BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi kepada negara berupa pemasukan pajak dan dividen.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Modal kerja merupakan salah satu komponen penting dalam. menjalankan aktivitas usaha perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan dunia usaha yang tumbuh semakin cepat. menyebabkan meningkatnya persaingan yang kompetitif antar perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Perusahaan yang ingin bertahan dan sukses, haruslah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan. Aktivitas-aktivitas tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan bidang bisnis yang serupa menjadi kendala tersendiri bagi suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. akan diperkuat dan dipercepat pelaksanaannya (

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya besar keuntungan haruslah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. maka tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

Laba Bersih ROE = x 100% Modal Sendiri

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan di periode sebelumnya. Perubahan laba menjadi ukuran keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) dari

Penelitian ini membutuhkan kajian sebagai berikut : yang terjadi dalam suatu perusahaan. menggambarkan kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di era globalisasi ini berkembang cukup pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan biaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijelaskan oleh suatu perusahaan, tentulah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. Kas dan piutang merupakan pos penting karena merupakan elemen dari asset

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. Modal kerja yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan lain baik bagi perusahaan domestik maupun perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan manufaktur. Perusahaan memiliki kebutuhan modal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Masalah perekonomian merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha sektor perkebunan memegang peranan strategis dalam mendukung perekonomian Indonesia melalui kegiatan ekspor hasil primer perkebunan yang memberikan kontribusi kepada negara berupa pemasukan pajak dan dividen. Perusahaan perkebunan mempunyai andil yang besar dalam menciptakan stabilitas perekonomian nasional. Hal tersebut dapat dilihat pula dalam peran perusahaan perkebunan dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Hadirnya perusahaan perkebunan ditengah-tengah masyarakat memberikan kontribusi riil akan salah satu permasalahan nasional yaitu pengangguran. Perusahaan perkebunan menggerakkan masyarakat yang berada disekitar perusahaan untuk melakukan aktivitas yang bersifat produktif yaitu bekerja. Secara langsung maka peran perusahaan perkebunan adalah berhubungan erat dalam menciptakan stabilitas perekonomian dan mengurangi 10

tingkat pengangguran di Indonesia. Dengan pertumbuhan yang cukup konsisten, subsektor perkebunan mempunyai peran strategis, baik dalam pembangunan ekonomi secara nasional maupun dalam menjawab isu-isu global. Subsektor perkebunan berperan dalam penyediaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, sumber devisa, pengentasan kemiskinan, dan konservasi lingkungan. Keberadaan dan kecukupan modal kerja suatu perusahaan akan sangat mempengaruhi proses operasionalnya. Modal kerja yang efektif dan efesien akan mempengaruhi kegiatan operasional dan berpedoman pada rencana kerja yang telah ditetapkan oleh kebijakan manajemen perusahaan tersebut, baik mengenai pengolahan maupun pengadaan. Menurut Sawir, (2005:129) modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membiayai kegiatan operasinya sehari hari, dimana modal kerja yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Modal kerja merupakan masalah pokok dan topik penting yang sering kali dihadapi oleh perusahaan karena hampir semua perhatian untuk mengelola modal kerja dan aktiva lancar yang merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva. Menurut Munawir (2002:125), modal dibutuhkan oleh perusahaan untuk membelanjai operasional perusahaan sehari- hari seperti untuk memberikan persekot 11

pembelian bahan mentah, membiayai upah gaji pegawai dan lain- lain. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan diharapkan dapat kembali dalam waktu singkat melalui hasil penjualan produksinya. Adapun manfaat dari tersedianya modal kerja yang cukup menurut Jumingan (2001:67) adalah sebagai berikut : 1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot. 2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. 3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga mendapatkan keuntungan berupa potongan harga. 4. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga seperti kebakaran, pencurian dan sebagainya. 5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya. 6. Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada pelanggan. 7. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan suplai yang dibutuhkan. 8. Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan efisiensi kerjanya sehingga tujuan perusahaan untuk mencapai laba yang maksimal dapat tercapai. Kegagalan memperoleh modal kerja akan menimbulkan hambatan, meski hal itu turut dipengaruhi oleh faktor pengolahan dalam meningkatkan mutu produksi dan faktor lain yang sifatnya eksternal. Peranan modal kerja sangat penting bagi setiap 12

