BAB I PENDAHULUAN. Persaingan globalisasi ditandai dengan semakin tingginya intensitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat mengakibatkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam industri yang sama, dengan meningkatnya tingkat persaingan maka

BAB I PENDAHULUAN. Dunia fashion di Indonesia bisa dikatakan berkembang sangat pesat dalam

BAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan pasar di industri fashion yang semakin ketat secara

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, terdapat satu hal yang belakangan ini sering didengungkan, baik

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di kalangan industri atau dunia bisnis. Setiap perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN Sumber : BPS di internet

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak produsen memilih menggunakan selebriti sebagai endorser untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota

BAB I PENDAHULUAN. dan gagasan yang orisinal yang kemudian lantas merealisasikannya berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Produk tekstil pada umumnya ditujukan untuk mendukung industri mode. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. jaman, sehingga menimbulkan persaingan di dalam usaha bisnis. Fashion

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belanjanya, terutama untuk produk-produk fashion seperti baju, celana, sepatu dan lainlainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang fashion.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan

2015 PENGARUH BRAND PERSONALITY TERHADAP PURCHASE DECISION U

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang inovatif baik bergerak dalam bidang barang ataupun jasa. Dimana kinerja. saing, baik di pasar lokal maupun pasar global.

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta. Sebagai ibukota dari provinsi Jawa Timur, kota Surabaya juga

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. model-model yang unik serta bervariatif dan sangat mengikuti trend masa kini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan bisnis di era globalisasi ini mendorong banyak individu

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam bidang pemasaran. Perkembangan teknologi yang begitu pesat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. M-DAG / PER / 3 /2016 tentang ketentuan Umum Pasal 1, perdagangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Greenlight Clothing. : Jalan Soekarno Hatta no.723, Bandung Telepon :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

3 Industri Pengolahan , , ,1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah distro distribution outlet

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial

BAB I PENDAHULUAN. ke suatu negara untuk mengekspansi pasarnya. Di Indonesia, sudah terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia menyadari bahwa ekonomi kreatif memiliki peran penting

Gambar 1.1 Logo UNKL347

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Screamous

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan

2015 PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT BELI ATTIS JEANS

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

Makalah. Analisis Studi Kelayakan Bisnis-Usaha Distro. DI Susun oleh : Joko Purnomo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (pikiranrakyatonline.com, 2013) (Simamora, 2006) (Kotler, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang. tersebut. Banyak produk elektronik yang beragam jenis dan variasi yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Logo Happy Go Lucky Sumber : Visi dan Misi Perusahan a. Visi Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi pasar yang kompetitif dan dinamis akan mengakibatkan setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini yang diiringi dengan pertumbuhan ekonomi, memaksa

BAB I PENDAHULUAN. yang akan membuka usaha atau mengembangkan usahanya harus berpikir dengan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu produk merupakan salah satu strategi di dunia pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. cepat serta menghasilkan sumber pendapatan yang cukup besar bagi negara. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana model bisnis Distro balita

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan masyarakat kelas menengah (middle class) Indonesia dewasa

BAB I PENDAHULUAN. kelas menengah telah menjadikan produk-produk yang dulunya hanya dapat dibeli

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di era sekarang telah berkembang sangat pesat

BAB IV STRATEGI PEMASARAN BUTIK LATIFAH MENINGKATKAN PENJUALAN PAKAIAN MUSLIM. A. Strategi Pemasaran Butik Latifah Dalam Upaya Meningkatkan Volume

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan ( Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

BAB I PENDAHULUAN. yang paling disukai adalah kegiatan berbelanja produk fashion. Produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Pada awalnya seperti diketahui, kegiatan perekonomian hanya

Strategi Pemasaran Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1

Peluang Bisnis Butik

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Untuk memasuki lingkungan usaha yang kompetitif, sebuah usaha

