BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN RSUD dr M Ashari Pemalang merupakan salah satu Rumah Sakit bentuk Badan Layanan Umum Daerah di wilayah Kabupaten Pemalang, Rumah Sakit tipe C ini memiliki kewajiban memberikan pelayanan kesehatan berupa rawat jalan (poliklinik), rawat inap, IGD, instalasi farmasi dan laboratorium., yang dilakukan oleh Tenaga Kesehatan, RSUD dr M Ashari Pemalang memiliki 141 Tenaga Kesehatan yang memiliki hak perlindungan hukum dari bahaya penularan infeksi, angka kejadian infeksi di RSUD yang terjadi pada Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit tersebut mengalami penurunan setiap tahunnya namun kejadian penularan infeksi masih saja terjadi. Berdasarkan hasil penelitian tentang Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kesehatan Terhadap Bahaya Penularan Infeksi Studi Kasus Di RSUD dr M Ashari Pemalang dapat disimpulkan sebagai berikut : 112
1. Pengaturan Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kesehatan Terhadap Bahaya Penularan Infeksi Di RSUD dr M Ashari Pemalang Bentuk pengaturan perlindungan hukum bagi Tenaga Kesehatandibagi menjadi bentuk perlindungan hukum secara umum dan secara khusus. Bentuk perlindungan secara umum menggunakan Ketetapan Ketiga Kepmenkes Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit Dan Fasilitas Kesehatan Lainnya, Ketetapan Ketiga Kepmenkes Nomor 270/MENKES/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit Dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya dan Permenkes Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba Di Rumah Sakit yang digunakan sebagai dasar penyusunan SPO pembentukan tim PPI dan pembentukan tim PPRA. Bentuk perlindungan secara khusus menggunakan Pasal 9 Ayat (5) Peraturan Bupati Pemalang Nomor 111 Tahun 2016 Tentang Pola Tata Kelola Badan Layanan Umum Daerah RSUD dr M Ashari Pemalang, Keputusan Direktur Nomor HK.016.04/DIR/RS/II/2015 Tentang Pembentukan Tim PPI dan Keputusan Direktur RSUD Dr M Ashari Pemalang No HK.02.04/VII.3/244/2015 Tentang Pembentukan Dan Pemberlakuan Struktur Organisasi RSUD dr M Ashari Pemalang 113
sebagai dasar pembentukan SPO pencegahan infeksi, pembentukan tim PPI, pembentukan PPRA dan penentuan tugas tim PPRA di RSUD dr M Ashari Pemalang. Tujuan dari pengaturan perlindungan hukum bagi Tenaga Kesehatan terhadap bahaya penularan infeksi dituangkan di Kepmenkes Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman PPI Di Rumah Sakit Dan Fasilitas Kesehatan Lainnya, Kepmenkes Nomor 270/MENKES/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit Dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya Di Rumah Sakit dan Permenkes Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba Di Rumah Sakit memiliki tujuan melaksanakan Pasal 24 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan Pasal 27 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan 2. Pelaksanaan Upaya Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kesehatan Terhadap Bahaya Penularan Infeksi Di RSUD dr M Ashari Pemalang Subyek hukum terkait pelaksanaan upaya perlindungan hukum bagi Tenaga Kesehatan adalah IPCO bertugas penerima hasil laporan PPRA, IPCN sebagai penerima laporan, melakukan penilaian terhadap pelaksanaan SPO dan memberikan pelatihan PPI bagi 114
Tenaga Kesehatan, IPCLN membantu tugas IPCN terdapat pada setiap unit pelayanan Rumah Sakit. SPO yang berkaitan dengan prinsip pencegahan infeksi telah dibuat oleh RSUD dr M Ashari Pemalang dan sarana berupa alat penunjang pencegahan infeksi juga telah disediakan namun tidak dilaksanakan dengan baik oleh tenaga kesehatan sehingga masih terjadi kasus penularan infeksi. Pada kasus penularan virus HBV Rumah Sakit belum memberikan hak-hak Tenaga Kesehatan sepenuhnya dikarenakan adanya keterbatasan obat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum bagi Tenaga Kesehatandi RSUD dr M Ashari Pemalang belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kesehatan Di RSUD dr M Ashari Pemalang Faktor-faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan perlindungan hukum bagi Tenaga Kesehatan terhadap bahaya penularan infeksi di RSUD dr M Ashari Pemalang adalah : Faktor sosial terkait dengan pelaksanaan perlindungan hukum bagi Tenaga Kesehatanadalah kesadaran taat melaksanakan prosedur belum sepenuhnya dilakukan,pendidikan dan pelatihan mengenai PPI tidak dilaksanakan secara berkala. 115
Faktor yuridis terkait dengan Permenkes Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba Di Rumah Sakitbelum ada aturan sanksi yang jelas berkaitan dengan pelaksanaan ketentuan tersebut. Menjadi faktor penghambat pelaksanaan perlindungan hukum bagi Tenaga Kesehatan di RSUD dr M Ashari Pemalang. Faktor ekonomi terkait dengan keterbatasan dana anggaran pencegahan infeksi, menjadi penghambat pelaksanaan perlindungan hukum bagi Tenaga Kesehatan di RSUD dr M Ashari Pemalang. Faktor penyakit terkait tidak adanya obat yang menyembuhkan HIV menjadikan Rumah Sakit tidak dapat memberikan tindak lanjut penatalaksanaan infeksi virus HIV. B. SARAN 1. Bagi Pemerintah Saran bagi Pemerintah khususnya RSUD dr M Ashari Pemalang antara lain : a. Membuat peraturan khusus yang mengatur tentang pencegahan infeksi yang disertai dengan pengaturan penegakannya. b. Meningkatkan pelatihan secara berkala terkait dengan PPI sehingga Tenaga Kesehatan memiliki pengetahuan yang baik dan muncul kesadaran melaksanakan prinsip PPI. 116
c. Melakukan evaluasi setiap 3 bulan sekali terhadap hasil pengamatan program PPRA tidak hanya pelaporan saja tapi juga pembahasan. 2. Bagi Tenaga Kesehatan a. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi sesuai dengan SPO yang telah dibuat oleh Rumah Sakit. b. Tenaga Kesehatan diharapkan untuk aktif meningkatkan pengetahuan tentang prinsip pencegahan infeksi 3. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan Berkaitan Dengan Mahasiswa Yang Praktik Di RSUD dr M Ashari Pemalang a. Menanamkan kesadaran prinsip pencegahan infeksi pada mahasiswa kesehatan sejak proses pendidikan b. Mengajarkan praktik teknik pencegahan infeksi seperti cuci tangan, pemakaian APD dan praktik menyuntik yang aman pada proses pendidikan 117