Soal UAS Lab PPN & PPnBM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

Pertemuan 2 FAKTUR PAJAK. Faktur Pajak

1 dari 4 11/07/ :43

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang undang yang dapat dipaksakan

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

TATACARA PEMBERIAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBEBASAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ATAS IMPOR ATAU PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 550/KMK.04/2000 TENTANG

Perpajakan 2 PPN & PPnBM

TATACARA PEMBERIAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBEBASAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ATAS IMPOR ATAU PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH PPN dan PPnBM

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

Faktur pajak (tax invoice) merupakan sarana administrasi

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

PERTEMUAN 12 By Ely Suhayati SE MSi Ak. PPN DAN PPnBM

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.03/2009 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

AKUNTANSI PPN & PPnBM

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak. a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah BAB VI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian, Tujuan dan Manfaat Pajak Pertambahan Nilai. yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

Faktur Pajak. Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak. Saat Faktur Pajak Harus Dibuat. Faktur Pajak Gabungan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

PAPER. Dibuat Oleh: Annisa Pradita FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum kita mengetahui pengertian with holding system kita harus

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam

SE-21/PJ.51/2000 PPN DAN PPn BM DALAM TATA NIAGA KENDARAAN BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN. sebagai primadona dalam membiayai pembangunan nasional. Pembangunan nasional

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH UNDANG-UNDANG NO. 42 TAHUN 2009

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan tol.

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG

Pajak. Definisi Pajak Pembagian Jenis Pajak Menurut Sifat Menurut Sasaran Menurut Pengelola

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK. 11 April 2005 SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 246/PJ.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut undang-undang dan pakar pajak sebagai berikut :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

Pjk Elearning-Modul #10

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dari sektor pajak diharapkan partisipasi aktif masyarakat dalam

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam evaluasi penerapan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada PT

FAKTUR PAJAK STANDAR

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

CONTOH SOAL & PENGISIAN SPT MASA PPN 1111

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP-586/PJ

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PENGANTAR. Dasar Hukum : UU Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 42 Tahun Presented by M.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Ekspor. Kegiatan.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2012, No.4 2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pel

BAB II LANDASAN TEORI. memperoleh atau mendapatkan dana dari masyarakat. Dana tersebut digunakan untuk

BAB I PENAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Perhitungan..., Nurhasanah, Fakultas Ekonomi 2016

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam. kesadaran dan kepedulian untuk membayar pajak, salah satunya adalah Pajak

BAB II LANDASAN TEORI

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

BAB 2 LANDASAN TEORI. undang-undang oleh pemerintah, yang sebagian dipakai untuk menyediakan barang

PERPAJAKAN LANJUTAN. by Ely Suhayati SE MSi Ak

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP - 233/PJ/2003 TENTANG

Bab 10. Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

Lampiran I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 180/PJ./2007 TANGGAL : 28 Desember 2007

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Menurut Rochmat Soemitro pajak adalah iuran rakyat kepada kas

S-485/PJ.33/2005 PERMASALAHAN PEMERIKSAAN

Bab 4 PEMBAHASAN. PT. XYZ merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur

BAB IV PEMBAHASAN. dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan

Transkripsi:

Soal UAS Lab PPN & PPnBM URAIAN SINGKAT, PADAT DAN TEPAT 1. Sebutkan fungsi Faktur Pajak! 2. Jelaskan makna yang terkandung dalam pengunaan istilah Pengusaha Kena Pajak dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f, huruf g, dan huruf h sehingga terlihat perbedaannya dengan pengunaan istilah Pengusaha dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a dan huruf c UU PPN 1984! 3. Jelaskan perbedaan antara tidak dikenai PPN, dikenai PPN dengan tarif 0%, dan dibebaskan dari pengenaan PPN? 4. Pengembalian kelebihan pembayaran PPN merupakan refleksi dari karakteristik PPN sebagai pajak atas konsumsi. Bilamana PKP dapat mengajukan permintaan pengembalian tersebut? Dalam hal apa permintaan pengembalian kelebihan pembayaran pajak ini dapat diajukan pada akhir Masa Pajak? 5. PPnBM memiliki sifat spesifik yaitu tidak dapat dikreditkan. Mungkinkah terjadi kelebihan pemba-yaran PPnBM? Dalam hal terjadi kelebihan pembayaran PPnBM, apakah PKP yang bersangkutan dapat mengajukan permintaan pengembalian meskipun PPnBM tidak dapat dikreditkan? Sebutkan dasar hukum dari jawaban Saudara! 6. Tunjukkan dalam sebuah contoh hitungan yang sederhana bahwa dalam hal terjadi penyerahan BKP yang Tergolong Mewah, ternyata dalam Harga Jual tidak pernah termasuk PPN dan PPnBM! 7. Sebutkan Kendaraan bermotor yang atas penyerahannya oleh pabrikan dibebaskan dari PPnBM! 8. Dalam hal apa, Pajak Masukan yang belum dilaporkan, ditemukan dalam pemeriksaan, secara mutlak tidak dapat dikreditkan? 9. Apa korelasi positif antara indirect subtraction method dengan multi stage levy? 10. Apakah penyerahan jasa riset yang dilakukan oleh PKP di dalam Daerah Pabean kepada penerima jasa riset yang berkedudukan atau bertempat tinggal di luar Daerah Pabean, memenuhi syarat sebagai ekspor JKP? Sebutkan dasar hukum jawaban Saudara! SOAL HITUNGAN 1. PT Lokapranata mengelola sebuah pasar swalayan Anjani dan sudah dikukuhkan sebagai PKP sejak 8 Maret 1999. Pada akhir tahun 2010, telah ditandatangani perjanjian waralaba dengan PT Pragota yang bermaksud menggunakan merek dagang Anjani untuk mini markert-nya. Dalam bulan Juli 2011 ditemukan data sebagai berikut : a. PKP ini melakukan penyerahan atau menerima pembayaran sebagai berikut : 1) Menyerahkan BKP kepada konsumen dengan harga penyerahan Rp1.430.000.000,00 termasuk PPN.

2) Memasukkan tagihan dengan lampiran Faktur Pajak tanggal 21 Juli 2011 kepada Ketua Satker (Pimpro) di Kementerian Pertanian atas penyerahan sejumlah BKP dengan Harga Jual dalam kontrak Rp 120.000.000,00. 3) Menerima pembayaran Rp 60.000.000,00 dari Bendaharawan Pemda sesuai dengan surat tagihan dan Faktur Pajak tertanggal 22 Juli 2011 atas penyerahan sejumlah BKP pada tanggal 1 Juni 2011. 4) Menerima pembayaran atas penyerahan kedelai dan jagung pada tanggal 2 Juli 2011, dengan Harga Jual Rp 180.000.000,00. 5) Menerima royalty dari PT Pragota sebesar Rp 10.000.000,00 atas penggunaan merek Anjani. 6) Menyerahkan sejumlah bahan pembersih (antiseptic) kepada sebuah rumah sakit pemerintah dengan harga kontrak termasuk PPN Rp 66.000.000,00. 7) Menerima pembayaran Rp 20.000.000,00 atas penyerahan satu unit mobil pick up yang semula digunakan untuk mendistribusikan barang dagangan kepada pelanggan. Pajak Masukan atas perolehannya tidak dapat dikreditkan karena tercantum pada Faktur Pajak yang cacat, sehingga dibebankan sebagai biaya. b. PKP ini melakukan pembelian barang dagangan atau menerima JKP atau melakukan pembayaran sebagai berikut : 1) Menerima Faktur Pajak tertanggal 12 Juli 2011 dengan PPN Rp 24.000.000,00 atas pembayaran pada tanggal yang sama untuk pembelian BKP barang dagangan yang sebenarnya penyerahan dari PKP Penjual sudah dilakukan pada 30 April 2011. 2) Membayar langganan telepon sebesar Rp 18.700.000,00 termasuk PPN dengan kuitansi tanggal 4 Juli 2011. 3) Membayar Rp 11.000.000,00 termasuk PPN kepada toko bahan bangunan Sentosa (PKP) atas pembelian bahan bangunan yang digunakan untuk membangun sendiri gudang dengan ukuran 300 m2 yang dimulai awal Juni 2011. 4) Menerima penyerahan meja biro dari PT Serasi, sebuah perusahaan mebel (PKP) dengan Harga Jual Rp 120.000.000,00. Pembayaran akan dilakukan pada akhir September 2011. Faktur Pajak dibuat tepat waktu. 5) Menerima Faktur Pajak tertanggal 25 Mei 2011 dengan PPN Rp 8.000.000,00 dari PT Merapi atas pembelian sejumlah BKP sebagai barang dagangan. 6) Membayar Rp 15.000.000,00 atas jasa manajemen yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik Bahar & Partners (PKP) dalam bulan Juni 2011. Berapa Pajak Masukan dan Pajak Keluaran yang sudah dapat diperhitungkan untuk menen-tukan jumlah PPN harus disetor ke Kas Negara? Jawaban supaya dirinci per-transaksi! 2. PT Pelangi Nusa adalah pengusaha di bidang industri tekstil yang sudah dikukuhkan sebagai PKP di Cikarang sejak 12 Agustus 1993 dan ditetapkan sebagai Kawasan Berikat sejak 23 September 1997. Sejak tahun 2000, perusahaan ini membuka divisi industri garmen yang produknya seluruhnya untuk tujuan ekspor. Tekstil hasil produksinya, sebagian dipasarkan di dalam Daerah Pabean. Dalam bulan Mei 2011, PT Pelangi Nusa melakukan beberapa transaksi sebagai berikut : a. 1 31 Mei mengekspor tekstil ke beberapa negara tujuan dengan nilai ekspor seluruhnya mencapai Rp 15.000.000.000,00. b. 18 Mei 2011 menerima pembayaran atas penyerahan sejumlah tekstil sebagai bahan baku kepada PT Indogarmen sebuah perusahaan garmen yang berkedudukan di Kawasan Berikat Nusantara Cakung dengan Harga Jual Rp 270.000.000,00. Penyerahannya dilakukan pada tanggal 1 Mei 2011.

