEM INDRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS XII SMA MELALUI PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI BIOTEKNOLOGI

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DIPADU READING ASSIGNMENT UNTUK MENINGKATKAN SCIENTIFIC WRITING SKILLS SISWA KELAS X MIA 4 SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)


RAHMAT FAUZI NIM. K

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Skripsi. Oleh: Dwi Listiawan X

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X IPA SMA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN STRATEGI TEAM QUIZ, MEDIA AUDIO VISUAL, DISERTAI MODUL PEMBELAJARAN

Yunita Fitri Anggraeni 1), Kartono 2), Idam Ragil Widianto Atmojo 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLASS-WIDE PEER TUTORING (CWPT)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

YUNITA NUR ANGGRAENI K

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN HITUNG PENJUMLAHAN PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PERMAINAN BUJUR SANGKAR AJAIB KELAS II SD 1 PEDES ARTIKEL JURNAL

PENERAPAN MODEL LEARNING TOGETHER (LT)

SKRIPSI. Oleh: Amy Mukaromatun L K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI GUIDED DISCOVERY LEARNING

SKRIPSI. Oleh : RAHMANIA PAMUNGKAS K PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

JURNAL SKRIPSI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DIPADUKAN MEDIA AUDIO VISUAL

Oleh: REDZA DWI PUTRA K

: AYU PERDANASARI K

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL PAIKEM METODE GUIDED NOTE TAKING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

Skripsi. Oleh: Puput Dwi Maret Tanti K

Skripsi. Oleh: GAMALIEL SEPTIAN AIRLANDA K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI Volume 7 Nomor 1 Februari 2015 Halaman

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA MATERI SISTEM EKSKRESI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 KISARAN T.P.

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN MEDIA PAPAN FLANEL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SDN 1 PANJER

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN

Wahyu Eko Saputro 1), Siti Istiyati 2), Peduk Rintayati 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Ummu Muslihah, Trustho Raharjo, Dwi Teguh Raharjo

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

Keywords: Process and Learning Outcomes, Learning Resources Environment, Scientific Approach

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

Penerapan Discovery Learning Dipadu Reading Assignment untuk Meningkatkan Scientific Writing Skills Siswa Kelas X MIA 4 SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN ILMIAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

Fika Yunifa Efrianingrum, Triwahyudianto, Rofi ul Huda Universitas Kanjuruhan Malang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LERANING) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Peningkatan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Ekosistem Melalui Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Increasing Learning Motivation and Student s Critical Thinking Skills On Ecosystem Material Through The Implementation Model of Guided Inquiry Learning Anisa Zahra Hermayani 1), Sri Dwiastuti 2), Marjono 3) 1) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: anzahra89@gmail.com 2) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: dwiastuti54@gmail.com 3) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: maryonobio@yahoo.com ABSTRACT- The purposes of this research is to increase students learning motivation and critical thinking skills of class X MIA 5 SMA Batik 1 Surakarta through the implementation mode of guided inquiry. This research is a Classroom Action Research with 2 cycles of action. Each cycle consisting of 4 phases which is planning, acting, observing, and reflecting. Observational data obtained from the observation sheet, questionnaire, and test. Technical analysis of data is descriptive qualitative. Data validation is use triangulation method. Result of this research show that with the implementation model of guided inquiry learning could increase learning motivation and critical thinking skills in Biological learning. It s based on the result of observation sheet, questionnaire, and test. Average percentage for each aspect of learning motivation precycle are 45,4%, first cycle are 65,08% (increase 19,68%), and last cycle 75,17% (increase 10,09%), while percentage for each aspect of critical thinking skills pre-cycle are 34,17%, first cycle 51,10% (increase 16,93%), and last cycle are 61,73% (increase 10,63%). This it can be concluded that the implementation model of Guided Inquiry learning could increase learning motivation and critical thinking skills of students class X MIA 5 SMA Batik 1 Surakarta class year 2014/2015. Key Word: Guided Inquiry Learning, Learning Motivation, Critical Thinking Skills PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan merupakan aspek penting dalam kehidupan, hal ini berkaitan dengan tuntutan, tantangan dan persaingan di era globalisasi. Dampaknya menyebabkan berubahnya cara pandang manusia terhadap pendidikan (Hasan,2003). Era globalisasi selain ditandai dengan perkembangan teknologi dan informasi yang sangat cepat juga tuntutan individu untuk belajar sepanjang hayat.

