pada Fakultas Hukum (FH) Universitas Panji Sakti (Unipas) Singaraja.

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR TES SELEKSI MAHASISWA BARU Oleh Dr. I Gusti Ngurah Puger, M.Pd. 11

UJI PENSKALAAN RESPON KUESIONER MOTIVASI BELAJAR (SUATU STUDI UJICOBA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SERIRIT) Oleh I Gusti Ngurah Puger 1

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA

BAB III METODE PENELITIAN

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. berupa deskriptif dari gejala yang diamati, berupa angka-angka atau koefisien

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di kelas X SMK Telkom

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu Abstract.

PROSIDING ISSN: PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB III METODE PENELITIAN

PROSIDING ISSN: PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: NIKI WINDA RUKMINI NPM:

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER MATERI KETENTUAN QURBAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 oktober sampai 18

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen

III. METODOLOGI PENELITIAN. berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan (Sugiyono, IPS siswa dengan perlakuan yang berbeda.

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 2. Variabel bebas : Pola asuh overpotective

BAB III METODE PENELITIAN. semester genap tahun ajaran Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 20

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan bulan. September 2013 di MTs Islamiyah Palangka Raya.

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Pengukuran dalam Pendidikan 1 B. Teori Sekor Klasik dan Teori Sekor Modern 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampling, (e) Validitas dan Reliabilitas, (f) Metode analisis data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang sudah dilaksanakan ini adalah penelitian kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB I PENDAHULUAN. (student centered active learning). Siswa ditempatkan sebagai subyek. belajarnya dengan bantuan fasilitator (guru).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Konstruksi di SMK Negeri 1 Balige pada tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini

ANALISIS BUTIR SOAL UKK EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI IIS MAN WONOKROMO BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas X IPA SMAN 2 Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

Transkripsi:

KOEFISIEN RELIABILITAS TES HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG TERDIRI ATAS CAMPURAN BUTIR TES PILIHAN GANDA DAN ESAI Oleh Drs. I Nyoman Lemes, S.H., M.H. dan Ketut Wetan Sastrawan, S.H., M.H. 13 Abstrak: Tes hasil belajar yang dibuat atau disusun oleh seorang dosen, tidak selamanya terdiri atas tes ilihan ganda atau terdiri atas tes esai (uraian). Adakalanya tes yang disusun oleh seorang dosen terdiri atas camuran antara item ilihan ganda dan esai. Untuk item ilihan ganda, validitasnya diuji dengan korelasi oint biserial (rbi) dan item esai, validitasnya diuji dengan korelasi roduct moment (rxy). Item tes yang validitasnya berkategori gugur (dro) sebaiknya tidak diikutkan dalam menghitung reliabilitas tes. Reliabilitas tes yang terdiri atas camuran antara item ilihan ganda dengan esai dihitung dengan formula Anava Hoyt (r11). Kata kunci: Validitas butir, reliabilitas tes, dan tes hasil belajar. Pendahuluan Dalam melaksanakan enelitian yang menyangkut ranah endidikan, seorang eneliti tidak bisa meleaskan diri dengan variabel yang dilibatkan dan instrumen engukur variabel yang bersangkutan. Bilamana variabel yang dilibatkan berua hasil belajar, maka instrumen engukurnya berua tes hasil belajar. Namun, beberaa ihak sering keliru atau rancu di dalam menamai variabel hasil belajar. Variabel hasil belajar sering diganti dengan restasi belajar. Padahal hasil belajar memang berbeda definisi dengan restasi belajar. Bila emberian nama variabelnya berua restasi belajar, maka instrumennya juga keliru, menjadi tes restasi belajar. Menurut Mandiartha (011), hasil belajar dibedakan secara tegas dengan restasi belajar. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi tumang-tindih di dalam menggunakan istilah hasil belajar dan restasi belajar. Hasil belajar didefinisikan sebagai kemamuan mahasiswa di dalam memenuhi tuntutan indikator embelajaran dikaji dari ranah kognitif, afektif, dan sikomotris; atau salah satu dari ketiga ranah tersebut setelah mengalami roses embelajaran dalam kurun waktu tertentu dan dalam suatu bidang studi. Sedangkan restasi belajar didefinisikan sebagai kemamuan mahasiswa di dalam memenuhi tuntutan indikator embelajaran setelah mengalami roses embelajaran dalam kurun waktu tertentu dalam beberaa bidang studi. Perbedaan mendasar antara hasil belajar dan restasi belajar hanya terletak ada jumlah bidang studi yang dikaji. Hasil belajar mengkaji kemamuan mahasiswa setelah mengalami roses embelajaran dalam suatu bidang studi. Sebaliknya ada restasi belajar mengkaji 13 Drs. I Nyoman Lemes, S.H., M.H. dan Ketut Wetan Sastrawan, S.H., M.H. adalah staf edukatif ada Fakultas Hukum (FH) Universitas Panji Sakti (Unias) Singaraja. Prosiding Seminar : Revitalisasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Juni 017 (P.16-177). Unit Penerbitan (UP) Pusat 16

