I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Hal tersebut dinyatakan dengan jelas dalam GBHN bahwa

II. LANDASAN TEORI. ahli. Berikut ini beberapa pengertian bank antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Proses tersebut melibatkan banyak pihak dimana pihak yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB I PENDAHULUAN. Asia. Langkah yang ditempuh dalam menghadapi krisis moneter salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. memajukan suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang. sebagai nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

1. PENDAHULUAN. meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan dalam bidang ekonomi. Undang-Undang Tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan perekonomian. Peranan strategis disebabkan oleh fungsi utama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan dana. Oleh karena itu, keberadaan lembaga keuangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam UU perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 4 yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian yaitu sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan merupakan sektor yang cukup dinamis dan meluas cakupanya,

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sendi penting dalam perekonomian nasional. Dengan kondisi perbankan yang. dalam menjaga kelangsungan pembangunan ekonomi.

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Selain itu fungsi bank sebagai lembaga termediasi keuangan (financial

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Profitabilitas Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan tersebut yakni industri perbankan. untuk menjalankan industri perbankan agar tidak merusak tatanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BPR BKK WONOGIRI KOTA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian melalui fungsinya sebagai intermediary service, stabilitas ekonomi di lain pihak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( Financial Intermediales )

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, mengalami perkembangan yang sangat cepat. Berdasarkan indikator-indikator

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan inovasi produk, meningkatkan kinerja karyawan, dan melakukan

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dapat meningkat seperti yang diharapkan. Namun modal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. dan krisis moneter terjadi pada tahun yang memberikan dampak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan pada semester kedua tahun 2008 yang bermula dari

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah bank yang beroperasi mengikuti ketentuan-ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semua sektor perekonomian selalu membutuhkan jasa perbankan. Perbankan merupakan salah satu institusi keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. aset keuangan (financial asset) atau tagihan-tagihan (claim) misalnya: saham,

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian negara Indonesia tidak lepas dari. pengaruh peran perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1998 bahwa yang dimaksud dengan perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencangkup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Perbankan Indonesia menjalankan Fungsinya berasaskan demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Pada umumnya Bank adalah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Menurut UU Negara Republik Indonesia No.10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 yang dimaksud Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Di samping itu, denagan kemajuan perekonomian dan semakin tingginya tingkat kegiatan ekonomi, telah mendorong bank untuk menciptakan

2 produk dan layanan yang sifatnya memberikan kepuasan dan kemudahankemudahan untuk para nasabahnya, misalnya menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi, serta memberikan pelayanan penyimpanan untuk barang-barang berharga dan penawaran jasa-jasa keuangan lainnya. Tentu saja keberadaannya sangat mempermudah dan memperlancar seluruh aktivitas ekonomi masyarakat dan menempatkan bank menjadi sebuah lembaga keuangan yang sangat strategis. Demikian halnya dengan Bank Perkreditan Rakyat yang menjadi salah satu jenis Bank menurut UU No.7 tahun 1992. Ditengah-tengah persaingan bank dalam mempertahankan eksistensi dan kepercayaan dari masyarakat yang menjadi konsumennya dan sebagai ujung tombak perbankan di pedesaan, kinerja Bank Perkreditan Rakyat mampu terus bertahan dan menjadi pilihan masyarakat. Bank Perkreditan Rakyat atau yang selanjutnya disebut BPR menurut Undang- Undang No. 7 Tahun 1992 kemudian diganti Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah lembaga keuangan yang bergerak di bidang keuangan yang melaksanakan kegiatan usaha perbankan secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai lembaga keuangan merupakan lembaga kepercayaan, karena merupakan lembaga perantara keuangan (financialintermediary), antara pihak yang kelebihan dana yang mempercayakan pengelolaan dananya kepada BPR untuk menyalurkannya kepada pihak yang memerlukan dana berupa kredit.

