BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 dengan obyek penelitian yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan CSR pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)/ Indonesia Stock Exchange (IDX). Periode pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk jangka waktu 4 tahun yaitu meliputi data tahunan perusahaan tahun 2010-2013 B. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal dimana penelitian diarahkan untuk memperoleh fakta dari fenomena yang ada dan mencari keterangan secara faktual tentang pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap corporate social responsibility. C. Definisi Operasionalisasi Variabel dan Skala Pengukuran 1. Variabel Dependen Pengungkapan CSR adalah proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi perusahaan terhadap stakeholders. Pengungkapan CSR menggunakan indikator Global Reporting Initiative Generation 3.1(GRI 3.1) yang berjumlah 84 item pengungkapan, yang 23
24 terbagi dalam kelompok : ekonomi (9 indikator), lingkungan (30 indikator), sosial (45 indikator). Masing-masing item pada tiap kategori pengungkapan diberi skor 1. Jika perusahaan mengungkapkan 1 item saja maka skor yang diperoleh adalah 1. Jadi jumlah skor maksimal jika perusahaan mengungkapkan semua item kategori pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah 84. Kemudian indeks pengungkapan CSR dihitung dengan rumus : CSR disclosure Indeks = Jumlah item informasi CSR yang diungkapkan 84. item informasi CSR versi GRI 3.1 2. Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri atas ukuran perusahaan ( ), profitabilitas ( ), dan leverage ( ). Berikut adalah rumus-rumus yang digunakan dalam penelitian ini. 1) Ukuran Perusahaan ( ) Ukuran perusahaan adalah seberapa besar perusahaan tersebut dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diproksikan dengan logaritma total aset. Menurut Sari (2012) menyarankan untuk menggunakan total asset untuk mengukur ukuran perusahaan, karena pengukuran dengan total aset tidak terpengaruh oleh pasar sehingga dapat menghasilkan data yang valid. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilambangkan dengan.
25 Jadi formula yang digunakan untuk memperoleh Size, yaitu: 2) Profitabilitas ( ) Size = log natural Total Aset Dalam penelitian ini dilambangkan dengan. Menurut Martono (2002) dalam Yuliana (2008) konsep profitabilitas mengacu pada dua perspektif, yakni dilihat dari kepentingan manajemen dan kepentingan pemilik modal. Profitabilitas dapat diukur dengan indicator Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE). Perhitungan profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan ROA, karena rasio ROA dapat menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aset dalam upaya memperoleh pendapatan. Formula untuk memperoleh ROA (Yuliana, 2008) yaitu: Return on Assets = 3) Leverage ( ) Leverage dalam penelitian ini dilambangkan dengan. Leverage merupakan persentase perbandingan antara total utang dengan total ekuitas. Rasio ini dapat menunjukkan seberapa besar total dari keseluruhan asset perusahaan yang diperoleh atau didanai oleh utang. Formula untuk memperoleh leverage (Jurica, 2012) yaitu: Leverage =
26 Tabel 3.1 Pengukuran Variabel No Variabel Definisi Variabel Rumus Skala Pengukuran 1 Variabel Dependen a. Pengungkapan Corporate Social Responsibility 2. Variabel Independen a. Ukuran Perusahaan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi perusahaan terhadap stakeholders. seberapa besar perusahaan tersebut dalam menjalankan kegiatan operasionalnya b. Profitabilitas kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri c. Leverage ukuran yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu mempergunakan uang yang dipinjamnya tersebut. Jumlah item yg diungkapkan Log natural total aset EAT Total aset Total utang Total ekuitas Rasio Rasio Rasio Rasio D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak pada sektor pertambangan dan terdaftar sebagai perusahaan go public dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan pertambangan dipilih karena pada dasarnya
27 kegiatan utama perusahaan yang bergerak pada sektor ini adalah mengolah sumber daya alam, dan adanya kemungkinan interaksi antara kegiatan perusahaan dengan lingkungan tempat tinggal penduduk. Oleh karena itu proses kegiatan operasi pada perusahaan pertambangan memiliki keterkaitan yang erat terhadap lingkungan dan masyarakat, karena dapat menghasilkan limbah yang dapat berdampak buruk terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Sampel merupakan suatu himpunan bagian dari unit populasi. Dalam penelitian ini, pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria sampel. Kriteria sampel dalam penelitian ini terdiri atas: 1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2013. 2. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan lengkap dan berturut turut selama tahun 2010-2013. 3. Perusahaan yang memiliki ROA positif. 4. Perusahaan yang mengungkapkan laporan CSR dalam laporan tahunan selama periode 2010-2013.