Tuntutan tersebut menginginkan Pembelajaran biologi di SMA Batik peserta didik yang berkualitas, mampu 1 Surakarta sudah menggunakan berpikir kritis, berpikir kreatif, Kurikulum 2013 namun ditemui memiliki motivasi belajar yang tinggi permasalahan diantaranya siswa dan juga mampu memecahkan cenderung bosan karena model masalah dalam kehidupan sehari-hari. pembelajaran yang terlalu monoton dan Faktor yang mempengaruhi kurang menarik sehingga kemampuan keberhasilan proses belajar mengajar peserta didik tidak sepenuhnya salah satunya adalah motivasi belajar tereksplorasi dengan baik. Karakteristik siswa. Semakin besar motivasi belajar mata pelajaran biologi yang cenderung peserta didik, maka semakin berhasil banyak hafalan dan memahami konsep pula peserta didik dalam mencapai sehingga membuat mata pelajaran ini hasil belajar yang maksimal. Thomas kurang diminati. Hal ini berakibat F. Staton (2009) mengemukakan kepada rendahnya motivasi belajar dan bahwa seseorang akan berhasil dalam kemampuan berpikir kritis peserta belajar, kalau pada dirinya sendiri ada didik. keinginan untuk belajar. Hasil observasi yang sudah Berpikir kritis merupakan dilakukan dan didukung oleh data kemampuan peserta didik untuk berpikir pengamatan terhadap motivasi belajar secara netral, memiliki alasan logis, dan kemampuan berpikir kritis siswa keinginan kuat akan kejelasan dan sebagai berikut, motivasi belajar siswa, ketepatan suatu informasi. Berdasarkan 1). adanya hasrat dan keinginan ingin pendapat Anderson (2004), apabila berhasil 40%, 2). adanya dorongan dan berpikir kritis dikembangkan maka kebutuhan dalam belajar 34,5%, 3). peserta didik akan cenderung mencari Adanya harapan dan cita-cita masa kebenaran, berpikir terbuka, toleran depan 63%, 4). adanya penghargaan terhadap ide-ide baru, dapat dalam belajar 39%, 5). adanya kegiatan menganalisis masalah dengan baik dan yang menarik dalam belajar 34,5%, 6). memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Adanya lingkungan belajar kondusif, sehingga memungkinkan seseorang

siswa dapat belajar dengan baik 53,5%, bosan pada tugas yang rutin, senang 7). tekun menghadapi tugas 36%, 8). mencari dan memecahkan soal-soal dan ulet menghadapi tugas 38%, 9). jumlah skor kemampuan berpikir kritis menunjukkan minat terhadap macammacam siswa rendah. masalah 33%, 10). Lebih senang Alternatif solusi yang dapat bekerja mandiri, 11). cepat bosan pada digunakan untuk mengatasi tugas yang rutin 43%, 12). Dapat permasalahan diatas adalah penggunaan mempertahankan pendapatnya, 13). model pembelajaran yang dapat Tidak mudah melepaskan hal yang melibatkan siswa dalam proses diyakini, 14). senang mencari dan pembelajaran dan mampu memecahkan soal-soal 34,5%, mengoptimalkan kemampuan berpikir sedangkan data hasil observasi siswa. Inkuiri terbimbing merupakan kemampuan berpikir kritis siswa model pembelajaran yang melibatkan sebagai berikut, 1) interpretation siswa lebih aktif dalam kegiatan (interpretasi) 7,86%, 2). Analysis pembelajaran untuk menggali potensi (analisis) 6,07%, 3). Evaluation yang ada dalam dirinya dengan arahan (evaluasi) 5,09%, 4). Inference guru. Model pembelajaran inkuiri (kesimpulan) 4,73%, 5). Explanation terbimbing diharapkan dapat membantu (penjelasan) 4,82%, 6). Self-regulation siswa dalam memahami konsep-konsep (pengaturan diri) 5,60% dengan jumlah dasar dan ide-ide yang lebih skor 34,17%. Berdasarkan hasil baik,membantu dalam menggunakan observasi disimpulkan bahwa motivasi daya ingat siswa sehingga dapat belajar meliputi aspek adanya hasrat meningkatkan motivasi belajar dan dan keinginan ingin berhasil, adanya kemampuan berpikir kritis siswa. dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya penghargaan dalam belajar, Metode Penelitian adanya kegiatan yang menarik dalam Penelitian dilaksanakan di kelas X belajar, tekun menghadapi tugas, ulet MIA 5 SMA Batik 1 Surakarta tahun menghadapi tugas, menunjukkan minat pelajaran 2014/2015. SMA Batik 1 terhadap macam-macam masalah, cepat

