Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

dokumen-dokumen yang mirip
Youngster Physics Journal ISSN : Vol.5, No. 4, Oktober 2016, Hal

PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK GORENG HEWANI PADA MINYAK SAWIT TERHADAP PERUBAHAN SUDUT POLARISASI

POLARISASI FLUORESENS UNTUK EVALUASI MUTU MINYAK GORENG

PENGARUH POLARITAS MEDAN LISTRIK EKSTERNAL DAN SUDUT POLARISASI LASER DIODA UNTUK PENGAMATAN EFEK KERR

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

PEMANFAATAN SIFAT OPTIS AKTIF ALAMI UNTUK KENDALI MUTU MINYAK GORENG MENGGUNAKAN LAMPU PIJAR

ALTERNATIF UJI KUALITAS MINYAK GORENG BERDASARKAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA

PENENTUAN KOEFISIEN LINIER ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF

Berkala Fisika ISSN : Vol. 12, No.2, April 2009, hal 63-68

KONTRIBUSI KOLESTEROL DAN TRIGLISERIDA PADA SIFAT OPTIS AKTIF MINYAK GORENG

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 2, April 2016, Hal 81-86

DETEKSI DINI KUALITAS MINYAK GORENG DAN STUDI AWAL TINGKAT KEHALALANNYA MENGGUNAKAN POLARISASI ALAMI

Natural Polarization and Electrooptics Comparison for Evaluation of Cooking Oil Total Quality

Metode Elektrooptis sebagai Pendeteksi Radikal Bebas dan Prospek untuk Evaluasi Total Mutu Minyak Goreng

Key words : external electrics field, non-linear optics, polarization, polarization angle

PENGUKURAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI PADA KOLESTEROL SEBAGAI KOREKSI PADA MINYAK SAWIT

PENGAMATAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA AKIBAT PEMBERIAN MEDAN LISTRIK STATIS PADA GLISERIN

ANALISIS SUDUT PUTAR JENIS PADA SAMPEL LARUTAN SUKROSA MENGGUNAKAN PORTABLE BRIX METER

STUDI KUALITAS MINYAK GORENG DENGAN PARAMETER VISKOSITAS DAN INDEKS BIAS

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 4, No. 2, April 2015, Hal

PENGARUH KONSENTRASI BERBAGAI LARUTAN GULA SAKAROSA TERHADAP SUDUT PUTAR JENIS CAHAYA MERAH, HIJAU DAN KUNING

PENGUKURAN DI LABORATORIUM (POLARIMETRI)

STUDI EFEK KERR UNTUK PENGUJIAN TINGKAT KEMURNIAN AQUADES, AIR PAM DAN AIR SUMUR

SIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP

Efek Magnetooptis Pada Lapisan AgBr Terekspos

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

STUDI KUALITAS MINYAK GORENG DENGAN PARAMETER VISKOSITAS DAN INDEKS BIAS ABSTRACT

ANALISIS PENINGKATAN KADAR EUGENOL PADA MINYAK CENGKEH MENGGUNAKAN METODE POLARISASI

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.

PENGGUNAAN METODE FTIR (FOURIER TRANSFORM INFRA RED) UNTUK STUDI ANALISIS GUGUS FUNGSI SAMPEL MINYAK GORENG DENGAN PERLAKUAN VARIASI PEMANASAN

Gambar 1. Mekanisme hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa

PENGARUH KOSENTRASI GULA DAN VARIASI MEDAN LISTRIK DALAM MADU LOKAL TERHADAP PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH PUTARAN OPTIK TERHADAP KONSENTRASI MINYAK KULIT BIJI METE DENGAN PENAMBAHAN PELARUT NON- POLAR MENGGUNAKAN POLARIMETER

Observation the Change of Light Polarization Angle as the Effect of Applied Static Electrics Field at Cooking Oil

Pengaruh Kadar Gula Dalam Darah Manusia Terhadap Sudut Putar Sumbu Polarisasi Menggunakan Alat Polarmeter Non-Invasive

Jurnal MIPA 39 (2) (2016): Jurnal MIPA.

