BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian

dokumen-dokumen yang mirip
NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam bentuk cerita. Kata novel berasal dari bahasa Italia yaitu novella yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan material meliputi kebutuhan pokok, sekunder dan tersier.

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi dua subbab, sub bab pertama berisi tentang tinjauan pustaka berupa

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Bab 2. Landasan Teori. dalam cerita, dan bagaimana penempatannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup

BAB I PENDAHULUAN. moral bagi masyarakat, salah satunya ialah melalui karya sastra. Karya sastra

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat

II. KAJIAN PUSTAKA. dengan karya-karya fiksi yang lebih panjang seperti novella (dalam pengertian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB III METODE PENELITIAN. uraian-uraian atau kalimat dan bukan angka-angka. Pendekatan ini adalah

I. PENDAHULUAN. lingkungan, kebudayaan, maupun hal-hal yang memungkinkan dapat membentuk

BAB II KAJIAN TEORITIS. Penelitian tentang Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. sudah banyak yang meneliti, diantaranya : unsur-unsur intrinsik dalam novel 鸿 三代中国女人的故事

BAB I PENDAHULUAN. Folklor merupakan bagian dari kebudayaan yang kolektif bersifat tradisional

BAB I PENDAHULUAN. Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis karakterisasi dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya

ANALISIS PERWATAKAN TOKOH UTAMA NOVEL NI WUNGKUK KARYA ANY ASMARA

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. penokohan, plot/alur, latar/setting, sudut pandang dan tema. Semua unsur tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan struktural (objektif). Metode dan pendekatan ini dianggap

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat

BAB I PENDAHULUAN. bentuk ujaran atau tuturan. Tuturan-tuturan yang digunakan tersebut biasanya

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sepanjang pengamatan peneliti, tidak ditemukan penelitian yang membahas nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian unsur intrinsik. Namun penelitian lain yang menggunakan kajian unsur intrinsik telah banyak dilakukan. 2.2 Konsep Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep seperti berikut ini. 2.2.1 Cerita Rakyat Menurut Abdul Rozak Zaidan, dkk (2007:51) cerita rakyat adalah kisah yang aslinya beredar secara lisan dan kepercayaan masyarakat, seperti mite. Cerita rakyat termasuk folklor. Brunvand (dalam Endaswara 2014:20) memberikan cirri folklor sebagai berikut: (1) bersifat lisan (oral), (2) bersifat tradisional, (3) keberadaannya sering memiliki varian atau versi, (4) anonym, (5) cendrung memiliki formula. Kemudian Endraswara (2014:21) menjelaskan bahwa masih ada cirri folklore lain yang lebih melengkapi lima cirri tersebut, antara lain: (1) mempunyai kegunaan bagi pendukungnya atau kolektif, (2) bersifat pralogis, (3) menjadi milik bersama dan tanggung jawab bersama, (4) mempunyai sifat polos dan spontan. Ciri (1) menekankan aspek pragmatis folklor. Ciri (2) menjelaskan sekecil apapun, folklor kadang-kadang masih pada taraf prapemikiran. Hal ini tidak berarti folklor tadi kurang beralasan,

melainkan tetap ada alibi yang jelas di balik karya tersebut. Ciri (3) merujuk pada aspek pelestarian dan upaya perlindungan folklor itu. Menjadi milik kolektif kalau ada apa-apa yang menyangkut folklor itu, pemiliknya rela berkorban. Ciri (4) menggambarkan proses permunculan folklor itu sendiri. Folklor hadir serta merta, tidak disengaja, dan kurang disadari. Dari pendapat di atas, menurut peneliticerita rakyat merupakan salah satu karya sastra yaitu berupa cerita yang lahir, hidup, dan berkembang pada beberapa generasi dalam masyarakat tradisional, baik masyarakat itu telah mengenal huruf atau belum, disebarkan secara lisan, mengandung survival, bersifat anonim serta disebarkan diantara kolektiftertentu dalam kurun waktu yang cukup lama. 2.2.2 Cerita Rakyat Deleng Pertektekken Cerita rakyat Deleng Pertektekken adalah cerita rakyat masyarakat Karo. Cerita Deleng Pertektekken yang penulis teliti terdapat di Desa Doulu, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo. 2.2.3 Intrinsik Unsur Intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur yang dimaksud, untuk menyebut sebagian saja misalnya peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lainlain (Nurgiyantoro, 1995:23).