Surakarta beralamat di Jalan Slamet Riyadi No 445, Laweyan, Surakarta. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Prosedur dan langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.Taggart (Kemmis dan Mc.Taggart, 2005) yaitu dalam satu siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian. Instrumen pmebelajaran terdiri dari silabus, RPP, LKS, dan materi ajar, sedangkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi, angket, soal tes kemampuan berpikir kritis, lembar observasi keterlaksanaan sintak, dan pedoman wawancara, serta peralatan dokumentasi. Penelitian dilakukan berkolaborasi dengan guru biologi untuk menyelesaikan permasalahan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa yang dianalisis melalui hasil observasi pra siklus. Solusi dari permasalahan di kelas X MIA 5 berupa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran biologi pada materi sistem ekosistem. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dilakukan dalam dua siklus pembelajaran, dengan langkah pembelajaran yang sama. Perbedaan yang terdapat antar siklus adalah bagian refleksi, sebab refleksi didasarkan pada fakta yang diperoleh dari pelaksanaan di lapangan. Kegiatan refleksi di tiap siklus dilakukan untuk mengupayakan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. Data penelitian motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh melalui observasi, angket, dan tes tertulis. Observasi dilakukan selama pelaksanaan tindakan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Tes tertulis dan angket dilaksanakan di setiap akhir siklus pembelajaran. Hasil Penelitian dan Pembahasan Skor capaian aspek motivasi belajar siswa berdasarkan hasil observasi dan angket pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 1. Rata-rata Capaian Skor Tiap Aspek Motivasi Belajar No Indikator Capaian Skor (%) Siklus I Siklus II 1 Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah 65,35 76,22 2 Tekun menghadapi tugas dan ulet menghadapi kesulitan 65,59 77,90 3 Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal 57,28 67,90 4 Adanya hasrat dan keinginan berhasil 60,13 72,32 5 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 63,00 69,67 6 Cepat bosan pada tugas yang rutin 64,79 76,12 7 Adanya penghargaan dalam belajar 60,00 74,07 8 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 84,53 87,14 Jumlah Rata-rata 520,66 65,08 601,32 75,17 Tabel 1 menunjukkan capaian skor tiap aspek maupun skor rata-rata keseluruhan aspek motivasi belajar dari tahap siklus I dan siklus II. Skor capaian tiap aspek di siklus II berkisar antara 69,67% sampai 87,14% dengan skor rata-rata total keseluruhan aspek sebesar 75,17%. Skor tersebut menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I, baik untuk setiap aspek maupun rata-rata skor capaian aspek motivasi belajar. Hasil pengukuran motivasi belajar siswa siklus II menunjukkan bahwa sebagian besar aspek sudah mencapai target akhir sebesar 70%, namun terdapat dua aspek yang belum mencapai target akhir yaitu senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal dengan capaian skor sebesar 67,90% di siklus II dan aspek adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar dengan capaian skor sebesar 69,67% di siklus II. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat tingkat kenaikan skor tiap aspek motivasi belajar yang disajikan dalam bentuk diagram pada Gambar 1. Peningkatan terjadi mulai dari siklus I dan siklus II baik dari tiap aspek maupun rata-rata keseluruhan aspek.

Capaian Skor (%) 100 080 060 040 020 76,22 77,895 085 67,9 72,32 69,665 76,115 74,07 065 066 057 060 063 060 065 87,135 Siklus I Siklus II 000 1 2 3 4 5 6 7 8 Keterangan Indikator Motivasi Belajar: 1. Menunjukkan minat siswa terhadap macam-macam masalah 2. Tekun menghadapi tugas dan Ulet menghadapi kesulitan 3. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal 4. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 5. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 6. Cepat bosan pada tugas rutin 7. Adanya penghargaan dalam belajar 8. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar Gambar 1. Peningkatan Capaian Skor tiap Aspek Motivasi Belajar Berdasarkan data pada Gambar 1 menunjukkan hasil perhitungan persentase motivasi belajar siswa siklus I dan siklus II. Berdasarkan diagram diatas, motivasi belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hasil perhitungan capaian hasil motivasi belajar siswa pada siklus I berkisar antara 57,28% sampai 84,53% dan pada siklus II berkisar antara 67,90% sampai 87,14%. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan persentase nilai setiap indikator dari setiap siklus. Nilai ratarata indikator menunjukkan adanya peningkatan persentase dari siklus I sebesar 65,08% dan siklus II sebesar 75,17% (meningkat 10,09%). Skor capaian aspek kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan hasil tes pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel berikut

Tabel 2. Rata-rata Capaian Skor Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis No Indikator Capaian Skor (%) Siklus I Siklus II 1 Interpretation 10,63 12,50 2 Analysis 9,38 10,54 3 Evaluation 8,63 9,38 4 Inference 7,31 9,82 5 Explanation 8,34 9,02 6 Self-regulation 9,38 10,48 Jumlah Rata-rata 51,10 8,94 61,73 10,29 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat hasil capaian indikator kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus II berkisar antara 9,02% sampai 12,5% dengan skor capaian rata-rata kelas sebesar 10,29%. Skor tersebut menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I, baik untuk setiap aspek maupun rata-rata skor capaian aspek kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat tingkat kenaikan skor tiap aspek kemampuan berpikir kritis yang disajikan dalam bentuk diagram pada Gambar 2. Peningkatan terjadi mulai dari siklus I dan siklus II baik dari tiap aspek maupun rata-rata keseluruhan aspek. Capaian Skor (%) 14 12 10 8 6 4 2 0 12,5 10,63 10,54 9,38 8,63 9,38 9,82 10,48 7,31 8,34 9,02 9,38 Siklus I Siklus II Gambar 2. Peningkatan Capaian Skor tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis

Berdasarkan data hasil pengamatan senang mencari dan memecahkan soalsoal, didapatkan bahwa hasil jumlah capaian adanya hasrat dan keinginan indikator kemampuan berpikir kritis berhasil, adanya dorongan dan siswa kelas X MIA 5 meningkat sesuai kebutuhan dalam belajar, cepat bosan target pada siklus II yaitu sebesar pada tugas rutin, adanya penghargaan 61,73% (meningkat 27,56%) dalam belajar, dan adanya kegiatan berdasarkan tes kemampuan berpikir yang menarik dalam belajar. Data hasil kritis, sedangkan rata-rata capaian pengukuran berupa skor capaian hasil indikator motivasi belajar berdasarkan observasi, tes tertulis dan angket. angket meningkat pada siklus II yaitu Semua indikator kemampuan sebesar 80,07% (meningkat 34,67%) berpikir kritis dan motivasi belajar berdasarkan angket. Hal tersebut siswa dapat ditingkatkan menggunakan meningkat dibandingkan dengan hasil model pembelajaran inkuri terbimbing. capaian pada siklus I. Jumlah capaian Tahap-tahap yang terdapat dalam model indikator kemampuan berpikir kritis pembelajaran inkuiri terbimbing pada siklus I sebesar 51,10% meliputi pengenalan area investigasi (meningkat 16,93%), sedangkan ratarata kepada siswa, siswa menemukan dan capaian indikator motivasi belajar mencari permasalahan, siswa meningkat pada siklus I yaitu sebesar mengidentifikasi masalah yang akan 76,23% (meningkat 30,83%) diteliti dalam percobaan, dan berdasarkan angket. Indikator menentukan langkah-langkah untuk kemampuan berpkir kritis yang diukur menyelesaikan masalah (Joyce et adalah aspek interpretation, analysis, al:2000). evaluation, inference, explanation, dan Berdasarkan penelitian yang telah self-regulation. Indikator motivasi dilakukan diketahui bahwa model belajar siswa yang diukur adalah aspek pembelajaran inkuiri terbimbing dapat menunjukkan minat terhadap macammacam meningkatkan motivasi belajar dan masalah, tekun menghadapai kemampuan berpikir kritis siswa. hasil tugas dan ulet menghadapi kesulitan, penelitian tersebut sesuai dengan hasil

