BAB I PENDAHULUAN. terutama pada trimester pertama (Hutahaean, 2013). Hampir 45% wanita

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan

BAB I PENDAHULUAN. baik perut, fisik maupun fisiologi ibu (Varney, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi beberapa faktor fisik, psikologis, lingkungan, sosial budaya serta

BAB I PENDAHULUAN. kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG EMESIS GRAVIDARUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu hal yang paling menyenangkan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI BANGSAL DAHLIA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan. menghasilkan kelahiran bayi yang sehat dan cukup bulan melalui jalan lahir,

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu kelebihan yang diberikan oleh Sang. Pencipta, Maha Kuasa kepada kaum wanita yang membedakannya dengan

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Hiperemesis gravidarum

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9

BAB I PENDAHULUAN. paling menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi, dokter

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita,

BAB V PEMBAHASAN. A. Tingkat Pengetahuan ibu hamil dalam mengatasi emesis gravidarum

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

BAB I PENDAHULUAN. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan bisa saja terjadi sebuah

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

PENGALAMAN IBU HAMIL YANG MENGALAMI HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA TRIMESTER I DI RSUD DR. PIRNGADI KOTA MEDAN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merasa syok dan menyangkal. Adapun tanda dan gejala dari kehamilan adalah

BAB I PENDAHULUAN. bio-psiko-sosio-spritual-kutural. Asuhan keperawatan yang diberikan harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB I PENDAHULUAN. keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim. Kehamilan membawa perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas, setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. ibu hamil itu sendiri dan orang-orang terdekatnya (Araujo, et.al., 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dimana proses ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia angka kematian maternal di Indonesia mengalami. kehamilan atau persalinan (Sujudi, , http:

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

MAKALAH MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH. Teknologi Informasi dalam Kebidanan. yang dibina oleh

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tempat sel telur dari juta sperma yang dikeluarkan. Dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Mortalitas dan morbilitas wanita hamil dan bersalin adalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. dan hcg mempunyai peranan penting dalam perubahan tersebut, yang salah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Nur Izzah 1, Aida Rusmariana 2, Teti Retnawati 3 ABSTRAK

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

PENGALAMAN IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Namun selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan yang dikombinasi oleh

PENGALAMAN PRIMIGRAVIDA TERHADAP PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS DALAM MASA KEHAMILAN DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. yang aman dan melahirkan bayi yang sehat (Sarwono, 2009) dengan. harapan dapat menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

TEORI-TEORI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan terjadi karena adanya konsepsi atau penyatuan antara sel sperma dan ovum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. hamil, pencegahan, pengobatan penyakit dan rehabilitasi. Program ini

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi bila sel telur (ovum) dibuahi dan berkembang sampai menjadi janin (fetus)

Fristia Hidayat b023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Progran Studi Diploma IV Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL

PENANGANAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL DI BPM NUNIK KUSTANTINNA TULANGAN - SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas dan aksebilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau kondisi ibu yang

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Seorang ibu yang sedang mengalami kehamilan pertama akan merasa berbeda

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara berkembang. Berdasarkan angka tersebut, diperkirakan bahwa

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas

Hubungan Primigravida Terhadap Kejadian Hiperemesis Gravidarum di Puskesmas Pringapus Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2016

BAB V PEMBAHASAN. titik pericardium 6 terhadap morning sickness pada ibu hamil trimester I di

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lanjut usia (Departemen Kesehatan [Depkes], 2008). Jumlah lansia

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi Negara-negara berkembang. Di negara miskin, Sekitar 20-50% kematian Wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berlangsung dari minggu ke-1 hingga minggu ke-13, trimester kedua dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG TAHUN 2013 OLEH

2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni

Rahmi Fitria : Pengalaman Ibu dengan Hiperemesis Gravidarum di Rumah Bersalin Sehat Bondar Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care