28 Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Sampel No Keterangan Jumlah emiten 1 Jumlah populasi 36 2 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan tahunan lengkap dan berturut turut selama tahun pengamatan 2 Perusahaan yang memiliki ROA negatif 3 Perusahaan yang tidak mengungkapkan laporan CSR dalan periode pengamatan Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sampel Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian (9) (14) (1) 12 48 Tabel 3.2 Daftar Sampel Emiten NO KODE PERUSAHAAN 1 ADRO Adaro Energi Tbk. 2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk. 3 CITA Cita Mineral Investindo, Tbk 4 CTTH Citatah, Tbk 5 HRUM Harum Energy, Tbk 6 ITMG Indo Tambang Raya Megah, Tbk 7 INCO Vale Indonesia, Tbk 8 MEDC Medco Energi Internasional, Tbk 9 MITI Mitra Investindo, Tbk 10 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk 11 PTRO Petrosea, Tbk 12 TINS Timah (Persero) Tbk
29 E. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melihat, menggunakan dan mempelajari data data sekunder yaitu dengan melakukan pengambilan data laporan tahunan perusahaan pertambangan tahun 2010 2013 yang diperoleh dari Indonesia Stock Exchange (IDX). 2. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari buku buku wajib, artikel, jurnal jurnal ilmiah yang berhubungan dengan penelitian ini. F. Metode Analisis Dalam menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis regresi linear berganda karena melibatkan hubungan dari dua atau lebih variabel bebas. Adapun analisis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif bertujuan memberikan gambaran yang berisi deskripsi ringkas mengenai variabel-variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini, statistik deskriptif yang digunakan adalah jumlah sampel, nilai maksimum
30 dan minimum, rata-rata, dan standar deviasi dari masing-masing variabel yang diteliti. 2. Uji Asumsi Klasik Model regresi yang baik harus memiliki distribusi data normal atau mendekati normal dan bebas dari asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik ini meliputi uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas. a) Ghozali (2001:57) mengemukakan bahwa uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (ortogonal). Variabel ortogonal merupakan variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi adalah dapat dilihat dari (1) nilai tolerance, dimana hasil perhitungannya harus menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. (2) variance inflation factor (VIF), dimana hasil perhitungan nilai VIF pada setiap variabel bebas tidak lebih dari 10. b) Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi, dimana hal ini muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model
31 regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Run test sebagai bagian dari statistic non-parametik dapat pula digunakan untk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). c)heteroskedastisitas merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam Ghozali (2001:69) dijelaskan bahwa model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, pengujian terhadap ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan uji glejser, dimana uji ini untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel bebas (Gujarati, 1995 dalam Ghozali, 2001:72). Apabila hasil pengujian SPSS menunjukkan nilai sig. yang lebih kecil dari 0,05 pada variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. d) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2001:74). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S), yang menguji unstandardized residual terdistribusi normal atau tidak. Apabila hasil pengujian dengan SPSS menunjukkan di atas 0,05 maka data terdistribusi normal.
32 3. Pengujian Hipotesis a. Analisa regresi berganda Analisis regresi selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2001:43). Penelitian ini menggunakan uji regresi berganda untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan tipe industri, sebagai variabel independen, terhadap variabel dependen yaitu pengungkapan Corporate Social Responsibility, baik secara parsial maupun simultan. Adapun persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Y = a + b 1 SIZE + b 2 PROF + b 3 LEVR + e Keterangan : Y a b 1-3 = Pengungkapan Corporate Social Responsibility = Intercept = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan Y apabila X berubah satu satuan SIZE = Nilai ukuran perusahaan PROF = Nilai profitabilitas (ROA) LEVR = Nilai leverage e = Error b. Koefisien Determinasi (R 2) Koefisien determinasi ( R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
33 koefisien determinasi berada di antara 0 dan 1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-varibel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen c. Uji Simultan (F-test) Tujuan dari uji signifikansi simultan atau disebut juga uji statistik F adalah menunjukkan apakah semua variabel bebas atau independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat atau dependen. Pengujian ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F pada tabel. Jika Fhitung > Ftabel, maka diyakini bahwa secara keseluruhan variabel bebas tersebut berpengaruh secara signifikan (Ghozali, 2001:44). d. Uji Signifikansi Parameter Individual (T-test) T-test bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing independen secara individual terhadap dependen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada lampiran coefficients. Nilai dari uji T-test dapat dilihat dari p-value (pada kolom Sig.) pada masing-masing independen, jika p-value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan. Apabila nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka suatu independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap dependen.