PENGANTAR. Dasar Hukum : UU Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 42 Tahun Presented by M.

Transkripsi

1 PENGANTAR Dasar Hukum : UU Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 42 Tahun 2009 Presented by M. Marthadiansyah Pajak Pertambahan Nilai (PPN): Pajak atas konsumsi barang dan jasa di Daerah Pabean yang dikenakan secara bertingkat disetiap jalur produksi dan distribusi PM PK PM PK PPN PPN PPN PK PM Bahan Baku Produsen Distributor Agen PK PPN Pajak Keluaran(PK) Rp XXXX Pajak Masukan(PM) (Rp XXXX) PPN KB/LB/NIHIL Rp XXXX Konsumen Akhir PPN Pengecer PK PM 1

2 Objek PPN Penyerahan Barang Kena Pajak(BKP) di dalam Daerah Pabean Penyerahan Jasa Kena Pajak(JKP) di dalam Daerah Pabean Oleh Pengusaha Ekspor BKP Ekspor BKP tidak berwujud Ekspor JKP Oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) Impor BKP Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean Pengusaha adalah OP/Badan yang kegiatan usaha/pekerjaannya menghasilkan/mengimpor/mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa Penyerahan JKP adalah setiap kegiatan pemberian JKP (JKP: Jasa yang dikenakan PPN menurut UU PPN) Penyerahan BKP adalah setiap kegiatan penyerahan BKP (BKP: Barang yang dikenakan PPN menurut UU PPN) Termasuk pengertian penyerahan BKP: Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian Pengalihan BKP karena suatu perjanjian sewa beli dan/atau SGU(leasing) Penyerahan BKP kepada pedagang perantara/juru lelang Pemakaian sendiri/pemberian cuma-cuma BKP yang berupa persediaan/aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang tersisa pada saat pembubaran perusahaan Penyerahan BKP dari pusat ke cabang/sebaliknya/antar cabang Penyerahan BKP secara konsinyasi Penyerahan BKP oleh PKP dalam rangka perjanjian pembiayaan atas dasar prinsip syariah 2

3 Tidak termasuk pengertian penyerahan BKP: Penyerahan BKP kepada makelar berdasarkan KUHD Penyerahan BKP untuk jaminan utang piutang Penyerahan BKP dari pusat ke cabang/sebaliknya/antar cabang, dimana PKP telah melakukan pemusatan tempat pajak terutang Pengalihan BKP dalam rangka penggabungan/peleburan/pemekaran/pemecahan/pengambilalihan usaha BKP yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang Pajak Masukan (PM)nya tidak dapat dikreditkan karena pasal 9 ayat 8 huruf b dan huruf c UU PPN Dikecualikan sebagai Objek PPN Barang yang tidak dikenakan PPN(Non BKP): Barang hasil pertambangan/pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya, meliputi: Minyak mentah, gas bumi (tidak termasuk elpiji), panas bumi, asbes, batu tulis, batu kapur, pasir, kerikil., batu baru (tidak termasuk briket batubara), bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel Barang kebutuhan pokok, meliputi: Beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, garam, daging, telur, susu murni, buahbuahan, sayur-sayuran Makanan dan minuman yang disajikan di hotel/restoran/rumah makan/ warung dan sejenisnya, termasuk jasa boga atau katering Uang, emas batangan, dan surat berharga 3

4 Dikecualikan sebagai Objek PPN Jasa yang tidak dikenakan PPN(Non JKP): Jasa pelayanan kesehatan medis (jasa dokter/ ahli kesehatan/ kebidanan/ paramedis/ perawat), termasuk jasa perwatan kesehatan oleh RS Jasa pelayanan sosial (jasa pelayanan panti, jasa pemadam kebakaran, jasa pemakaman termasuk krematorium, jasa di bidang olahraga kecuali yang bersifat komersial, jasa di bidang sosial lainnya) Jasa pengiriman surat dengan perangko Jasa keuangan (menghimpun dana dari masyarakat, menempatkan/ meminjam atau meminjamkan dana, menyediakan pembiayaan) Jasa asuransi Jasa keagamaan Jasa Pendidikan (baik pendidikan formal maupun non formal yang dilakukan oleh badan yang bergerak di bidang pendidikan) Jasa kesenian dan hiburan Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan Jasa angkutan umum di darat dan air, dan jasa angkutan udara dalam negeri berkaitan dengan jasa angkutan luar negeri Jasa tenaga kerja, jasa penyediaan tenaga kerja, dana jasa pelatihan tenaga kerja Jasa perhotelan, meliputi jasa penyewaan kamar dan penyewaan ruangan di hotel untuk kegiatan acara tertentu Dikecualikan sebagai Objek PPN Jasa yang tidak dikenakan PPN(Non JKP): Jasa yang disediakan oleh pemerintah berkaitan dengan tugas umum pemerintah, dimana jasa tersebut hanya dapat dilakukan oleh pemerintah sesuai dengan kewenangannya berdasarkan peraturan perundang-undangan dan jasa tersebut tidak dapat disediakan oleh bentuk usaha lain Jasa penyediaan tempat parkir Jasa telepon umum dengan uang logam Jasa pengiriman uang dengan wesel pos Jasa boga/katering 4

