Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA


KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS GRUP INVESTIGATION DAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

Jurusan Kimia, Jalan Dg. Tata Raya, Makassar

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CAROSUSEL FEEDBACK TERHADAP KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GAMPING JURNAL SKRIPSI


PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar 90224

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE MIND MAPS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

Journal of Mechanical Engineering Learning

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Kata-kata kunci: minat belajar, hasil belajar aspek kognitif, metode konvensional, media video. Abstract

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

BAB III METODE PENELITIAN. experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD: AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MATERI HIDROLISIS GARAM

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

Iklilul Millah, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Terusan Nunyai yang terletak

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE PARTISIPATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATERI GESERAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN EKOSISTEM SISWA KELAS VII SMPN 35 BATAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG

Nurasia Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA KELAS X SMAN 8 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Keywords: phenomenon-based learning model, conventional learning model, critical thinking skill, learning outcome.

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT PADA SISWA KELAS X SMAN 6 MATARAM

Reskiwati Salam Universitas Negeri Makassar Abstract

*Mariana **Hayati *Dosen FKIP Universitas Lancang Kuning *Alumni FKIP Universitas Lancang Kuning

Key words: CIRC models, pictures media, learning achievement, human excretory system

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Nurhayati. Jurusan Pendidikan kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DENGAN PENERAPAN STRATEGI BELAJAR PQ4R DAN STRATEGI BELAJAR PETA KONSEP PADA MATERI VIRUS

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

Oleh : ATIKA MUSLIMAH DEWI

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN GRAPHMATICA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FUNGSI KUADRAT

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SDN BANDUNGREJOSARI 3

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA Vol. 1, Desember 2017

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

Utari Ramadhani S*, R.Usman Rery**, Johni Azmi*** No. Hp :

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HIMPUNAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

ABSTRAK

PENGARUH PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KOLOID

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes.

MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PEDOSFER SISWA KELAS X SMAN 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK LEONARDO KLATEN.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN GUIDED DISCOVERY LEARNING

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

EFEKTIVITAS RESPONSI TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TEORI BILANGAN

PENERAPAN MODEL TWO STAY TWO STRAY PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan kelompok kedua (kelas kontrol) tidak diberi perlakuan. Tabel 1. Desain Penelitian

The Comparison of Learning Results with Homework and Quiz on the Direct Instruction Model (main topic of Redox Reaction)


III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

JURNAL OLEH: ADRIYAN MUTMAYANI E1M

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Transkripsi:

58 Perbandingan Metode Pemberian Tugas Kerja Kelompok dengan Kerja Individu pada Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MIA SMAN 1 Tondong Tallasa Kab.Pangkep (Studi pada Materi Pokok Termokimia) Comparison Metode between using Group Assignments and Individual Assignments in Discovery Learning Model to students Learning Results Year XI MIA SMAN 1 Tondong Tallasa Kab. Pangkep (A Study on Thermochemistry) 1) Amru Ichwan Luthfi, 2) Muhammad Danial, 3) Mohammad Wijaya M. 1,2,3) Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224 ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) yang bertujuan mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar peserta didik yang dibelajarkan dengan metode pemberian tugas kerja kelompok dengan metode pemberian tugas kerja individu pada model pembelajaran discovery learning pada peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 1 Tondong Tallasa Kab. Pangkep (pada materi pokok termokimia). Desain penelitian Posstest-only Control Desaign. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI MIA SMA Negeri 1 Tondong Tallasa Kab. Pangkep, dengan kelas XI MIA 1 sebagai kelas eksperimen I yang terdiri dari 25 peserta didik dan XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen II yang terdiri dari 24 peserta didik. Pengambilan data dilakukan dengan pemberian tes hasil belajar. Data hasil belajar yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai posttest kelas eksperimen I lebih tinggi yaitu 73,80 dibandingkan nilai posttest kelas eksperimen II yaitu 67,71 serta persentase ketuntasan kelas eksperimen I yaitu 64,00 % dan persentase ketuntasan kelas eksperimen II yaitu 37,50%. Hasil analisis inferensial dengan uji Mann-Whitney (U-test) menunjukkan nilai signifikan < α (0,05) yaitu 0,033<0,05 dengan kriteria pungijian tolak Ho dan terima H 1. Demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik yang dibelajarkan dengan metode pemberian tugas kerja kelompok dengan metode kerja individu pada model pembelajaran discovery learning. Kata kunci: Kerja kelompok Kerja individu, discovery learning, Hasil belajar