perusahaan, walaupun peranan tersebut selalu berbeda pada masing-masing perusahaan. Dalam perusahaan industri misalnya, salah satu peranan modal kerja adalah menjamin kontinuitas perusahaan. Namun pada dasarnya modal kerja dan modal memiliki hubungan yang sangat erat. Modal, disamping kontinuitas, juga menjaga likuiditas perusahaan. Faktor-faktor produksi yang termaksud pada perkebunan menurut Yovita, Hetty dan Indriani (1992;62) adalah tanah, tenaga kerja, modal dan pengelolaan manajemen Modal kerja memiliki sifat yang fleksibel, besar kecilnya modal kerja dapat ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan perusahaan. Menetapkan modal kerja yang terdiri dari kas, piutang, persediaan yang harus dimanfaatkan seefisien mungkin. Besarnya modal kerja harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan karena baik kelebihan atau kekurangan modal kerja sama- sama membawa dampak negatif bagi perusahaan. Modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang berasal dari luar atau ekstern dapat dibelanjai dari kombinasi sumber dana jangka panjang, menengah dan jangka pendek. Menghubungkan salah satu unsur dari modal kerja dengan salah satu bentuk sumber dana harus dilakukan dengan sangat hati- hati. Hal ini dapat dilihat ketika perusahaan mengeluarkan obligasi pada pasar modal maka obligasi tersebut mungkin kita gunakan untuk berbagai keperluan baik uang kas, piutang dagang maupun persediaan bahan baku dan tidak untuk salah satu jenis unsur kebutuhan modal kerja saja. Oleh karena itu sumber dana tersebut membentuk suatu kesatuan sumber dana yang digunakan untuk satu kesatuan kebutuhan modal kerja. 13

Modal kerja dalam suatu perusahaan adalah sejumlah dana yang harus berputar secara tetap atau permanen. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akan menyenangkan kreditor jangka pendek karena mereka memperoleh kepastian bahwa modal kerja berputar dengan kecepatan yang tinggi dan utang akan segera dapat dibayar meski dalam kondisi operasi yang sulit. Dalam perusahaan tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akibat adanya jumlah modal yang cukup dengan tingkat penjualan yang tinggi sehingga modal cepat kembali kebentuk semula yaitu kas atau piutang. Namun ada kalanya perputaran modal kerja yang tinggi akibat perusahaan kekurangan modal kerja sedangkan tingkat penjualan dalam perusahaan tersebut juga tinggi. Sedangkan tingkat perputaran modal kerja yang rendah disebabkan karena banyaknya dana yang tidak dimanfaatkan dalam operasi perusahaan secara efektif dan efisien dengan tingkat penjualan yang rendah. Sehubungan dengan hal tersebut dapat diambil suatu cara dimana modal kerja yang sifatnya permanen sebaiknya dibiayai dengan menggunakan kredit jangka panjang sedangkan modal kerja yang berubah- ubah dibiayai dengan kredit jangka cukup jumlahnya atau harus mampu membiayai pengeluaran- pengeluaran perusahaan dalam kegiatan operasionalnya sehari- hari. Dengan adanya modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan, karena disamping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien perusahaan juga tidak mengalami kekurangan atau masalah keuangan. Pengelolaan keuangan yang baik dapat dilihat dari ketepatan penggunaannya, adapun 14