PENGKAJIAN PNC. kelami

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap ibu hamil pada trimester pertama mengalami mual dan muntah. Keadaan ini merupakan hal yang wajar dan sering terjadi pada kehamilan terutama pada trimester pertama (Hutahaean, 2013). Hampir 45% wanita mengalami muntah pada awal kehamilan dan hingga 90% wanita mengalami mual (Salmah, 2006). Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Dalam penelitian Herrell (2014) mengatakan bahwa sekitar 80% dari wanita melaporkan bahwa gejala mereka berlangsung sepanjang hari, dimana hanya 1,8% melaporkan gejala yang terjadi di pagi hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Emesis gravidarum terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% pada multigravida (Wiknjosastro, 2002). Denise (2009) mengemukakan sekitar 51,4% wanita mengalami mual dan 9,2% wanita mengalami muntah. Keadaaan hiperemesis gravidarum yang sangat patologis jauh lebih jarang terjadi dibandingkan mual dan muntah secara logis, diperkirakan hiperemesis gravidarum yang sangat patologis terjadi dalam 1 per 500 kehamilan. Agar tidak sampai pada kondisi yang berat, diperlukan adaptasi yang baik terhadap keadaan tersebut. Adaptasi dapat tercermin dari perilaku ibu mengatasi mual muntahnya. 1

2 Ibu hamil harus mampu beradaptasi terhadap mual dan muntahnya, jika tidak mampu beradaptasi maka bisa menimbulkan akibat buruk baik pada ibu hamil maupun pada janin yang dikandungnya. Ibu hamil yang mengalami mual muntah sangat membutuhkan asupan nutrisi yang adekuat yang berguna untuk tubuh ibu maupun nutrisi untuk janin didalam kandungannya. Dengan asupan nutrisi yang baik selama kehamilan, maka akan lahir bayi yang lebih berkualitas. Namun, jika asupan nutrisi menurun maka wanita hamil tersebut akan mengalami penurunan berat badan dan hal ini juga akan berdampak buruk pada janin yang dikandungnya. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Herrell (2014) melaporkan bahwa bayi yang lahir dari perempuan yang mengalami kehilangan berat badan di awal kehamilan, khususnya pada kasus hiperemesis gravidarum, berada pada peningkatan risiko pembatasan pertumbuhan atau berat lahir rendah, serta wanita dengan mual dan muntah yang sulit untuk disembuhkan atau dipersulit dengan penurunan berat badan telah meningkatkan risiko hambatan pertumbuhan janin dan kematian janin. Akibat yang dirasakan ibu hamil ketika mengalami mual muntah sangat berat, akan tetapi ibu hamil sering mengabaikan mual dan muntah ini karena dianggap sebagai sebuah konsekuensi normal diawal kehamilan dan tidak mengetahui dampak hebat yang bisa ditimbulkannya pada seluruh kehidupan wanita hamil, baik pada keluarga, pekerjaan, dan kehidupan sosialnya. Pada wanita yang mengalami mual muntah merasa terisolasi secara sosial dan lebih rentan terhadap kecemasan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan

3 Balikova (2014) yang melaporkan bahwa mual muntah pada saat kehamilan memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan keluarga, kemampuan untuk melakukan aktivitas biasa sehari-hari, fungsi sosial dan perkembangan situasi stres. Mual muntah ini juga dapat mempengaruhi kualitas hidup ibu hamil. Ibu hamil yang mengalami mual muntah pada kehamilannya dapat menurunkan kualitas hidupnya. Munch et al. (2010) dalam Balikova (2014) melaporkan bahwa wanita dengan mual muntah pada kehamilan tampaknya memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan wanita hamil tanpa gejala. Akibat lainnya, mual muntah pada kehamilan juga dapat menyebabkan kelelahan pada wanita hamil. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Isbir (2013) melaporkan wanita dengan Nause and Vomiting of Pregnancy (NVP) tercatat menunjukkan kelelahan yang tinggi selama trimester pertama dibandingkan mereka yang tidak mengalami NVP. Salah satu model adaptasi yang dikembangkan oleh Calista Roy pada tahun 1964, menganut asumsi dasar bahwa individu adalah makhluk bio-psikososial yang merupakan kesatuan yang utuh. Seseorang dikatakan sehat jika ia mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, dan sosialnya. Kemampuan adaptasi seseorang dipengaruhi tiga komponen, yaitu penyebab utama perubahan kondisi dan situasi, keyakinan, dan pengalaman dalam beradaptasi. Setiap individu berespon terhadap kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri atau

