Efektivitas Penggunaan Metode Kooperatif Learning Model Jigsaw Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

PENGGUNAAN STRATEGI JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEJALA ALAM (IPA) SISWA KELAS III SD NEGERI 1 JOMBORAN KLATEN TENGAH TAHUN PELAJARAN

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF (INNOVATIVE LEARNING) TIPE PICTURE AND PICTURE

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

PENGARUH AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI (JURNAL) Oleh : NETI BETRIA SARI

PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU ABSTRAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kualitas. pembelajaran IPS di kelas IVB SDN Nanggulan Sleman.

Sutrisno a. Jl. Dr. Cipto-Lontar No1 Semarang Telp. (024) Faks (024)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh SISWANTI A

Pengaruh Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran LKS Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE PEMECAHAN MASALAH SISTEMATIS PADA KELAS V B SDN CAKRANEGARA KOTA MATARAM

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A-MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. Nurlia Astika, Ngurah Ayu Nyoman M

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARTASURA 6 TAHUN AJARAN 2011 / 2012

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

Esthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB II KAJIAN TEORI. dimana siswa dapat bekerja sama dalam satu kelompok, metode kooperatif. berusaha menyelesaikan masalah bersama.

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, serta penampilan dari hasilnya. dengan April / semester II / 2011/2012.

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA DENGAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

ABSTRAK. sungguh-sungguh dari pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pemerintah telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

Jurnal Biology Science & Education 2016 ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

Eutik Mulyati dan Guntarsih ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS XI IPA-1 DI SMA NEGERI 3 BAGAN SINEMBAH

PENINGKATAN PEMAHAMAN KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN MELALUI METODE KARYAWISATA

Riskah, S.Pd Guru SMAN 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE) INTEGRATED READING AND COMPOSITION)

Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas XII

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

I. PENDAHULUAN. Beberapa prinsip pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas proses

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Alit Verfitasari Aryaningrum Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret. Abstrak

A. Minat Belajar B. Prestasi Belajar... 8 C. Metode Diskusi D. Mata Pelajaran IPS SD BAB III TUJUAN DAN MANFAAT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB III METODE PENELITIAN

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

Tugiyati* ) SMAN 1 Karangrayung. Abstrak

RISIA IKA NURYAWATI A54A100141

BAB III METODE PENELITIAN

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. tujuan tertentu yang hendak dicapai. Proses itu merupakan tindakan konkrit

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar dan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar MULYANI A54A

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar

Transkripsi:

Efektivitas Penggunaan Metode Kooperatif Learning Model Jigsaw Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ritna Handayani (09130030) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satu diantaranya adalah dengan model JIGSAW materi biosfer yang dipelajarinya. Dengan model JIGSAW bagaimana waktu yang tersedia dijam sekolah digunakan dengan sebaik - baiknya untuk belajar dengan litateratur serta disiplin waktu yang telah diterapkan, sehingga siswa yang diterapkan, sehingga siswa siswa yang bersangkutan akan berhasil dalam menempuh ujian atau ulangan yang akan diikutinya. Dengan demikian faktor keberhasilan hasil belajar siswa banyak faktor, salah satunya adalah model JIGSAW merupakan model yang penting dalam proses belajar mengajar. Tujuan Dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa metode kooperatif learning model JIGSAW dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS ISMA Negeri 2 Demak. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA NEGERI 2 DEMAK yang terdiri dari 13 siswa putra dan 23 siswa putri. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif learning model jigsaw. Sedangkan metode untuk pengumpulan data dengan menggunakan tes, angket, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelilitian yang ditemukan peneliti dilapangan adalah sebagai berikut: (1) Penggunaan pembelajaran kooperatif learning model jigsaw sebagai tindakan dalam pembelajaran sangat efektif dapat meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan biosfer siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Demak. Peningkatan terjadi prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan yang terjadi sebesar 8,17 % dari prasiklus ke siklus I dan 7,06 % dari siklus I ke siklus II. Jumlah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Demak ada 36 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM pada prasiklus: 16 siswa, pada siklus I: 6 siswa dan pada siklus II: 1 siswa. Nilai rata-rata kelas untuk siklus I sebesar 78,75 dan siklus II sebesar 84,31. Perolehan nilai tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw sangat efektif digunakan dalam pembelajaran, karena berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Demak. ( 2 ) Perubahan prilaku juga terjadi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Demak, setelah mengikuti pembelajaran pokok bahasan biosfer dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model jigsaw. Pembahasan prilaku terjadi dalam pembelajaran pada siklus I ke siklus II yaitu dari perilaku kurang berminat menjadi lebih berminat, prilaku kurang berminat dapat ditunjukkan pada siklus I yaitu masih ada siswa yang ngobrol pada saat peneliti memberikan penjelaskan materi, sedikit ramai pada saat diskusi, terutama pada saat diskusi kelompok. Peningkatan perilaku lebih berminat ditunjukkan dengan sikap siswa pada saat pelaksanaan siklus II baik aktifitas dalam diskusi atau pelaporan hasil diskusi. Adanya peningkatan, partisipasi dalam pembelajaran sikap aktif melaksanakan pelaksanaan diskusi kelompok, memimpin diskusi mengangkat tangan untuk bertanya maupun menghargai pendapat orang lain sehingga proses pembelajaran aktif, inofatif, kreatif, dan menyenangkan. Saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut: (1) Guru geografi dalam menyelenggarakan pembelajaran biosfer dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif model jigsaw. Hal tersebut disebabkan oleh adanya bukti terjadinya peningkatan hasil belajar siswa dan perubahan perilaku kearah yang positif dalam pembelajaran yang semangat, siswa aktif, kreatif, inofatif, dan menyenangkan. (2) Jangan pernah merasa enggan untuk memberikan dan melakukan perubahan dalam pembelajaran geografi bisa dihilangkan atau dirubah menyenangkan dengan metode pembelajaran yang ada. Kata Kunci : metode kooperatif, model jigsaw, hasil belajar JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 50

