BAB IV PENUTUP. RSUD dr M Ashari Pemalang merupakan salah satu Rumah. Sakit bentuk Badan Layanan Umum Daerah di wilayah Kabupaten

dokumen-dokumen yang mirip
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KESEHATAN TERHADAP BAHAYA PENULARAN INFEKSI STUDI KASUS DI RSUD DR. M. ASHARI PEMALANG

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan kepada setiap manusia sejak lahir. Hal ini berarti setiap orang. mempunyai hak untuk mendapatkan kesehatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Resistensi Antimikroba. Rumah Sakit. Pengendalian. Program.

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

BAB 1 PENDAHULUAN. dibentuk oleh Kepala Rumah Sakit (Depkes RI, 2007). Menurut WHO (World

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RSU AULIA BLITAR

PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G POLA TARIF BLUD RSUD PROF.DR.M.A HANAFIAH SM BATUSANGKAR

BAB I PENDAHULUAN. (droplet infection) dan masih banyak dijumpai di kalangan anak-anak pada

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah

BAB I PENDAHULUAN. mencegah mortalitas ibu dan anak karena dapat membantu pasangan suami

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas semua rahmat dan nikmat-nya

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN TINDAKAN PENATALAKSANAAN NEEDLE STICK INJURY DI RSUP SANGLAH DENPASAR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO. KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan suatu tempat dan juga sebuah fasilitas,

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB I PENDAHULUAN. Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat. darurat (Permenkes RI No. 147/ Menkes/ Per/ 2010).

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit (RS) merupakan suatu unit yang sangat kompleks. Kompleksitas ini

Laporan bulanan PPI Bulan September

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

BAB I PENDAHULUAN. mengakses kebutuhan kesehatan. Layanan kesehatan salah satu jenis layanan. menjadi rujukan untuk mengakses layanan kesehatan.

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Era perdagangan bebas dan globalisasi telah meluas di seluruh kawasan

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

C. TUJUAN 1. TujuanUmum : Untuk membantu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap pasien

HIV/AIDS 1 : 2 : 3 : 4 : ( PPRA

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

Peningkatan Kinerja UPT RS Paru Batu Dalam Pelaksanaan Program P2TB (Pengendalian Penyakit Tuberkulosa)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PADA ANAK YANG SKRIPSI

STANDAR PELAYANAN MINIMAL UPT PUSKESMAS KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen. mendapatkan pelayanan gawat darurat. 2

FOKUS AREA : Program kepemimpinan dan koordinasi (PPI 1; 2;

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

Kamus Indikator Pelayanan Medis RSIA NUN Surabaya Pelaksanaan Rapat Dokter Umum / Dokter Gigi Setiap Bulan

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI PUSKESMAS KALIBARU KULON

pola kuman 1. Program penerapan Kewaspadaan Isolasi 2. Program kegiatan surveilans PPI dan peta 4. Program penggunaan antimikroba rasional

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan

BAB V PEMBAHASAN. 19.2, dan MKI 19.3 dalam Akreditasi KARS di RSUD dr.soeselo Slawi dengan meninjau

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

LAPORAN EVALUASI PROGRAM

1 BAB I PENDAHULUAN. pengentasan kemiskinan. Tujuan MDGs di bidang kesehatan merupakan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

Oleh : Rahayu Setyowati

BUPATI MANDAILING NATAL [[ PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 44 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG


BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI YUDHA

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. (World Health Organization (WHO), 2011). Menurut survei di Inggris,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. maka pada tahun 1976 Join Commission on Acreditation of Health Care

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

DAFTAR DOKUMEN APK BERDASARKAN ELEMEN PENILAIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJI MUHAMMAD PARIKESIT

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Rumah sakit merupakan tempat yang sangat kompleks,

GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BERKAS PERMOHONAN SURVEI AKREDITASI RUMAH SAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan berbagai penyebab penyakit lainnya yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM KERJA PENERAPAN STRATEGI DOTS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Juli hingga Oktober 2016 di Unit Bedah

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN RSUD dr M Ashari Pemalang merupakan salah satu Rumah Sakit bentuk Badan Layanan Umum Daerah di wilayah Kabupaten Pemalang, Rumah Sakit tipe C ini memiliki kewajiban memberikan pelayanan kesehatan berupa rawat jalan (poliklinik), rawat inap, IGD, instalasi farmasi dan laboratorium., yang dilakukan oleh Tenaga Kesehatan, RSUD dr M Ashari Pemalang memiliki 141 Tenaga Kesehatan yang memiliki hak perlindungan hukum dari bahaya penularan infeksi, angka kejadian infeksi di RSUD yang terjadi pada Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit tersebut mengalami penurunan setiap tahunnya namun kejadian penularan infeksi masih saja terjadi. Berdasarkan hasil penelitian tentang Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kesehatan Terhadap Bahaya Penularan Infeksi Studi Kasus Di RSUD dr M Ashari Pemalang dapat disimpulkan sebagai berikut : 112