c. 24 Mei 2011 menerima pembayaran atas penyerahan sejumlah tekstil sebagai bahan baku kepada PT Busana sebuah perusahaan garmen di kawasan industri Pulogadung dengan Harga Jual Rp 300.000.000,00. yang penyerahan dilakukan tanggal 2 April 2011. d. 26 Mei 2011 menerima pembayaran atas penyerahan sejumlah tekstil kepada pedagang besar tekstil di Tanah Abang Jakarta dengan Harga Jual Rp 90.000.000,00. Penye-rahan dilakukan pada tanggal 25 April 2011. e. 31 Mei 2011 menyerahkan sejumlah tekstil dengan Harga Jual Rp 20.000.000,00 kepada PT Anggun di Kawasan Industri Pulogadung untuk dibuatkan 5.000 potong pakaian sesuai dengan pola yang telah ditentukan. f. Berapa PPN yang terutang dan wajib dipungut atau yang langsung dibayar ke bank persepsi untuk tiap-tiap transaksi oleh PT Pelangi Nusa? 3. PT Jaladara adalah sebuah perusahaan industri tas dan barang-barang dari kulit dan sudah dikukuhkan sebagai PKP sejak 12 Maret 2000. Produk tas kulit menggunakan menggunakan merek ANTILOPE, merek dagang yang berasal Inggris, sedangkan sepatu kulit menggunakan merek BARETTA sebuah merek dagang dari Italia. Dalam Masa Pajak September 2011, tercatat bebe-rapa kegiatan penyerahan produk antara lain sebagai berikut : a. 7 September 2011 menerima pembayaran dari PT Semampai sebuah perusahaan industri garmen di Kawasan Berikat sehubungan dengan penyerahan sepatu pada tanggal 1 Agustu 2011 dengan Harga Jual Rp200.000.000,00. b. 10 September 2011 mengambil sejumlah sepatu untuk diberikan kepada karyawan sebagai bonus tengah tahun, Harga Jual sebenarnya Rp72.000.000,00 termasuk laba kotor 20%. Sedangkan untuk karyawati diberikan bonus berupa tas kulit yang Harga Jual sebenarnya Rp60.000.000,00 termasuk laba kotor 20%. c. 15 September 2011 menyerahkan kulit sapi dengan Harga Jual Rp 200.000.000,00 kepada PT Prospekta sebuah perusahaan industri sepatu di Kawasan Berikat. d. 21 September 2011 menerima pembayaran dari PT Pamungkas atas penyerahan sepatu yang dilakukan pada tanggal 3 Juli 2011 dengan Harga Jual Rp 280.000.000,00. e. 26 September 2011 melakukan penyerahan secara konsinyasi kepada Plasa Pujangga sejumlah sepatu dan tas masing-masing dengan Harga Jual Rp 600.000.000,00, dan Rp400.000.000,00. f. Transaksi dengan Pemungut PPN sebagai berikut : 1) 4 September 2011 menerima pembayaran dari Bendahara Satker Prasarana Pendidikan Dasar Kemdikbud atas penyerahan sepatu untuk anak SD dengan Harga Jual Rp600.000.000,00 yang dananya berupa hibah (grant) dari UNESCO, yang penyerahannya telah dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2011. 2) 21 September 2011 menyampaikan tagihan kepada Satker Pengadaan Sarana Pelatihan Ditjen Pembinaan Tenaga Kerja atas penyerahan tas kulit dan sepatu wanita untuk peserta Loka Karya Wanita Berprestasi, dengan harga penyerahan sebesar Rp 44.000.000,00 termasuk PPN. 3) 27 September 2011 menyerahkan sejumlah sepatu kepada Satuan Kerja Pengadaan Sepatu Untuk Transmigran di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan Harga Penyerahan sejumlah Rp396.000.000,00 termasuk PPN. g. Pajak Masukan yang dibayar berdasarkan Faktur Pajak adalah : 1) Berdasarkan Faktur Pajak yang diisi lengkap tertanggal 22 Juli 2011 dengan PPN Rp20.000.000,00 sehubungan dengan pembelian kulit bahan baku sepatu dari PT Maesa yang penyerahannya dilakukan pada tanggal 1 Juli 2011. Faktur Pajak ini baru diterima tanggal 17 September 2011. 2) Berdasarkan Faktur Pajak yang diisi lengkap tertanggal 13 September 2011, dengan PPN Rp25.000.000,00 sehubungan dengan pembelian kain pelapis sepatu dari PT Lempuyang yang penyerahannya dilakukan pada tanggal yang sama.

3) Transfer royalti pada tanggal 21 September 2011 kepada pemilik merek dagang di Inggris, dan PPN sebesar Rp 15.000.000,00 disetor menggunakan SSP pada tanggal 13 Oktober 2011. 4) Setor PPN sebesar Rp 12.000.000,00 menggunakan SSP pada tanggal 14 Oktober 2011 yang terutang atas royalty yang ditransfer pada tanggal 28 Juli 2011 kepada pemilik merek dagang di Italia sebesar Rp 120.000.000,00. Berapa PPN yang wajib disetor ke Kas Negara untuk Masa Pajak September 2011?

Jawaban UAS Lab PPN & PPnBM URAIAN SINGKAT, PADAT DAN TEPAT 1. fungsi Faktur Pajak a. Sebagai bukti pungutan pajak b. Sarana mengkreditkan pajak masukan c. Bukti pembayaran pajak bagi pembeli BKP atau penerima JKP 2. Dalam penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf a dan c terdapat kalimat Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak meliputi baik pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1) maupun Pengusaha yang seharusnya dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak, tetapi belum dikukuhkan. Dalam penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf a dan c terdapat kalimat Sebagaimana halnya dengan kegiatan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, pengusaha yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud hanya pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1). Kesimpulan : Pengusaha Kena Pajak dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f, huruf g, dan huruf h adalah pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi PKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1), sedangkan Pengusaha dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a dan huruf c adalah pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1) maupun Pengusaha yang seharusnya dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak, tetapi belum dikukuhkan. 3. perbedaan antara tidak dikenai PPN, dikenai PPN dengan tarif 0%, dan dibebaskan dari pengenaan PPN Tidak dikenai PPN BKP dan JPKnya tersebut termasuk dalam Pasal 4A ayat (2) dan (3), yaitu permasuk dalam kelompok Non BKP dan Non JKP. Dikenai PPN dengan tarif 0% BKP, BKP TB, dan JKP tersebut dikenai PPN seperti biasa namun tarifnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), yaitu dikenakan tarif 0% tidak berarti dibebaskan dari PPN dengan maksud Pajak Masukan yang telah dibayar untuk perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang berkaitan dengan kegiatan tersebut dapat dikreditkan. Dibebaskan dari pengenaan PPN Merupakan perlakuan khusus berupa pembebasan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai mengakibatkan tidak adanya Pajak Keluaran, sehingga Pajak Masukan yang berkaitan

dengan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang memperoleh pembebasan tersebut tidak dapat dikreditkan. 4. Pasal 9 ayat (4) Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan lebih besar daripada Pajak Keluaran, selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya. Pasal 9 ayat (4a) Atas kelebihan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat diajukan permohonan pengembalian pada akhir tahun buku. Pasal 9 ayat (4b) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimasud pada ayat (4) dan ayat (4a), atas kelebihan Pajak Masukan dapat diajukan permohonan pengembalian pada setiap Masa Pajak oleh: a. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud; b. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak kepada Pemungut Pajak Pertambahan Nilai; c. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang Pajak Pertambahan Nilainya tidak dipungut; d. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; e. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Jasa Kena Pajak; dan/atau f. Pengusaha Kena Pajak dalam tahap belum berproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2a). 5. Dapat, KEP-229/PJ/2003 tentang Tatacara Pemberian Dan Penatausahaan pembebasan Serta Pengembalian Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas Impor Atau Penyerahan Kendaraan Bermotor dan PER- 44/PJ/2010 tentang petunjuk pengisian SPT Masa PPN. 6. contoh hitungan yang sederhana bahwa dalam hal terjadi penyerahan BKP yang Tergolong Mewah, ternyata dalam Harga Jual tidak pernah termasuk PPN dan PPnBM: Importir Beli = Rp 100.000.000 PPN = Rp 10.000.000 PPnBM = Rp 20.000.000 Nilai Tambah untuk dijual ke PT.A = Rp 30.000.000 PT.A Beli = Rp 150.000.000 PPN = Rp 15.000.000 Nilai Tambah untuk dijual ke Konsumen akhir = Rp 50.000.000 Konsumen Akhir Beli = Rp 200.000.000 PPN = Rp 20.000.000 Jadi PPN tidak pernah masuk di dalam harga jual, sedangkan PPnBM masuk di harga perolehan PKP yang pertama kali (Importir atau pabrikan). 7. Kendaraan bermotor yang atas penyerahannya oleh pabrikan dibebaskan dari PPnBM:

KMK No.355/KMK.03/2003 Pasal 4 PPnBM dibebaskan atas impor atau penyerahan: a. Kendaraan bermotor berupa kendaraan ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan tahanan, kendaraan pengangkutan umum; b. Kendaraan protokoler kenegaraan; c. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 (sepuluh) orang sampai dengan 15 (lima belas) orang termasuk pengemudi, yang digunakan untuk kendaraan dinas TNI atau POLRI; d. Kendaraan patroli TNI/POLRI. 8. Dalam hal belum dilaporkan dalam pembukuan PKP Telah dibebankan sebagai biaya 9. Untuk menghindari pengenaan pajak berganda pada multi stage levy maka digunakan indirect substraction method. 10. Tidak, PMK No 70/PMK.03/2010, PMK No.30/PMK.03/2011, dan SE-49/PJ/2011 SOAL HITUNGAN 1. Pajak Masukan dan Pajak Keluaran yang sudah dapat diperhitungkan untuk menen-tukan jumlah PPN harus disetor ke Kas Negara? No Perhitungan PPN Keterangan 1 10/110 x 1.430.000.000 130.000.000 PK 2 10% x 120.000.000 12.000.000 PPN Pemungut 3 10% x 60.000.000 6.000.000 PPN Pemungut 4 - Non BKP 5 10% x 10.000.000 1.000.000 PK 6 10/110 x 66.000.000 6.000.000 belum terutang 7 10% x 20.000.000 2.000.000 PK No b perhitungan PPN Keterangan 1 24.000.000 PM 2 10/110 x 18.700.000 1.700.000 PM 3 10/110 x 11.000.000 1.000.000 PM TDDK 4 10% x 120.000.000 12.000.000 PM 5 8.000.000 PM 6 10% x 15.000.000 1.500.000 PM PPN yang harus disetor PK 151.000.000 PPN pemungut 18.000.000 PK yang dibayar sendiri 133.000.000

PM 47.200.000 PPN yang harus disetor 85.800.000 2. PPN yang terutang dan wajib dipungut atau yang langsung dibayar ke bank persepsi untuk tiap-tiap transaksi oleh PT Pelangi Nusa: a. 1 31 Mei mengekspor tekstil ke beberapa negara tujuan dengan nilai Ekspor seluruhnya mencapai Rp 15.000.000.000,00. PPN = 0% x Rp 15.000.000.000 = Rp 0 b. 18 Mei 2011 menerima pembayaran atas penyerahan sejumlah tekstil sebagai bahan baku kepada PT Indogarmen sebuah perusahaan garmen yang berkedudukan di Kawasan Berikat Nusantara Cakung dengan Harga Jual Rp 270.000.000,00. Penyerahannya dilakukan pada tanggal 1 Mei 2011. PPN = 10% x Rp 270.000.000.000 = Rp 27.000.000 (Terutang tidak dipungut tgl 1 Mei 2011) c. 24 Mei 2011 menerima pembayaran atas penyerahan sejumlah tekstil sebagai bahan baku kepada PT Busana sebuah perusahaan garmen di kawasan industri Pulogadung dengan Harga Jual Rp 300.000.000,00. yang penyerahan dilakukan tanggal 2 April 2011. PPN = 10% x Rp 300.000.000 = Rp 30.000.000 (terutang pada tgl 2 April 2011) d. 26 Mei 2011 menerima pembayaran atas penyerahan sejumlah tekstil kepada pedagang besar tekstil di Tanah Abang Jakarta dengan Harga Jual Rp 90.000.000,00. Penyerahan dilakukan pada tanggal 25 April 2011. PPN = 10% x Rp 90.000.000 = Rp 9.000.000 (terutang pada tanggal 25 April 2011) e. 31 Mei 2011 menyerahkan sejumlah tekstil dengan Harga Jual Rp 20.000.000,00 kepada PT Anggun di Kawasan Industri Pulogadung untuk dibuatkan 5.000 potong pakaian sesuai dengan pola yang telah ditentukan. PPN = 10% x Rp 20.000.000 = Rp 2.000.000 3. PPN yang wajib disetor ke Kas Negara untuk Masa Pajak September 2011 No Perhitungan PPN Keterangan PK terutang tidak dipungut (bulan a 10% x 200.000.000 20.000.000 Agustus 2011) b 10/120 x 132.000.000 11.000.000 PK c 10% x 200.000.000 20.000.000 PK terutang tidak dipungut d 10% x 280.000.000 28.000.000 PK bulan Juli 2011 e 10% x 1.000.000.000 100.000.000 PK f.1. 10% x 600.000.000 60.000.000 PK terutang tidak dipungut f.2. 10/110 x 44.000.000 PK Pemungut

4.000.000 f.3. 10/110 x 396.000.000 36.000.000 belum terutang No perhitungan PPN Keterangan g.1. 20.000.000 PM g.2. 25.000.000 PM g.3. 15.000.000 PM Oktober g.4. 12.000.000 PM Oktober PPN yang harus disetor PK 195.000.000 PPN pemungut 4.000.000 PPN terurtang tidak dipungut 80.000.000 PK yang dibayar sendiri 111.000.000 PM 45.000.000 PPN yang harus disetor 66.000.000