PENDAHULUAN Berhasilnya suatu tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses belajar mengajar yang di alami oleh siswa, sedangkan guru di tuntut dalam memelih dan menerapkan metode mengajar sesuai tujuan yang ingin dicapai. Menciptakan kegiatan belajar mengajar yang mampu menciptakan hasil belajar yang efektif merupakan tugas dan kewajiban guru, menurut Slameto (2003). Masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar di sebabkan kurangnya hubungan komunikasi antara guru dan siswa, serta siswa dengan siswa lainnya sehingga proses interaksi menjadi vakum. Bila siswa mendengarkan informasi dari guru, keterlibatan dalam proses mengajar dapat dikatakan tidak ada, kalaupun siswa terlibat maka keterlibatan kurang sekali. Misalnya siswa terlibat hanya sebatas menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh guru. Hal tersebut banyak terjadi di kelas XI IPS 1 SMA NEGERI 2 DEMAK yang proses belajar mengajarnya guru, bahkan menimbulkan rasa bosan pada siswa saat mengikuti proses belajar mengajar. Karena guru dalam proses belajar mengajar menggunakan ceramah dan menyuruh siswa untuk menyalin (metode belajar konfensional), sehingga menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Untuk meningkatkan keberhasilan belajar siswa di antaranya dapat dilakukan melalui upaya memperbaiki proses pengajaran, sehingga dalam perbaikan proses pengajaran ini peranan guru sangat penting. Selaku pengelola kegiatan belajar siswa, guru diharapkan mampu membimbing dan membantu siswa. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ada kecenderungan dalam dunia kependidikan untuk kembali pada pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih baik jiga lingkungan di ciptakan secara alamiah. Belajar lebih bermakna jika siswa mengalami sendiri apa yang sedang di pelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasan materi terbukti berhasil dalam mengingat jangka pendek, namun gagal dalam hal membekali anak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan jangka panjang. Oleh karenanya pendekatan pembelajaran kontektual menjadi tumpuan untuk menghidupkan kelas secara maksimal, sehingga siswa mampu mengimbangi perubahan di luar sekolah yang demikian cepat. Sejalan dengan pemikiran di atas, maka proses pembelajaran dilaksanakan secara aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Pembelajaran ini merupakan pembelajan aktif yang menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif untuk mengalami sendiri, menemukan, memecahkan masalah, sehingga suami potensi mereka berkembang secara optimal. Pembelajaran PAIKEM memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Pembelajaran berpusat pada siswa. 2. Pembelajaran terkait dengan dunia nyata. 3. Pembelajaran mendorong siswa untuk berfikir tingkat tinggi. 4. Pebelajaran melayani gaya siswa yang berbeda-beda. 5. Pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi multi arah (siswa-siswa-guru). 6. Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media/sumber belajar. 7. Penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 51