PENENTUAN KEMURNIAN MINYAK KAYU PUTIH DENGAN TEKNIK ANALISIS PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI CAHAYA AKIBAT MEDAN LISTRIK LUAR

APLIKASI KONSEP POLARISASI CAHAYA UNTUK MENENTUKAN KUALITAS MINYAK GORENG

PENGUKURAN PERUBAHAN POLARISASI PADA AIR BERAS MENGGUNAKAN HAMBURAN MIE

Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang

PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA TERHADAP VARIASI MEDAN LISTRIK PADA MADU. Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

MICROWAVES (POLARISASI)

PENENTUAN KONSENTRASI GULA DI DALAM LARUTAN DENGAN KONSTANTA VERDET HESTY RIYAN P M

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Pengukuran Indeks Bias Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Celah Tunggal

PENGARUH KUALITAS VCO (VIRGIN COCONUT OIL) TERHADAP NILAI KONSTANTA KERR DAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA

PENENTUAN KOEFISIEN ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF

Antiremed Kelas 12 Fisika

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

ANALISIS KUALITAS MINYAK KEDELAI MELALUI PUTARAN OPTIK MENGGUNAKAN POLARIMETER

ANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS. PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 )

PENGAMATAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA PADA MEDIUM TRANSPARAN DALAM MEDAN RADIO FREQUENCY SEBAGAI SALAH SATU PARAMETER KUALITAS MINYAK GORENG

STUDI PEMANFAATAN SIFAT PEMBIASAN CAHAYA PADA PORTABLE BRIX METER UNTUK MENGANALISIS HUBUNGAN KONSENTRASI LARUTAN SUKROSA (C12H22O11) TERHADAP ph

KAJIAN KETEBALAN TANAH LIAT SEBAGAI BAHAN DIELEKTRIK KAPASITOR PLAT SEJAJAR. Jumingin 1, Susi Setiawati 2

Laporan Resmi Praktikum Kimia Fisika III Inversi Gula

PENGUJIAN KUALITAS MINYAK GORENG KEMASAN, CURAH YANG BEREDAR DI DAERAH PANAM PEKANBARU DAN MINYAK GORENG JELANTAH BERDASARKAN SIFAT FISIKA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dualisme Partikel Gelombang

I. PENDAHULUAN. umumnya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Minyak goreng

PENENTUAN RUGI-RUGI KELENGKUNGAN FIBER OPTIK MODE TUNGGAL SECARA KOMPUTASI

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI PELEPAH KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis ) MENGGUNAKAN METODE PELEBURAN ALKALI SKRIPSI M. HIDAYAT HASIBUAN

Pengukuran Panjang Koherensi Menggunakan Interferometer Michelson

PERBANDINGAN SIFAT OPTIS AKTIF LARUTAN GULA DAN GARAM DALAM MEDAN LISTRIK LUAR MENGGUNAKAN LASER DIODA ABSTRACT

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISI MATERIAL POLARIMATER. Oleh: :ahmad zainollah NIM : Kelompok :1A

I. TUJUAN Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan menggunakan polarimeter.

Identifikasi Sifat Optis Media Air dan Larutan Garam Dalam Medan Magnet Luar

Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

PERCOBAAN 6 KONSTANTA KECEPATAN REAKSI

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.

KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

OPTIMASI SEPARASI PADA PEMISAHAN GLISEROL HASIL PROSES HIDROLISA MINYAK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DETEKSI DAN ANALISIS KLOROFIL PADA BERBAGAI JENIS SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN MENGGUNAKAN PENGUJIAN FOTOLUMINESENSI

RANCANG BANGUN LASER UNTUK PEMBELAJARAN OPTIKA DALAM MENENTUKAN INDEKS BIAS DAN DIFRAKSI KISI. Puji Hariati Winingsih

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

P O L A R I M E T E R

MENENTUKAN KEMURNIAN LARUTAN MELALUI INDEKS BIAS DARI BEBERAPA MADU. Elisa Kasli 1, Rida Royani 2.

METODOLOGI PENELITIAN

Cara Penentuan Nilai BRIX kadar gula Dalam Tanaman Tebu. Oleh: Khairul Nurcahyono

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 2. Klasifikasi BendaLatihan Soal 2.1

STRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA. 2 Foton adalah paket-paket cahaya atau energy yang dibangkitkan oleh gerakan muatan-muatan listrik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

ANALISIS DESKRIPTIF NILAI RESISTIVITAS AIR AKIBAT RADIASI MATAHARI PADA JENIS WADAH LOGAM

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG DENGAN TEKNIK DIFRAKSI FRAUNHOFER MENGGUNAKAN CELAH SEMPIT BERBENTUK LINGKARAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

EKA PUTI SARASWATI STUDI REAKSI OKSIDASI EDIBLE OIL MENGGUNAKAN METODE PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA DAN SPEKTROFOTOMETRI UV

I. PENDAHULUAN. produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

Transkripsi:

Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 463-468 STUDI POLARISASI FLUORESENSI MENGGUNAKAN SAMPEL MINYAK SAWIT Aziel Nimrod Febriyanto, K. Sofjan Firdausi Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang E-mail : azielnimrod@st.fisika.undip.ac.id ABSTRACT This study was conducted to compare the changes in fluorescence polarization angle for fresh cooking palm oil, expired or used cooking oils with electrooptic method. The samples are one brands with a variety of palm cooking oil expired, two fresh palm cooking oil samples and two samples of used cooking oil. Used a green laser with a wavelength of 532 nm as light source. The results showed that most small changes in polarization angle experienced by the samples of fresh oil then becomes greater for expired and used cooking oil samples. The biggest polarization angle changes occur in used cooking oils and oil expired that shows the low quality of the sample. The results showed that the polarization by fluorescence is possible to be used as a complementary test oil quality parameter. Keywords: cooking palm oil, used cooking oils, fluorescence, polarization. ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan perubahan sudut polarisasi pada fluoresensi minyak goreng sawit layak pakai, kadaluarsa maupun minyak jelantah. Sampel yang digunakan adalah 1 merk minyak goreng sawit dengan variasi masa kadaluarsa, 2 sampel minyak goreng sawit baru dan 2 sampel minyak goreng jelantah. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser hijau dengan panjang gelombang 532 nm. Hasil pengamatan menunjukkan perubahan sudut polarisasi paling kecil dialami oleh sampel minyak baru dan semakin besar untuk sampel minyak kadaluarsa dan jelantah. Sampel dengan perubahan sudut polarisasi fluoresens paling besar dialami oleh minyak jelantah dan minyak kadaluarsa yang menunjukkan rendahnya mutu sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa polarisasi oleh fluoresensi memungkinkan dijadikan parameter pelengkap uji kualitas minyak. Kata kunci: minyak goreng sawit, minyak jelantah, fluoresensi, polarisasi. PENDAHULUAN Minyak goreng adalah satu di antara sembilan bahan pokok masyarakat Indonesia menurut keputusan Menteri Industri dan Perdagangan no. 115/mpp/kep/2/1998 tanggal 27 Februari 1998. Minyak goreng yang umumnya digunakan adalah jenis minyak sawit. Minyak sawit dihasilkan dari buah dan inti benih pohon kelapa sawit Elaeis guineensis, yang habitat aslinya berasal dari Afrika Barat [1]. Menurut Hasibuan (2012), minyak sawit harus memiliki mutu yang baik dan disesuaikan dengan karakteristiknya sebelum digunakan menjadi beberapa produk olahan. Produk pangan lebih dititikberatkan pada titik leleh dan kandungan lemak padat sedangkan produk non pangan pada komposisi asam lemak. Beberapa karakteristik penting dari minyak/lemak diantaranya adalah kandungan asam lemak dan distribusinya dalam triasilgliserol (TAG), kadar air, kadar asam lemak bebas, profil solid fat content (SFC) dan titik lelehnya (slip melting point). Sifat-sifat tersebut juga menggambarkan mutu minyak dan kemungkinan penggunaannya sebagai bahan baku proses pengolahan tertentu untuk membentuk produk tertentu. [2]. Berbeda dari beberapa metode untuk uji mutu minyak goreng berdasarkan parameter fisiko-kimianya, penelitian yang dilakukan oleh Firdausi dkk (2012), serta Sugito dan Firdausi (2014), memberikan sebuah solusi parameter tunggal dengan menggunakan sifat elektrooptis dari radikal bebas yang dilepaskan oleh molekul trigliserida yang menjadi penyebab penurunan mutu minyak goreng. Bila dibandingkan 463

Febriyanto, dkk Studi Polarisasi... dengan uji mutu minyak konvensional yang rumit dan mahal, metode elektrooptis jauh lebih praktis dan akurat [3]. Penerapan metode elektrooptis pada kasus hamburan dan fluoresensi hingga saat ini juga belum banyak dilakukan. Sejauh ini belum ada penelitian yang dilakukan terkait dengan perubahan spektrum akibat fluoresensi pada minyak goreng. Sehingga di sini sangat menarik untuk mengetahui sifat elektrooptis bekerja pada kasus fluoresensi dengan sampel minyak goreng. kondisi atmosfer. Penelitian ini akan mengukur perubahan sudut putar elektrooptis fluoresensi berbagai jenis mutu minyak sawit sehingga diharapkan dapat digunakan untuk studi lebih lanjut mengenai mutu minyak sawit. DASAR TEORI Hukum Malus Ketika arah getaran polarisator dan analisator sejajar, cahaya yang ditransmisikan akan terdiri dari gelombang terpolarisasi linear dengan radiasi yang setara dengan radiasi awal. Jika analisator ini sekarang diputar terhadap polarisator, radiasi yang ditransmisikan akan berkurang sesuai dengan hukum Malus: (1) dengan I 0 adalah radiasi awal dan θ adalah sudut antara arah getaran polarisator dan analisator. Gelombang datang akan terpolarisasi linear dalam bidang yang sesuai dengan arah getaran analisator [4]. Polarisasi akibat Hamburan Ketika cahaya mengenai materi, elektron dalam materi dapat menyerap dan memancarkan cahaya kembali. Penyerapan dan pemancaran kembali cahaya oleh elektron dalam molekul gas yang membentuk udara menyebabkan sinar matahari mencapai pengamat di Bumi dengan cahaya terpolarisasi sebagian. Efek ini disebut hamburan [5]. Polarisasi oleh hamburan dapat dipahami dengan memikirkan molekul yang menyerap sebagai antena dipol-listrik yang memancarkan gelombang dengan intensitas maksimum dalam arah tegak lurus ke antena dengan vektor medan listrik sejajar dengan antena dan intensitas nol dalam arah sepanjang antena. Gambar 1. Polarisasi oleh hamburan [6] Gambar 1 menunjukkan seberkas cahaya tak terpolarisasi sepanjang sumbu z, mengenai pusat hamburan pada titik asal. Medan listrik berkas cahaya memiliki komponen di kedua sumbu x dan arah y tegak lurus arah gerakan dari sinar. Bidang ini mengatur osilasi dari pusat hamburan baik di arah x dan y, tetapi tidak dalam arah z. Osilasi pusat hamburan dalam arah x menghasilkan cahaya sepanjang sumbu y tetapi tidak sepanjang sumbu x, yang berada di sepanjang garis osilasi. Cahaya tersebar sepanjang sumbu y terpolarisasi dalam arah x. Demikian pula, cahaya tersebar sepanjang sumbu x terpolarisasi di arah y [6]. Fluoresensi Jika zat padat atau cair disinari dengan kuat oleh cahaya yang mampu diserap, kemungkinan akan menyebabkan emisi sinar fluoresen. Menurut hukum Stokes, panjang gelombang cahaya fluoresen selalu lebih panjang dari cahaya yang diserap. Sebuah solusi dari fluoresen dalam air akan menyerap sebagian cahaya biru dan akan berpendar dengan cahaya dari rona kehijauan [7]. 464

Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 463-468 METODE PENELITIAN Gambar 2. Skema proses fluoresensi Gambar (2) menunjukkan bahwa intensitas hamburan pada fluoresensi tidak bergantung pada arah pengamatan. Persamaan (4) menunjukkan besar intensitas fluoresensi terpolarisasi menurut medan listrik E dengan c adalah konstanta kesebandingan, E0 adalah medan listrik awal dan θ adalah sudut polarisasi. (4) Minyak Sawit Minyak sawit dihasilkan dari buah dan inti benih pohon kelapa sawit Elaeis guineensis, yang habitat aslinya berasal dari Afrika Barat [1]. Minyak kelapa sawit sendiri adalah jenis minyak nabati yang digunakan di seluruh dunia dalam makanan olahan seperti minyak, mie instan, cokelat, es krim dan margarin memasak. Produk turunan dari minyak kelapa sawit juga digunakan dalam kosmetik, sabun, shampoo dan deterjen. Minyak kelapa sawit juga bisa digunakan sebagai biofuel [8]. Menurut Hasibuan (2012), minyak sawit harus memiliki mutu yang baik dan disesuaikan dengan karakteristiknya sebelum digunakan menjadi beberapa produk olahan. Produk pangan lebih dititikberatkan pada titik leleh dan kandungan lemak padat sedangkan produk non pangan pada komposisi asam lemak. Standar mutu minyak goreng di Indonesia mengacu pada SNI dilampirkan. Kalibrasi dan Pengambilan Data Pada tahap kalibrasi dilakukan dengan membuat larutan gula dengan variasi konsentrasi 1%, 5%, 10%, 20 %, 30%, 40%, 50%, 60%, 70% dan 80%. Kemudian larutan gula tersubut diletakkan dalam kuvet dan mengamati perubahan sudut polarisasinya di analisator. Uji linieritas perubahan sudut polarisasi pada larutan gula ini dilakukan dengan menggunakan 2 sumber cahaya laser, yaitu laser pointer hijau kelas 2 dengan panjang gelombang 530 nm dan laser pointer warna merah panjang gelombang 650 nm. Pengambilan data awal dilakukan dengan mengamati perubahan sudut polarisasi pada 1 jenis minyak goreng sawit kemasan dengan variasi 5 tanggal kadaluarsa berbeda. Sampel minyak yang digunakan diletakkan dalam kuvet dan mengamati perubahan sudut polarisasinya di analisator. Uji perubahan sudut polarisasi dilakukan menggunakan laser hijau. Tahap selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan sudut polarisasi oleh fluoresensi pada 2 minyak goreng sawit baru dan dibandingkan terhadap 2 minyak jelantah sawit. Sampel minyak yang digunakan diletakkan dalam kuvet dan mengamati perubahan sudut polarisasinya di analisator Pengamatan hamburan dan fluoresensi dilakukan dengan menggunakan seperangkat polarimeter yang terdiri dari laser hijau, polarisator, sebuah analisator yang diletakkan parallel dengan polarisator, sebuah analisator yang diletakkan tegak lurus dengan polarisator, kamera, kuvet sampel, dan pelat sejajar untuk menghasilkan medan listrik. 465

Febriyanto, dkk Studi Polarisasi... Gambar 3. Skema rangkaian alat Pengamatan perubahan sudut polarisasi oleh hamburan dan fluoresensi dilakukan dengan menggunakan analisator yang diletakkan tegak lurus polarisator. Berkas emisi cahaya dari fluoresen sampel maupun hamburan, ditangkap oleh kamera yang dihubungkan ke laptop sehingga dapat diamati dengan jelas perubahan sudutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Linearitas Perubahan Sudut Polarisasi Larutan Gula Sampel yang diamati dalam pengujian ini adalah larutan gula dengan variasi konsentrasi gula terhadap 100 ml air, yaitu 1%, 5%, 10%, 20 %, 30%, 40%, 50%, 60%, 70% dan 80%. Pengujian dilakukan selama 2 hari. Hari pertama diamati perubahan sudut polarisasi secara transmisi dan hari kedua pengamatan dilakukan terhadap besar sudut hamburan cahaya. Keduanya menggunakan 2 jenis laser sebagai sumber cahaya yaitu laser hijau kelas 2 dengan panjang gelombang 532 nm ±10 dan laser merah kelas 3 panjang gelombang 650 nm ±10. Data hasil penelitian yang menunjukkan perubahan sudut polarisasi terhadap besarnya konsentrasi larutan gula ditampilkan sebagai berikut: Gambar 4. Perubahan sudut polarisasi larutan gula terhadap konsentrasi Gambar 5. Perubahan sudut polarisasi hamburan larutan gula terhadap konsentrasi Analisis Fluoresensi Minyak Goreng Sawit Syarat suatu bahan yang bersifat fluoresensi adalah mampu mengemisikan berkas cahaya dengan panjang gelombang yang lebih besar daripada panjang gelombang cahaya yang masuk melaluinya. Artinya, apabila ada berkas cahaya dengan panjang gelombang 532 nm ditembakkan ke arah bahan tersebut maka panjang gelombang berkas cahaya yang diemisikan melaluinya haruslah lebih besar dari 532 nm. Gambar 6. Perbandingan hamburan Rayleigh pada larutan gula (kiri) dan fluoresensi minyak goreng sawit (kanan) 466

Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 463-468 Gambar 6 menunjukkan perbedaan panjang gelombang (warna) cahaya yang diemisikan oleh sampel. Pada larutan gula, hamburan Rayleigh yang terjadi pada sampel tidak mengubah panjang gelombang yang diemisikan sehingga berada pada rentang yang sama dengan panjang gelombang dari cahaya datang. Sedangkan sampel minyak sawit mengemisikan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih besar dari cahaya datang akibat sifat fluoresensi. Analisis Perubahan Sudut Polarisasi Minyak Goreng Sawit Pada tahap ini dilakukan penelitian untuk mengetahui perubahan sudut polarisasi alami oleh fluoresensi pada minyak goreng sawit kemasan berdasarkan lama penyimpanan atau masa kadaluarsanya. Hasil penelitian yang telah penulis lakukan membuktikan hipotesa tersebut. Grafik pada gambar 7 menampilkan perubahan sudut polarisasi alami oleh fluoresensi pada satu merek minyak goreng kemasan dengan variasi masa kadaluarsa. Secara teori, minyak kadaluarsa dengan masa penyimpanan paling lama (4 dan 5) memiliki mutu paling buruk. Penyimpanan yang cukup lama pada suhu kamar dapat meningkatkan kejenuhan pada minyak yang kemungkinan juga berimbas pada bertambahnya jumlah asam lemak jenuh dibandingkan dengan asam lemak tak jenuh akibat reaksi oksidasi. Lebih lanjut penulis mencoba melakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan perubahan sudut polarisasi antara minyak layak pakai (baru) dan minyak bekas pakai (jelantah). Sampel yang digunakan adalah minyak sawit kemasan layak pakai dengan 2 merek berbeda dan minyak sawit bekas pakai dengan 2 merek berbeda. Gambar 8 menunjukkan perubahan sudut polarisasi akibat fluoresensi maupun polarisasi alami (transmisi) pada keempat minyak sawit tersebut. Gambar 7. Grafik perubahan sudut polarisasi minyak goreng sawit kemasan dalam kondisi paling baru hingga kadaluarsa (dari kiri ke kanan) Minyak goreng dengan masa kadaluarsa paling baru menunjukkan perubahan sudut putar polarisasi fluoresensi yang jauh lebih kecil dibandingkan perubahan sudut yang ditampilkan oleh minyak kadaluarsa (2 grafik paling kanan). Terlihat bahwa minyak yang sudah kadaluarsa memiliki kenaikan perubahan sudut yang cukup signifikan. Gambar 8. Grafik perubahan sudut polarisasi minyak goreng sawit kemasan dalam kondisi bekas pakai dan baru Seperti ditunjukkan grafik di gambar 7 dan 8, minyak dengan mutu terbaik (layak pakai) memiliki perubahan sudut polarisasi alami kurang dari 2, berkisar antara 0,24 hingga 1,64 untuk pengamatan secara transmisi. Sedangkan minyak dengan mutu buruk memiliki kenaikan sudut polarisasi lebih dari 2,5. Besar kenaikan sudut polarisasi pada data dalam grafik 8 untuk sampel minyak jelantah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti oksidasi akibat pemanasan berulang, hidrolisis karena interaksi minyak dengan air, sehingga meningkatkan kadar 467

Febriyanto, dkk Studi Polarisasi... asam lemak bebas, asam lemak jenuh, dan menurunkan mutu minyak. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diamati bahwa polarisasi alami fluoresen menunjukkan bahwa minyak kadaluarsa memiliki perubahan sudut yang paling tinggi. Polarisasi fluoresensi dapat digunakan sebagai pelengkap evaluasi mutu minyak goreng sawit baik itu minyak layak pakai, kadaluarsa maupun minyak jelantah. DAFTAR PUSTAKA [1] Saxon, E. dan Roquemore, S., 2011, Palm Oil (Chapter 6), Union of Concerned Scientists, Washington, DC. [2] Mursalin., Hariyadi, P., Purnomo E.H., Andarwulan, N. dan Fardiaz, D., 2013, Karakterisasi Sifat Fisiko Kimia Minyak Kelapa, Jurnal Penelitian Tanaman Industri (LITTRI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. [3] Firdausi, K.S., Susan, A.I. dan Triyana, K., 2012, An Improvement of New Test Method for Determination of Vegetable Oil Quality Based on Electrooptics Parameter, Berkala Fisika, ISSN:1410-9662, vol. 15, no. 3, 77 86. [4] Tilley, R., 2011, Colour and Optical Properties of Materials, John Wiley & Sons Itd, England. [5] Serway, R.A, dan Jewett, J.W, 2008, Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics, Seventh Edition, Thomson Higher Education, USA. [6] Tippler, P.A., 1991, Fisika Untuk Teknik dan Sains, Penerbit Erlangga, Jakarta. [7] Jenkins, F.A., 2001, Fundamental of Optics 4 th Edition, McGraw-Hill Primis Custom Publishing, USA. 468