4 kemandirian, serta kemampuan melakukan peran dan fungsi secara optimal guna memelihara integritas diri (Asmadi, 2005). Kebutuhan fisiologis, menurut Roy, meliputi oksigenasi dan sirkulasi, keseimbangan cairan dan elektrolit, makanan, tidur dan istirahat, pengaturan suhu dan hormon, dan fungsi tambahan. Kebutuhan konsep diri yang positif berfokus pada persepsi diri yang meliputi kepribadian, norma, etika, dan keyakinan seseorang. Kemandirian lebih difokuskan pada kebutuhan dan kemampuan melakukan interaksi sosial, termasuk kebutuhan akan dukungan orang lain. Peran dan fungsi optimal lebih difokuskan pada perilaku individu dalam menjalankan peran dan fungsi yang diembannya (Asmadi, 2005). Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Isbir (2013) tentang pengalaman mual dan muntah selama kehamilan pada wanita di Turki berdasarkan model adaptasi Roy. Data diklasifikasikan menjadi empat mode adaptif sesuai dengan Model Adaptasi Roy yaitu: perilaku dalam mode fisiologis, perilaku dalam mode konsep diri, perilaku dalam mode fungsi peran, dan perilaku dalam mode saling ketergantungan. Perilaku dalam mode fisiologis adalah mual, muntah, kelelahan, perubahan pola tidur, nutrisi yang tidak memadai, nyeri inguinal, sensasi terbakar dan iritasi di tenggorokan, ketosis, dan inkontinensia urin. Perilaku dalam mode konsep diri yang merasa lemah, menangis, perawatan diri yang tidak memadai, perubahan hubungan seksual, dan isolasi sosial. Perilaku dalam mode fungsi peran yang tidak mampu memenuhi tanggung jawab di rumah dan bekerja. Perilaku dalam mode saling ketergantungan yaitu ketidakpuasan dengan hubungan.

5 Sebagai seorang makhluk sosial, manusia memiliki kompleksitas masalah kehidupan yang tidak semuanya dapat diukur secara objektif (kuantitatif), melainkan memerlukan parameter lainnya untuk dapat memahami manusia dan realitas kehidupan secara utuh. Menurut Poerwandari (2009, dalam Afiyanti 2014), menyatakan untuk memahami secara menyeluruh tentang manusia dan realitas kehidupan sosialnya, peneliti dapat memberikan gambaran dan interpretasi secara bebas dan tidak dibatasi oleh hukum alam dan bukan manusia serta mempertimbangan berbagai konteks atau kondisi manusia itu tinggal dan hidup bersama melalui pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, masyarakat di Kota Solok masih memiliki keterbatasan informasi tentang kesehatan. Hal ini terbukti ketika peneliti bertanya tentang pengetahuan terkait mual muntah pada ibu hamil, mereka menjawab dengan ragu-ragu dan mengatakan bahwa kurang mendapat informasi terkait hal tersebut, klien mengatakan tidak mengetahui dampak yang bisa ditimbulkan terhadap mual muntah yang tidak ditangani dengan baik, serta mereka merasa apakah tindakan yang dilakukan dalam mengatasi mual muntahnya sudah tepat. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kualitatif terkait pengalaman mual muntah ibu hamil trimester pertama di Kota Solok. Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Solok Pada tahun 2015, terdapat jumlah ibu hamil pada empat puskesmas di Kota Solok sebanyak 1607 orang. Dan jumlah ibu hamil terbanyak berada di wilayah kerja Puskesmas Tanah garam yaitu sebanyak 517 orang (Laporan Tahunan Dinas

