BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Belakangan ini kinerja instansi pemerintah banyak menjadi sorotan, terutama sejak timbulnya iklim yang lebih demokratis dalam pemerintahaan. Rakyat sudah mulai mempertanyakan nilai yang mereka peroleh atas pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah. Nampaknya masyarakat belum puas atas kualitas jasa maupun barang yang diberikan oleh instansi pemerintah, walaupun anggaran rutin dan pembangunan yang dikeluarkan oleh pemerintah semakin membengkak. Masyarakat mulai mempertanyakan akan nilai yang mereka peroleh atas pelayanan yang dilakukan oleh instansi pemerintah. Hal ini sejalan dengan meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat. Oleh karena itu, tuntutan itu merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya direspon oleh pemerintah dengan melakukan perubahan-perubahan yang terarah pada terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik, yang mampu menyediakan public goods dan services. (Naryo, 2009:5) Disamping itu, selama ini pengukuran keberhasilan maupun kegagalan dari instansi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit untuk dilakukan secara objektif. Kesulitan ini disebabkan belum pernah disusunnya suatu sistem pengukuran kinerja yang dapat menginformasikan tingkat keberhasilan sehingga dengan adanya sistem pengukuran kinerja maka dapat meningkatkan kinerja program, dengan meningkatnya kinerja maka dengan sendirinya pendapatan organisasi akan meningkat pula. (Lakip Sekretariat BPPSDMK 2012:1) Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misinya. Informasi tentang kinerja organisasi dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau belum. (Harbani Pasolong, 2008:175) Belanja keuangan Negara dari tahun ke tahun meningkat sehingga tugastugas utama pemerintah dan pembangunan semakin berat, untuk itu perlu adanya 1
2 pengawasan atas pelaksanaan kegiatan pemerintah agar dapat tercapainya hal pembangunan yang efisien, efektif, dan ekonomis. Pemerintah telah berusaha untuk menciptakan suatu mekanisme pengawasan dan pembangunan secara mantap, disamping itu dilakukan pula berbagai usaha untuk menegakan disiplin aparatur pemerintah dan menanggulangi penyalahgunaan wewenang dan bentuk penyelewengan lainnya, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, kebocoran serta pemborosan kekayaan yang sangat merugikan keuangan Negara dan perekonomian Negara pada khususnya serta masyarakat pada umumnya. (Darmono, 2013:1) Maka agar sesuai dengan rencana yang diinginkan perlu adanya suatu pengawas internal atas penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan peraturan pemerintah No. 20 Tahun 2001 tentang pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2001/ Nomor 41, tambahan lembaran Negara Nomor 4090). Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan oleh aparat pengawas secara fungsional yang dilaksanakan terhadap pelaksanaan tugas umum pemerintahaan dan pembangunan agar sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, badan pengawas ini selanjutnya disebut sebagai Inspektorat (dahulu Badan Pengawasan Daerah), dengan Keputusan Presiden No. 31 Tahun 1983, didalamnya antara lain dikatakan, bahwa: 1) Peningkatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah memerlukan pula peningkatan pengawasannya. 2) Agar diperoleh hasil pengawasan yang objektif maka di samping pengawasan yang melekat pada masing-masing unit organisasi pemerintah, diperlukan adanya pengawasan yang terlepas dari unit pelaksanaan. Inspektorat adalah teknis daerah berbentuk badan, merupakan unsur penunjang pemerintah daerah, di bidang pengawasan yang di pimpin oleh seorang kepala badan yang disebut inspektur yang berada di bawah dan bertanggungjawab
