TEORI PERTIMBANGAN SOSIAL Oleh : I Ketut Sudarsana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

dokumen-dokumen yang mirip
KELUARGA HINDU. Oleh : I Ketut Sudarsana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Implikasi Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Oleh:

PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU

PEMBELAJARAN AGAMA HINDU

PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN

Budaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Oleh I Gede Juli Agus Puja Astawa Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

INTEGRASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK SEKOLAH DASAR

KODE ETIK DOSEN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU

IMPLEMENTASI AJARAN TRI HITA KARANA PADA SEKAA TARUNA PAGAR WAHANA DI DESA ADAT PELAGA KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG

Oleh Wayan Suprapta Institut HinduDharmaNegeri Denpasar

PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

PENERAPAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN PADA MATAKULIAH FISIKA PERMAINAN UNTUK MENGHILANGKAN KESAN KAKU CALON GURU FISIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan

Peran Pendidikan Dalam Mengatasi Moralitas

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

PERAN KOMUNIKASI ILMIAH DALAM PEMBELAJARAN IPA

A. IDENTITAS MATA KULIAH

Oleh I Gusti Ayu Sri Utami Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INFORMAL HINDU DALAM MENJAGA POLA KOMUNIKASI REMAJA PADA PERGAULAN SEHARI-HARI

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA ANNUAL CONFERENCE ON ISLAMIC STUDIES VIII TANGGAL 3 NOVEMBER 2008 DI PALEMBANG

FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN NASIONAL 1 Paul Suparno

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU PRIMORDIALISME

OPTIMALISASI TEKNIK-TEKNIK HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan tentang urgensi profesionalisme guru pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masala

Oleh Ida Ayu Made PutriArini Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Pendidikan Anak Usia Dini (Kesenjangan Kurikulum dan Penyelenggaraan) (Kadek Widiastuti/ )

PEMBELAJARAN INOVATIF, PROGRESIF, DAN KONTEKSTUAL PADA ANAK USIA DINI. Abstrak

PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL. Pertemuan 3

BAB I PENDAHULUAN. seseorang melalui upaya pembelajaran dan pelatihan. Seluruh upaya. dilakukan guru adalah mengembangkan sikap dan kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB VII PENUTUP. dan di kritisi dalam menganalisis isu-isu pendidikan kontemporer. Berdasarkan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian cerita Akai Rousoku To Ningyo karya Ogawa Mimei, penulis

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam ilmu pendidikan. Kemajuan di dunia pendidikan sangatlah

ANALISIS PELATIHAN STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN UNTUK MEWUJUDKAN SEKOLAH ADIWIYATA BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PIYUNGAN

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB DAN HASIL BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUIZ TEAM. ( PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII F Semester Genap

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MELAKSANAKAN TRI SANDYA PADA ANAK DI TK. HINDU CANANG SARI TEGALCANGKRIG KECAMATAN MENDOYO KABUPATEN JEMBRANA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS BERITA PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPS

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

DASAR PROFESIONALITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

ANALISIS KARAKTER TOKOH DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BUKU KODE ETIK DOSEN

PENGGUNAAN ASESMEN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

SURAT EDARAN Nomor: 468/B/SE/2017

Proses Komunikasi dalam Masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CARUT MARUT KURIKULUM DI INDONESIA BERSUMBER DARI DISTORSI LANDASAN PENDIDIKAN. Oleh : I Made Bagus Andi Purnomo NIM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PENUTUP Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KEMITRAAN SEKOLAH. Prof. Dr. Sodiq A. Kuntoro

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

PEMBERDAYAAN USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL BERBASIS PENDIDIKAN AGAMA HINDU BAGI ANAK PANTI ASUHAN

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang -1-

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

SOSOK GURU IMPARTIALITY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN. Upacara Ngaben di Desa Pakraman Sanur dalam Era Gloalisasi adalah

HaidarPputra Daulay, Pendidikan Islam, Kencana, Jakarta, 2004, hlm

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

BAB I PENDAHULUAN. Cet. 1,hlm 6. (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2012), hlm ), hlm. 48.