2.2.4 Nilai Moral Nilai moral adalah suatu nilai yang didalamnya terkandung nilai positif dan sesuai dengan norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan tidak menyimpang (https://brainly.co.id/tugas/945148)nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. 2.3 Landasan Teori 2.3.1 Intrinsik Intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.unsur Intrinsik merupakan unsur pembangun karya sastra yang berasal dari dalam karya itu sendiri. Pada novel unsur intrinsik itu berupa, tema, plot, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Berikut ulasan unsur-unsur intrinsik novel (dalam Bai Haq, 2015). 1) Tema Tema merupakan dasar cerita atau gagasan umum dari sebuah novel. Stanton menjelaskan bahwa tema dapat juga disebut ide utama atau tujuan utama. Berdasarkan dasar cerita atau ide utama, pengarang akan mengembangkan cerita. Oleh karena itu, dalam suatu novel akan terdapat satu tema pokok dan sub-subtema. Pembaca harus mampu menentukan tema pokok dari suatu novel. Tema pokok adalah tema yang dapat memenuhi atau mencakup isi dari keseluruhan cerita. Tema pokok yang merupakan makna keseluruhan cerita tidak tersembunyi, namun terhalangi dengan cerita-cerita yang mendukung tema tersebut. Maka pembaca harus dapat mengidentifikasi dari setiap cerita dan mampu memisahkan antara tema pokok dan sub-subtema atau tema

tambahan.tema menurut Nurgiyantoro dapat digolongkan menjadi dua, tema tradisional dan nontradisional. Tema tradisional adalah tema yang biasa atau sudah diketahui secara umum oleh masyarakat. Tema ini banyak digunakan dalam berbagai cerita seperti, kebenaran dan keadilan mengalahkan kejahatan, kawan sejati adalah kawan di masa duku, atau setelah menderita orang baru mengingat Tuhan. Tema tradisional bersifat universal dan novel-novel serius sering menggunakan tema tradisional dalam menyajikan kisah-kisahnya. Tema selanjutnya adalah tema nontradisional. Tema nontradisional adalah lawan dari tema tradisional yang artinya tema yang tidak sesuai dengan harapan pembaca atau melawan arus. Pada dasarnya pembaca menggemari halhal yang baik, jujur, kesatria, atau sosok protagonis harus selalu menang, namun pada tema nontradisional tidak seperti itu. 2) Amanat Amanat atau nilai moral merupakan unsur isi dalam karya fiksi yang mengacu pada nilai-nilai, sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan yang dihadirkan pengarang melalui tokoh-tokoh di dalamnya. 3) Plot/Alur Plot merupakan hubungan antarperistiwa yang bersifat sebab akibat, tidak hanya jalinan peristiwa secara kronologis. Adapun macam-macam alur: a. Alur Maju Alur majuadalah peristiwa peristiwa dikemukakan mulai awal sampai akhir, Misaknya dari masa kecil sampai meninggal dunia.

b. Alur mundur/flash back Alur mundur adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi bagian penutup ceruta diceritakan terlebih dahulu, baru menceritakan peristiwa-peristiwa pokok melalui kenangan atau masa lalu si tokoh. c. Alur gabungan/campur Alur gabungan adalah peristiwa-peristiwa pokok diceritakan. Dalam penceritaan peristiwa-peristiwa pokok, pembaca diajak mengenang peristiwa-peristiwa masa lampau tokoh,kemudian mengenang peristiwa yang dialami oleh tokoh utama. 4) Perwatakan atau Penokohan Perwatakan atau penokohanadalah bagaimana pengarang melukiskan atau menggambarkan watak tokoh. Ada tiga cara melukiskan watak tokoh: a. Analitik Pengarang langsung menceritakan watak tokoh secara mendetail. b. Dramatik Pengarang melukiskan watak tokoh seara tidak langsung. Misalnya bisa melalui percakapan atau dialog antartokoh, perilaku tokoh atau tingkah laku, tempat tinggal,lingkungan,komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu dab sebagainya. c. Campuran Melukiskan watak tokoh dengan metode campuran adalah gabungan analitik dan dramatik.