Operating asset turnover juga merupakan factor yang dapat mempengaruhi return on equity. Dimana operating asset turnover merupakan rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang tersedia yaitu berupa asset. Semakin tinggi rasio ini maka semakin efisien penggunaan asset dan semakin cepat pengembalian dana dalam bentuk kas (Abdul Halim,2007). Total operating asset turnover merupakan rasio antara penjualan dengan total aktiva yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan. Apabila rasio ini rendah maka ini merupakan indikasi bahwa perusahaan tidak beroperasi pada volume yang memadai bagi kapasitas investasinya. Operating asset turnover merupakan rasio pengelolaan aktiva terakhir, mengukur perputaran atau pemanfaatan dari semua aktiva perusahaan. Apabila perusahaan tidak menghasilkan volume usaha yang cukup untuk ukuran investasi sebesar total aktivanya, penjualan harus ditingkatkan. Dengan demikian perusahaan diharapkan mampu menghasilkan return on equity secara maksimal dari laba yang dihasilkan (Weston dan Brigham: 1989) Selain modal kerja, perputaran modal kerja, operating assets turnover, inventory turnover juga merupakan factor yang mempengaruhi ROE, Inventory turnover adalah tingkat perputaran persediaan yang mengukur perusahaan dalam memutar barang dagangannya dan menunjukan hubungan antara barang yang diperlukan untuk mengimbangi tingkat penjualan yang ditentukan. Jika mengunakan perbandingan lebih dari satu periode, maka nilai inventory turnover yang semakin besar akan semakin bagus dalam arti perputaran persediaan perusahaan efektif, 15

sehingga tidak terjadi penumpukan persediaan perusahaan digudang. Dalam hal ini inventory turnover merupakan salah satu cara untuk mengontrol inventory agar tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak sehingga suatu perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan baik. Menurut Munawir (2007:77), inventory turnover adalah merupakan ratio atau jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki perusahaan. Ratio ini menunjukan seberapa efisien perusahaan mengatur inventorynya, yaitu dengan menunjukan berapakali inventory turnover dilakukan dalam satu tahun. Jenis ratio ini tergantung pada jenis industri dimana perusahaan berada. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu Apri Daryanti (2003) yang berjudul Pengaruh Modal Kerja dan Total Turnover Asset terhadap Profitabilitas pada Perusahaan PT.Metrodata Electronics dimana dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Modal Kerja dan Total Turnover operating asset secara simultan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan profitabilitas yaitu sebesar 64,2%. Pada penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2005) yang berjudul Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity (ROE) pada Perusahaan Makanan dan Minuman go public di Bursa Efek Jakarta Studi empiris tahun 2000 sampai dengan 2003. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja secara signifikan berpengaruh terhadap Return On Equity (ROE). Sedangkan pada penelitian Hairuddin (2003) yang berjudul tentang Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran modal kerja terhadap Return On Equity pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 16

menyimpulkan bahwa kedua variable independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dapat dilihat dari variabel independen yang digunakan, objek atau perusahaan yang dijadikan sebagai bahan penelitian dan juga tahun penelitian yang dijadikan sebagai objek penelitian. Sehubungan dengan uraian latar belakang diatas dan juga melihat kembali dari penelitian terdahulu bahwa perusahaan sektor perkebunan sangat jarang digunakan sebagai bahan atau data penelitian maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Operating Asset Turnover dan Inventory Turnover terhadap Return on Equity (ROE) pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai 2013. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Operating Assets Turnover dan Inventory Turnover berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan dan secara parsial? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Operating Asset Turnover dan Inventory Turnover 17

terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan dan secara parsial. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan untuk melihat aplikasi yang diterapkan dalam lapangan dengan teori yang dipelajari peneliti. 2. bagi peneliti,sebagai bahan masukan dalam menambah wawasan khusunya tentang Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Operating Asset TurnoverT dan Inventory Turnover serta implikasinya terhadap Return On Equity ( Pengembalian Modal). 3. bagi perusahaan, manfaat penelitian ini adalah sebagai masukan atau evaluasi bagi kebijakan dalam memahami kinerja suatu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. 4. bagi investor atau calon investor manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan untuk menilai kredibilitas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia khususnya sektor perkebunan dan pembuatan kebijakan- kebijakan di Bursa Efek Indonesia tersebut. 5. untuk peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 18