LANDASAN PENDIDIKAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA NI WAYAN RIA LESTARI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20

BAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup, ilmu pengetahuan, dan berbagai strategi kehidupan yang

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Baru Saka 1935, Jakarta, 7 April 2013 Minggu, 07 April 2013

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 4 No. 2 Januari-Juni 2018

PEDOMAN KOMITE DISPLIN DOSEN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENGATURAN KEARIFAN LOKAL DALAM PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KEPARIWISATAAN BUDAYA BALI

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MEWUJUDKAN TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA

A. IDENTITAS MATA KULIAH

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA HINDU MELALUI EFEKTIVITAS POLA INTERAKSI DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Pada umumnya, cerita

MUKADIMAH. Untuk mewujudkan keluhuran profesi dosen maka diperlukan suatu pedoman yang berupa Kode Etik Dosen seperti dirumuskan berikut ini.

Transkripsi:

TEORI PERTIMBANGAN SOSIAL Oleh : I Ketut Sudarsana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Email : iketutsudarsana@ihdn.ac.id Menurut Prof. DR. Mar at bahwa perubahan sikap ditentukan oleh faktor internal dan paktor ekternal. 1. Faktor Internal. a. Persepsi Sosial. Penerima stimulus (respipien) dalam menangkap berita mempersepsikan orang yang memberikan informasi, melalui informasi sensorik. Dalam kaitannya dengan keputusan sosial terdapat keputusan sebagai berikut, pertama, individu mempersepsikan orang yang memberikan informasi menurut pengalamannya sebagai apa. Proses ini tergantung dari orang yang menerimainformasi menilai orang yang memberikan informasi (komunikator) proses selanjutnya adalah peran dari orang yang menerima informasi dalam mengambil keputusan, jika ada kesesuaian maka sikap individu sebagai penerima informasi dapat dipengaruhi dan terjadilah perubahan sikap. b. Posisi Sosial. Penerima informasi akan mempersepsikan komunikator sebagai obyek yang mempunyai arti. Hubungan antara komunikator dengan penerima informasi memiliki hubungan langsung dalam kaitannya posisi dengan masyarakat. Oleh karena itu posisi komunikator dapat mengubah sikap individu atau kelompok. Arti posisi ini dapat memiliki nilai keagamaan, pemerintah yang dapat diandalkan, kepandaian, kejujuran dan sebagainya. Posisi sosial yang dipersepsikan memiliki nilai tertentu seperti nilai moral dan hal ini akan dikaitkan dengan pengambilan keputusan bagi si penerima berita untuk mengubah sikap. c. Proses Belajar Sosial. Penerima stimulus banyak dipengaruhi oleh pengalaman dan kemampuan. Tiap berita atau informasi akan senantiasa diolah nilai, disaring demi kepentingannya, jika hal ini menguntungkan bagi penerima berita, maka individu ini senantisa menerima dan mengolahnya melalui pengalaman dan berarti terdapat proses belajar.