3 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai salah satu lembaga perbankan juga mempunyai peranan yang cukup penting dalam menunjang perekonomian Indonesia. Salah satu peran BPR adalah membantu masyarakat yang sulit memiliki akses peminjaman dana ke bank umum, sehingga masyarakat tidak perlu meminjam uang kepada rentenir. BPR juga berperan serta dalam menunjang perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia yang menjadi salah satu sektor usaha terbesar yang ada di Indonesia yang membantu pemerintah dalam penciptaan lapangan pekerjaan. Peran BPR di sini adalah membantu perkembangan UKMM melalui peminjaman modal yang dihimpun dari dana masyarakat. Sebagaimana halnya dengan badan usaha yang berorientasi pada profit, BPR juga berupaya menawarkan berbagai produk dan jasa semenarik mungkin untuk menarik nasabah dalam rangka meningkatkan profitabilitas perusahaan. Dalam pelaksanaanya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) selalu berusaha untuk membangun kepercayaan nasabah melalui peningkatan produk, pelayanan, dan kinerja Bank. Kinerja bank dinilai sebagai salah satu faktor yang penting bagi perbankan untuk melihat baik atau tidaknya kinerja bank tersebut. Selain itu penilaian kinerja juga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar profitabilitas atau keuntungan bank dengan membandingkan hasil laba pada tahun tertentu dengan laba tahuntahun sebelum dan sesudahnya atau membandingkan kinerja profitabilitas perbankan yang satu dengan perbankan yang lainnya.

4 Laba atau profit merupakan salah satu indikator kinerja suatu perusahaan dan dijadikan tolak ukur dalam mengukur kinerja perusahaan. Secara umum laba dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan para investor dan kreditor dalam penanaman modalnya walaupun hal tersebut bukan satu-satunya faktor yang mendasari dalam berinvestasi. Selain itu laba atau profit juga merupakan salah satu indikator penting dalam menilai kesehatan bank, yaitu penilaian dari segi Profitabilitasnya. Tabel 1. Perkembangan Laba Bersih Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Konvensional Propinsi Lampung Periode 2010-2013. (Dalam Milyaran Rupiah) Tahun Laba Bersih Persentase Perkembangan Laba 2010 6.326.393-2011 7.104.458 12,30% 2012 9.284.024 30,68% 2013 9.737.719 4,89% Rata-rata 8.113.148 15,95% Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Lampung 2014 Tabel 1 menunjukkan bahwa laba Bank Perkreditan Rakyat Konvensional (BPR) di Propinsi Lampung pada tahun 2011 mengalami kenaikan laba sebesar 12,30%, pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 30,68%, kemudian mengalami penurunan di tahun 2013 sebesar 4,89%, dengan rata-rata perkembangan laba sebesar 15,95%. Namun selain itu yang lebih penting lagi yang harus dimiliki oleh Bank Perkreditan Rakyat Konvensional (BPR) di Propinsi Lampung, yaitu bagaimana perusahaan tersebut dapat melakukan efisiensi penggunaan dana. Sebab laba yang tinggi belumlah menunjukkan perusahaan tersebut telah bekerja dengan efektif

5 dan efisien. Efektivitas dan efisiensi suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya salah satunya dapat ditentukan oleh kemampuan keuangan perusahaan memperolah profitabilitas. Menurut Lukman Denda Wijaya (2003: 118). Mengingat begitu pentingnya penilaian terhadap profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat (BPR) seperti yang sudah dijelaskan di paragraf sebelumnya, maka penulis melakukan penelitian terhadap Bank Perkreditan Rakyat (BPR di Propinsi Lampung, dengan mengambil obyek penelitian pada BPR konvensional yang terdapat dalam direktori Bank Indonesia. Oleh sebab, itu judul dari penulisan ini adalah TINJAUAN PROFITABILITAS PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KONVENSIONAL DI PROPINSI LAMPUNG 1.2. Rumusan Masalah Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Tingkat profitabilitas sangat penting bagi bank dalam mempertahankan kinerjanya. Tingkat profitabilitas yang sehat menjadi salah satu tolak ukur kepercayaan masyarakat untuk menginvestasikan dananya ke bank yang bersangkutan. Tingkat profitabilitas yang sehat dapat diukur dengan menggunakan ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity), OCR (Operation Current Ratio), dan NPM (Net Profit Margin) (menurut Kasmir:2008). Semakin tinggi persentase ROA, ROE, dan NPM menunjukkan bahwa bank yang bersangkutan berada dalam kategori sehat. Sedangkan OCR, semakin tinggi persentasenya menunjukkan semakin tidak efektifnya kinerja suatu bank. Berkaitan dengan hal tersebut, maka permasalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

