DIVISI BIOETIKA, HUMANIORA, & MEDIKOLEGAL MEU FK USU 2009

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menakutkan. Ketakutan akan penyakit HIV/AIDS yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. berbagai lapisan masyarakat dan ke berbagai bagian dunia. Di Indonesia,

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS. Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

Berusaha Tenang Mampu mengendalikan emosi, jangan memojokan si-anak atau merasa tak berguna.

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pasangan yang sudah tertular, maupun mereka yang sering berganti-ganti

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

ABSTRAK. Kata Kunci : Informed Consent dalam keadaan darurat, Perlindungan Hukum bagi Dokter

ABSTRAK BEBERAPA FAKTOR YANG MENUNJUKKAN TINGKAT KEPARAHAN PENYAKIT HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT X KOTA BATAM TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) termasuk salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan sindrom

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MENGENAI HIV / AIDS

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA

BAB I PENDAHULUAN. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deviciency Syndrome, yang

ABSTRAK KELAINAN SISTEM SARAF PUSAT PADA PASIEN HIV/AIDS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2007 DESEMBER 2008

BAB I PENDAHULUAN. masalah berkembangnya Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Masalah HIV/AIDS yang

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquaired Immunodefeciency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI PUSAT PENGEMBANGAN ANAK ID 127 KELURAHAN RANOMUT MANADO

Gambaran Pengetahuan dan Kecemasan Mahasiswa Profesi Kedokteran Gigi terhadap Human Immunodefficiency Virus/Acquired Immunodefficiency Syndrome

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

Lampiran 1. Informed Consent. Penjelasan prosedur

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: KEP. 68/MEN/IV/2004

BAB 1 PENDAULUAN. menyerang system kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immune

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus. ibu kepada janin yang dikandungnya. HIV bersifat carrier dalam

TELAAH KASUS ETIKA MENURUT PRINSIP CORE-VALUE TUTORIAL A

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

KESIMPULAN DAN SARAN. penderita dengan HIV/AIDS (ODHA). Dalam pelaksanaannya, KDS Metacom

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Informan (Inform Concent)

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

3740 kasus AIDS. Dari jumlah kasus ini proporsi terbesar yaitu 40% kasus dialami oleh golongan usia muda yaitu tahun (Depkes RI 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 4-A PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 4-A TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masalah epidemi (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune. Deficiency Syndrome) HIV/AIDS dan penyebarannya yang sangat cepat

Oleh: Logan Cochrane

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

Persoalan dan strategi penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terlihat betapa rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN TB PARU TENTANG PENCEGAHAN TB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANGSA LAMA

PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN

INSIDENSI HEPATITIS B PADA PASIEN HIV- AIDS DI KLINIK VCT PUSYANSUS RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI TAHUN DESEMBER TAHUN 2012

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

VALIDASI TINGKAT PENGETAHUAN. Correlations

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan epidemi HIV (Human Immunodefisiency virus) dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

Transkripsi:

DIVISI BIOETIKA, HUMANIORA, & MEDIKOLEGAL MEU FK USU 2009

HIV/AIDS Acqiured Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus) yg dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Kasus AIDS pertama kali dilaporkan pada tahun 1981 di USA semakin bermunculan dan menyebar ke seluruh dunia.

Fenomena gunung es, ok: 1. Cukup banyak penderita AIDS yg tdk dilaporkan. 2. Hanya kasus yg memenuhi kriteria Center fo Disease Control (CDC) Amerika saja yang dilaporkan. 3. Banyak penderita yg asimtomatik

Aspek Etik AIDS Javier Perez de Crueler ( Sekjen PBB ) AIDS rises crucial, sosial, humanitarian, and legal issues, threatening to undermine the fabric of tolerance and understanding upon which our societies function. Reaksi spontan masyarakat ( termasuk kalangan kedokteran sendiri ) pada waktu pertama kali menghadapi penyakit AIDS adalah : > menjauhkan diri dari penderita > berusaha tidak menyentuh penderita > bahkan membakar bekas pakaian penderita

Reaksi awal ini terlanjur tersebar di seluruh dunia, melalui media massa Barat banyak negara berlaku kepercayaan yg salah tentang AIDS di negara Barat sendiri sikap masyarakatnya sudah jauh lebih tenang dan rasional. Yang dikhawatirkan dalam hubungan dengan AIDS ialah : pengetahuan yang benar tentang AIDS tidak dengan sendirinya akan diikuti dengan positif upaya konkret untuk mencegah AIDS.

Kaidah Etik Kedokteran dengan Masalah Pencegahan AIDS Belum ada obat atau vaksin yang efektif untuk menanggulangi AIDS ok itu pencegahan dengan penyuluhan. Harus mengetahui secara pasti cara-cara penyebaran virus AIDS tersebut. Seorang dokter, sesuai dengan KODEKI hendaklah berusaha untuk menjadi pendidik masyarakat yang seharusnya yaitu dengan memberikan informasi kpd masyarakat & kelompok resiko tinggi & tentang bagaimana pola penyebaran virus AIDS dan langkah2 pencegahannya.

Hal lain yang perlu mendapatkan klarifikasi dari aspek hukumnya adalah tentang pemeriksaan darah dalam rangka pencegahan meluasnya penyakit sering dipaksakan kepada kelompok tertentu di dalam masyarakat beresiko tinggi. Persoalannya adalah bahwa setiap bentuk intervensi medik, berdasarkan doktrin informed concent, memerlukan izin lebih dahulu dari yg bersangkutan.

Apa keuntungan pemeriksaan darah untuk pencegahan? orang akan berusaha menghindar ok dapat menimbulkan bencana: > kehilangan pekerjaan > tempat tinggal > kesempatan belajar > kesempatan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di masyarakat dsb. Tidak dipaksakan? kapan dapat ditemukan pengidap HIV pada tingkat sedini mungkin sehingga lebih banyak orang dapat dihindarkan dari penyakit yg mematikan ini. Pertanyaan yg tidak mudah untuk dijawab.

Kaidah Etik Kedokteran dengan Masalah Pengobatan AIDS Salah persepsi tentang AIDS dan bagaimana seseorang menjadi pengidap HIV atau AIDS inadekuat perawatan American Medical Assosiation (AMA), 1987 : 1. Seseorang tenaga kesehatan tidak boleh menolak pasien yang seropositif 2. Pasien tidak boleh didiskriminasikan hanya atas dasar ketakutan.

3. Seorang tenaga kesehatan diharapkan terlibat untuk menyediakan pelayanan medis yg baik dan bertanggung jawab dan menghormati hak-hak pasien sebagai makhluk insani. 4. Seorang tenaga kesehatan yg tidak menyediakan pelayanan medis harus merujuk kpd tenaga yg lebih ahli atau ke tempat yg memiliki fasilitas lebih baik. 5. Seorang tenaga kesehatan diharuskan menghormati hak pribadi dan kerahasiaan penderita AIDS dan orang-orang yg mengidap HIV.

6. Apabila tidak ada peraturan atau larangan untuk melaporkan org-org yg menderita seropositif ke lembaga kesehatan yg berwenang, sdgkan tenaga kesehatan tsbt mengetahui org-org tersebut akan membahayakan masyarakat, tenaga kesehatan itu harus : Menganjurkan penderita tsbt utk menjaga diri supaya tdk membahayakan pihak ketiga. Kalau anjuran tsbt tdk dipatuhi, melaporkan penderita itu kpd pihak yg berwenang. Kalau pihak yg berwenang tdk memberikan tanggapan, melaporkan penderita itu kpd masyarakat yg beresiko tertular

7. Tenaga kesehatan yg menemukan seseorang telah seropositif disarankan kpdnya utk tdk melibatkan diri pada aktivitas yg mempunyai resiko tinggi terhadap penyebaran AIDS 8. Seorang tenaga medis yg menderita AIDS atau seropositif disarankan untuk tdk melibatkan diri pada aktivitas yang mempunyai resiko tinggi kpd pasiennya. Apa yang dikatakan AMA tersebut adalah sesuai dengan kewajiban dokter terhadap pasien dalam KODEKI

Aspek Hukum Cara-cara penularan AIDS yang sulit dibendung, bahkan oleh undang-undang yg memberikan hukuman berat. Lalu bagaimana dengan tanggung jawab para dokter yg merawat penderita? Mereka tahu persis bahwa penderita AIDS atau pengidap HIV berpotensi menularkan penyakitnya kepada orang lain? Salahkah jika dokter memberitahukan kepada orang2 yg terancam penularan? Salahkan dokter jika di kemudian hari benar2 ada orang tertular disebabkan karena ia lebih suka menjunjung tinggi sumpah dokter dan konfidensialitas medik?

Dokter sebagai manusia biasa adalah bagian dari masyarakat yang dihadapkan pada banyak masalah sewaktu harus menghadapi kasus-kasus AIDS. Dalam hal ini tetap melakukan profesi menurut ukuran tertinggi ( KODEKI BAB I pasal 1 ) Sehubungan dengan telah masuknya infeksi HIV dan penderita AIDS ke Indonesia terbitlah Instruksi Menteri Kesehatan RI no.72/menkes/ii/1988 ttg kewajiban melaporkan penderita dengan gejala AIDS, ditetapkan tgl 11 Februari 1988.

Petunjuk pelaksanaannya diatur melalui Keputusan Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman No.286-1/PP0304 Isi instruksi menteri tersebut ditujukan kpd seluruh petugas kesehatan yg mengetahui dan atau menemukan seorang dgn gejala AIDS. Mereka wajib melaporkannya kpd sarana pelayanan Mereka wajib melaporkannya kpd sarana pelayanan kesehatan yg terdekat dgn segera dan memperhatikan kerahasiaan pribadi penderita. Laporan ttg tersangka penderita AIDS atau penderita dgn seropositif harus dijaga kerahasiaannya dan tdk boleh dibaca oleh yg tdk berkepentingan

PRACTICE TO MAKE A MEDICAL DECISION CASE : The pneumonia patient with HIV who was denied treatment A 45-year-old truck driver with cough, fever and chest pain was diagnosed as a case of pneumonia. Since it was considered to be relatively rare, a screening for HIV was done and he was found to be positive. When the results showed this patient to be HIV-positive, the assistant doctors and managers wanted him to be discharged immediately. This created a very unpleasant situation for the patient. The hospital staff became very vocal about the patient's immediate discharge. The poor patient was kept in the corridor all the time. The patient was discharged and was told to seek treatment elsewhere.

Questions Should informed consent have been obtained in this case before testing for HIV? Consider the ethical implications of first taking a test without consent and subsequently denying treatment. Would this patient, in your opinion, be justified in suing the hospital? Why/why not? Would it have been possible to treat for pneumonia without any risk for the concerned hospital staff? Identify different options available to treat this patient, and at the same time manage the fear of the hospital staff. As a junior doctor, would you openly have gone against the decision to deny this patient treatment?

TERIMA KASIH