59 ABSTRACT This is a quasi experiment research to find out wheather the learning results of students that were give team work assignments are different to srudents that were given individual assignments during the application of the discovery learning model. This study was conducted using students of year XI MIA SMAN 1 Tondong Tallasa Kab. Pangkep for thermochemistry topic. The research design posstest only control design. Two classes were used as the samples XI MIA 1 which consisted of 25 students as the Experimental Class and XI MIA 2 which consisted of 24 students as the Experimental Class II. The learning results data was collected using an achievement test and the data was analyzed inferential statistics test. The results showed that the learning results of the Experimental Class 1 were better than the Experimental Class 2 (Mann-Whitney Test was 0,033< α (0.05) where the post-test results were 73,80 and 67,71 for the Experimental Class I and the Experimental Class II. The number of students who achieved completeness was 64% for the Experimental Class I and 37,50% for the Experimental Class II. This giving group assignment was better than individual assignment when applying the Discovery Learning Model. Keywords : Team work, Individual work, Discovery learning, Learning outcomes PENDAHULUAN Guru dan peserta didik merupakan dua faktor terpenting dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat diranut melalui pemahaman hakekat pembelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk membantu peserta didik agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, setiap guru berkeinginan agar peserta didik memperoleh hasil yang diharapkan, namun masih banyak hasil belajar peserta didik yang menunjukkan kurang atau tidak sesuai dengan harapan guru. Selama proses pembelajaran sains termasuk kimia, peserta didik harus ikut terlibat secara langsung agar memperoleh pengalaman secara langsung dalam pembelajaran sehingga mampu memahami alam sekitar secara alamiah. Guru diharapkan kreatif dan inovatif dalam mengembangkan strategi pembelajaran untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang lebih bermakna dengan hasil prestasi peserta didik yang tinggi. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,

60 lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan strategi pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik agar dapat dicapai hasil belajar yang memuaskan. Hasil observasi di SMAN 1 Tondong Tallasa kelas XI MIA yang mana kelasnya diacak secara heterogen memperlihatkan bahwa proses pembelajaran kimia yang diterapkan oleh guru masih konvensional. Metode ini merupakan salah satu metode yang paling umum digunakan sepanjang sejarah pendidikan Indonesia yang berdampak pelajaran menjadi sulit dipahami oleh peserta didik, minat belajar menjadi kurang karena peserta didik merasa bosan dan mengantuk, dan akhirnya peserta didik tidak memahami pelajaran yang telah diterangkan oleh guru. Hal tersebut lebih parah pada mata pelajaran kimia yang memang dianggap susah oleh para peserta didik. Karena itu penulis menganggap perlu untuk menetapkan suatu metode pembelajaran untuk mengatasi masalah tersebut diatas. Discovery learning (model penemuan) adalah model mengajar yang menitiberatkan pada aktivitas peserta didik dalam belajar. Dalam pembelajaran ini, guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan peserta didik untuk menemukan konsep dalil, prosedur, algoritma dan semacamya. Model ini diharapkan dapat meningkatkan peran aktif peserta didik dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik serta kualitas pendidikan kimia. Pembelajaran dengan model ini sangat cocok dengan kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 dimana pada kurikulum ini yang aktif adalah peserta didik atau biasa juga disebut student oriented. Termokimia merupakan salah satu materi yang terdapat dalam materi kimia kelas XI MIA semester ganjil. Materi ini dipilih dalam penelitian ini karena pada materi ini memerlukan pemahaman konsep yang sesuai dengan model pembelajaran discovery learning yang diharapkan peserta didik yang menemukan sendiri konsepnya dengan arahan dari guru. Dalam materi ini juga terdapat banyak soal-soal yang bisa dijadikan sebagai tugas yang dikerjakan secara kelompok maupun secara individu oleh para peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik yang diberi tugas melalui kerja kelompok dengan peserta didik yang diberi tugas melalui kerja individu pada model pembelajaran discovery learning pada materi termokimia. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian komparatif melibatkan dua kelompok perlakuan yaitu kelompok eksperimen I yang dibelajarkan dengan metode pemberian tugas kerja kelompok pada model pembelajaran