6 Kesehatan Kota Solok, 2015). Puskesmas Tanah Garam merupakan salah satu Puskesmas yang terdapat di kota Solok. Puskesmas ini terdiri dari tiga kelurahan yaitu, Sinapa Piliang, VI Suku, dan Tanah Garam. Berdasarkan laporan dari bidang Kesehatan Ibu puskesmas Tanah Garam pada bulan Maret 2016 terdapat jumlah ibu hamil sebanyak 78 orang. Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 25 April 2016 terhadap dua orang partisipan. Partisipan pertama beralamat di VI Suku, mengatakan saat ini sering mengalami mual muntah, sering merasa tidak enak dan tidak nyaman dengan mual muntahnya. Mual muntah sering terjadi pada pagi hari dan kadang-kadang pada malam hari dengan frekuensinya enam sampai tujuh kali perhari. Mual muntah meningkat ketika mencium bau-bauan yang menyengat dan dapat menurun ketika dibawa istirahat. Partisipan mengatakan nafsu makannya menjadi menurun, sulit tidur saat merasa mual pada malam hari, merasa lemas, pusing, dan badan terasa lelah sehingga malas untuk beraktifitas sehingga pekerjaan rumah tangga dibantu oleh orangtuanya. Ketika mengalami mual dan muntah partisipan hanya tidur dikamar dan tidak keluar rumah, sehingga hubungan sosialnya dengan tetangga sekitar rumah menjadi berkurang tidak sedekat sebelum dia hamil, partisipan mengatakan dia sering menangis karena merasa tidak berdaya menghadapi mual muntahnya dan malas melakukan perawatan diri seperti: mandi dan berdandan. Untuk mengatasi mual muntahnya, ia memakan buah-buahan. Partisipan mengatakan ketika mual muntah tersebut ia ingin diperhatikan oleh orang terdekat terutama suaminya.

7 Partisipan kedua beralamat di Tembok, mengatakan saat mengalami mual dan muntah ia merasa sangat tidak nyaman. Partisipan sering mengalami mual muntah pada pagi hari, namun jarang terjadi pada malam hari. Frekuensi mual dan muntah sebanyak 4-5 kali dalam sehari. Mual muntah biasanya meningkat ketika mencium bau busuk seperti sampah, serta saat menggosok gigi dan dapat menurun ketika dibawa beristirahat dan digosok punggungnya oleh suami. Partisipan mengatakan ketika merasa mual dan muntah tenggorokannya terasa pahit sehingga tidak ada nafsu untuk makan. Partisipan juga mengatakan ketika mual dan muntah badannya terasa lemas, merasa lemah dan tidak berdaya, klien sering mennagis karena merasa tidak sanggup menghadapi situasi tersebut, hubungan seksual juga terganggu dimana sebelum hamil intensitas hubungan seksual 3 kali seminggu, dan saat ini hanya sekali seminggu bahkan tidak ada sama sekali. Partisipan mengatakan sering merasa kelelahan sehingga pekerjaaan rumah dibantu oleh suaminya. Sehari-hari ia jarang keluar rumah, partisipan biasanya pada sore hari sebelum hamil ia sering duduk bersantai dengan tetangga namun saat ini sudah jarang. Cara mengatasi mual muntahnya, partisipan menggunakan balsem, serta memakan biskuit kering. Ketika mengalami mual dan muntah, partisipan tidak mau menceritakan kepada orangtuanya karena ia tidak mau merepotkan orangtuanya. Perubahan-perubahan tersebut merupakan pengalaman yang dihadapi ibu hamil trimester pertama, tidak semua ibu hamil dapat merasakan dan memahami kondisi tersebut. Dan masing-masing ibu hamil memiliki adaptasi

8 yang berbeda-beda. Berdasarkan pemaparan diatas, dengan melihat fenomena yang ada dan dapat membantu perawat maupun tenaga kesehatan lainnya dalam memahami kondisi ibu hamil secara holistik, dan dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ibu hamil selama menjalani antenatal care. Oleh karena penelitian kuantitatif belum bisa menggali adaptasi ibu hamil terhadap mual dan muntahnya, maka penelitian kualitatif perlu dilakukan untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang pengalaman mual muntah pada ibu hamil trimester pertama. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini maka rumusan masalah yang diteliti adalah bagaimanakah pengalaman mual muntah pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Tanah Garam kota Solok tahun 2016? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana pengalaman mual muntah ibu hamil trimester I di Puskesmas Tanah Garam Kota Solok. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Tenaga Kesehatan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi tenaga kesehatan khususnya keperawatan agar meningkatkan

9 asuhan keperawatan maternal yang holistik sesuai kebutuhan pasien berdasarkan pengalaman mual muntal yang dialami oleh ibu hamil. 2. Bagi Institusi Pendidikan Menambah literatur tentang penelitian kualitatif mengenai pengalaman mual muntah pada ibu hamil trimester pertama dan dimanfaatkan oleh mahasiswa sebagai sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi Peneliti selanjutnya Memberikan informasi baru tentang penelitian terkait sehingga dapat menjadi data dasar dan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang akan dilakukan.