5 Pengusaha Kena Pajak (PKP) Pengusaha yang melakukan: Penyerahan BKP/JKP Mengekspor BKP/JKP wajib melaprokan usahanya ke kantor DJP untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, kecuali yang tergolong sebagai pengusaha kecil. Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean PPN Terutang PPN terutang = tarif PPN x Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Tarif PPN 10%, kecuali untuk ekspor BKP/JKP = 0% DPP: Harga jual Penggantian Nilai Impor Nilai Ekspor Nilai Lain 5

6 Nilai Lain sebagai DPP Pemakaian sendiri/pemberian cuma-cuma Produk hasil tembakau Aktiva/persediaan pada saat likuidasi Penyerahan antar cabang atau pusat -cabang Penyerahan BKP melalui pedagan perantara Penyerahan BKP melalui juru lelang Jasa pengiriman paket Jasa biro perjalanan/pariwisata Kegiatan membangun sendiri (KMS) Harga Jual/Penggantian Laba Kotor Harga jual eceran Harga pasar wajar HPP/Harga perolehan Harga yang disepakati antara pedagan perantara dengan pembeli Harga lelang 10% x jumlah tagihan 10% x jumlah tagihan 20% x jumlah biaya Saat Terutangnya PPN PPNterutangpadasaat: Penyerahan BKP/JKP Impor BKP Pemanfaatan BKP tidak berwujud/jkp dari luar Daerah Pabean Ekspor BKP/JKP Dalam hal pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP/JKP atau sebelum pemanfaatan BKP tidak berwujud/jkp dari luar Daerah Pabean, saat terutangnya PPN adalah pada saat pembayaran 6

7 Tempat Terutangnya PPN Untuk Penyerahan BKP/JKP Tempat Tinggal Tempat kedudukan Tempat kegiatan usaha Tempat lain Impor BKP Tempat masuknya BKP ke daerah pabean, dipungut oleh DJBC Pemanfaatan BKP tidak berwujud/jkp dari luar Daerah Pabean Tempat Tinggal Tempat kedudukan Tempat kegiatan usaha Faktur Pajak Bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP Wajib dibuat untuk setiap: Penyerahan BKP/JKP Ekspor BKP/JKP Kecuali untuk Faktur Pajak Gabungan 7

8 Saat Pembuatan Faktur Pajak saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP saat penerimaan pembayarandalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP dan/atau JKP saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara Pemerintah sebagai Pemungut PPN Faktur Pajak Gabungan harus dibuat paling lama pada akhir bulan penyerahan Saat Penyerahan BKP Bergerak a. diserahkan secara langsung kepada pembeli atau pihak ketiga untuk dan atas nama pembeli; Penjualan langsung dan penjualan eceran b. diserahkan secara langsung kepada penerima barang; Pemberian cuma-cuma, pemakaian sendiri, dan penyerahan antarcabang c. diserahkan kepada juru kirim atau pengusaha jasa angkutan; atau d. diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten. Penjualan dengan syarat fob shipping point Selain kriteria di atas 8

9 Saat Penyerahan BKP Tidak Bergerak Saat Penyerahan BKP Tidak Bergerak saat penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai Barang Kena Pajak berwujud tersebut, secara hukum atau secara nyata, kepada pihak pembeli Saat Penyerahan BKP Tidak Berwujud a. diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten Dalam hal tidak diketahui b. kontrak atau perjanjian ditandatangani, atau saat mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, sebagian atau seluruhnya Pemberian cuma-cuma, pemakaian sendiri, dan penyerahan antarcabang 9

10 Saat Penyerahan JKP 1) diakui sebagai piutang atau penghasilan atau pada saat diterbitkan faktur penjualan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten Dalam hal tidak diketahui 2) kontrak atau perjanjian ditandatangani 3) saat mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik sebagian atau seluruhnya, dalam hal pemberian cuma-cuma atau pemakaian sendiri Pemberian cuma-cuma, pemakaian sendiri, dan penyerahan antarcabang Saat Penyerahan- Pemanfaatan dari luar DP Saat Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/ JKP dari luar Daerah Pabean Saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut dinyatakan sebagai utang oleh pihak yang memanfaatkannya Manayang terjadi lebih dahulu Saat harga jual Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau penggantian Jasa Kena Pajak tersebut ditagih oleh pihak yang menyerahkannya Saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut dibayar baik sebagian atau seluruhnya oleh pihak yang memanfaatkannya Tidak Diketahui tanggal ditandatanganinya kontrak atau perjanjian 10