61 discovery learning dan kelompok eksperimen II yang dibelajarkan dengan metode pemberian tugas kerja individu pada model pembelajaran discovery learning. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang melibatkan dua kelas, masingmasing sebagai kelas eksperimen I dan kelas experimen II, dengan menggunakan desain penelitian yaitu Posttest-Only Control Design (Tabel 1). Tabel 1. Desain Penelitian Kelas Treatment Posttest R 1 X 1 O 2 R 2 X 2 O 4 Sugiyono, 2013 Keterangan : R 1 = Kelas eksperimen I R 2 = kelas eksperimen II X 1 = Model pembelajaran discovery learning dengan pemberian tugas kerja kelompok pada kelas eksperimen 1 X 2 = Model pembelajaran discovery learning dengan pemberian tugas kerja individu pada kelas eksperimen 2 O 2 = Nilai Postest untuk kelas eksperimen 1 O 4 = Nilai postest untuk kelas eksperimen 2 Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata, dimana sampelnya dianggap homogen. Sampel untuk kelas eksperimen I yaitu kelas XI MIA 1 dan sampel untuk kelas eksperimen II yaitu kelas XI MIA 2 yang masing masing kelas berjumlah 25 dan 24 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes akhir (postest) untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada materi pokok termokimia setelah pembelajaran. Tes yang diberikan dalam bentuk objektif tes sebanyak 20 item soal dengan penskoran 1 (satu) jika menjawab benar dan 0 (nol) jika menjawab salah. Kemudian data yang diperoleh dikumpulkan dan diolah lalu dianalisis secara statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20.0 for windows. Data hasil belajar peserta didik kemudian dikategorikan dalam kategori tuntas dan tidak tuntas berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMA Negeri 1 Tondong Tallasa untuk materi pokok termokimia, seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik SMA Negeri 1 Tondong Tallasa pada Materi Pokok Termokimia Tingkat Kriteria Penguasaan 75 Tuntas < 75 Tidak Tuntas Sumber: SMA Negeri 1 Tondong Tallasa Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui jawaban sementara yang dirumuskan dalam hipotesis penelitian. Uji hipotesis dilakukan dengan bantuan SPSS 20.0 for windows menggunakan uji

62 Independent Samples Test. Dimana tolak Ho dika nilai signifikan (ρ value ) yang diperoleh lebih kecil dari 5 % (ρ value < 0,05). HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Tujuan analisis statistik deskriptif yaitu untuk memberikan gambaran umum mengenai karakteristik pencapaian hasil belajar peserta didik bagi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Hasil analisis deskriptif peserta didik pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II meliputi nilai rata-rata, varians dan standar deviasi yang telah dihitung dengan menggunakan aplikasi SPSS 20,0 for windows dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Statistik Hasil Belajar Kimia Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen 2 Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat perbandingan hasil belajar pada kedua kelas. Kelas eksperimen I memiliki nilai terendah yaitu 55 dan nilai tertinggi yaitu 85, sedangkan pada kelas eksperimen 2 nilai terendahnya yaitu 45 dan nilai tertingginya yaitu 85. Nilai rata-rata kelas eksperimen I lebih tinggi yaitu 73,80 dibandingkan nilai rata-rata kelas eksperimen II sebesar 67,71. Berdasarkan nilai yang diperoleh peserta didik kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II maka dikelompokkan dalam kategori ketuntasan hasil belajar berdasarkan standar ketuntasan belajar kimia kelas XI MIA SMA Negeri Tondong Tallasa, sehingga diperoleh data frekuensi dan persentase ketuntasan hasil belajar peserta didik kelas eksperimen I lebih tinggi daripada kelas eksperimen II seperti yang terlihat pada Tabel 4.

63 Tabel 4. Kategori Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II Data kategori ketuntasan hasil belajar peserta didik kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa persentase ketuntasan kelas eksperimen I lebih tinggi daripada persentase ketuntasan kelas eksperimen II. Persentase ketuntasan kelas eksperimen I sebesar 64,00 % dengan jumlah peserta didik tuntas 16 orang, sementara persentase ketuntasan kelas eksperimen II sebesar 37,50% dengan jumlah peserta didik tuntas 9 orang. 2. Hasil Analisis Statistik Inferensial a) Uji Normalitas Uji normalitas diuji dengan menggunakan uji One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada SPSS 20.0 for windows. Nilai signifikansi kelas eksperimen 1 adalah 0,003 dengan taraf signifikansi 0,05. Nilai signifikansi kelas eksperimen 2 yaitu 0,008 dengan taraf signifikansi 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sampel pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II tidak terdistribusi normal. Karena data tidak berdisribusi normal yang merupakan uji prsyarat untuk melakukan uji hipotesis maka dilakukan uji nonparametric yaitu uji Mann-Whitney (U-test). b) Uji Mann-whitney (U-test) Uji Mann-whitney dilakukan saat data tidak berdistribusi normal. Uji ini menggunakan aplikasi SPSS 20,0 for windows. Hasil analisis diperoleh nilai signifikan 0,033 yang lebih kecil dari taraf signifikan 0,05 artinya terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik. c) Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan Test of Homogeneity of Variances pada SPSS 20.0 for windows dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil pengujian homogenitas varians untuk data kelas eksperimen 1 dan data kelas eksperimen 2 diperoleh nilai signifikansi p value = 0,647 > α = 0,05 maka disimpulkan bahwa data di atas bersifat homogen.