2. Faktor eksternal. a. Penguatan (reinforcement) Untuk keberhasilan untuk mengubah sikap maka komunikator perlu memberikan tambahan stimulus (penguatan) agar penerima berita mau mengubah sikap. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan pemberian imbalan atau hukuman. Dengan cara demikian ini penerima berita / informsi akan mempersepsikan sebagai suatu arti yang bermanfaat bagi dirinya dan adanya sanksi bila hal ini tidak dilakukan maka dengan sendirinya penguatan ini harus dapat dimengerti dan diterima sebagai hal yang mempunyai efek langsung terhadap sikap. b. Kominikasi persuasif. Komunikasi persuasif merupakan kegiatan penyampaian suatu informasi atau masalah kepada orang lain dengan cara menbujuk (kegiatan ini adalah influencing the emotional attitude of others yang berarti mempengaruhi sikap emosi dari pihak lain. Ini biasanya dilakukan pada mereka yang rasionya cukup baikdan persepsi sosialnya selektif. Pendekatan dengan melalui komponen efeksi adalah dengan cara emosional adalah dengan cara ini diterima dan ada keyakinan dalam dirinya atas kebenaran ide ini maka secara sadar akan timbul perubahan sikap. c. Harapan yang diinginkan. Untuk keberhasilan mengubah sikap, komunikator senantiasa memperhatikan harapan yang diinginkan oleh pihak lain. Dan memenuhi segala keinginannya dengan demikian orang yang menerima informasi akan terpengaruh dan dengan sendirinya seorang dapat berubah. Perubahan sikap dalam kaitannya dengan sikap keagamaan yang menyimpang merujuk kepada teori pertimbangan sosial ini tampak menyangkut paktor status sosial seseorang dalam masyarakat penyimpangan sikap keagamaan yang dipengaruhi oleh status sosial ini cenderung dilatar belakang harapan untuk mengembalikan kedudukan didalam masyarakat. Misalnya seseorang dihormati dalam masyarakat kemudian mendapatkan saingan dari tokoh lain. Karena kalah dengan persaingan tersebut pandangan masyarakat beralih pada tokoh pendatang baru. Maka untuk mengembalikan status yang pernah diperoleh kemungkinan besar ia cenderung untuk melakukan suatu yang menyimpang guna menarik kembali perhatian masyarakat yaitu untuk mengisi kekosongan wibawa yang hilang.

Dilain pihak kemungkian juga sikap keagamaan yang menyimpang ditampilkan seorang tokoh dalam masyarakat dalam bentuk positip. Atas dasar pertimbangan untuk kepentingan masyarakat banyak. Sikap keagamaan yang menyimpang seperti ini dalam sejarah keagamaan umumnya diakhiri dengan munculnya kelompok baru yang mampu mengubah tatanan tradisi keagamaan yang ada. Daftar Pustaka Sudarsana, I. K. (2017, October). Makna Filosofis Asessorpenilaian Beban Kinerja Akademik Dosen Pendidikan Agama Hindu Pada Perguruan Tinggi. In Prosiding Seminar Pendidikan Agama (pp. 129-133). Sudarsana, I. K. (2017, October). PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MEWUJUDKAN TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA. In Prosiding Seminar Nasional Filsafat (pp. 216-223). Sudarsana, I. K. (2017, October). PERANAN ORANG TUA DALAM PENANAMAN BUDI PEKERTI PADA ANAK. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL ANAK USIA DINI (SEMADI) 2 (pp. 157-160). Sudarsana, I. K. PERAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK USIA DINI. STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI UNTUK MEWUJUDKAN GENERASI BERKUALITAS. Sudarsana, I. K. (2017). Optimalisasi Pemahaman Ajaran Tri Hita Karana Dalam Meningkatkan Karakter Siswa Sekolah Dasar (Perspektif Psikologi Pendidikan). Prosiding Senada 2, 250-256. Sudarsana, I. K. (2017). Menumbuhkan Minat Belajar Bahasa Bali Pada Kalangan Remaja. Prosiding Sembada 2017. Sugiharta, I. P. S. O., & Sudarsana, I. K. (2017). Hypnotic Learning Characteristics On Sisya Brahmakunta Community In Denpasar. Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, 1(2), 132-145. Wisarja, I. K., & Sudarsana, I. K. (2017). Praksis Pendidikan Menurut Habermas (Rekonstruksi Teori Evolusi Sosial Melalui Proses Belajar Masyarakat). Indonesian Journal of Educational Research, 2(1), 18-26. Sudarsana, I. K. PERAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK USIA DINI. STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI UNTUK MEWUJUDKAN GENERASI BERKUALITAS. Wisarja, I. K., & Sudarsana, I. K. (2017). REFLEKSI KRITIS IDEOLOGI PENDIDIKAN KONSERVATISME DAN LIBRALISME MENUJU PARADIGMA BARU PENDIDIKAN. Journal of Education Research and Evaluation, 1(4), 283-291.