TEKNIK PEMBUATAN POLA SEPATU MODEL OXFORD Oleh: Supriyanta Tyas Purnomo

dokumen-dokumen yang mirip
INOVASI PRODUK SEPATU PANTOFEL

TEKNIK PEMBUATAN SEPATU WANITA MODEL PUMP ABSTRAK

PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT. Abstrak

ADENDUM / AMANDEMEN KESATU ATAS DOKUMEN PENGADAAN SEPATU DINAS PEGAWAI

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TEMPAT CD KULIT SEBAGAI BENDA FUNGSI EKSKLUSIF

Pada pembuatan produk kriya kulit kertas karton digunakan pada pembuatan

Okulasi Cokelat Pada Tanaman Karet

BAHAN PERKULIAHAN KONTRUKSI POLA BUSANA (Prodi Pendidikan Tata Busana) Disusun Oleh : Dra. Marlina, M.Si Mila Karmila, S.Pd, M.Ds

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA. 1. Kompetensi Mampu membuat Jaket

UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. Kriya Kulit Kelas XI Semester 1 PRODUK SEPATU KULIT. Dwi Yunanto, M.Pd. Dwi Yunanto, M.Pd.

KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN APA PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENCIPTAAN SEPATU KULIT DENGAN ORNAMEN DAUN SIRIH

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

STANDAR ACUAN SEPATU ANAK INDONESIA

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MENGGAMBAR GARIS. Yesi Marlina 87678/2007

MEMBUAT POLA BUSANA TINGKAT DASAR

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok 2 1

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK GAMBAR MESIN

Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire

A. Deskripsi Modul ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan belajar, yaitu: 1. Menggambar sudut 2. Memindahkan sudut 3. Membagi sudut

Menggambar Teknik ASRI WULAN, ST., MT

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...5

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mutu dan cara uji sepatu pengaman dari kulit dengan sistem goodyear welt

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

4.1.3 PERALATAN PENDUKUNG SURVEY UKUR TANAH

: Permohonan sebagai Judge Media Visual Teknik Dasar Sepakbola

: Permohonan sebagai Judge Media Visual Teknik Dasar Sepakbola. Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga

JENIS-JENIS GARIS DAN ALAT-ALAT GAMBAR. Jenis-jenis Garis

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU

TATA TERTIB MAHASISWA BARU PINISHI 2017

2014, No PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang

MENGGAMBAR TEKNIK DASAR MENGGAMBAR KONSTRUKSI GEOMETRIS A.20.02

GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU

PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE

MEMPLESTER PROFIL HIAS

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA

III RANCANGAN DAN PROFIL GIG! GERGAJI A. Tipe Gigi

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan

Senam Ritmik/ Irama (Lanjutan)

KRIYA KULIT JILID 2 SMK. I Wayan Suardana, dkk.

MATA KULIAH PROYEKSI DAN PERSPEKTIF. Arsianti Latifah, S.Pd., M.Sn. Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 2. Membagi keliling lingkaran sama besar.

Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Univeristas (PK2MU) Rangkaian Acara Jelajah Almamater Brawijaya (RAJA BRAWIJAYA) 2013 LASKAR 51

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa terletak sepenuhnya ditangan anak didik dengan. kemampuannya mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

KONSEP DASAR PERKAPALAN RENCANA GARIS C.20.02

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

MAKALAH LUBANG DAN GUNDUKAN TANAH OLEH : MARIA GABRIELA B. RENA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK JIGGER JOLLEY

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

PENAMPILAN DIRI DAN KEPRIBADIAN

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN TUGAS, JOBSHEET DAN PANDUAN EVALUASI BELAJAR PRAKTIK KONSTRUKSI POLA BUSANA. Oleh: Dra. Haswita Syafri, M.Pd

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Mereka dituntut membuat gambar perencanaan gedung sesuai dengan konsep dan

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

WADAH HANTARAN. Abstrak

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi

BAB I PENDAHULUAN. juga menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

PANDUAN PROPOSAL LNT-RBM VII

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

Transkripsi:

TEKNIK PEMBUATAN POLA SEPATU MODEL OXFORD Oleh: Supriyanta Tyas Purnomo A. PENDAHULUAN Sepatu Model Oxford merupakan salah satu model sepatu lama yang sampai saat ini masih disenangi konsumen terutama para pekerja kantoran walaupun saat ini banyak model model yang sedang ngetrend. Satu hal istimewa dari Oxfrod shoes adalah bisa dipakai dalam segala suasana, baik formal atau nyantai. Seiring perkembangan desain, sepatu Oxford terus berkembang dan jadi satu tren sepatu yang elegan. Dan sekarang siapa pun bisa memakai sepatu Oxford yang makin kesini makin keren modelnya. Oxford Shoes merupakan sepatu yang sangat nyaman dipakai untuk waktu yang lama dan untuk beraktivitas aktif. Memang,, Pria kantoran, kuliahan, anak nongkrong, band dan lainnya, sepatu Oxford juga sangat tepat untuk Oxford Shoes Sepatu pria merupakan salah satu perlengkapan yang dikenakan pada kaki untuk melindungi dari panas serta untuk menambah keindahan penampilan. Ada beberapa model sepatu yang ada di pasaran yaitu model pantofel, Derby, Oxford, Muchasin, boot Untuk dapat membuat pola sepatu pria sesuai dengan yang diinginkan, terlebih dahulu harus mengetahui jenis dan ukurannya sepatu Gambar. Sepatu Model Oxford Atas dasar diatas kami mencoba untuk membagi pengalaman dan pengetahuan serta keterampilan dalam proses pembuatan sepatu model oxford, untuk menambah pengetahuan dibidang persepatuan B. PROSES PEMBUATAN POLA SEPATU MODEL OXFORD Sebelum melangkah ke proses pembuatan pola terlebih dahulu mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam mengerjakan pembuatan pola, Adapun Alat dan bahan serta bangun acuan yang digunakan sebagai berikut: 1. Alat a. Acuan Sepatu Gambar Acuan Sepatu 1

Untuk membuat pola dasar pria dan wanita diperlukan acuan. Acuan ini digunakan untuk menentukan batas ukuran. Acuan dapat terbuat dari kayu atau feber yang berbentuk seperti kaki/sepatu. Sistem ukuran acuan di beberapa negara tidak sama baik dalam pemberian tanda ukuran maupun satuan. Negara Inggris dan Amerika menggunakan ukuran inci, Perancis menggunakan sistim ukuran Paris-stick (PS), negara Afrika dan Eropa Timur menggunakan mondopoint, sedangkan Indonesia menggunakan centi meter (cm), dsb. Dalam pembuatan pola sepatu dengan bentuk acuan yang berbeda, diperlukan pengukuran sesuai dengan bangun acuan. b. Pisau potong c. Penggaris pita/penggaris ukur d. Pensil. e. Uncek f. Kertas pola g. Paper tape 2. Bahan a. Kertas pola b. Paper tape 3. Bangun Acuan Bangun Acuan Acuan mempunyai bangun dan bentuk tertentu, sesuai dengan bangun dan bentuk kaki. Keterangan gambar: S = titik tumit belakang acuan E = titik ujung hidung acuan C = titik batas rendah sepatu bagian belakang Q = titik batas tinggi sepatu bagian belakang TT = tinggi hak dengan bidang datar EE = tinggi ujung acuan dengan bidang datar V = titik batas bidang vamp I = titik Instep,batas tinggi quarter CLI = 90 derajat J = titik singgung lengkung bawah dengan bidang datar SC = 1/5 SUP (Standar Ukuran Panjang) CV = 7/10 SUP 2

CL = SUP, diukur dari titik C E = hidung T = titik batas panjang lidah. Bentuk Alas Acuan Bagian acuan merupakan bagian yang mewakili bentuk alas kaki. Keterangan E = titik ujung acuan S = titik pusat bagian tumit SB = SUP BB = batas letak tumit sepatu SM = 2/3 SUP NN = 1/10 SUP SNJ = 90 derajat, titik T merupakan bagian samping luar alas acuan. SMJ = 90 derajat, titik T merupakan bagian samping dalam alas acuan. J = titik jejak atau garis bal (gemuk acuan). C. LANGKAH KERJA PEMBUATAN POLA SEPATU PRIA MODEL OXFORD Langkah kerja pembuatan mean form bagian luar, dalam dan bagian rata-rata. Siapkan acuan dengan bentuk yangakan dibuat Balutlah acuan tersebut dengan pita rekat pada bagian samping, dalam dan luar. Penempelan pita rekat dimulai dari bagian depan acuan, terus melintang sampai ke atas Lakukan penempelan pita rekat dengan teknik salaing menumpang lebih kurang setengah dari lebar pita rekat. Gambar : Pita rekat 3

Gambar : Penempelan pita rekat Setelah penempelan pita rekat sampai ke pinggang acuan, tempelkan bagian belakang acuan sampai pinggang dengan 2 (dua) buah pita penguat/penyokong yang saling mengkait. Hal ini dilakukan agar pada saat pelepasan paper tape dari bangun acuan, paper tape yang ada pada bagian pinggang tidak lepas, lihat gambar dibawah. Ganbar, Penempelan Paper Tape Teruskan penempelan pita rekat pada bagian samping luar dan samping dalam, hinmgga menutup bagian pinggang dan belakang acuan. Pada bagian belakang dilakukan penempelan sejajar dengan acuan untuk menjaga ketelitian bentuk lengkung belakang acuan, lihat gambar dibawah ini. Gambar. Hasil Penempelan 4

Setelah dibalut seluruhnya, buatlah garis tengah untuk membagi acuan menjadi dua bagian yang sama besar. Pada garis belakang acuantentukan titik C, yaitu titik counter, sedang pada garis punggung tentukan titik Vamp (V) yaitu titik batas bidang vamp dasar dari penentuan titik C dan V setelah terlebih dahulu mengetahui standar panjang telapak acuan, lihat gambar dibawah ini. Gambar. Garis tengah Potonglah pita rekat tepat di atas garis tengah. Lepaskan pita rekat dari acuan kemudian tempelkan pada kertas tebal sehingga mengahsilkan dan bidang acuan sebelah luar. Rapikan masing-masing bidang sesuai dengan garis, sehingga menghasilkan form acuan sebelah dalam (A) dan form acuan sebelah luar (B), lihat gambar dibawah ini. Gambar. Hasil Copy of last 5

Gambarkan form tersebut pada selembar kertas dengan ketentuan masing-masing titik V dan C pada form tersebut harus berimpit. Buatlah garis rata-rata (resultan) pada ke dua form tersebut, dengan demikian garis resultan tersebut merupakan mean form, lihat gambar dibaah ini. Gambar. Mean Form Buatlah garis QB untuk menentukan lengkungan atas quarter, serta tentukan titik Q, dari titik Q masuk ke dalam 3 mm. Tentukan titik S dari titik S keluar 3-5 mm, tentukan titik A dari S ke A = SL dan tentukan titik B, dari A ke B = 1/5 SL tegak lurus SA Gambar. Titik Quarter Tentukan titik V1 dari titik V masuk ke kiri 3-5 mm, tentukan titik S1 dari titik S keluar 5 mm. Untuk membuat openan (lasting) atau tambahan pada form bawah EE1 = 12-15 mm, JJ1 = 15 mm dan S1 S2 = 12-15. Hubungkan dari titik V1 ke E1, F1, S2, C, Q1 sampai ke V1. Pada titik O dibuat lengkungan sesuai bentuk yang dikehendaki kemudian potonglah sesuai dengan garis tersebut. 6

Gambar. Hasil pola dasar sepatu model oxford 7

Membuat lapisan vamp Untuk membuat lapis vamp, gunakan pola dasar dari sepatu model oxford. Ukuran ketentuan sama, hanya pada bagian lengkung atas untuk vamp dan quarter ditambah 4-6 mm. Pada bagian bawah form mengikuti dari dasar sepatu. Selanjutnya cara untuk pola lapisnya hampir sama dengan membuat pola jadi sepatu oxford. Gambar, Hasil Pola Dasar sepatu model oxford Secara dasar, pola tersebut di atas sudah bisa dibuat sepatu. Tetapi untuk lebih bervariasi bisa dikembangkan lagi dengan bentuk lain. Seperti gambar di bawah ini: Gambar. Bagian bagian Pola Sepatu Model Oxfort 8

Gambar: Gambar pola untuk sesetan PENGEMBANGAN PRODUK Sepatu pria yang dijumpai di pasaran atau digunakan oleh para pria terdiri dari berbagai macam model/jenis dan harganya bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan fashion. Beberapa contoh/model sepatu pria berikut ini dapat digunakan sebagai referensi dalam pengembangan produk sepatu Gambar: Produk sepatu pengembangan 9

DAFTAR PUSTAKA Attwater, WA, 1983, The Tecnique of Leathercraft, London B.T. Basford Ltd. Depdiknas, Manajemen Pendidikan Dasar dan Menegah,Panduan KTSP SMK-SB Tahun 2006., SKN Kriya Kulit Tahun 2003. Dwi Asdono Basuki, 1986. Metode Pembuatan Sepatu, Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta. Nuraini Indrati, 1988, Petunjuk Praktikum Sepatu V, Akademi Teknologi Kulit, Yogyakarta. Philippe Sinturel dkk, 1999, Buku Panduan Kria Kulit, Pusat Pengembangan Penataran Guru Kesenian PPPG Kesenian Yogjakarta. P.T. Prasida Adhikriya. 1996. Desain Kerajinan Kulit. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Bagian Proyek Pendidikan Kejuruan non Teknik II. http://kvoll88.com/contact.php 10

BIODATA PENULIS Nama : Supriyanta Tyas Purnomo, S.Pd. NIP : 19670511 199303 100 2 Jabatan : Widyaiswara Muda Pendidikan : S1. Pendidikan Seni Kerajinan Instansi : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya Yogyakarta Telepon : +61(0)274-4987327 /HP.081328792636 Email : purnomotyas@yahoo.co.id 11