3 kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. (Keputusan Pemerintah tahun 2007 Pasal 1) Menurut Basuki (2007:173) untuk menunjang peningkatan kualitas kinerja, diperlukan badan pengawas dalam mengembangkan dan menjaga efektivitas pengelolaan risiko, dan proses governance, untuk menghindari kegagalan instansi. Badan Pengawas merupakan kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Badan Pengawas ditujukan untuk memperbaiki kinerja, suatu fungsi dapat berbentuk sebuah perusahaan, divisi, departemen, seksi, unit bisnis, fungsi bisnis, proses bisnis, layanan informasi, sistem atau projek. Jika tindakan badan pengawas berhasil dalam meningkatkan kinerja unit, maka berarti menunjang ke arah perbaikan kinerja organisasi secara keseluruhan. Kegiatan badan pengawas menguji dan menilai efektivitas dan kecukupan sistem pengendalian internal yang ada dalam organisasi. Tanpa fungsi badan pengawas, pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai kinerja organisasi. Dengan demikian, untuk memperoleh hasil pengawasan yang optimal, pastinya para pengawas dituntut memiliki tingkat profesionalisme yang tinggi. Dapat memberi masukan-masukan yang diperlukan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam upaya pelaksanaan pengelolaan instansi yang memenuhi prinsipprinsip efisiensi serta mengamankan kekayaan instansi sesuai dengan ketentuan yang berlaku adalah misi satuan pengawas internal dalam manajemen instansi. Sehingga informasi berupa rekomendasi harus praktis, layak, memperhatikan keseimbangan antara biaya dan manfaat, bersifat korektif dan konstruktif, juga harus dapat diterapkan serta menghindari hal-hal yang tidak di inginkan untuk antisipasi dimasa yang akan datang. Pengawasan bukanlah merupakan kegiatan yang berusaha mencari kesalahan yang diperbuat oleh seseorang. Sebaliknya, pengawasan ditujukan untuk menemukan secara dini kesalahan-kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan dan pelurusan kembali. Pengawasan dilakukan untuk penyempurnaan prosedur, baik yang bersifat preventif, pengendalian maupun represif (Widodo, J., 2001).
4 Penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu Arfina Andrianti (2009) yang menyatakan bahwa terdapat peranan positif yang signifikan antara Badan Pengawasan terhadap peningkatan kinerja program Pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Dan Kehutanan Kabupaten Sukabumi. Agustinus Widanarto, jurnal Ilmu Administrasi Negara, Vol.12 No. 1 tahun 2012, menyatakan bahwa pengawasan internal dan pengawasan eksternal secara bersama-sama mempunyai pengaruh cukup kuat terhadap kinerja Pemerintah Kota Bandung. Sri Mifti, Nugroho Budi Lestariyo, Anacostia Kowanda dalam jurnal ekonomi bisnis No. 3 Vol. 14 tahun 2009, menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan pengawasan internal terhadap kinerja inspektorat jenderal departemen dalam negeri. Berdasarkan uraian latar belakang penelitian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul: PENGARUH PENGAWAS INTERNAL TERHADAP KINERJA DINAS PERTANIAN (STUDI KASUS PADA DINAS PERTANIAN KABUPATEN KUNINGAN. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut : 1) Bagaimana pelaksanaan Pengawas internal pada Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan. 2) Bagaimana kinerja pada Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan 3) Seberapa besar pengaruh Pengawas internal terhadap kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini di maksudkan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari sejauh mana peranan badan pengawas daerah terhadap peningkatan kinerja program.
5 Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan Pengawas internal pada Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan. 2. Untuk mengetahui kinerja pada Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan 3. Untuk mengetahui pengaruh Pengawas internal terhadap kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian dalam bentuk skripsi ini di harapkan dapat memberikan kegunaan, antara lain sebagai berikut : 1. Pengembangan ilmu a. Bagi penulis sendiri, penelitian ini berguna untuk dapat mengetahui dan memahami perbandingan antara konsep dan teori yang diperoleh di perkuliahan selama ini dengan penerapannya dalam suatu instansi, untuk dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi penulis. b. Bagi pihak pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan pembaca dan dapat pula dijadikan sumber informasi dan referensi dimasa yang akan datang khususnya di lingkungan perguruan tinggi. 2. Pengembangan Praktis Bagi instansi pemerintah, penelitian ini sebagai masukan berupa informasi Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan, khususnya pimpinan untuk dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya peranan pengawasan daerah dalam menunjang peningkatan kinerja pemerintah. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada dinas pertanian Kabupaten Kuningan yang berlokasi di Jalan Raya Windujanten No. 3 Kuningan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.