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan globalisasi ditandai dengan semakin tingginya intensitas persaingan di kalangan industri atau dunia bisnis. Setiap perusahaan dituntut untuk semakin kreatif dan mampu menawarkan nilai lebih baik bagi konsumennya bila dibandingkan dengan para pesaing. Tingkat kompetensi bisnis tersebut dirasakan hampir pada semua sektor bisnis baik sektor industri maupun jasa. Beberapa industri yang mengalami persaingan tersebut, dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini yang menyajikan data mengenai brand value pada industri di Indonesia. TABEL 1.1 BRAND VALUE (MAXIMUM) INDUSTRI-INDUSTRI DI INDONESIA NO BIDANG INDUSTRI 2007 2008 2009 1 Jasa Penerbangan 366 641 215 2 Obat 378 531 568 3 Makanan dan Minuman 614 610 469 4 Media - 334 339 5 HP dan simcard 295 629 408 6 Toiletries 432 472 408 7 Fashion 189 193 435 8 Bank 159 313 231 9 Asuransi 45 215 198 10 Perlengkapan Olahraga 138 153 148 11 Kosmetik 248 211 89 12 Kartu Kredit 88 114 84 Sumber: Majalah SWA Juli-Agustus 2009 Berdasarkan data pada Tabel 1.1, diketahui bahwa salah satu industri yang mengalami peningkatan dalam hal brand value adalah industri fashion. Hal 1

2 tersebut tercermin dari besarnya peningkatan brand value industri fashion yaitu dari 189% pada tahun 2007 menjadi 193% pada tahun 2004 dan naik menjadi 439% pada tahun 2009, tingginya tingkat perkembangan brand value pada industri fashion di Indonesia, tidak terlepas dari adanya pengaruh perubahan fashion yang sering terjadi. Keberhasilan bisnis suatu perusahaan sangat ditentukan oleh konsistensi kemampuan perusahaan seiring dengan laju pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Sementara variabel pendapatan perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam merespon dan memenuhi kebutuhan pasar, sekaligus menciptakan minat dan daya beli dari perusahaan yang bersangkutan. Hal-hal lain yang sangat berhubungan dengan konsistensi keberhasilan perusahaan adalah bagaimana perusahaan bisa mempertahankan dan meningkatkan pendapatan dalam jangka panjang. Hal penting yang mampu menciptakan keberhasilan sebuah perusahaan dalam jangka panjang adalah bagaimana perusahaan tersebut mampu memenuhi kebutuhan pasar, sekaligus mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pasar atau konsumen. Ekonomi kreatif memang telah menjadi isu global dan untuk pertama kalinya Badan Perseringkatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam bidang perdagangan dan pembangunan, memberikan laporan komprehensif tentang industri kreatif dunia. Dokumen ini juga membantu pemerintah negara berkembang menjadi kebijakan mengembangkan industri kreatif, bahkan termasuk pemerintah Indonesia sudah menyetujui trend ini. Persaingan antar perusahaan maupun antar pemasar memilikii kemampuan produksi yang relatif sama, perlu adanya usaha lain yang lebih

3 khusus dalam menarik perhatian konsumen. Perusahaan harus selalu berinovasi untuk memberikan manfaat lebih selain menawarkan produk inti (core product) dari produk atau jasa yang ditawarkan. Sebagai industri yang cukup diutamakan, industri kreatif khususnya di kota Bandung banyak memberikan kontribusi yang baik dalam masalah pendapatan daerah. Hal ini dapat dijadikan peluang baik apabila dimanfaatkan secara maksaimal. Berbagai cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan fashion dengan strategi pemasaran yang efektif. Strategi pemasaran yang efektif akan menghasilkan hasil yang maksimal. Hasil yang maksimal dapat berupa seberapa besar pendapatan serta peluang perusahaan tertentu dalam menjalankan usahanya. Berikut Tabel 1.2 yang menggambarkan kontribusi subsektor industri kreatif di Kota Bandung: TABEL 1.2 KONTRIBUSI SUBSEKTOR INDUSTRI KREATIF DI KOTA BANDUNG No Industri Kreatif Subsektor PDB Persentase% 1 Televisi dan Radio 2.136.827.023 2,04% 2 Layanan komputer 1.040.637.861 0.99% dan peranti lunak 3 Penerbitan dan 4.283.989.793 4,09% percetakan 4 Musik 3.824.179.411 3,65% 5 Permainan interaktif 337.392.321 0,32% 6 Film,video,fotografi 250.431.983 0,24% 7 Fashion 45.803.769.843 43,71% 8 Riset pengembangan 969.493.823 0,93% 9 Periklanan 8.305.034.367 7,93% 10 Pasar seni 685.870.805 0,65% 11 Kerajinan 26.731.069.150 25,51% 12 Arsitektur 4.134.446.695 3,95% 13 Desain 6.159.598.596 5,88% 14 Seni pertunjukan 124.467.644 0,12% Sumber: Kompas, 3 Juli 2009 Berdasarkan Tabel 1.2, menurut sumber Kompas yang menyebutkan bahwa industri kreatif yang berkembang ada 14 jenis industri kreatif. Salah satu

