EKONOMI PUBLIK TEORI BARANG SWASTA KELOMPOK 1 :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Ketimpangan Distribusi Pendapatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal, tanah dan keahlian keusahawanan (Sadono Sukirno, 2008: 193).

Materi 2 Ekonomi Mikro

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN LOGO UNIVERSITAS JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dapat meningkatkan

VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. produktivitas tenaga kerja di semua sektor.

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati,

BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN

Rangkuman Ekonomi. By Shanisa Rahmaputri D X-IIS 1

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. Rate in the United Kingdom yang dimuat pada jurnal Economica, menunjukkan

2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

N I N A N U R H A S A N A H, S E, M M - U N I V E R S I T A S E S A U N G G U L

KEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam

DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

PENGANTAR EKONOMI MAKRO. Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro

PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO BAB 1 RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan,

BAB I Pengertian & Ruang Lingkup

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

III. KERANGKA TEORITIS

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tersebut. Menurut Sukirno (2004) pertumbuhan ekonomi diartikan

KATA PENGANTAR. Tidak ada gading yang tak retak, kepada para pembaca kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan buku ini kedepan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang

Modul ke: Perilaku Konsumen. Fakultas EKONOMI. Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen.

L/O/G/O TEORI PERILAKU KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara

Kondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2010

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, meratakan pendapatan dan meningkatkan hubungan antara daerah.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik atau meningkat. Pembangunan Nasional yang berlandaskan. dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

KONSEP DASAR EKONOMI M. SETIO N 2008

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) MATA KULIAH EKONOMI UMUM (EKO 160) Pengajar : TIM DOSEN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dalam. yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Visi Program Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas 2015

Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

PENGERTIAN DASAR ILMU EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Nomor No.12 tahun 2008 (revisi UU no.32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

EKONOMI. unlimited human s wants and needs. scarcity resources

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

Pengantar Ekonomi Mikro

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

TEORI PERMINTAAN KONSUMEN PENDEKATAN UTILITY

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Teori Barang Swasta. Materi Presentasi

PENGANTAR EKONOMI JENJANG : D3 AKUNTANSI : ATA : PENDEKATAN TEORI DAN PENERAPANNYA : WAJIB MEMBERIKAN KASUS DAN PEKERJAAN PENEKANAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dalam suatu negara dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Inflasi

Transkripsi:

Ekonomi Kesejahteraan EKONOMI PUBLIK TEORI BARANG SWASTA KELOMPOK 1 : Bangun Putra Agung (1206105019) Geo Harioseno (1206105107) I Putu Arnadi Putra (1306105001) I Gusti Ngurah Agung Anom Arimbawa (1306105002) I Made Sedane Putra (1306105003) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2015/2016

KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat- Nya lah, paper ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan paper pembahasan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Publik dengan Judul Teori Barang Swasta. Dalam penyelesaian paper ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya paper ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih. Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan paper ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan paper yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan kami, semoga paper pembahasan yang kami buat dapat berguna dan bermanfaat bagi setiap orang. Denpasar, 23 Februari 2015 DAFTAR ISI Penulis

KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 1 1.3 Tujuan Penulisan... 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Ekonomi Kesejahteraan... 2 2.2 Ukuran Kesejahteraan... 4 2.3 Kriteria Pareto... 5 2.3.1 Tingkatan Kesejahteraan Menurut Teori Pareto... 6 2.4 Kesejahteraan dan Permasalahannya... 6 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN... 8 DAFTAR PUSTAKA... 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar, keadaan pasar yang begitu kompetitif untuk mencari keuntungan, merupakan salah satu hal yang menjadi penghambat untuk menuju kesejahteraan. Kompetitif dalam pasar merupakan hal yang sangat wajar, karena persaingan menjadi sesuatu yang wajib dalam mekanisme pasar. Sehingga sangat sulit menemukan ekonomi yang menyejahterakan jika dilihat dari mekanisme pasar yang ada. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kegiatan pasar akan banyak mempengaruhi optimal atau tidaknya kegiatan ekonomi tersebut. Kompetisi dalam pasar juga bisa menimbulkan dampak negatif untuk terwujudnya ekonomi kesejahteraan. Dimana kompetisi pasar membuat konteks sosial yang harus diperhatikan dalam pencapaian ekonomi kesejahteraan menjadi lebih sulit tercapai. Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi, kondisi tersebut juga diperlukan untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat. Ekonomi memiliki tugas untuk memberi prinsip yang rasional bagi bisnis sebagai kegiatan ekonomi, sehingga kegiatan ekonomi tersebut tidak hanya mengarah diri pada kebutuhan hidup manusia perorang dan jangka pendek saja, tetapi juga memberi surplus bagi kesejahteraan banyak orang dalam negara (Mikhael Huda:2000). 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang efisiensi konsumen? 2. Apa yang dimaksud efisiensi produsen? 3. Apa saja Kriteria konpensasi? 1.3 Tujuan Penulisan Untuk mengetahui apa yang dimaksud efisiensi konsumen, efisiensi produsen, dan Kriteria konpensasi. BAB II

PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Ekonomi Kesejahteraan Ekonomi Kesejahteraan merupakan cabang ilmu ekonomi yang menggunakan teknik ekonomi mikro untuk menentukan secara serempak efisiensi alokasi dari ekonomi makro dan akibat distribusi pendapatan yang berhubungan dengan itu (O Connel, 1982). Ekonomi kesejahteraan adalah kerangka kerja yang digunakan oleh sebagian besar ekonom publik untuk mengevaluasi penghasilan yang diinginkan masyarakat (Rosen, 2005:99). Ekonomi kesejahteraan menyediakan dasar untuk menilai prestasi pasar dan pembuat kebijakan dalam alokasi sumberdaya (Besley, 2002). Ilmu ekonomi kesejahteraan adalah salah satu cabang ekonomi yang normatif. Bidang bahasan dari dari ekonomi kesejahteraan berkaitan dengan pertanyaan apa yang buruk dan apa yang baik. Bidang kajian tersebut sangat berbeda dengan bidang kajian cabang ilmu ekonomi pasitif. (Allan M. Feldman: 2000). Ekonomi kesejahteraan membahas tentang bagaimana akhirnya kegiatan ekonomi bisa berjalan secara optimal. Ekonomi kesejahteraan dalam bahasanya juga akan memikirkan prinsip keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat. Kajian ini mengarahkan kegiatan ekonomi akan memberikan dampak positif terhadap pelaku ekonomi. Yang mana dalam pengertian yang lebih luas pembahasan dalam ekonomi kesejahteraan adalah pembahasan yang tidak terlepas dari konteks ilmu sosial. Diasumsikan bahwa utilitas dapat diukur, maka kurva kemungknan utilitas dapat digambarka pada gambar 6.6. misalnya, Os dan Oj menunjukkan kombinasi utilitas yang dapat dicapai oleh masyarakat. Dua krieria pemilihan antara titik-titik Os, Oj yang mungkin adalah :

- Pilih utilitas yang sama antara Satrio dan Joko (titik A) - Pilih utilitas sehingga utilitas total adalah maksimum Kesejahteraan sosial mengacu pada keseluruhan status nilai guna bagi masyarakat. Kesejahteraan sosial adalah sering didefinisikan sebagai penjumlahan dari kesejahteraan semua individu di masyarakat. Kesejahteraan dapat diukur baik secara kardinal yang dalam dollar (rupiah), atau diukur secara ordinal dalam terminologi nilai guna yang relatif. Pedekatan lebih umum terhadap kesejahteraan sosial dapat diperoleh dengan meneliti konsep fungsi kesejahteraan sosial. Fungsi kesejahteraan sosial adalah kura indiferen sosial yang memberikan kombinasi utilitas bagi individu-individu yang berbeda yang memberikan tingkat kesejahteraan sosial yang sama. Untuk memudahkan analisis diasumsikan di dalam masyarakat hanya ada dua individu (satrio dan joko) dimana utilitas masing-masing individu dilambangkan dengan Us dan Uj, maka fungsi kesejahteraan sosial : W= f ( Us,Uj ) Persoalan masyarakat adalah mengalokasikan X dan Y antara Satrio dan Joko untuk memaksimalkan W. Prosedur ini dilukiskan dalam gambar 6.7. Kurva W 1,W 2, dan W 3 mewakili kurva indiferen sosial. Kurva indiferen sosial ini digambarkan cembung terhadap titik origin karena asumsi masyarakat menunjukkan tingkat substitusi utilitas Satrio dan Joko

yang menurun. Selain itu kurva indiferen sosial berslope negatif karena, apabila Satrio dibuat better-off, maka Joko harus menjadi wors off, vice-ersa. Untuk membuat Satrio dan Joko keduanya better-off atau paling tidak salah satu better-off, sementara lainnya tetap well-off maka, harus bergeser ke kurva indiferen sosial yang lebih tinggi. Titik E merupakan titik kesejahteraan sosial optimun, karena pada titik ini tingka W tertinggi dapat dicapai dengan kurva kemungkinan utilitas yang tetap. Ada 2 kriteria kesejahteraan sosial : - Utilitas yang diterima masing-masing individu sama - Jumlah kurva kemungkinan utilitas masyarakat yang terbesar 2.2 Ukuran Kesejahteraan Terdapat berbagai perkembangan pengukuran tingkat kesejahteraan dari sisi fisik, seperti Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia), Physical Quality Life Index (Indeks Mutu Hidup), Basic Needs (Kebutuhan Dasar), dan GNP/Kapita (Pendapatan Perkapita). Ukuran kesejahteraan ekonomi inipun bisa dilihat dari dua sisi, yaitu konsumsi dan produksi (skala usaha). Dari sisi konsumsi maka kesejahteraan bisa diukur dengan cara menghitung seberapa besar pengeluaran yang dilakukan seseorang atau sebuah keluarga untuk kebutuhan sandang, pangan, papan, serta kebutuhan lainnya dalam waktu atau periode tertentu. Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indikator keberhasilan yang dapat diukur. Dalam hal ini Thomas dkk, (2005:15) menyampaikan bahwa kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di representasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas masyarakat. Kesemuanya itu merupakan cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan menengah kebawah. Todaro secara lebih spesifik mengemukakan bahwa fungsi kesejahteraan W (walfare) dengan persamaan sebagai berikut: W = W (Y, I, P) Dimana Y adalah pendapatan perkapital, I adalah ketimpangan dan P adalah

kemiskinan absolut. Ketiga variabel ini mempunyai signifikan yang berbeda, dan harus dipertimbangkan secara menyeluruh untuk menilai kesejahteraan negara berkembang. Berkaitan dengan fungsi persamaan kesejahteraan diatas, diasumsikan bahwa kesejahteraan sosial berhubungan positif dengan pendapatan perkapita, namun berhubungan negatif dengan kemiskinan. Gambar 2.4 Kurva Indeferen Sosial (Fungsi Kesejahteraan Sosial) Gambar 2.4 menjelaskan bahwa W1, W2 dan W3 adalah fungsi kesejahteraan sosial atau kurva indeferen sosial dari peta kesejahteraan petani pekebun yang bersifat padat. Seluruh titik pada kurva tertentu memberikan tingkat kepuasan atau kesejahteraan yang sama. Petani pekebun lebih menyukai titik pada fungsi kesejahteraan sosial yang lebih tinggi dan bukan pada fungsi kesejahteraan yang lebih rendah 2.3 Kriteria Pareto Kriteria yang paling banyak digunakan dalam menilai ekonomi kesejahteraan adalah pareto criteria yang dikemukakan oleh ekonom berkebangsaan Italia bernama Vilfredo Pareto. Kriteria ini menyatakan bahwa suatu perubahan keadaan (eg. Intervention) dikatakan baik atau layak jika dengan perubahan tersebut ada (minimal satu) pihak yang diuntungkan dan tidak ada satu pihakpun yang dirugikan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pareto criteria adalah pareto improvement dan pareto efficient. Kedua hal ini akan mempengaruhi pengambilan keputusan suatu kebijakan

ekonomi. Adapun yang dimaksud dengan pareto improvement adalah jika keputusan perubahan masih dimungkinkan menghasilkan minimal satu pihak yang better off tanpa membuat pihak lain worse off. 2.3.1 Tingkatan Kesejahteraan Menurut Teori Pareto Dalam teori ekonomi mikro ada yang dikenal dengan teori Pareto yang menjelaskan tentang tiga jenis tingkatan kesejahteraan, yaitu 1. pareto optimal. Dalam tingkatan pareto optimal terjadinya peningkatan kesejahteraan seseorang atau kelompok pasti akan mengurangi kesejahteraan orang atau kelompok lain. 2. pareto non optimal. Dalam kondisi pareto non-optimal terjadinya kesejahteraan seseorang tidak akan mengurangi kesejahteraan orang lain. 3. pareto superior. Dalam kondisi pareto superior terjadinya peningkatan kesejahteraan seseorang tidak akan mengurangi kesejahteraan tertinggi dari orang lain. Menurut teori pareto tersebut, ketika kondisi kesejahteraan masyarakat sudah mencapai pada kondisi pareto optimal maka tidak ada lagi kebijakan pemerintah yang dapat dilakukan. 2.4 Kesejahteraan dan Permasalahannya Ilmu ekonomi adalah Ilmu yang dipelajari dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran. Indikator dari kesejahteraan terpenuhinya semua kebutuhan secara layak. Namun untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bukan suatu hal yang mudah, karena penuh dengan permasalahan-permasalahan yang harus ditanggulangi. 1. Problema kependudukan Sebagian besar negara di dunia menghadapi problema kependudukan atau demografi yakni problema tentang cepatnya pertumbuhan penduduk, bahkan terjadi ledakan penduduk yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan produksi dan lapangan kerja sehingga berdampak makro di bidang sosial dan ekonomi. Indonesia dalam bidang kependudukan juga menghadapi problema pokok yakni : pertumbuhan penduduk yang termasuk tinggi, dan kepadatan penduduk yang tidak merata. Problema ini tentu saja sangat berdampak pada banyak bidang, khususnya bidang sosial dan ekonomi. 2. Pengangguran dan Inflasi

Masalah pengangguran terjadi di banyak negara, khususnya negara miskin dan berkembang, tentu saja termasuk Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan kesempatan kerja merupakan faktor dominan terjadinya pengangguran disamping karena faktor yang lain diantaranya : rendahnya kualitas sumber daya manusia, rendahnya investasi, kemalasan manusia, melemahnya kepercayaan pihak luar negeri dll. Tingginya pengangguran sebagai tolok ukur rendahnya produksi dan berakibat pada minimnya jumlah barang, bahkan terjadi kelangkaan produk yang dibutuhkan masyarakat, tentu saja hal ini akan berdampak pada naiknya harga barang pada umumnya yang kita kenal dengan inflasi. Negara manapun di dunia ini akan berusaha menstabilkan perekonomiannya dengan upaya utamanya melalui pengendalian laju inflasi. 3. Pertumbuhan dan pencemaran Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan selalu diiringi dan disebabkan oleh pertumbuhan produksi. Pertumbuhan produksi ditandai dengan pertumbuhan beberapa sektor produksi : ekstraktip, agraris, industri, perdagangan dan jasa. Pertumbuhan sektor produksi tersebut khususnya sektor industri, agraris dan ekstraktip sangat mempengaruhi kualitas lingkungan, sehingga sering kita jumpai dampak negatif dari pertumbuhan sektor ini menimbulkan pencemaran di darat, laut maupun udara yang sangat mengganggu pada kualitas pertumbuhan makhluk hidup. 4. Masalah kemiskinan dan kesehatan Rendahnya produksi, rendahnya kesempatan kerja, tingginya angkatan kerja, tingginya jumlah pengangguran akan berakibat pada rendahnya pendapatan individu dan masyarakat yang tentu saja akan berakibat tingginya angka kemiskinan. Kemiskinan akan sangat berdampak pada rendahnya kemampuan untuk menjaga kesehatannya. Kondisi ini banyak terjadi di negara-negara berkembang, lebih-lebih pada negara-negara miskin. 5. Krisis energi Energi merupakan bagian yang sangat penting bagi perekonomian, khususnya sektor industri. Keberadaan dan produktifitas industri suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan untuk menyediakan energi khususnya sebagai sumber tenaga. Kemampuan menyediakan energi ini sangat ditentukan oleh faktor alam yang dimiliki suatu negara dan

sumber daya alam yang dimiliki khususnya minyak, batu bara dan gas. Banyak negara maju yang mengalokasikan dananya cukup besar memenuhi kebutuhan energi BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Ilmu ekonomi kesejahteraan adalah salah satu cabang ekonomi yang normative dimana dalam ilmu ini membahas tentang bagaimana kegiatan ekonomi bisa berjalan dengan optimal disamping juga memikirkan mengenai prinsip keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat. 2. Ukuran kesejahteraan ekonomi bisa dilihat dari dua sisi, yaitu konsumsi dan produksi (skala usaha).kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indikator keberhasilan yang dapat diukur misalkan kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di representasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas masyarakat. 3. Kriteria yang paling banyak digunakan dalam menilai ekonomi kesejahteraan adalah pareto criteria. Kriteria ini menyatakan bahwa suatu perubahan keadaan (eg. Intervention) dikatakan baik atau layak jika dengan perubahan tersebut ada (minimal satu) pihak yang diuntungkan dan tidak ada satu pihakpun yang dirugikan. Disini Pareto juga membagi tingkat kesejahteraan menjadi 3 jenis, yaitu pareto optimal, pareto non optimal,dan pareto superior 4. Dalam mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bukan suatu hal yang mudah, karena kita dihadapkan oleh berbagai permasalahan yang ada, seperti : Problema kependudukan, Pengangguran dan Inflasi, Pertumbuhan dan pencemaran, Masalah kemiskinan dan kesehatan, dan Krisis energi. Daftar Pustaka http://ereke-agusfekonunhalu.blogspot.com/2009/01/ekonomi-kesejahteraa.html

http://id.termwiki.com/id/utility_possibilities_curve Ardiningsih, Sri. Dan Kadarusman, Teori Ekonomi Mikro, Edisi kedua, BPFE YOGYAKARTA, 2008. http://www.htmlpublish.com/convert-pdf-to-html/success.aspx? zip=docstorage/0551b9b8753948e0ae4517bd39047022/2ep16629.zip&app=pdf2word# https://firiijb.wordpress.com/2014/03/26/teori-ekonomi-kesejahteraan/ apasihmaumau.blogspot.in/2012/06/ekonom-kesahteraan.html?m=1