8. Guru memantau proses belajar siswa. 9. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja siswa (DBE2 USAID, 2009 : 12) Pembelajaran kooperatif adalah suatu jenis khusus dari aktivitas kelompok yang berusaha untuk memajukan pembelajaran dan ketrampilan sosial dengan kerja sama, tiga konsep ke dalam pengajaran yaitu penghargaan kelompok, pertanggung jawaban pribadi dan peluang yang sama untuk berhasil. Pada pembelajaran kooperatif di tekankan bahwa untuk dapat menguasai struktur kognitif yang mendasari mata pelajaran tertentu, maka siswa harus bekerja. Salah satu pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran kooperatif model jigsaw. Karena pada model ini siswa akan dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide-ide atau gagasan dengan kata-kata verbal dan membandingkan ide orang lain (Sanjaya:2009). Siswa yang di jadikan bersifat pasif dan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar di terima oleh anggota kelompoknya (Priyanto dalam Wena 2009), selain siswa dapat mengembangkan pemikiran, saling bertukar pendapat, saling kerjasama, jika ada teman kelompok mengalami kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas peneliti kemudian tertarik untuk melakukan penelitian apakah ada hubungan metode kooperatif learning dengan peningkatan hasil belajar siswa. Atas dasar hal tersebut kemudian peneliti mengambil judul penelitian ini dengan judul; Efektivitas penggunaan metode kooperatif learning model jigsaw terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA NEGERI 2 DEMAK tahun 2013 TINJAUAN PUSTAKA Efektivitas Efektivitas belajar adalah bagaimana agar proses belajar itu dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan dorasi waktu yang ditentukan serta didukung oleh peran aktif guru dan siwa. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau di arahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih di arahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pernyataan-pernyataan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Dalam pembelajaran kooperatif model jigsaw ada beberapa unsur, yaitu hubungan timbal balik, interaksi langsung, tanggung jawab pribadi, menumbuhkan keluwesan dan kerjasama. Model pembelajaran jigsaw menurut Joice model pembelajaran jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif dimana siswa di terapkan kedalam tim (kelompok) yang beranggotakan 5-6 orang untuk mempelajari materi akademik yang telah dipecahkan menjadi bagian-bagian untuk tiap anggota. Setiap anggota JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 52

kelompok membaca sub bab yang dirumuskan. Kemudian anggota yang dari kelompok yang berbeda yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendeskripsikan sub bab mereka. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Penelitian Suatu penelitian ilmiah harus mengandung unsur-unsur kebenaran yang nyata dan dapat dibuktikan kebenarannya. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan suatu pendekatan guna untuk mengetahui secara mendalam sesuatu yang diteliti. Pendekatan adalah usaha dalam rangka aktifitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian. Senada dengan pengertian di atas, Arikunto (1992: 17) menyebutkan bahwa pendekatan adalah metode atau cara dalam mengadakan penelitian. b. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas(Classroom Actions R Desain yang digunakan esearch), dengan jenis kolaboratif partisipatoris yaitu partisipasi antara peneliti dengan guru mata pelajaran. Dalam PTK ini peneliti bertindak sebagai pelaksana pembelajaran sedangkan guru mata pelajaran membantu peneliti mengobservasi jalannya pembelajaran. c. Jenis Data dan Sumber data Dalam penelitian ini yang akan dijadikan sebagai sumber data adalah seluruh siswa-siswi Kelas XI IPS 1 dan guru mata pelajaran IPS SMA Negeri 2 Demak, dimana peserta didik tidak hanya digunakan sebagai objek yang dikenai tindakan, tetapi juga aktif dalam kegiatan yang dilakukan dan guru bidang studi sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Data khususnya tentang hasil pengamatan keadaan siswa saat berlangsungnya proses pembelajaran, indikatorindikator yang digunakan sebagai penentu keberhasilan peningkatan prestasi siswa, serta hasil tes belajar siswa. B. Obyek Penelitian a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPS 1 SMA NEGERI 2 DEMAK Tahun 2013 yang berjumlah 36 siswa. Terdiri dari 23 siswa putri dan 13 siswa putra. b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 53

c. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA NEGERI 2 DEMAK yang terletak di Jl. Kudus No. 182 Telpon. (0291) 685840 Demak 59511. d. Waktu penelitian Pelaksanaan penelitian terhadap responden erat kaitannya dengan situasi dan kondisi serta karakteristik daerah tersebut. Langkah awal yang peneliti lakukan adalah melakukan koordinasi dengan lembaga sekolah, orientasi lapangan dan melakukan uji coba instrumen. Kegiatan-kegiatan tersebut peneliti lakukan pada bulan April sampai Juni 2013. e. Teknik Pengambilan Data Pengambilan data bermaksud untuk memperoleh bahan yang relevan,akurat dan reliable (Hadi, 1981: 66). Sementara Arikunto (1992: 23) memberikan gambaran bahwa garis besar teknik pengambilan data dapat digolongkan menjadi dua macam,yaitu: (1) tes (2) non tes C. Prosedur Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam II siklus. Langkah-langkah penelitian tindakan yang ditempuh dalam setiap siklus mencakup 4 tahap yaitu : 1. Perencanaan, 2. Pelaksanaan tindakan, 3. Pengamatan, 4. Evaluasi-refleksi. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Belajar Siswa berikut: Peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 sampai pada siklus II dapat terlihat pada tabel HASIL Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Tes Biosfer Pada Prasiklus, Siklus I Dan Siklus II PEROLEHAN NILAI PENINGKATAN Pra siklus Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Nilai Rata-Rata 72,8 78,75 84,31 5,95 (8,17%) 5,56 (7,06%) Nilai Terendah 60 65 70 5 (8,3%) 5 (7,69%) Nilai Tertinggi 80 90 95 10 (12,5%) 5 (5,6%) Siswa Yang Belum Tuntas 16 6 1 10 5 Siswa Yang Tuntas 20 30 35 10 5 % Belum Tuntas 44,4 % 16,7 % 2,8 % 62,5 % 83,3 % % Tuntas 55,6 % 83,3 % 97,2 % 50 % 16,7 % JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 54

Tabel 1 tersebut menunjukkan hasil belajar siswa dari Prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 5,59 (8,17%). Dari nilai rata-rata prasiklus 72,8. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata meningkat menjadi 78,75. Pada siklus II nilai rata-rata 84,31. Mengalami peningkatan sebesar 5,56 (7,06%) dari siklus I. Dari data yang terkumpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif learning model jigsaw telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Demak pada pokok bahasan biosfer., Dari uraian di atas maka upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Demak pada pokok bahasan biosfer melalui pembelajaran kooperatif learning model jigsaw dapat dikatakan meningkat walaupun kurang maksimal. 2. Tanggapan Siswa Dalam Pembelajaran Model Jigsaw Tabel 2. Tanggapan Siswa Siklus I Dan Siklus II Terhadap Penggunaan Pembelajaran Model Jigsaw No Keterangan Siklus I Siklus II Senang Tidak Senang Tidak Senang Senang 1 Model Jigsaw 32 4 36-2 % Siswa 88,9 % 11,1 % 100 % 0 % Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pada siklus I dari jumlah 36 siswa, yang tidak senang menggunakan pembelajaran kooperatif learning model jigsaw 4 orang. Pada siklus II dari jumlah 36 orang menyatakan senang semua. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif learning model jigsaw membantu siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Demak dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan biosfer. 3. Hasil Wawancara Hasil wawancara siklus I dan siklus II diperoleh dari jawaban terhadap 4 siswa sebagai nara sumber. Empat siswa yang terpilih adalah 2 orang siswa yang mendapat nilai rendah dan 2 orang siswa yang mendapat nilai tertinggi. Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada aspek-aspek yang ingin diungkap yaitu : 1. Perasaan siswa pada saat menerima pembelajaran materi biosfer. 2. Kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran materi biosfer. 3. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran kooperatif learning model jigsaw. 4. Saran untuk pembelajaran berikutnya. a. Hasil Wawancara Pada Siklus I Hasil wawancara terhadap siswa yang hasil tesnya memperoleh nilai rendah menyatakan senang dalam pembelajaran kooperatif learning model jigsaw karena merasa terbantu oleh teman sekelompoknya. Selanjutnya mereka mengaku sangat senang sekali karena bisa bertukar JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 55