kemamuan mahasiswa setelah mengalami roses embelajaran ada beberaa bidang studi. Indikator (caaian) embelajaran dalam hasil belajar harus diturunkan dari kometensi dasar, dan kometensi dasar diturunkan dari standar kometensi. Instrumen yang berua tes hasil belajar ada suatu bidang studi tertentu, sebelum digunakan sebagai alat engukur ada rogram riset harus memenuhi ersyaratan tertentu. Menurut Sudarmi (008), tes hasil belajar yang digunakan untuk menjaring data harus memenuhi ersyaratan yang digariskan dalam rogram riset yang melingkui ranah endidikan. Persyaratan yang harus dienuhi adalah: (1) butir-butir yang menyusun tes hasil belajar tersebut harus berada dalam kategori valid, dan () koefisien reliabilitas tes sekurang-kurangnya sebesar 0,70, setelah membuang butir tes yang berkategori dro. Validitas butir tes meruakan keteatan suatu butir tes untuk mengukur aa yang hendak diukur. Sedangkan reliabilitas tes menunjuk ada keajegan atau kekonsistenan suatu tes bila digunakan ada subjek yang sama dan waktu elaksanaan yang berbeda. Dengan kata lain, suatu tes dikatakan reliabel bila tes itu memberikan hasil yang relatif atau mendekati sama. Umumnya eriset dalam bidang endidikan memilih bentuk tes yang seragam. Misalnya, bentuk tes ilihan ganda dengan emat ilihan. Berarti, semua butir tes yang menyusun tes hasil belajar tersebut berua ilihan ganda. Atau bisa juga memilih bentuk tes esai, artinya semua butir tes yang menyusun tes hasil belajar tersebut berua uraian. Untuk bentuk tes ilihan ganda, validitas butirnya diuji dengan korelasi oint biserial, dan reliabilitas tes dihitung dengan K-R 0. Sebaliknya, untuk tes esai, validitas butirnya diuji dengan korelasi roduct moment, dan reliabilitasnya dihitung dengan Alha-Cronbach. Periset yang lainnya tidak senang dengan bentuk tes ilihan ganda atau esai secara sendiri-sendiri. Melainkan memilih camuran antara butir ilihan ganda dengan butir esai. Artinya dalam satu tes hasil belajar, butir-butirnya tersusun atas ilihan ganda dan esai. Dalam hal ini, untuk butir tes ilihan ganda, validitas butirnya harus diuji dengan korelasi oint biserial. Sedangkan butir tes esai, validitas butirnya diuji dengan korelasi roduct moment. Persoalannya, dalam menghitung reliabilitas tes karena meruakan camuran antara butir tes ilihan ganda dan esai kita tidak bisa memilih K-R 0 atau Alha-Cronbach. 163 Prosiding Seminar : Revitalisasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Juni 017 (P.16-177). Unit Penerbitan (UP) Pusat

Bahkan Sutisna (010) menyatakan tes hasil belajar yang tersusun atas camuran butir ilihan ganda dan esai belum bisa dihitung reliabilitasnya. Hal ini disebabkan oleh butir tes ilihan ganda dan esai meruakan enyusun tes sebagai satu-kesatuan yang utuh. Bila menggunakan K-R 0 untuk butir ilihan ganda dan Alha-Cronbach untuk butir esai di dalam menghitung reliabilitas tes, berarti eriset memisahkan butir ilihan ganda dengan butir esai. Padahal yang dihitung adalah reliabilitas tes sebagai satu-kesatuan antara butir ilihan ganda dan esai. Untuk kasus seerti ini, erlu dicari formula yang cocok untuk menghitung reliabilitas tes. Berijak atas kenyataan-kenyataan yang sudah dikemukakan, dalam makalah ini dikuas dua ermasalahan okok, yakni: formula yang cocok untuk menghitung bentuk tes hasil belajar, yang butirnya terdiri atas butir ilihan ganda dan esai, dan enentuan koefisien reliabilitas tes dengan formula yang diilih secara total dan setelah membuang butir tes yang dro. Tes Hasil Belajar Sebelum berbicara mengenai tes hasil belajar sebagai suatu bentuk instrumen untuk mengukur hasil belajar, akan diawali dengan menguas mengenai definisi konse secara teoretis dan definisi konsetual dari hasil belajar. Menurut Ariasa (010), hasil belajar meruakan kemamuan mahasiswa ada jenjang kognitif di dalam menguasai materi ajar ada suatu bidang studi. Materi ajar yang dimaksudkan dalam artikel ilmiah ini adalah materi ajar dalam bidang studi biologi. Jenjang kognitif yang dimaksudkan dalam kajian ini daat diketahui dari tujuan embelajaran yang bersifat oerasional dan selaras dengan materi ajar yang disamaikan di dalam kelas. Lebih lanjut Mandiartha (011) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemamuan mahasiswa di dalam memenuhi tuntutan indikator embelajaran dikaji dari ranah kognitif, afektif, dan sikomotris; atau salah satu dari ketiga ranah tersebut setelah mengalami roses embelajaran dalam kurun waktu tertentu dan dalam suatu bidang studi. Dari dua definisi konse secara teoretis dari hasil belajar yang sudah dikemukakan, yang dimaksudkan dengan hasil belajar dalam makalah ini adalah kemamuan mahasiswa untuk memenuhi tuntutan indikator-indikator embelajaran bila dikaji dari ranah kognitif, yang menyangkut emahaman konse secara konkret dan abstrak setelah mengalami roses embelajaran dalam kurun waktu tertentu dalam bidang studi tertentu. 164 Prosiding Seminar : Revitalisasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Juni 017 (P.16-177). Unit Penerbitan (UP) Pusat