11 Bentuk dan Isi Faktur Pajak Keterangan minimal yang harus tercantum dalam Faktur Pajak: Nama, alamat dan NPWP penjual Nama, alamat dan NPWP pembeli Jenis barang/jasa, jumlah Harga Jual/Penggantian, dan potongan harga PPN yang dipungut PPn BM yang dipungut Kode, nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak Mekanisme Pengkreditan PM PM dari suatu masa pajak dikreditkan dengan PK dalam masa pajak yang sama PM yang dapat dikreditkan adalah PM atas perolehan yang berkaitan dengan penyerahan yang terutang PPN PM yang tidak dibebankan sebagai biaya PM dapat dikreditkan dalam masa pajak yang tidak sama, paling lama tiga bulan setelah berakhirnya masa pajak yang bersangkutan PM yang dapat dikreditkan harus menggunakan Faktur Pajak yang memenuhi ketentuanpasal13ayat5danayat9uuppn Kelebihan PM dibandingkan dengan PK dalam suatu masa pajak, dapat dikompensasikan ke masa pajak berikutnya atau diajukan restitusi pada akhir tahun buku 11

12 PM yang Tidak Dapat Dikreditkan PM yang berkaitan dengan : Perolehan BKP/JKP atau pemanfaatan BKP tidak berwujud/jkp dari luar Daerah Pabean sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai PKP Perolehan BKP/JKP yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha yang penyerahannya terutang PPN Perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor jenis sedan dan station wagon, kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan PM yang menggunakan faktur pajak yang tidak memenuhi ketentuan yang diatur dalampasal13ayat5danayat9uuppn PM yang ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak PM yang tidak dilaporkan dalam SPT Masa PPN yang ditemukan pada saat pemeriksaan pajak Perolehan bukan barang modal atau JKP sebelum PKP berproduksi Penyerahan kepada Pemungut PPN PPN yang terutang dipungut dan disetorkan ke kas negara oleh Pemungut PPN Pemungut PPN Bendahara Pemerintah/KPPN BUMN Kontraktor KKS Migas 12

13 Penyerahan yang Dikecualikan dari Pemungutan PPN Oleh Pemungut PPN Penyerahan yang jumlah pembayarannya paling banyak Rp 1 juta (penyerahan kepada bendahara pemerintah/kppn)/paling banyak Rp 10 juta (penyerahan kepada BUMN/Kontraktor KKS Migas) Pembayaran untuk pembebasan tanah Pembayaran untuk penyerahan BBM dan non BBM oleh PT(Persero) Pertamina Pembayaran atas rekening telepon Pembayaran atas jasa angkutan udara oleh perusahaan penerbangan Pembayaran yang atas penyerahannya mendapatkan fasilitas PPN Pembayaran lainnya untuk penyerahan barang/jasa yang menurut UU tidak dikenakan PPN Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM) 13

14 Latar Belakang Pengenaan PPn BM Agar terjadi keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang berpenghasilan rendah dan konsumen yang berpenghasilan tinggi Perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas BKP yang tergolong mewah Sebagai perlindungan bagi produsen kecil atau tradisional Pengamanan penerimaan negara PPn BM merupakan pajak yang dikenakan atas penyerahan BKP yang tergolong mewah oleh produsen atau impor BKP yang tergolong mewah Karakteristik BKP yang Tergolong Barang Mewah Bukan merupakan kebutuhan pokok Hanya dikonsumsi oleh masyarakat tertentu Umumnya hanya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi Konsumsi/kepemilikan atas barang tersebut untuk menunjukkan status 14

15 Tarif dan DPP Tarif PPn BM ditetapkan paling rendah 10% dan paling tinggi 200%, kecuali untuk ekspor BKP yang tergolong mewah, tarifnya 0% PPn BM terutang = tarif PPn BM x Harga Jual/Nilai Impor/Nilai Ekspor/Nilai Lain Mekanisme Pengenaan PPn BM Tambahan pajak selain PPN ketika terjadi penyerahan/impor Hanya dikenakan atas penjualan BKP yang tergolong mewah oleh produsen atau impor BKP yang tergolong mewah Hanya dikenakan satu kali Tidak terdapat mekanisme pengkreditan sebagaimana halnya PPN Menambah harga perolehan(hpp) bagi pembeli 15