pemikiran dengan kelompoknya Karena kalau salah satu kelompok ada yang belum mengerti atau belum paham tentang materi yang disampaikan maka siswa tersebut bisa menanyakan denagan teman sekelompoknya. Saran yang mereka berikan untuk pembelajaran berikutnya adalah agar sering menggunakan pembelajaran kooperatif leraning model jigsaw. Hasil wawancara dengan siswa yang memperoleh nilai tinggi, mereka mengemukakan bahwa mereka senang karena kesempatan berlatih untuk mengemukakan pendapat dengan teman sekelompoknya. b. Hasil Wawancara Siklus II Hasil wawancara terhadap siwa yang memperoleh nilai rendah menyatakan senang karena kalau ada kesulitan dalam pembelajaran bisa bertanya dengan teman sekelompoknya. Hasil wawancara terhadap siswa yang memperoleh nilai tertinggimenyatakan bahwa mereka sangat senang dalam pembelajaran pada materi biosfer. Hampir tak ada kesulitan yang mereka hadapi dalam pembelajaran. Saran atau masukkan yang mereka berikan agar untuk pembelajaran lebih sering berkelompok. 4. Hasil Dokumentasi Hasil dekomentasi merupakan bukti autentik dari kegiatan pembelajaran materi biosfer melalui pembelajaran kooperatif learning model jigsaw. Dokumentasi ini berupa foto aktifitas siswa dan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung dalam kelas. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dari hasil pembahasan, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan pembelajaran kooperatif learning model jigsaw sebagai tindakan dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan biosfer siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Demak. Peningkatan terjadi prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan yang terjadi sebesar 8,17 % dari prasiklus ke siklus I dan 7,06 % dari siklus I ke siklus II. Jumlah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Demak ada 36 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM pada prasiklus: 16 siswa, pada siklus I: 6 siswa dan pada siklus II: 1 siswa. Nilai rata-rata kelas untuk siklus I sebesar 78,75 dan siklus II sebesar 84,31. Perolehan nilai tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw sangat efektif digunakan dalam pembelajaran, karena berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Demak. Dengan demikian penggunaan metode kooperatif learning model jigsaw sangat efektif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Perubahan prilaku juga terjadi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Demak, setelah mengikuti pembelajaran pokok bahasan biosfer dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model jigsaw. Pembahasan prilaku terjadi dalam pembelajaran pada siklus I ke siklus II yaitu dari perilaku kurang berminat menjadi lebih berminat, prilaku kurang berminat dapat ditunjukkan pada siklus I JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 56

yaitu masih ada siswa yang ngobrol pada saat peneliti memberikan penjelaskan materi, sedikit ramai pada saat diskusi, terutama pada saat diskusi kelompok. Peningkatan perilaku lebih berminat ditunjukkan dengan sikap siswa pada saat pelaksanaan siklus II baik aktifitas dalam diskusi atau pelaporan hasil diskusi. Adanya peningkatan, partisipasi dalam pembelajaran sikap aktif melaksanakan pelaksanaan diskusi kelompok, memimpin diskusi mengangkat tangan untuk bertanya maupun menghargai pendapat orang lain sehingga proses pembelajaran aktif, inofatif, kreatif, dan menyenangkan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rieneka Cipta. Dimyati dan Sudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rieneka Putra. Hamalik, Oemar.Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendapatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Lepank. 2012. Efektifitas Belajar. www.co.id. Mardalis. 1999. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara. Darsono. Max. 2000.Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang. Mudrajat. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Rieneka Putra. Pendidikan Profesi Guru / Sertifikasi Guru /Info Pendidikan. Pengertian Hasil Belajar.www.co.id. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rieneka Cipta. Sudjana, Nana. 1998. CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensia. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Supranto. J. 2000. Statistik: Teori dan Aplikasi. Edisi Ke Enam. Jakarta: Erlangga Suprijono, Agus. Cooperatif Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suyadi. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. JogJakarta: Diva Press Triyanto, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publikasi. Wena, Made 2009. Pene;itian Tindakan Kelas. Semarang: CV. Karya Widya. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 57