Dalam suatu rogram riset yang melibatkan variabel hasil belajar, maka hasil belajar tersebut harus jelas cakuan materinya. Cakuan materi yang dimaksudkan adalah okok bahasan dan sub-okok bahasan yang dilibatkan dalam hasil belajar yang bersangkutan. Dengan mengetahui sub-okok bahasan, lebih lanjut eriset daat menentukan standar kometensi dan kometensi dasar dari sub-okok bahasan yang bersangkutan. Standar kometensi dan kometensi dasar suatu sub-okok bahasan daat dilacak ada silabus suatu bidang studi. Dengan beracuan ada kometensi dasar ada silabus, eriset daat menurunkan indikator embelajaran. Indikator embelajaran inilah yang digunakan untuk menyusun butir tes hasil belajar. Indikator embelajaran sangat erat kaitannya dengan tujuan embelajaran. Tujuan embelajaran daat diturunkan dari indikator embelajaran. Butir tes hasil belajar ada hakikatnya diturunkan dari tujuan embelajaran. Oleh karena tujuan embelajaran meruakan derivat dari indikator embelajaran, maka butir tes hasil belajar juga bereran untuk mengukur indikator embelajaran (Ariani, 010). Hasil belajar ada hakikatnya tidak bisa diukur dalam rogram riset, bilamana belum memiliki definisi oerasional. Menurut Dantes (01), definisi konse secara oerasional meruakan definisi konse suatu variabel yang menyangkut bagaimana variabel yang bersangkutan daat beroerasi. Dalam hal ini harus muncul instrumen atau alat ukurnya, dan eringkat/skala data yang dikumulkan (nominal, ordinal, interval, atau rasio). Berbasiskan atas endaat Dantes di atas, maka definisi oerasional dari hasil belajar adalah kemamuan mahasiswa untuk memenuhi tuntutan indikator-indikator embelajaran bila dikaji dari ranah kognitif, yang menyangkut emahaman konse secara konkret dan abstrak setelah mengalami roses embelajaran dalam kurun waktu tertentu dalam bidang studi tertentu. Hasil belajar ini diukur dengan tes hasil belajar. Data yang dieroleh dari tes hasil belajar adalah data interval. Instrumen enelitian meruakan salah satu komonen enting yang dierlukan dalam enelitian. Dalam konteks embelajaran, instrumen enelitian jenis tes dijadikan alat untuk mengukur hasil belajar. Kadangkala dalam roses embelajaran, asek evaluasi hasil belajar ini diabaikan. Artinya, dosen, guru, atau instruktur terlalu memerhatikan enyajian elajaran saja. 165 Prosiding Seminar : Revitalisasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Juni 017 (P.16-177). Unit Penerbitan (UP) Pusat

Perkuliahan atau elajaran berjalan baik, raktikum berjalan rai, namun saat membuat tes atau soal raktikum, tidak lagi melihat tujuan embelajaran yang ernah dibuatnya. Akibatnya, tes hasil belajar yang dibuat terkesan seerti jatuh dari langit saja. Artinya dosen atau guru membuat soal tes menjadi seadanya atau seingatnya saja, tana harus memenuhi kriteria embuatan tes yang baik dan benar. Misalnya, aakah soal ujian tersebut sudah sesuai dengan tujuan yang telah ditetakan; aakah memerhatikan asek kognitif, afektif dan sikomotorik, dan sebagainya (Uno et al., 001). Lebih lanjut dikatakan, enyusunan tes hasil belajar untuk keerluan enelitian, erlu memerhatikan hal-hal sebagai berikut. 1. Tes tersebut fungsinya daat memeroleh informasi tentang kemamuan subjek enelitian,. mendiskusikan tentang fungsi enilaian untuk memeroleh emahaman tentang hal-hal aa saja yang daat dinilai melalui elaksanaan suatu tes. Aakah sekadar memberi nilai untuk menentukan lulus-tidaknya mahasiswa atau siswa. Ataukah ada fungsi-fungsi lain yang ingin dicaai melalui enilaian tersebut, misalnya data yang dieroleh digunakan untuk enelitian, 3. menentukan kriteria enilaian untuk keentingan enelitian. Ini berarti untuk melakukan enilaian yang baik dibutuhkan mutu soal tes yang baik ula. Dalam raktik engajaran, tes dilaksanakan dengan memberikan serangkaian soal. Tes hasil belajar dengan demikian akan sangat tergantung ada mutu tes. Makin bermutu soal yang diberikan, makin bermutu suatu tes. Makin bermutu suatu tes, makin terandalkan ula enilaian yang dieroleh, dan hal ini berdamak ada makin baik data yang dieroleh untuk keerluan enelitian, 4. merancang soal-soal yang diberikan keada subjek enelitian dalam suatu struktur soal sedemikian rua sehingga jumlah mauun derajat kesukaran soal yang teta relevan dengan encaaian tujuan embelajaran yang telah ditetakan dalam rancangan kegiatan belajar mengajar (RKBM), 5. mengingat derajat kesukaran soal daat berbeda satu dengan lainnya, tia-tia soal erlu mendaat bobot soal menurut relevansinya dengan tujuan belajar,dan 6. Sesudah roses membuat, menstrukturkan, dan menentukan bobot soal, maka soal-soal tersebut disajikan melalui ujian. Setelah itu dilakukan engukuran dan enilaian hasil ujian untuk keerluan enelitian. 166 Prosiding Seminar : Revitalisasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Juni 017 (P.16-177). Unit Penerbitan (UP) Pusat

Memerhatikan alur ikir di atas, maka aktivitas yang dilaksanakan ertama kali oleh eneliti adalah mendiskusikan materi bahasan secara urut, sejak dari ersiaan samai ada tes itu diadakan dengan mengacu ada okok bahasan yang telah diberikan oleh seorang dosen berdasarkan kurikulum yang berlaku. Tes adalah alat ukur yang sangat berharga dalam enelitian. Menurut Fernandes (1984), tes meruakan rosedur sistematik untuk mengobservasi erilaku seseorang dan menjelaskan erilaku tersebut dengan alat skala numerikal atau sistem kategori. Lebih lanjut dikatakan frase rosedur sistematik menunjukkan bahwa suatu tes dikonstruksi, diadministrasikan, diskor, dan dijelaskan menurut aturan-aturan yang sudah ditentukan. Istilah erilaku menyatakan bahwa sebuah tes mengukur resons seseorang yang termuat ada butir-butir tes. Tes tidak mengukur seseorang secara langsung tetai lebih disukai tes tersebut menyimulkan karakteristik seseorang dari resonnya ke butir-butir tes. Kita tidak mengamati semua erilaku tetai hanya samel erilaku. Sebuah tes berisi hanya samel dari semua butir yang mungkin. Hasil tes dijelaskan dengan alat skala engukuran. Tes yang diuji validitas butirnya dan dihitung reliabilitasnya adalah tes hasil belajar Teori dan Praktik Non-Kognitif, yang terdiri atas lima butir ilihan berganda dan tiga butir uraian singkat (esai). Untuk butir ilihan berganda bila dijawab benar diberi skor 1 dan salah diberi skor 0. Untuk butir nomor 6, bila dijawab benar diberi skor 1. Butir nomor 7, bila dijawab benar diberi skor, dan butir nomor 8, bila dijawab benar diberi skor. Tes hasil belajar Teori dan Praktik Non-Kognitif ini diujicobakan ada 10 siswa. Hasil dari ujicoba tes hasil belajar tersebut selanjutnya diakai untuk menghitung reliabilitas tes secara total dan membuang butir tes yang dro. Reliabilitas Tes Dua hal okok yang aling sering digunakan dalam analisis hasil ujicoba instrumen enelitian yang berua hasil belajar adalah engujian validitas butir dan menghitung reliabilitas tes. Hasil uji validitas butir sangat berkaitan dengan enghitungan koefisien reliabilitas tes. Menurut Puger (010), keterkaitan antara engujian validitas butir dengan enghitungan koefisien reliabilitas tes adalah hasil engujian validitas butir setelah dibandingkan dengan nilai r-tabel akan dieroleh dua kategori, yakni: butir yang valid dan butir yang dro. Dalam enghitungan koefisien 167 Prosiding Seminar : Revitalisasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Juni 017 (P.16-177). Unit Penerbitan (UP) Pusat

reliabilitas tes, butir yang termasuk dalam kategori dro tidak boleh diikutkan. Dengan kata lain, butir-butir yang menyusun sebuah tes yang berkategori dro harus dieleminasi. Reliabilitas meruakan keteatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai aa yang dinilainya. Artinya, kaan un alat enilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama (Sujana, 00). Lebih lanjut Anastasi (1976) mendefinisikan reliabilitas sebagai sesuatu berhubungan keada konsistensi skor yang dieroleh melalui beberaa orang jika diuji ulang dengan tes yang sama ada saat yang berbeda, atau dengan erbedaan sekelomok itemitem yang setara, atau di bawah kondisi engujian variabel yang lainnya. Artinya, kaanun alat enilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Dari dua definisi secara teoretis mengenai reliabilitas, dalam artikel ini daat dikemukakan definisi konsetual dari reliabilitas. Reliabilitas adalah keajegan suatu alat ukur (tes) bila digunakan secara berulang-ulang dalam waktu yang berbeda dan subjek yang sama. Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes hasil belajar Teori dan Praktik Non-Kognitif yang tersusun atas butir ilihan ganda dan butir esai diberikan data arbitrer berikut. Tabel 1. Hasil Ujicoba Tes Hasil Belajar Teori dan Praktik Non-Kognitif No. Nomor Butir Resonden 1 3 4 5 6 7 8 X 1. 1 1 1 1 1 0,8 1,8 9,6. 1 1 1 1 1 0,9 1,6 1,8 9,3 3. 1 1 1 1 1 1 10 4. 1 1 0 1 0 0,5 1 1,5 6 5. 1 1 0 1 0 0,4 0,8 1 5, 6. 0 1 1 1 1 0,7 1,6 1,4 7,7 7. 0 1 0 0 1 0,3 0,5 0,6 3,4 8. 0 0 0 0 0 0, 0,4 0,5 1,1 9. 0 0 0 0 0 0,1 0,3 0, 0,6 10. 0 0 0 1 1 0,4 0,7 0,6 3,7 Jumlah 5 7 4 7 6 5,3 10,7 11,6 56,6 Berbeda dengan formula Searman-Brown, Flanagan, Rulon, mauun Kuder-Richardson, maka menurut C. Hoyt dalam menentukan reliabilitas tes hendaknya kita mengangga bahwa data yang berua skor-skor hasil tes itu kita angga sebagai data hasil ekserimen, di mana faktor ertamanya atau klasifikasi I-nya adalah subjek, sedangkan faktor kedua atau klasifikasi II adalah item. Masing-masing sel di sini terdiri atas 1 subjek. Selanjutnya kita cari interaksi antara subjek dengan item. Teknik analisis seerti inilah yang terkenal dengan nama teknik analisis 168 Prosiding Seminar : Revitalisasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Juni 017 (P.16-177). Unit Penerbitan (UP) Pusat

varians (ANAVA), dan enggunaan teknik analisis varians dalam rangka menentukan reliabilitas tes adalah meruakan erkembangan baru dalam dunia evaluasi endidikan. Menurut Sudijono (001), keistimewaan dari teknik analisis varians ini adalah adalah: 1. bahwa teknik analisis varians itu bukan hanya daat digunakan untuk menguji reliabilitas tes dengan endekatan single test-single trial saja, melainkan juga daat digunakan ada engujian reliabilitas tes dengan endekatan test-retest mauun endekatan alternate form, dan. bahwa teknik analisis varians bukan hanya daat digunakan ada engujian reliabilitas tes di mana skor-skor hasil tes tersebut bersifat dikotomi (betul diberi skor 1, salah diberi skor 0) saja, melainkan juga daat diterakan ada tes hasil belajar di mana skor-skor hasil tesnya tidak bersifat dikotomik. Dari ernyataan keuntungan menggunakan analisis varians di dalam menghitung koefisien reliabilitas tes yang nomor, daat ditata-ulang menjadi seerangkat tes yang butir enyusunnya terdiri atas butir ilihan berganda (dikotomi) dan butir esai (olitomi) reliabilitas daat dihitung dengan formula analisis varians (ANAVA) Hoyt. Dari bagian ini, ermasalahan yang ertama yang dikemukakan ada bagian endahuluan sudah terjawab. Para eriset yang instrumennya menggunakan tes hasil belajar yang butirnya terdiri atas camuran antara butir dikotomi dan butir olitomi, bukannya tidak bisa dihitung reliabilitasnya. Hal ini disebabkan oleh eriset tersebut tidak ernah mau membaca buku-buku yang berkaitan dengan kalibrasi instrumen berua tes, yang butirnya tersusun atas camuran butir dikotomi dan olitomi. Dari bagian ini juga terjawab bahwa hamir 95% eriset yang instrumennya menggunakan tes hasil belajar menyusun erangkat tesnya dengan butir dikotomi. Dengan kata lain, hanya segelintir eriset yang menyusun erangkat tesnya menggunakan camuran antara butir dikotomi dan olitomi. Dengan menggunakan formula Anava Hoyt di dalam menghitung koefisien reliabilitas tes yang terdiri atas butir dikotomi dan olitomi, maka koefisien reliabilitas tes tersebut dieroleh dengan menggunakan formula: MKe r11 1 (Sudijono, 001). MKs Keterangan: 169 Prosiding Seminar : Revitalisasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Juni 017 (P.16-177). Unit Penerbitan (UP) Pusat

r11 = Koefisien reliabilitas tes. 1 = Bilangan konstan. MKe = Mean kuadrat interaksi antara testee dan item. MKs = Mean kuadrat antar-subjek. Untuk menghitung koefisien reliabilitas total (tana mengetahui butir yang valid dan dro) daat ditemuh langkah-langkah sebagai berikut. 1. Menghitung jumlah kuadrat total (JKt) dengan rumus: X 56,6 303,56 JK t X 65,1 65,1 65,1 40,0445 5,0555 N 80 80 Angka 56,1 dieroleh dengan menggkuadratkan seluruh skor ada setia butir dan subjek.. Menghitung jumlah kuadrat antar-subjek (JKs) dengan rumus: 1 X 1 56,6 JK s X s (47,8) 53,475 40,0445 13,4305 8 N 8 80 Angka 47,8 dieroleh dari jumlah skor yang dieroleh masing-masing resonden dikuadratkan, lalu dijumlahkan samai dengan resonden yang keseuluh. 3. Menghitung jumlah kuadrat antar-butir (JKb) dengan rumus: 1 X 1 56,6 JKb X b 45,14 45,14 40,0445 5, 1695 10 N 10 80 Angka 45,14 dieroleh dari jumlah skor masing-masing butir dikuadratkan, lalu dijumlahkan samai dengan butir yang kedelaan. 4. Menghitung jumlah kuadrat interaksi butir-subjek (JKe) dengan rumus: JKe = JKt JKs JKb = 5,0555 13,4305 5,1695 = 6,4555 6. Menentukan derajat kebebasan total (dbt) dengan rumus: dbt = N 1 = 80 1 = 79 7. Menentukan derajat kebebasan antar-subjek (dbs) dengan rumus: dbs = js 1 = 10 1 = 9 (js = jumlah subjek). 8. Menentukan derajat kebebasan antar-butir (dbb) dengan rumus: dbb = jb 1 = 8 1 = 7 (jb = jumlah butir). 9. Menentukan derajat kebebasan interaksi butir-subjek (dbe) dengan rumus: dbe = dbs x dbb = 9 x 7 = 63 10. Menghitung rerata jumlah kuadrat total (MKt) dengan rumus: MKt = JKt/dbt = 5,0555/79 = 0,31716 11. Menghitung rerata jumlah kuadrat subjek (MKs) dengan rumus: MKs = JKs/dbs = 13,4305/9 = 1,498 1. Menghitung rerata jumlah kuadrat butir (MKb) dengan rumus: MKb = JKb/dbb = 5,1695/7 = 0,7385 13. Menghitung rerata jumlah kuadrat interaksi butir-subjek (MKe) dengan rumus: MKe = JKe/dbe = 6,4555/63 = 0,10468 14. Menghitung koefisien reliabilitas tes secara total (r11) dengan rumus: 170 Prosiding Seminar : Revitalisasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Juni 017 (P.16-177). Unit Penerbitan (UP) Pusat

MKe 0,10468 r11 = 1 1 1 0,068665397 0, 931 MKs 1,498 Jadi, koefisien reliabilitas tes secara total (r11) sebesar 0,931. Bila nilai koefisien reliabilitas ini dibandingkan dengan ersyaratan reliabilitas instrumen enelitian yang dikemukakan oleh Fraenkel dan Wallen (1993) sebesar 0,70, maka koefisien reliabilitas tes secara total berada di atas dari yang diersyaratkan. Dengan demikian, tes hasil belajar Teori dan Praktik Non-Kognitif ini memenuhi syarat sebagai instrumen enelitian bila ditinjau dari koefisien reliabilitas tes secara total. Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes dengan membuang butir yang dro, maka erlu dicari validitas butir yang menyusun tes hasil belajar teori dan raktik non-kognitif yang bersangkutan. Untuk butir nomor 1 samai dengan 5, karena bersifat dikotomi (nilainya benarsalah), maka engujian validitas butirnya dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi oint biserial (rbi). Rumus yang digunakan adalah: M M t rbi (Uno et al., 001). St q Keterangan: M = Rerata skor total dari subjek yang menjawab benar item yang dicari validitasnya. Mt = Rerata skor total. St = Standar deviasi skor total. = Proorsi siswa yang menjawab benar item yang dicari validitasnya. q = Proorsi siswa yang menjawab salah tem yang dicari validitasnya. Untuk menghitung validitas item nomor 1, maka data skor ada Tabel 1 sangat bereran untuk menentukan koefisien rbi. Dari data tersebut dieroleh M = 8,0, Mt = 5,66, St = 3,78, = 0,5, dan q = 0,5. Dengan menggunakan data ini, maka koefisien rbi daat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut. r M M t S q 8,0 5,66 0,5 bi 0,71995x 1 0, 70 t 3,78 0,5 Koefisien rbi yang dieroleh harus dibandingkan dengan koefisien rtabel ada jumlah subjek (n) = 10 dan taraf signifikansi (ts) sebesar 5%. Nilai rtabel yang dieroleh sebesar 0,63. Oleh karena nilai rbi sebesar 0,70 > 0,63, maka butir nomor 1 berada ada kategori valid. 171 Prosiding Seminar : Revitalisasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Juni 017 (P.16-177). Unit Penerbitan (UP) Pusat

Untuk menghitung validitas item nomor, maka data skor ada Tabel 1 sangat bereran untuk menentukan koefisien rbi. Dari data tersebut dieroleh M = 7,314, Mt = 5,66, St = 3,78, = 0,7, dan q = 0,3. Dengan menggunakan data ini, maka koefisien rbi daat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut. r M M t 7,314 5,66 0,7 0,50458x 1,575 0, St q 3,78 0,3 Koefisien rbi yang dieroleh harus dibandingkan dengan koefisien rtabel ada jumlah bi 771 subjek (n) = 10 dan taraf signifikansi (ts) sebesar 5%. Nilai rtabel yang dieroleh sebesar 0,63. Oleh karena nilai rbi sebesar 0,771 > 0,63, maka butir nomor berada ada kategori valid. Untuk menghitung validitas item nomor 3, maka data skor ada Tabel 1 sangat bereran untuk menentukan koefisien rbi. Dari data tersebut dieroleh M = 9,15, Mt = 5,66, St = 3,78, = 0,4, dan q = 0,6. Dengan menggunakan data ini, maka koefisien rbi daat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut. r M M t 9,15 5,66 0,4 1,06467x 0,81650 0, St q 3,78 0,6 Koefisien rbi yang dieroleh harus dibandingkan dengan koefisien rtabel ada jumlah bi 869 subjek (n) = 10 dan taraf signifikansi (ts) sebesar 5%. Nilai rtabel yang dieroleh sebesar 0,63. Oleh karena nilai rbi sebesar 0,869 > 0,63, maka butir nomor 3 berada ada kategori valid. Untuk menghitung validitas item nomor 4, maka data skor ada Tabel 1 sangat bereran untuk menentukan koefisien rbi. Dari data tersebut dieroleh M = 7,357, Mt = 5,66, St = 3,78, = 0,7, dan q = 0,3. Dengan menggunakan data ini, maka koefisien rbi daat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut. r M M t S q 7,357 5,66 bi 0,51769x 1,5753 0, 791 t 3,78 0,3 0,7 Koefisien rbi yang dieroleh harus dibandingkan dengan koefisien rtabel ada jumlah subjek (n) = 10 dan taraf signifikansi (ts) sebesar 5%. Nilai rtabel yang dieroleh sebesar 0,63. Oleh karena nilai rbi sebesar 0,791 > 0,63, maka butir nomor 4 berada ada kategori valid. Untuk menghitung validitas item nomor 5, maka data skor ada Tabel 1 sangat bereran untuk menentukan koefisien rbi. Dari data tersebut dieroleh M = 7,357, Mt = 5,66, St = 3,78, 17 Prosiding Seminar : Revitalisasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Juni 017 (P.16-177). Unit Penerbitan (UP) Pusat

= 0,7, dan q = 0,3. Dengan menggunakan data ini, maka koefisien rbi daat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut. r M M t S q 7,83 5,66 bi 0,4951x 1,474 0, 606 t 3,78 0,4 0,6 Koefisien rbi yang dieroleh harus dibandingkan dengan koefisien rtabel ada jumlah subjek (n) = 10 dan taraf signifikansi (ts) sebesar 5%. Nilai rtabel yang dieroleh sebesar 0,63. Oleh karena nilai rbi sebesar 0,606 < 0,63, maka butir nomor 5 berada ada kategori dro. Untuk butir nomor 6 samai dengan 8, karena bersifat olitomi (nilainya berdasarkan embobotan), maka engujian validitas butirnya dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi roduct moment (rxy). Rumus yang digunakan adalah: N XY X Y N X X N Y Y r xy (Djaali dan Muljono, 008). Keterangan: N = Banyaknya eserta tes. X = Jumlah skor butir ke i. Y = Jumlah skor total. rxy = Nilai koefisien korelasi. Untuk menghitung validitas item nomor 6, maka data skor ada Tabel 1 sangat bereran untuk menentukan koefisien rxy. Dari data tersebut dieroleh X = 5,3, X = 3,65, Y = 56,6, Y = 47,8, dan XY = 39,3. Dengan menggunakan data ini, maka koefisien rxy daat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut. r xy N XY X Y N X X N Y Y 10x39,3 5,3 x56,6 10x3,65) 5,3 10x47,8) 56,6 393 99,98 8,41x1074,44 93,0 95,058 0,979 Koefisien rxy yang dieroleh harus dibandingkan dengan koefisien rtabel ada jumlah subjek (n) = 10 dan taraf signifikansi (ts) sebesar 5%. Nilai rtabel yang dieroleh sebesar 0,63. Oleh karena nilai rxy sebesar 0,979 > 0,63, maka butir nomor 6 berada ada kategori valid. 173 Prosiding Seminar : Revitalisasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Juni 017 (P.16-177). Unit Penerbitan (UP) Pusat

Untuk menghitung validitas item nomor 7, maka data skor ada Tabel 1 sangat bereran untuk menentukan koefisien rxy. Dari data tersebut dieroleh X = 10,7, X = 14,99, Y = 56,6, Y = 47,8, dan XY = 79,55. Dengan menggunakan data ini, maka koefisien rxy daat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut. r xy N XY X Y N X X N Y Y 10x79,55 10,7x56,6 10x14,99) 10,7 10x47,8) 56,6 795,5 605,6 35,41x1074,44 189,88 195,054 0,973 Koefisien rxy yang dieroleh harus dibandingkan dengan koefisien rtabel ada jumlah subjek (n) = 10 dan taraf signifikansi (ts) sebesar 5%. Nilai rtabel yang dieroleh sebesar 0,63. Oleh karena nilai rbi sebesar 0,973 > 0,63, maka butir nomor 7 berada ada kategori valid. Untuk menghitung validitas item nomor 8, maka data skor ada Tabel 1 sangat bereran untuk menentukan koefisien rxy. Dari data tersebut dieroleh X = 11,6, X = 17,46, Y = 56,6, Y = 47,8, dan XY = 85,85. Dengan menggunakan data ini, maka koefisien rxy daat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut. r xy N XY X Y N X X N Y Y 10x85,85 11,6 x56,6 10x17,46) 11,6 10x47,8) 56,6 858,5 656,56 40,04x1074,44 01,94 07,414 0,974 Koefisien rxy yang dieroleh harus dibandingkan dengan koefisien rtabel ada jumlah subjek (n) = 10 dan taraf signifikansi (ts) sebesar 5%. Nilai rtabel yang dieroleh sebesar 0,63. Oleh karena nilai rbi sebesar 0,974 > 0,63, maka butir nomor 8 berada ada kategori valid. Dengan membuang butir nomor 5 (yang termasuk kategori dro), maka skor hasil belajar Toeri dan Praktik Non-Kognitif ada Tabel 1 akan berubah skor totalnya. Secara lengka skor hasil belajar Teori dan Praktik Non-Kognitif tersebut berubah seerti tamak ada Tabel. Tabel. Hasil Ujicoba Tes Hasil Belajar Teori dan Praktik Non-Kognitif Setelah Membuang Butir Nomor 5 174 Prosiding Seminar : Revitalisasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Juni 017 (P.16-177). Unit Penerbitan (UP) Pusat

Nomor Nomor Butir Resonden 1 3 4 6 7 8 X 1. 1 1 1 1 0,8 1,8 8,6. 1 1 1 1 0,9 1,6 1,8 8,3 3. 1 1 1 1 1 9 4. 1 1 0 1 0,5 1 1,5 6 5. 1 1 0 1 0,4 0,8 1 5, 6. 0 1 1 1 0,7 1,6 1,4 6,7 7. 0 1 0 0 0,3 0,5 0,6,4 8. 0 0 0 0 0, 0,4 0,5 1,1 9. 0 0 0 0 0,1 0,3 0, 0,6 10. 0 0 0 1 0,4 0,7 0,6,7 Jumlah 5 7 4 7 5,3 10,7 11,6 50,6 Untuk menghitung koefisien reliabilitas setelah membuang butir yang berkategori dro) daat ditemuh langkah-langkah sebagai berikut. 1. Menghitung jumlah kuadrat total (JKt) dengan rumus: X 50,6 560,36 JK t X 59,1 59,1 59,1 36,57657,5343 N 70 70 Angka 59,1 dieroleh dengan menggkuadratkan seluruh skor ada setia butir dan subjek.. Menghitung jumlah kuadrat antar-subjek (JKs) dengan rumus: 1 X 1 50,6 JK s X s (346,4) 49,48571 36,57657 1,90914 7 N 7 70 Angka 346,4 dieroleh dari jumlah skor yang dieroleh masing-masing resonden dikuadratkan, lalu dijumlahkan samai dengan resonden yang keseuluh. 3. Menghitung jumlah kuadrat antar-butir (JKb) dengan rumus: 1 X 1 50,6 JKb X b 416,14 41,614 36,57657 5, 03743 10 N 10 70 Angka 416,14 dieroleh dari jumlah skor masing-masing butir dikuadratkan, lalu dijumlahkan samai dengan butir yang kedelaan. 4. Menghitung jumlah kuadrat interaksi butir-subjek (JKe) dengan rumus: JKe = JKt JKs JKb =,5343 1,90914 5,03743 = 4,57686 6. Menentukan derajat kebebasan total (dbt) dengan rumus: dbt = N 1 = 70 1 = 69 7. Menentukan derajat kebebasan antar-subjek (dbs) dengan rumus: dbs = js 1 = 10 1 = 9 (js = jumlah subjek). 8. Menentukan derajat kebebasan antar-butir (dbb) dengan rumus: dbb = jb 1 = 7 1 = 6 (jb = jumlah butir). 9. Menentukan derajat kebebasan interaksi butir-subjek (dbe) dengan rumus: dbe = dbs x dbb = 9 x 6 = 54 10. Menghitung rerata jumlah kuadrat total (MKt) dengan rumus: MKt = JKt/dbt =,5343/69 = 0,3643 Prosiding Seminar : Revitalisasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Juni 017 (P.16-177). Unit Penerbitan (UP) Pusat 175