6 Apakah Profitabilitas Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Konvensional di Propinsi Lampung Periode 2010-2013 dalam Katagori Sehat menurut standar Bank Indonesia 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profitabilitas pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Propinsi Lampung periode 2010-2013 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penulisan laporan akhir ini adalah: 1. Bagi perusahaan : Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Propinsi Lampung dalam proses pengambilan keputusan. Khususnya mengenai tingkat profitabilitas bank. 2. Bagi penulis : a. untuk mengkaji ilmu pengetahuan diperoleh selama kuliah dan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL). b. Sebagai sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan wawasan pengetahuan. 3. Bagi pembaca dan pihak-pihak lainnya : a. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi dan panduan dalam melanjutkan penelitian ini dimasa yang akan datang. b. Menambah wawasan pengetahuan pembaca.

7 1.5. Metodelogi Penulisan Metode yang penulis lakukan untuk menulis laporan kahir ini adalah metode pengumpulan data sekunder selama penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lampung terhitung sejak tanggal 21 Januari 2014 26 Maret 2014. Hasil perolehan data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif (dengan menginterpretasi data skunder) untuk mengukur kinerja profitabilitas keuangan Bank BPR Konvensional di Propinsi Lampung. Hal ini dimaksud untuk membuktikan hubungan antara teori dengan fakta impiris. Penelitian sekunder dilakukan penulis dengan mendokumenkan data dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lampung. Pengumpulan data dan informasi yang terkait dengan tulisan ini juga dilakukan dengan metode penelitian keperpustakaan, yaitu cara untuk mendapatkan data sebagai landasan teoritis yang bersumber dari buku-buku, ketetapan dan Surat Edaran Bank Indonesia, literatur, dan pengetahuan umum yang berhubungan dengan masalah yang penulis teliti. Penilaian kinerja profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat Konvensional di Propinsi Lampung selama periode 2010-2013. 1.6. Alat Analisis 1.6.1 Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemaampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang

8 ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri, 2008;304). Menurut Kasmir:2008, Tingkat profitabilitas yang sehat dapat diukur dengan menggunakan ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity), OCR (Operation Current Ratio), dan NPM (Net Profit Margin). 1. Return On Assets (ROA) Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan menajemen perusahaan dalam memeroleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dan penggunaan asset (Kasmir:2008). Rumus : Laba Bersih ROA = X 100 % Total Aktiva 2. Return On Equity (ROE) Rasio ini merupakan perbandingsn antara laba bersih suatu perusahaan dengan modal sendir (Kasmir:2008). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai. Rumus : Laba Bersih ROE = X 100 % Modal

9 3. Operation Current Ratio ( OCR ) Rasio ini merupakan untuk mengukur kemampuan bank dan mengukur tingkat efisiensi dalam melakukan kegiatan operasioanalnya (Kasmir:2008). Rumus : Biaya Oprasioanal OCR = X 100 % Pendapatan Oprasioanal 4. Net Profit Margin Ratio (NPM) Rasio ini mencerminkan kentungan bersih dalam rupiah, juga memberikan informasi tentang kemampuan menghasilkan laba dari penjualan dan efisiensi operasi perusahaan (Kasmir:2008). Rumus : Laba Bersih NPM = X 100 % Pendapatan Oprasioanal