64 B. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar dari peserta didik kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2 SMA Negeri 1 Tondong Tallasa yang diberi tugas dengan metode kerja kelompok dengan kerja individu pada model pembelajaran discovery learning. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran discovery learning dengan perlakuan kerja kelompok dan kerja individu sebagai variabel bebas dan hasil belajar sebagai variabel terikat. Ketuntasan belajar peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.2. Berdasarkan tabel tersebut dapat diuraikan bahwa peserta didik pada kelas eksperimen 1 yang dibelajarkan menggunakan metode pemberian tugas kerja kelompok dengan model pembelajaran discovery learning yang tergolong tuntas adalah sebesar 64,00%, sedangkan peserta didik yang tergolong tuntas pada kelas yang dibelajarkan metode pemberian tugas kerja individu dengan model pembelajaran discovery learning adalah sebesar 37,50%. Hal ini menunjukkkan bahwa ketuntasan hasil belajar peserta didik yang dibelajarkan dengan menggunakan metode pemberian tugas kerja kelompok lebih tinggi dari hasil belajar peserta didik yang dibelajarkam dengan metode pemberian tugas kerja individu Pada hasil analisis statistik inferensial untuk menguji hipotesis yang diajukan, sebelumnya telah dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas. Namun data tidak berdistribusi normal tidak dapat dilakuakan uji hipotesis sehingga dilakukan uji non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney dengan menggunakan aplikasi SPSS 20,0 for windows. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai sig. sebesar 0,033. Signifikansi pengujian adalah, karena 0,033 < 0,05 maka H 1 diterima dan H 0 ditolak. Hal tersebut menunjukkan ada perbedaan hasil belajar antara metode pemberian tugas kerja kelompok dengan kerja individu pada model pembelajaran discovery learning terhadap peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 1 Tondong Tallasa. Pemberian tugas dalam model discovery learning sangat bagus, hal ini dikarenankan karasteristik dari discovery learning yang menuntut peserta didik untuk melakukan sebuah penemuan terhadap suatu konsep, sesuai dengan penelitian Rahman dkk (2010) menyatakan metode discovery learning dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik, sehingga peserta didik dengan menemukan dan mengalaminya sendiri akan lebih lama mengigat dan lebih baik pemahamannya. Serta penelitian oleh Sulistyowati dkk (2012) meyatakan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. sehingga

65 dengan meningkatnya kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah dan pemahaman konsep yang baik akan memudahkan peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang diberikan baik secara kelompok maupun secara individu. Adanya perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas eksperimen I dengan kelas eksperimen II pada materi pokok termokimia sudah nampak dari nilai tugas rata-rata kedua kelas yaitu kelas eksperimen I sebesar 91,96 dan eksperimen II sebesar 77,58. Nilai tugas rata-rata kelas eksperimen I lebih tinggi dari kelas eksperimen II. Bukan hanya disebabkan dari nilai tugas-tugas maupun hasil belajarnya para peserta didik, namun perbedaan sikap dari para peserta didik pada kedua kelas jugas berbeda, terutama sikap peduli dan toleransi. Nilai sikap peduli dan toleransi kelas eksperimen I yaitu 84% dan 96,66% lebih tinggi dari kelas eksperimen II yaitu 80,49% dan 93,33%. Berdasarkan uraian di atas, bahwa pemberian tugas secara kerja kelompok lebih baik daripada pemberian tugas secara kerja individu. Hasil penelitian ini sejalan dengan Indriyani (2011) dan Nughraheni (2013), yang menyimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik yang diberi tugas kelompok lebih baik hasil belajarnya dari pada peserta didik yang diberi tugas secara individual. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar termokimia antara peserta didik yang diberi tugas melalui kerja kelompok dengan peserta didik yang diberi tugas kerja individu pada model pembelajaran discovery learning pada peserta didik kelas XI MIA SMAN 1 Tondong Tallasa. Nilai rata-rata peserta didik yang dibelajarkan dengan metode pemberian tugas kerja kelompok 73,80 lebih tinggi dari peserta didik yang dibelajarkan dengan metode pemberian tugas kerja individu 67,71 pada materi termokimiai. B. Saran Adapun saran yang bisa dikemukakan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Diharapkan guru bidang studi kimia mempertimbangkan penerapan pemberian tugas kerja kelompok model pembelajaran discovery learning untuk materi termokimia 2. Salah satu kesulitan adalah masalah waktu, maka penulis menyarankan untuk mengatur waktu dengan baik supaya materi terajarkan semua.

66 DAFTAR PUSTAKA Rahman, R., Samsul M. 2014. Pengaruh Penggunaan Metode Discovery terhadap Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMK Al- Ikhlas Pamaciran Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Bandung. Sugiyono. 2013. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Sulistyowati, Nastiti., Anthonius T., Woro S. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Guided Discovery Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Kimia. Chemistry in Education.