penelitian Halimah (2012) bahwa model Faktor lain yang mempengaruhi inkuiri berbasis lesson study melatih peningkatan tiap siklus adalah kualitas siswa menemukan konsep atau jawaban pembelajaran yang semakin baik. suatu masalah yang menjadikan siswa Proses pembelajaran pada tahap siklus lebih antusias dan mendorong siswa II lebih baik dibandingkan siklus I, untuk mencari jawaban melalui sedangkan pembelajaran siklus I lebih pengamatan langsung sehingga dapat baik dibandingkan pra-siklus. meningkatkan motivasi siswa untuk Peningkatan kualitas dan keterlaksanaan belajar. Hasil penelitian Sochibin, dkk., proses pembelajaran mengakibatkan (2009) mengungkapkan bahwa model ketercapaian skor tiap aspek menjadi pembelajaran inkuiri dapat lebih tinggi. Kualitas pembelajaran meningkatkan pemahaman konsep dikelola oleh guru. Guru melakukan siswa dan menumbuhkembangkan perbaikan pembelajaran pada tiap siklus ketrampilan berpikir kritis. melalui tahap refleksi dan perencanaan Peningkatan capaian motivasi kembali sebagai upaya perbaikan di belajar dan kemampuan berpikir kritis siklus berikutnya. Semakin baik kualitas dapat dilihat dari capaian skor setiap pembelajaran yang dikelola oleh guru di siklus pembelajaran mulai dari pra kelas, semakin besar peningkatan siklus hingga siklus II. Hasil analisis kualitas siswa. data 8 aspek motivasi belajar dan 6 Hasil penelitian berupa peningkatan aspek kemampuan berpikir kritis motivasi belajar dan kempuan berpikir menunjukan bahwa upaya penerapan kritis siswa didukung melalui wawancra model pembelajaran inkuiri mampu siswa dan guru. Hasil wawancara meningkatkan motivasi belajar dan dengan beberapa perwakilan siswa kemampuan berpikir kritis siswa hingga diperoleh respon terhadap penerapan akhir siklus II dengan target capaian model pembelajaran inkuiri terbimbing. sebesar 70% untuk rata-rata Siswa sampel yang berjumlah 6 orang keseluruhan aspek motivasi belajar dan menyatakan bahwa pembelajaran yang 60% untuk jumlah keseluruhan aspek diterapkan pada materi ekosistem kemampuan berpikir kritis. memberikan pengalaman lebih bagi

siswa. siswa lebih memahami materi MIA 5 SMA Batik 1 Surakarta tahun yang disampaikan dan keterlibatan pelajaran 2014/2015. siswa dalam pembelajaran lebih Daftar Pustaka optimal. Pendapat siswa didukung Anderson, J.A. (2004). Critical dengan penyataan yang disampaikan Thinking Across the Disciplines. oleh guru melalui wawancara dengan Makalah Faculty Development guru. Seminar in New York City Hasil wawanara dengan guru pada College of Technology, New tiap akhir siklus, diperoleh informasi York bahwa guru lebih merasa antusias Halimah, U. (2012). Penerapan Strategi menyampaikan pembelajaran melalui Pembelajaran Inkuiri Berbasis penerapan model inkuiri terbimbing. Lesson Studi Untuk Keterlibatan siswa dalam setiap Meningkatakan Motivasi Belajar kegiatan memberikan dampak positif Dan Hasil Belajar Biologi Siswa khususnya terhadap partisipasi siswa Kelas X SMAN 1 Kepanjen saat pembelajaran sehingga materi yang Malang. Thesis. Program Studi disampaikan guru bisa dipahami dengan Pendidikan Biologi Universitas baik oleh siswa. guru memberi Negeri Malang. kesimpulan bahwa penerapan model Hasan,A.M. (2003). Pengembangan pembelajaran inkuiri terbimbing dapat Profesionalisme Guru di Abad meningkatkan motivasi belajar dan Pengetahuan. [Online] http://researchengines.com/amhasan.html. kemampuan berpikir kritis siswa. Simpulan Diakses 14 Januari 2015 Berdasarkan hasil penelitian dapat Joyce. B Weil & Shower B. (2000). disimpulkan bahwa ada peningkatan Models of Teaching Fourth motivasi belajar sebesar 29,77% dan Edition Massa Chusettes: kemampuan berpikir kritis siswa Allymand and Bacon Publishing sebesar 27,56% melalui penerapan Company model Inkuiri Terbimbing di kelas X Kemmis, S & Mctaggart, R. (2005).

Participatory Action Research: Handbook of Qualitative Research. Sochibin, A. Dwijananti, P. Marwoto, P. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin untuk Peningkatan Pemahaman dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SD. Jurnal Pendidikan Indonesia Staton, Thomas, F. (2009). Cara Mengajar Dengan Hasil Yang Baik. Bandung. CV Diponegoro