4 yang penulis teliti mengenai jenis industri kreatif yang berkembang adalah 43,71%, industri fashion meningkat pesat dibandingkan dengan industri kreatif lainnya, karena fashion merupakan jenis usaha yang beberapa tahun ini banyak dijadikan sebagai ladang usaha bagi para pengusaha. Mayoritas masyarakat yang hanya mengenal fashion sebagai pakaian saja, tetapi kenyataannya fashion di dalamnya sangat luas. Perkembangan fashion di kota Bandung dapat di lihat pada Tabel 1.3. TABEL 1.3 JENIS INDUSTRI KREATIF FASHION DI KOTA BANDUNG Jenis usaha Tahun1997- Tahun Tahun Tahun 1998) 2007 2008 2009 Distro 5-7 Gerai 200 gerai 400 Gerai 480 Gerai Clothing shop 20 Gerai 50 Gerai 50 Gerai 50 Gerai Factoury Outlet 20 Gerai 55 Gerai 70 gerai 80 gerai (Sumber:Sixtydegree magazine 2009 http://www.kompas.com) Berdasarkan fenomena pada Tabel 1.3 usaha kreatif distro pada tahun 1997-1998 hanya mencapai 5-7 gerai, hal ini merupakan fenomena yang sangat luar biasa karena usaha distro meningkat pesat dari 5-7 gerai menjadi 400 gerai pada tahun 2008 dan pada tahun tahun 2009 meningkat menjadi 480 distro di Kota Bandung. Dari tahun ke tahun jenis industri kreatif distro mengalami peningkatan, ini menunjukan bahwa banyak para pengusaha yang membuka usaha dalam bidang fashion khususnya distro yang di gemari oleh kalangan remaja dalam trend berbusana seperti halnya Kota Bandung terkenal sebagai pusat belanja, banyak para wisatawan dari luar kota yang ke kota Bandung hanya untuk berbelanja karena menurut mereka fashion selalu menjadi trend di masa kini. Dalam memenuhi kebutuhan pelanggan distro berusaha bersaing dengan clothing dan factory outlet. Distro adalah tempat penjualan baju dengan desain yang cukup banyak akan tetapi jumlah setiap modelnya terbatas. Berbeda dengan clothing shop

5 yang menjual produk fashion dengan jumlah dan model yang banyak, sedangkan factory outlet menjual setiap produk fashion dengan jumlah setiap modelnya terbatas, akan tetapi harga yang diberikan cukup mahal, jika dibandingkan dengan distro dan clothing shop. Konsumen segmen menengah kebawah khususnya para remaja yang menginginkan pakaian dengan model dan harga yang terjangkau seharusnya cenderung memilih distro dalam memenuhi selera fashion mereka. Distro memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan jenis toko fashion lainnya, distro memilki harga yang terjangkau dan sangat memenuhi kriteria segmen middle-lower khususnya dalam masalah cost. Keunggulan lainnya terdapat dari segi desain pakaian distro yang memiliki item terbatas setiap desainnya, sehingga dianggap khas atau unik. Banyaknya distro di kota Bandung dianggap sebagai pusat distro di Indonesia, hal ini berpengaruh pada jumlah pertumbuhan pengunjung distro di kota Bandung. Berikut Tabel 1.4 yang menggambarkan jumlah pertumbuhan pengunjung top 10 distro di Kota Bandung TABEL 1.4 JUMLAH PERTUMBUHAN PENGUNJUNG TOP 10 DISTRO DI KOTA BANDUNG NO NAMA DISTRO 2007 2008 2009 1 347 85% 75% 85% 2 Moutley 40% 55% 75% 3 Black ID 80% 70% 85% 4 Black Jack 65% 65% 80% 5 Airplane 40% 60% 85% 6 Invictus 70% 65% 55% 7 Wadezig 65% 65% 75% 8 GBT 70% 65% 70% 9 Diery 70% 65% 65% 10 3Second 75% 70% 70% (Sumber: Pengolahan data distro-distro 2007-2009) Berdasarkan fenomena pada Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa pertumbuhan pengunjung distro cenderung meningkat dari tahun ke tahun, ini menunjukan

6 bahwa banyak yang berkunjung ke distro. Terlihat bahwa terjadi persaingan antara berbagai distro salah satu contohnya distro 347 yang selalu unggul dalam jumlah pengunjung yang datang dan jumlah pengunjung selalu stabil, terlihat juga distro airplane yang mengalami peningkatan luar biasa pada tahun 2009, ini menunjukan bahwa distro di gemari oleh konsumen terutama para remaja dan 60%-75% pengunjung distro tersebut dipastikan membeli produk yang ada di distro. Pada tabel di atas distro 347 mengalami peningkatan hingga pada tahun 2009 pengunjung sampai 85%, sama halnya dengan pengunjung distro airplane yang mengalami peningkatan pada tahun 2009, tetapi ada distro yang tetap bahkan cenderung menurun dari tahun yang lalu yaitu distro Invictus dan distro Diery yang pada tahun 2007 mencapai 70% tetapi pada tahun 2009 hanya dapat 55% dan diery pada tahun 2007 mampu menarik pengunjung sebanyak 70% dan pada tahun 2009 65%, ini merupakan fenomena yang luar biasa, karena pada tahun-tahun sebelumnya Invictus mengalami kenaikan dan pada tahun 2009 mengalami penurunan dalam menarik perhatian pengunjung. Terjadi persaingan antara pengusaha distro dalam menarik jumlah pengunjung, karena setiap distro memiliki strategi-strategi dalam menarik perhatian para konsumen, distro Invictus dan Diery merupakan salah satu distro yang cukup di kenal di Kota Bandung tetapi pada tahun 2009 jumlah pengunjung yang datang mengalami penurunan, di bawah ini merupakan data pembelian t-shirt yang berada pada jl.trunojoyo, seperti kita ketahui bahwa jl. Trunojoyo merupakan pusat distro di kota Bandung.

7 TABEL 1.5 PEMBELIAN T-SHIRT DENGAN PEMBELI TERBANYAK 2009 TAHUN 2009 [ NO Nama Distro Periode Periode Periode 1 347 3 minggu 1x 1 bulan 1x 3 minggu 1x 2 Moutley 1 bulan 1x 2 bulan 1x 1 bulan 1x 3 Black ID 2 bulan 1x 1 bulan 1x 3 minggu 1x 4 Black Jack I bulan 1x 2 bulan 1x 2 bulan 1x 5 Airplane 1 bulan 1x 3 minggu 1x 2 minggu 1x 6 Invictus 1 bulan 1x 1 bulan 1x 2 bulan 1x 7 Wadezig 2 bulan 1x 1 bulan 1x 1 bulan 1x 8 GBT 2 bulan 1x 1 bulan 1x 1 bulan 1x 9 Diery 1 bulan 1x 2 bulan 1x 2 bulan 1x 10 3 Second 3 minggu 1x 1 bulan 1x 1 bulan 1x (sumber: berdasarkan pengunjung distro) Melihat data di atas menunjukan bahwa kecenderungan konsumen dalam membeli t-shirt per periode berbeda-beda, karena menurut mereka t-shirt adalah barang tahan lama yang bisa disimpan dan digunakan apabila dibutuhkan. Dari 10 distro yang berada di jl. Trunojoyo dari 30 orang konsumen memiliki perbedaan selera dalam memilih t-shirt pada suatu distro serta alasan mengapa memilih distro tersebut, diantara 10 distro di atas ternyata konsumen distro Invictus dan distro Diery memiliki kecenderungan paling lama untuk mereka kembali lagi membeli t-shirt pada distro tersebut. Kecenderungan konsumen dalam membeli t-shirt pada suatu distro dapat dilihat dari sering atau tidaknya mereka kembali lagi ke distro tersebut, seperti tabel di bawah ini menunjukan jumlah penjualan t-shirt yang berada pada jl.trunojoyo. TABEL 1.6 JUMLAH PENJUALAN T-SHIRT DI DISTRO TAHUN 2009 [ No. Nama Distro 2007 2008 2009 1 Invictus 2160 pieces 2150 pieces 2050 pieces 2 Airplane 2200 pieces 2715 pieces 2920 pieces 3 347 2250 pieces 2158 pieces 2517 pieces 4 Diery 1980 pieces 1890 pieces 1960 pieces (Sumber: pengolahan data distro-distro tahun 2009)

8 Fenomena pada Tabel 1.6 berdasarkan pengolahan data-data distro masing-masing menjelaskan jumlah pembelian berbeda antara distro yang satu dengan yang lain, karena pemilik distro telah memprediksi mengenai keadaan jumlah peminat produk yang ada pada distro-distronya, khususnya t-shirt, dan persaingan selalu terjadi antara distro-distro tersebut, sehingga strategi-strategi mulai terapkan untuk memajukan penjualan produk-produk pada distro. Melihat data-data tersebut terlihat distro Airplane mengalami peningkatan dari tahun ke tahun pada tahun 2007 penjualan t-shirt mencapai 2200 pieces, tahun 2008 sebanyak 2715 dan pada tahun 2009 penjualannya mencapai 2920 pieces tetapi kabar buruk bagi distro invictus yang mengalami jumlah penurunan penjualan t- shirt pada tahun 2007 distro Invictus mampu menjual 2160 pieces, tahun 2008 menjual sebanyak 2150 pieces dan pada tahun 2009 hanya terjual sebanyak 2050 pieces t-shirt, begitupun dengan distro Diery yang menjual t-shirt dari tahun ke tahun selalu mengalami penurunan. Itu di sebabkan dari berbagai faktor, salah satunya produk t-shirt, dengan bahan dan desain yang dapat menarik perhatian konsumen untuk membeli dan brand tersebut sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian t-shirt pada suatu distro. Fenomena-fenomena di atas menunjukan bahwa pihak distro Invictus ingin menaikan jumlah pembelian dengan memperhatikan desain yang sesuai dengan keinginan para konsumen dan brand terhadap t-shirt yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian t- shirt pada distro Invictus di kota Bandung. Menurut Kotler (2005:343) bahwa rancangan dapat memberikan totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan. Rancangan yang baik memberikan kontribusi pada kegunaan suatu produk di samping penampilannya, karena rancangan mencapai

9 inti suatu produk. Oleh karena itu desain dapat menjadi alat persaingan yang sangat baik bagi armada pemasaran perusahaan. William J. Stanton dalam Freddy (2004:36) menyatakan bahwa merek adalah nama, istilah, simbol atau desain khusus atau beberapa kombinasi unsurunsur ini yang dirancang untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan penjual. Persepsi terhadap desain dan merek (brand) dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung terhadap keputusan pembelian konsumen. Oleh sebab itu penulis mengangkat penelitian ini dengan judul Pengaruh Desain Produk dan Brand Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen T-shirt pada Distro Invictus dan Diery 1.2 Identifikasi Masalah Seperti telah di jelaskan bahwa semakin maraknya persaingan bisnis berskala besar, menengah dan kecil, setiap perusahaan dituntut untuk merancang dan menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Untuk itu perusahaan untuk menarik keputusan pembelian konsumen. Industri kreatif harus di tingkatkan dalam menjalankan usaha, salah satu usaha bisnis yang banyak menggunakan tingkat kreatifitas ialah distro, dengan maraknya distro-distro di kota Bandung, dalam menghadapi persaingan tersebut para pengusaha distro saling menggali tingkat kreatifitas mereka melalui hal yang positif, salah satunya dengan penjualan t-shirt di distro-distro, bahan, desain dan brand yang berbeda, oleh karena itu desain dan brand sangat penting dalam menarik konsumen dan akhirnya terjadilah pembelian.

10 1.3 Rumusan Masalah Untuk mempermudah penelitian, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran desain produk t-shirt distro Invictus dan Diery. 2. Bagaimana gambaran brand t-shirt distro Invictus dan Diery. 3. Bagaimana keputusan pembelian t-shirt pada distro Invictus dan Diery. 4. Seberapa besar pengaruh desain produk dan brand terhadap keputusan pembelian t-shirt pada konsumen distro Invictus dan Diery di jl.trunojoyo. 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk memperoleh gambaran mengenai desain produk t-shirt distro Invictus dan Diery 2. Untuk memperoleh gambaran mengenai brand t-shirt distro Invictus dan Diery 3. Untuk memperoleh gambaran mengenai keputusan pembelian t-shirt distro Invictus dan Diery 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh desain produk dan brand terhadap keputusan pembelian t-shirt pada konsumen Distro Invictus dan Diery di jl.trunojoyo kota Bandung 1.5 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Akademik (teoritis) Hasil penelitian dapat memberikan masukan pada pengembangan ilmu manajemen khususnya manajemen pemasaran dan informasi-informasi

11 mengenai desain produk dan brand, berkenaan mengenai distro-distro di jl.trunojoyo khususnya penjualan t-shirt. 2. Secara praktis Diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi para pengusaha di bidang usaha khususnya bidang industri kreatif (khususnya distro).