5) Latar/Setting Latar adalah landasan yang memiliki pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Adapun macam-macam latar: a. Latar tempat Latar dimana pelaku cerita berada di suatu tempat misalnys (di sekolah, di kota, di ruangan dl desa dan lainnya b. Latar waktu. Kapan cerita terjadi. Misalnya pagi, siang,malam. c. Latar suasana Dalam keadaan bagaimana cerita terjadi misalnya sedih, gembira, dingin, damai, dan lainnya. 6) Sudut Pandang Pengarang Sudut pandang adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita. Sudut pandang dibedakan atas : a. Sudut pandang orang pertama Adalah cara pengarang berfungsi sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam cerita, terutama sebagai pelaku utama. Pelaku utamanya(aku, saya, kata ganti orang pertama) b. Sudut pandang orang ketiga

Adalah cara pengarang berada di luar cerita, pengarang menuturkan tokoh-tokoh dari luar, pengarang tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya misalnya ia, dia, dan mereka. 2.3.2 Nilai Moral 2.3.2.1 Pengertian Nilai Moral Moral berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan sehari-hari. Moral dalam cerita menurut Kenny (dalam Nurgiantoro 1995:322) biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil (dan ditafsirkan) lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Ia merupakan petunjuk yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan. Ia bersifat praktis sebab petunjuk itu dapat ditampilkan, atau ditemukan modelnya, dalam kehidupan nyata, sebagaimana model yang ditampilkan dalam cerita itu lewat tokoh-tokohnya. Pendekatan moral dalam karya sastra menghendaki sastra menjadi medium perekaman keperluan zaman yang memiliki semangat menggerakkan masyarakat kearah budi pekerti yang terpuji (Semi, 1993:71). Maka nilai moral adalah suatu nilai yang didalamnya terkandung nilai positif sesuai dengan norma yang berlaku dalam

kehidupan bermasyarakat dan tidak menyimpang. Nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. 2.3.2.2 Contoh Nilai Moral Jenis ajaran moral sangat luas, bisa dikatakan tidak terbatas segala yang menyangkut pada persoalan hidup dan kehidupan. Secara garis besar Nurgiyantoro (1995:324) membedakan persoalan hidup dan kehidupan manusia ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya. Adapun nilai-nilai moral menurut Sulistyarini (2006:2) dapat dibagi tiga kategori sebagai berikut. a. Nilai-Nilai Moral Individual Nilai-nilai moral individual, meliputi meliputi: 1) kepatuhan, 2) pemberani, 3) rela berkorban, 4) jujur, 5) adil dan bijaksana, 6) menghormati dan menghargai, 7) bekerja keras,

8) menepati janji, 9) tahu balas budi, 10) baik budi pekerti, 11) rendah hati, dan 12) hati-hati dalam bertindak. b. Nilai-Nilai Moral Sosial Nilai-nilai moral sosial, meliputi: 1) bekerjasama, 2) suka menolong, 3) kasih sayang, 4) kerukunan, 5) suka memberi nasihat, 6) peduli nasib orang lain, dan 7) suka mendoakan orang lain. c. Nilai-Nilai Moral Religi Nilai-nilai moral religi, meliputi: 1) Percaya kekuasaan Tuhan, 2) Percaya adanya Tuhan, 3) Berserah diri kepada Tuhan/Bertawakal, dan 4) Memohon ampun kepada Tuhan

Variabel model nilai moral di atas mendukung dalam mengkaji terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekken.