PENGARUH PEMODELAN TEKANAN KONTAK RATA-RATA TERHADAP MODEL KEAUSAN KONTAK SLIDING ANTARA SILINDER DENGAN BIDANG DATAR

dokumen-dokumen yang mirip
PEMODELAN KEAUSAN STEADY STATE : ANALITIK, FEA, DAN EKSPERIMEN

STUDI PERILAKU TEKANAN KONTAK PADA PEMODELAN KEAUSAN RUNNING-IN DAN STEADY STATE DENGAN PENGUJIAN PIN-ON-DISC

ANALISA KEAUSAN STEADY STATE PADA KONTAK PIN-ON-DISC DENGAN SIMULASI ELEMEN HINGGA

PERHITUNGAN KEAUSAN PADA SISTEM KONTAK ROLLING-SLIDING MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT METHOD

PEMODELAN KEAUSAN PIN-ON-DISC DENGAN ANALISA ELEMEN HINGGA. I. Syafa at *1), Jamari 2), S.A. Widyanto 2) dan R. Ismail 2)

PEMODELAN KEAUSAN PADA KONTAK SLIDING ANTARA A RIGID SMOOTH HEMISPHERE AGAINST A ROUGH SURFACE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

ANALISA KEAUSAN POINT CONTACT MENGGUNAKAN TRIBOMETER PIN-ON-DISC DAN PEMODELAN GLOBAL INCREMENTAL WEAR MODEL DENGAN VARIASI PEMBEBANAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PREDIKSI KEAUSAN PIN PADA PIN-ON-DISC SLIDING CONTACT SYSTEM MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PENGUKURAN DEFORMASI PLASTIS PADA KONTAK ANTAR HEMISPHERE

LAPORAN TUGAS AKHIR PERHITUNGAN KEAUSAN PIN PADA SISTEM KONTAK SLIDING PIN-ON-DISC MENGGUNAKAN METODE ANALITIK DAN METODE ELEMEN HINGGA

LAPORAN TUGAS AKHIR PERHITUNGAN KEAUSAN CYLINDER DAN PLATE PADA SISTEM SLIDING CONTACT MENGGUNAKAN UPDATED GEOMETRY

PEMODELAN KEAUSAN STEADY STATE TESIS

LAPORAN TUGAS AKHIR PREDIKSI KEAUSAN KONTAK ANTARA STATIONARY PIVOT DAN PIN JOINT MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

TUGAS SARJANA ANALISA PENGARUH GESEKAN PADA KONTAK SLIDING ANTAR SILINDER MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA ELASTIS-PLASTIS KONTAK ROLLING MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

TUGAS SARJANA. Disusun oleh: TOMY PRASOJO L2E

TUGAS SARJANA. Isi Tugas :

PERHITUNGAN KEAUSAN PADA KONTAK ROLLING-SLIDING

PEMODELAN ELEMEN HINGGA KONTAK SLIDING BERULANG ANTARA BOLA DENGAN PERMUKAAN KASAR

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA KONTAK MULTIPLE ASPERITY-TO-ASPERITY MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEAUSAN CYLINDER BEARING MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS

TUGAS SARJANA PEMODELAN KONTAK ELASTIS-PLASTIS ANTARA SEBUAH BOLA DENGAN SEBUAH PERMUKAAN KASAR (ROUGH SURFACE) MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

PERANCANGAN MESIN UJI TRIBOLOGI PIN-ON-DISC

TUGAS SARJANA STUDI PENGARUH KOEFISIEN GESEK PADA KONTAK SLIDING ANTARA SILINDER DENGAN FLAT MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA.

LAMPIRAN A PERHITUNGAN VOLUME KEAUSAN DAN TINGGI KEAUSAN

ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM PADA DISC BRAKE DENGAN VARIASI KECEPATAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS DIPONEGORO

PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP TEGANGAN DALAM SAMBUNGAN TULANG PINGGUL BUATAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS AKHIR

BAB III PEMODELAN KONTAK BERPELUMAS DAN PERHITUNGAN KEAUSAN

ANALISA KONTAK ELASTIS ANTAR HEMISPHERES MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (a) (b) (c)

BAB II TEORI KEAUSAN. 2.1 Pengertian keausan.

TUGAS SARJANA ANALISA PARAMETER KONTAK PADA SLIDING CONTACT ANTAR ELLIPSOID DENGAN VARIASI ARAH SLIDING MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam

Optimasi Desain Tata Letak Fixture dengan Menggunakan Algoritma Genetika

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

ANALISA GESEKAN PENGEREMAN HIDROLIS (REM CAKRAM) DAN TROMOL PADA KENDARAAN RODA EMPAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KARAKTERISTIK KONTAK CAPSULE ENDOSCOPY DI DALAM USUS KECIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PELUMASAN TERHADAP DEFORMASI PLASTIS PADA KONTAK DUA BENDA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Gambar 1.1. Sambungan hip (hip joint) pada manusia [1].

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini, analisis yang dilakukan menggunakan metode elemen

BAB I PENDAHULUAN. (a) (b) (c)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BEBAN TERHADAP KOEFISIEN GESEK PADA SLIDING CONTACT FASE RUNNING-IN DENGAN TRIBOMETER PIN-ON-DISC

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI BAB I.

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

SUSTAINABLE PRODUCT DEVELOPMENT FOR SHIP DESIGN USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

Analisa Pengaruh Diameter Nozzle Terhadap Besar Tegangan Maksimum Pada Air Receiver Tank Horisontal Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

Perbandingan Hasil Analisa Konsentrasi Tegangan Pada Plat Berlubang Akibat Beban Tarik Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga dan Kajian Eksperimen

Qomaruddin 1. Gondang Manis, PO. Box 53 Bae, Kudus

PEMODELAN NUMERIK METODE ELEMEN HINGGA NONLINIER STRUKTUR BALOK TINGGI BETON BERTULANG ABSTRAK

KAJI EKSPERIMENTAL RUNNING-IN PADA KONTAK ROLLING-SLIDING PASANGAN MATERIAL ALUMINIUM DENGAN BAJA S45C

PERANCANGAN TEMPAT TIDUR PASIEN BERBAHAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN CAD. Jl. Grafika No.2, Yogyakarta

BAB 3 MODEL ELEMEN HINGGA

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

tugas akhir Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2012

ANALISIS KEAUSAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON-DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TRANSIENT ROLLING CONTACT DENGAN APLIKASI SLIP PADA SILINDER ELASTIS MENGGUNAKAN METODE ANALITIK DAN METODE ELEMEN HINGGA

STUDI ANALISIS PEMODELAN TULANGAN BAJA VANADIUM DAN TEMPCORE DENGAN SOFTWARE KOMPUTER

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH BEBAN TERHADAP PERUBAHAN KOEFISIEN GESEK PADA ROLLING CONTACT DENGAN TRIBOMETER PIN- ON- DISC FASE RUNNING-IN

KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

HSS PADA PROSES BUBUT DENGAN METODE TOOL TERMOKOPEL TIPE-K DENGAN MATERIAL St 41

SIMULASI Kendalan (Reliability Simulation)*

Gambar 2.1.(a) Geometri elektroda commit to Gambar user 2.1.(b) Model Elemen Hingga ( Sumber : Yeung dan Thornton, 1999 )

BAB II RUNNING-IN PADA KONTAK ROLLING SLIDING

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI NUMERIK SAMBUNGAN DENGAN BAUT-GUSSET PLATE PADA STRUKTUR GABLE FRAME TIGA SENDI

PENGARUH KOEFISIEN GESEKAN PADA PROSES MANUFAKTUR

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS KEAUSAN BALL BAJA ST 90 MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER

rekayasa. Sebuah perakitan antara poros dan bantalan adalah salah satu contohnya. Dalam

PENGARUH VARIASI JARAK DAN SUDUT KONTAK SADDLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA BEJANA TEKAN HORIZONTAL

PREDIKSI SPRINGBACK PADA PROSES DEEP DRAWING DENGAN PELAT JENIS TAILORED BLANK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS SQUARE CUP DEEP DRAWING

ANALISA SAMBUNGAN LAS PADA PENGELASAN TITIK UNTUK MENENTUKAN JARAK OPTIMAL TITIK LAS PADA BAJA KARBON AISI 1045 DENGAN PENDEKATAN ELEMEN HINGGA

I.1 Latar Belakang I-1

ANALISIS TEGANGAN STATIK PADA UNIT SQUARE END A-JACK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

PENGUJIAN RUNNING-IN PADA KONTAK SLIDING ANTARA BOLA BAJA DENGAN PELAT KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN. terbuat dari beton, baja atau keduanya tidak lepas dari elemenelemen. pelat, kolom maupun balok kolom. Masing-masing elemen

Transkripsi:

PENGARUH PEMODELAN TEKANAN KONTAK RATA-RATA TERHADAP MODEL KEAUSAN KONTAK SLIDING ANTARA SILINDER DENGAN BIDANG DATAR I. Syafa at *1), S.A. Widyanto 2), Jamari 2), R.Ismail 2 1) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Jln. Menoreh Tengah X/22 Sampangan Semarang 50236 2) Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro, Semarang Jln. Prof. Sudarto S.H. Tembalang, Semarang 50275 *) email: immsyaf@yahoo.co.id Abstrak Kajian tentang keausan yang terjadi akibat kontak dari dua buah benda telah banyak dilakukan. Terdapat banyak studi untuk menganalisa keausan secara akurat dalam komponen permesinan, baik secara analitik maupun numerik. Paper ini membahas tentang pengaruh tekanan kontak rata-rata (average contact pressure) terhadap pemodelan keausan kontak sliding antara silinder dengan bidang datar. Model dibuat dengan menggunakan simulasi elemen hingga. Tekanan kontak rata-rata diperoleh dengan dua cara, yaitu dari hasil simulasi FEA dan dari model Hertz. Hasil studi ini menunjukkan bahwa model memiliki hasil yang bagus. Kata kunci: tekanan kontak rata-rata, kontak sliding, keausan, silinder Pendahuluan Ketika sebuah produk rakitan mulai dirakit, sesungguhnya sebuah mekanisme perkontakan telah dimulai. Jika perkontakan ini diberi pembebanan dan kedua benda saling bergerak, gesekan antara dua permukaan itupun terjadi. Peristiwa ini akan mengakibatkan keausan dalam kurun waktu tertentu. Keausan sebagai fenomena yang sulit dihindari dalam aplikasi di engineering, mulai diteliti oleh Archard (1953). Archard mengemukakan sebuah model fenomenal untuk menjelaskan tentang sliding wear. Dalam modelnya diasumsikan bahwa parameter kritis dalam sliding wear adalah tekanan pada kontak dan jarak sliding antara permukaan kontak. Dewasa ini penggunaan teknologi dengan perangkat lunak mulai dikembangkan. khususnya keausan model Archard (1953). Strömberg (1999) menggunakan simulasi analisa elemen hingga (FEA) untuk keausan thermoelastis, de Saracibar dan Chiumenti (1999) menampilkan sebuah model numeris untuk mensimulasikan perilaku keausan gesek dalam kondisi nonlinear kinematis. Molinari dkk. (2001) memodifikasi model Archard (1953) pada kekerasan dari material yang lebih lunak dengan fungsi suhu. Komputasi ini dengan mensimulasikan kontak yang sederhana dari sebuah kotak yang meluncur di atas piringan. Podra dan Andersson [6] melakukan eksperimen pin-on-disc dengan asumsi bahwa aus hanya terjadi pada pin saja. Dengan membandingkan model FEA, bahwa akurasi FEA tergantung pada diskritisasi model. Öqvist (2001) memodelkan sebuah kontak antara roller silindris dengan plate. Dalam penelitiannya ditemukan topografi keausan yang berbentuk datar antara dua permukaan yang saling kontak. Hasil FEA ini kemudian diverifikasi dengan eksperimen. Hegadekatte (2006) menampilkan Global Incremental Wear Model (GIWM) dengan pin yang diputar pada piringan untuk kasus point contact. Keausan pin dan keausan piringan dihitung dengan model Archard (1953). Perhitungan keausan piringan menggunakan asumsi evolusi daerah kontak ellips dimana panjang kontak terus menurun ketika lebar bekas keausan mengalami peningkatan. Permulaan untuk mencari keausan piringan menggunakan jari-jari kontak awal dengan formula dari Hertz (1882). Hasil analitik GIWM dan FEA memperlihatkan hasil yang bagus. Prosedur simulasi dalam penyelesaian kasus keausan dengan analisa elemen hingga secara umum menggunakan model keausan Archard (1953). Pendekatan dengan model ini telah digunakan oleh Podra dan Andersson (1999), Öqvist (2001), Kim dkk. (2005), dan Hegadekatte (2006). Meskipun menggunakan cara yang berbeda-beda, namun secara umum prosedur simulasi tersebut meliputi: a) Perhitungan tekanan kontak dari mekanisme persinggungan antara dua benda. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang D.37

D.7. Pengaruh Pemodelan Tekanan Kontak Rata-Rata Terhadap Model Keausan Kontak Sliding... (Imam Syafa at) b) Penentuan peningkatan keausan berdasarkan model keausan. c) Updated geometry untuk mencerminkan besaran keausan yang menghasilkan bentuk geometri baru. Dimana geometri baru ini digunakan untuk iterasi berikutnya dalam simulasi proses keausan. Melihat dari berbagai penelitian di atas, model keausan Archard (1953) merupakan model yang sering digunakan sebagai acuan. Hegadekatte (2006) hanya pada kasus point contact saja. Sedangkan Öqvist (2001) menggunakan gerak resiprokasi dengan angka wear steps sebagai masukannya. Sampai sekarang belum terlihat adanya model keausan silinder pada bidang datar dengan FEA yang menggunakan tekanan kontak rata-rata (average contact pressure). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tekanan kontak rata-rata antara hasil FEA dan tekanan kontak rata-rata yang diperoleh dari pendekatan model Hertz (1882) pada keausan silinder akibat sliding pada bidang datar. Penelitian ini merupakan pengembangan dari model Archard (1953) dan Hegadekatte (2006) untuk kasus line contact berdasar updated geometry. Dasar Teori Archard (1953) mengasumsikan bahwa parameter kritis dalam sliding wear adalah tekanan pada kontak dan jarak sliding antara permukaan kontak. Model keausan Archard yaitu: V FN = K (1) s H dimana V adalah volume material yang hilang, s adalah jarak sliding, F N adalah beban normal tiap daerah kontak, H adalah kekerasan dari material yang lebih lunak, K adalah koefisien aus. Prosedur simulasi dalam penyelesaian kasus keausan dengan analisa elemen hingga secara umum menggunakan Pers. (2) dengan menambahkan peningkatan jarak sliding. Pendekatan dengan model ini telah digunakan oleh Podra (1999), Öqvist (2001), Kim dkk. (2005), Hegadekatte (2006), yaitu: h j = h j 1 + k D. p j. Δs j (2) dalam Pers. (2) h j adalah kedalaman aus saat iterasi ke-j, h j-1 adalah kedalaman aus saat iterasi sebelumnya, k D adalah koefisien aus, p j adalah tekanan kontak saat iterasi ke-j dan Δs j adalah peningkatan (increment) jarak sliding saat iterasi ke-j. Jadi parameter penting kedalaman aus adalah tergantung pada koefisien aus k D dan tekanan kontak p. Hertz (1882) menggunakan Pers. (3) untuk menghitung tekanan maksimum p o pada pusat sumbu (Johnson, 1985), yaitu: 1 pa =. π. p o, (3) 4 dimana p a adalah tekanan kontak rata-rata dan p 0 adalah tekanan kontak pada sumbu pusat. Dalam penelitian ini, tekanan kontak rata-rata p a diperoleh menggunakan dua model, yaitu dari simulasi FEA dengan software ANSYS.dan perhitungan model Hertz (1882). Pemodelan FEA Silinder dimodelkan dengan bentuk seperempat lingkaran dengan plain strain. Skema ilustrasi tentang arah sliding, pembebanan yang merata pada silinder dapat dilihat pada Gambar 1. (a). Semua node pada flat bagian bawah di-constraint terhadap sumbu x dan sumbu y (all DOF), semua node atas silinder di-coupling arah y serta diberi beban arah y. Tipe elemen yang digunakan ialah PLANE82, elemen target TARGE169, elemen kontak CONTA175 (ANSYS, 2006). Diskritisasi model ini terdiri dari 17038 elemen dan 50442 node sebagaimana terlihat dalam Gambar 1 (b). Beban (F N ) 10 N, Radius silinder (R) adalah 10 mm. Baik material silinder maupun flat mempunyai modulus elastisitas sama, E 1 dan E 2 sebesar 200 GPa, Poisson s ratio v 1 dan v 2 0.32. Sedangkan koefisien aus (k D ) antara baja dengan baja sebesar 1.2E-7 mm 3 /Nmm (Hegadekatte, 2006). Simulasi ini menggunakan koefisien gesek 0. Verifikasi model dengan Hertz (1882) menunjukkan deviasi di bawah 3%, seperti ditunjukkan dalam Tabel 1. D.38

Arah sliding Jarak sliding (s) F N (a) Semua node atas dicoupling arah Y, diberi gaya arah -Y (b) Posisi awal Silinder E 1, υ 1 R Keausan (h w ) Posisi akhir Semua node UX constraint Meshing lebih halus y x Flat E 2, υ 2 Semua node UX constraint Semua node all DOF constraint Semua node all DOF constraint Gambar 1. Pemodelan kontak sliding antara silinder dengan bidang datar (a) Ilustrasi skematik, dan (b) Model FEA. Tabel 1. Verifikasi model dengan beban F N = 10 N Perbandingan Hertz (1882) FEA Deviasi (%) Tek. kontak maks (p o ) [MPa] 188.36 188.43 0.04 Tek. kontak rata-rata (p a ) [MPa] 147.94 144.19 2.60 Setengah lebar kontak (b) [mm] 0.0338 0.0340 0.56 Prosedur Pemodelan FEA Prosedur pemodelan diawali dengan pembuatan geometri model yang disederhanakan (lihat Gambar 1.(b)). Pembuatan ini membutuhkan sifat-sifat material seperti modulus elastisitas (E) dan Poisson s ratio (v). Setelah langkah ini dilakukan, dibuatlah diskritisasi model dengan membagi menjadi elemen-elemen kecil yang disebut dengan meshing. Langkah kedua yaitu menentukan jenis perkontakan, pemberian kondisi batas dan pembebanan. Pemberian kondisi batas ini mencakup node yang di-constarint agar bergerak ke arah sumbu tertentu ataupun dikehendaki agar tidak bergerak ke arah manapun. Berikutnya adalah pembebanan berupa gaya. Setelah berhasil simulasi dengan sejumlah iterasi, akan diperoleh tekanan kontak rata-rata (p a ). Untuk model 1, tekanan kontak rata-rata hasil FEA ini diperoleh dengan menjumlahkan nilai tekanan kontak pada masing-masing node kemudian membaginya dengan jumlah node yang saling kontak. ANSYS hanya bisa mengidentifikasi tekanan kontak maksimal, tetapi tidak bisa mengidentifikasi tekanan kontak rata-rata. Sedangkan model 2 dengan menggunakan Pers. (3). Seperti pada pemodelan keausan yang lain, input berupa jarak sliding tidaklah dihitung dengan FEA (Öqvist, 2001). Jadi penerapan interval jarak (Δs) secara manual akan sangat mempengaruhi besarnya kenaikan besaran keausan karena koefisien aus (k D ) merupakan konstanta. Hegadekatte (2006) membuat formula dalam menentukan jarak sliding ini seperti pada Pers. (7). ε hmax i Δ si = (7) k p D i Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang D.39

D.7. Pengaruh Pemodelan Tekanan Kontak Rata-Rata Terhadap Model Keausan Kontak Sliding... (Imam Syafa at) dimana p i adalah tekanan kontak pada titik pusat kontak setiap kenaikan jarak sliding, k D adalah koefisien keausan, Δh max i adalah nilai keausan maksimum yang diijinkan. Nilai konstan diambil sebagai nilai faktor pengali, є, dari Δh max i yang diambil dalam perhitungan Δs i. Dalam studi ini, nilai є yang dipakai adalah 1. Langkah berikutnya setelah mendapatkan besaran keausan (h w ) adalah membuat simulasi lagi dengan penekanan berupa beban displacement (UY). Besarnya displacement ini sesuai dengan besarnya keausan (h w ) dengan memperhitungkan setengah lebar kontak (b). Hasil deformasi ini kemudian disimpan untuk kemudian diambil lagi pada simulasi berikutnya. Demikian langkahlangkah tersebut dilakukan secara berulang hingga mencapai jarak sliding yang diinginkan dan mendapat nilai keausan yang diharapkan. Kondisi batas dan pembebanan dalam setiap simulasinya sama dengan saat simulasi awal. Perlu dicatat bahwa untuk setiap simulasi, geometri flat masih utuh seperti pada keadaan awal simulasi. Disini diasumsikan bahwa geometri silinder saja yang hanya mengalami keausan. Sehingga geometri yang diperbarui (updating geometry) hanya silindernya saja. Hasil dan Pembahasan Dalam studi ini ditemukan tekanan kontak maksimal mengalami pergerakan posisi dari pusat sumbu ke arah tepi silinder pada kedua model. Hal ini dikarenakan semakin sering geometrinya diperbarui sebagai akibat dari jarak sliding yang terus meningkat, bentuk konformal kedua permukaan semakin tebentuk dengan ditandai semakin besarnya lebar setengah kontak b (lihat Gambar 2). Tekanan kontak maksimal pada node tidak selalu berada pada pusat sumbu x= 0, y= 0. Itulah yang mendasari kenapa penulisan notasi tekanan kontak maksimal menggunakan notasi p o bukan p maks. Hal ini menjadikan topografi node terluar ini lebih tinggi dan akan menghasilkan tekanan kontak tertinggi ketika kontak. Meskipun demikian, hasil perhitungan tekanan kontak ratarata dari node yang saling kontak tidak berpengaruh signifikan terhadap perhitungan plot keausan hasil pengembangan model Archard (1953). Perbedaan kontur distribusi tegangan antara Gambar 2 (b) dan (c) disebabkan oleh nilai p a yang berbeda diantara keduanya. Pada model 1 (Gambar 2 (b)) dengan mengambil tekanan kontak sejumlah node yang kontak dan membaginya, membuat permukaan konformal relatif lebih cepat terbentuk. Sedangkan pada model 2 (Gambar 2 (c)) kontur distribusi tegangan di tepi silinder lebih besar. Ini disebabkan kelemahan perhitungan dengan Pers. (3) yang menganggap besar tekanan rata-rata pada pusat sumbu. Padahal kenyataannya tekanan kontak tebesar justru pada daerah tepi silinder, bukan pada tengah sumbu, seperti pada kontak elastis Hertz (1882). Hal tersebut seperti ditunjukkan dalam Gambar 3 (b). Hegadekatte (2006) memang telah mencatat bahwa penggunaan tekanan kontak rata-rata model Hertz (1882) hanya dapat dipergunakan ketika awal simulasi saja sebelum model di-updated geometry. Hal ini dikarenakan faktor elastisitas material selama proses updating geometry. Penekanan sebesar lebar setengah kontak b mengakibatkan node yang tidak tertekan pada ujung kontak terluar akan cenderung mempertahankan posisi semula. (a) (b) (c) Gambar 2. Gambar pembesaran kontur tegangan arah yy, (a) saat s = 0 mm, gambar kanan atas adalah tanpa pembesaran, (b) model p a dengan FEA saat s = 15.42 mm, dan (c) model p a dengan pemodelan Hertz saat s = 15.42 mm. Hasil pemodelan FEA menunjukkan bahwa keausan pada silinder mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jarak sliding. Pada Gambar 3 (a) terlihat model p a dengan FEA mengalami peningkatan yang cukup tajam jika dibanding dengan model p a dari Hertz. Pada jarak D.40

sliding antara 0 sampai 5.84 mm keausan lebih besar terjadi pada model 2. Kemudian setelah itu terlihat lebih rendah dibanding model 1. Hal ini disebabkan penggunaan tekanan kontak rata-rata dengan FEA memiliki hasil yang relatif konstan peningkatannya. Pada model 2, penggunaan tekanan kontak dengan mempertimbangkan besarnya tekananan pada pusat sumbu mengakibatkan keausan setelah jarak 5.84 mm cenderung lebh rendah. Ini karena tekanan kontak masimal sudah tidak berada pada pusat sumbu. Keausan (h w ) [µm] Pengaruh Avg. Contact Pressure (p a ) pada Pemodelan Keausan Kontak Sliding 0.18 0.16 0.14 0.12 0.10 0.08 0.06 0.04 0.02 0.00 pa (FEA) pa (Hertz) 0 2.56 5.84 10.37 15.42 Jarak siliding (s) [mm] Tekanan Kontak ( P ) [MPa] 0 0.00-20 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07-40 -60-80 -100-120 -140-160 -180-200 x [mm] P, s= 0 Pa (FEA), s= 0 Pa (Hertz), s= 0 P, s= 15.42 Pa (FEA), s= 15.42 Pa (Hertz), s= 15.42 Perbedaan P a hasil FEA dan P a Hertz Gambar 3. (a) Keausan Silinder pada bidang datar dan (b) perbedaan p a hasil FEA dan p a Hertz Seperti terlihat dalam Gambar 3 (b) dan juga pada Tabel 1 menunjukkan bahwa perbedaan antara tekanan kontak rata-rata FEA dan Hertz sebesar 2.60% pada permulaan kontak, tidak berarti secara otomatis perbedaan keausan yang dihasilkan sebesar itu. Pada jarak sliding 15.42 mm, perbedaan keduanya mencapai 3%. Karena disamping tekanan kontak, interval jarak sliding yang dihasilkan memiliki pengaruh terhadap besarnya keausan. Kesimpulan Pemodelan keausan kontak sliding antara silinder dengan bidang datar dengan mempertimbangkan tekanan kontak rata-rata telah dilakukan. Model 1 menggunakan tekanan kontak rata-rata dari FEA dan model 2 dengan perhitungan model Hertz. Diperoleh keausan yang berbeda diantara keduanya. Pada tahap awal sliding, model pertama cenderung mengalami peningkatan yang konstan, sedangkan model 2 mengalami peningkatan keausan yang lebih rendah dibanding tahap awal. Ini dikarenakan faktor elastisitas material karena proses updating geometry. Secara umum hasil yang didapatkan bagus untuk digunakan sebagai gagasan pemodelan steady state. Perlu kiranya dilakukan pengujian secara eksperimen maupun analitik untuk mengetahui keakuratannya. Daftar Pustaka ANSYS, 2006, ANSYS Contact Technology Guide Release 10.0, ANSYS, Inc. Southpointe 275 Technology Drive, Canonsburg, PA 15317 Archard, J. F., 1953, Contact and rubbing of flat surfaces, J. Appl. Phys., 24, 981-988. de Saracibar, C. A. and Chiumenti, M., On the numerical modeling of frictional wear phenomena, 1999, Comput. Methods Appl. Mech. Engg., 177, 401-426. Hegadekatte, V., 2006, Modelling and Simulation of Dry Sliding Wear for Micro-machine Aplications, PhD Dissertation, Universität Karlsruhe (TH) Kaiserstrasse, Germany. Hertz, H., 1882, Uber die beruhrung fester elastische korper und uber die harte (On the contact of rigid elastic solids and on hardness), Verhandlungen des Vereins zur Beforderung des Gewerbefleisses, Leipzig. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang D.41

D.7. Pengaruh Pemodelan Tekanan Kontak Rata-Rata Terhadap Model Keausan Kontak Sliding... (Imam Syafa at) Johnson, K.L., 1985, Contact Mechanics, Cambridge University Press, Cambridge, UK. Kim, N. H., Won, D., Burris, D., Holtkamp, B., Gessel, G., Swanson, P., Sawyer, W.G., 2005, Finite element analysis and experiments of metal/metal wear in oscillatory contacts, Wear, 258, 1787-1793. Molinari, J. F., Ortiz, M., Radovitzky, R., and Repetto, E., 2001, A., Finite element modeling of dry sliding wear in metals, Engg. Comput., 18, 592-609. Öqvist, M., 2001, Numerical simulations of mild wear using updated geometry with different step size approaches, Wear, 249, 6-11. Podra, P. and Andersson, S., 1999, Simulating sliding wear with finite element method, Tribol. Int., 32, 71-81. Strömberg, N., 1999, Finite element treatment of two-dimensional thermoelastic wear problems, Comput. Methods Appl. Mech. Engg., 177, 441-455. D.42