11. Menghitung rerata jumlah kuadrat subjek (MKs) dengan rumus: MKs = JKs/dbs = 1,90914/9 = 1,43435 1. Menghitung rerata jumlah kuadrat butir (MKb) dengan rumus: MKb = JKb/dbb = 5,03743/6 = 0,83957 13. Menghitung rerata jumlah kuadrat interaksi butir-subjek (MKe) dengan rumus: MKe = JKe/dbe = 4,57686/54 = 0,08476 14. Menghitung koefisien reliabilitas tes setelah membuang butir yang berkategori dro (r11) dengan rumus: MKe 0,08476 r11 = 1 1 1 0,05909 0, 941 MKs 1,43435 Jadi, koefisien reliabilitas tes setelah membuang butir yang berkategori dro (r11) sebesar 0,941. Bila nilai koefisien reliabilitas ini dibandingkan dengan ersyaratan reliabilitas instrumen enelitian yang dikemukakan oleh Fraenkel dan Wallen (1993) sebesar 0,70, maka koefisien reliabilitas tes setelah membuang butir yang berkategori dro berada di atas dari yang diersyaratkan. Dengan demikian, tes hasil belajar Teori dan Praktik Non-Kognitif ini memenuhi syarat sebagai instrumen enelitian bila ditinjau dari koefisien reliabilitas tes setelah membuang butir yang berkategori dro. Bila dibandingkan antara koefisien r11 total (sebesar 0,931) dengan koefisien r11 setelah membuang butir yang berkategori dro (sebesar 0,941), ternyata koefisien r11 setelah membuang butir yang dro lebih besar. Dari sini daat diketahui alasan mengaa dalam menghitung reliabilitas tes hasil belajar untuk tujuan enelitian harus membuang butir tes yang berkategori dro. Simulan Tes hasil belajar teori dan raktik non-kognitif yang butirnya tersusun atas butir ilihan ganda dan butir esai sebenarnya daat dihitung reliabilitasnya, baik reliabilitas secara total mauun reliabilitas setelah membuang butir yang berkategori dro. Penghitungan koefisien reliabilitas (r11) tes hasil belajar teori dan raktik non-kognitif seerti ini daat menggunakan formula Anava Hoyt. Dengan menggunakan formula Anava Hoyt, dieroleh koefisien r11 secara total sebesar 0,931, dan koefisien r11 setelah membuang butir yang berkategori dro sebesar 0,941. 176 Prosiding Seminar : Revitalisasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Juni 017 (P.16-177). Unit Penerbitan (UP) Pusat

Daftar Pustaka Anastasi, Anne. Psychological Testing. New York: Macmillan Publishing Co., Inc., 1976. Ariani, Nyoman. Tes Hasil Belajar Sebagai Alat untuk Mengukur Kemajuan Belajar Siswa. Makalah yang Disamaikan dalam Seminar Akademik Mengenai Standarisasi Tes Hasil Belajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang Diselenggarakan Oleh SMP Negeri 1 Gerokgak, 11 Setember 010. Ariasa, I Gusti Ngurah. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kemamuan Berikir Mantik Terhada Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Seririt. Lamuhyang, Vol. 1, No., Desember 010: 67-81. Djaali dan Pudji Muljono. 008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo. Fernandes,H.J.X. 1984. Testing and Measurement. Jakarta: National Educational Planning, Evaluation, and Curriculum Develoment. Hartono. 015. Analisis Item Instrumen. Pekanbaru: Zanafa Publishing. Mandiartha, I Wayan. Menyusun Tes Hasil Belajar Biologi Berbasiskan Standar Kometensi. Makalah yang Disamaikan dalam Seminar Ilmiah dengan Tema Penyusunan Tes Hasil Belajar Berbasiskan Pola Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang Diselenggarakan Oleh Guru-Guru se-kecamatan Gerokgak, 8 Setember 011. Puger, I Gusti Ngurah. 010. Penghitungan Reliabilitas Tes dengan Membuang Butir Tes yang Berkategori Dro. Makalah yang Disamaikan dalam Seminar Ilmiah yang Bertema Meningkatkan Profesional Guru Melalui Analisis Butir Tes Hasil Belajar, yang Diselenggarakan Oleh Disdikora Provinsi Bali, Tanggal 9-11 Oktober 010. Sudarmi, Nyoman. 008. Pengantar Analisis Butir Tes Hasil Belajar. Denasar: Bali Post Offset. Sudijono, Anas. 001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sudjana, Nana. 00. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sutisna, Nyoman. 010. Menghitung Reliabilitas Estimasi Tes Hasil Belajar dengan Menggunakan Variance Error of Measurement (VEM). Makalah yang Disamaikan dalam Seminar Ilmiah yang Bertema Meningkatkan Profesional Guru Melalui Analisis Butir Tes Hasil Belajar, yang Diselenggarakan Oleh Disdikora Provinsi Bali, Tanggal 9-11 Oktober 010. Uno, Hamzah B. et al. 001. Pengembangan Instrumen untuk Penelitian. Jakarta: Delima Press. 177 Prosiding Seminar : Revitalisasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Juni 017 (P.16-177). Unit Penerbitan (UP) Pusat