1. Pengaturan Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kesehatan Terhadap Bahaya Penularan Infeksi Di RSUD dr M Ashari Pemalang Bentuk pengaturan perlindungan hukum bagi Tenaga Kesehatandibagi menjadi bentuk perlindungan hukum secara umum dan secara khusus. Bentuk perlindungan secara umum menggunakan Ketetapan Ketiga Kepmenkes Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit Dan Fasilitas Kesehatan Lainnya, Ketetapan Ketiga Kepmenkes Nomor 270/MENKES/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit Dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya dan Permenkes Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba Di Rumah Sakit yang digunakan sebagai dasar penyusunan SPO pembentukan tim PPI dan pembentukan tim PPRA. Bentuk perlindungan secara khusus menggunakan Pasal 9 Ayat (5) Peraturan Bupati Pemalang Nomor 111 Tahun 2016 Tentang Pola Tata Kelola Badan Layanan Umum Daerah RSUD dr M Ashari Pemalang, Keputusan Direktur Nomor HK.016.04/DIR/RS/II/2015 Tentang Pembentukan Tim PPI dan Keputusan Direktur RSUD Dr M Ashari Pemalang No HK.02.04/VII.3/244/2015 Tentang Pembentukan Dan Pemberlakuan Struktur Organisasi RSUD dr M Ashari Pemalang 113

sebagai dasar pembentukan SPO pencegahan infeksi, pembentukan tim PPI, pembentukan PPRA dan penentuan tugas tim PPRA di RSUD dr M Ashari Pemalang. Tujuan dari pengaturan perlindungan hukum bagi Tenaga Kesehatan terhadap bahaya penularan infeksi dituangkan di Kepmenkes Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman PPI Di Rumah Sakit Dan Fasilitas Kesehatan Lainnya, Kepmenkes Nomor 270/MENKES/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit Dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya Di Rumah Sakit dan Permenkes Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba Di Rumah Sakit memiliki tujuan melaksanakan Pasal 24 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan Pasal 27 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan 2. Pelaksanaan Upaya Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kesehatan Terhadap Bahaya Penularan Infeksi Di RSUD dr M Ashari Pemalang Subyek hukum terkait pelaksanaan upaya perlindungan hukum bagi Tenaga Kesehatan adalah IPCO bertugas penerima hasil laporan PPRA, IPCN sebagai penerima laporan, melakukan penilaian terhadap pelaksanaan SPO dan memberikan pelatihan PPI bagi 114

Tenaga Kesehatan, IPCLN membantu tugas IPCN terdapat pada setiap unit pelayanan Rumah Sakit. SPO yang berkaitan dengan prinsip pencegahan infeksi telah dibuat oleh RSUD dr M Ashari Pemalang dan sarana berupa alat penunjang pencegahan infeksi juga telah disediakan namun tidak dilaksanakan dengan baik oleh tenaga kesehatan sehingga masih terjadi kasus penularan infeksi. Pada kasus penularan virus HBV Rumah Sakit belum memberikan hak-hak Tenaga Kesehatan sepenuhnya dikarenakan adanya keterbatasan obat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum bagi Tenaga Kesehatandi RSUD dr M Ashari Pemalang belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kesehatan Di RSUD dr M Ashari Pemalang Faktor-faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan perlindungan hukum bagi Tenaga Kesehatan terhadap bahaya penularan infeksi di RSUD dr M Ashari Pemalang adalah : Faktor sosial terkait dengan pelaksanaan perlindungan hukum bagi Tenaga Kesehatanadalah kesadaran taat melaksanakan prosedur belum sepenuhnya dilakukan,pendidikan dan pelatihan mengenai PPI tidak dilaksanakan secara berkala. 115

Faktor yuridis terkait dengan Permenkes Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba Di Rumah Sakitbelum ada aturan sanksi yang jelas berkaitan dengan pelaksanaan ketentuan tersebut. Menjadi faktor penghambat pelaksanaan perlindungan hukum bagi Tenaga Kesehatan di RSUD dr M Ashari Pemalang. Faktor ekonomi terkait dengan keterbatasan dana anggaran pencegahan infeksi, menjadi penghambat pelaksanaan perlindungan hukum bagi Tenaga Kesehatan di RSUD dr M Ashari Pemalang. Faktor penyakit terkait tidak adanya obat yang menyembuhkan HIV menjadikan Rumah Sakit tidak dapat memberikan tindak lanjut penatalaksanaan infeksi virus HIV. B. SARAN 1. Bagi Pemerintah Saran bagi Pemerintah khususnya RSUD dr M Ashari Pemalang antara lain : a. Membuat peraturan khusus yang mengatur tentang pencegahan infeksi yang disertai dengan pengaturan penegakannya. b. Meningkatkan pelatihan secara berkala terkait dengan PPI sehingga Tenaga Kesehatan memiliki pengetahuan yang baik dan muncul kesadaran melaksanakan prinsip PPI. 116

c. Melakukan evaluasi setiap 3 bulan sekali terhadap hasil pengamatan program PPRA tidak hanya pelaporan saja tapi juga pembahasan. 2. Bagi Tenaga Kesehatan a. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi sesuai dengan SPO yang telah dibuat oleh Rumah Sakit. b. Tenaga Kesehatan diharapkan untuk aktif meningkatkan pengetahuan tentang prinsip pencegahan infeksi 3. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan Berkaitan Dengan Mahasiswa Yang Praktik Di RSUD dr M Ashari Pemalang a. Menanamkan kesadaran prinsip pencegahan infeksi pada mahasiswa kesehatan sejak proses pendidikan b. Mengajarkan praktik teknik pencegahan infeksi seperti cuci tangan, pemakaian APD dan praktik menyuntik yang aman pada proses pendidikan 117