KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Pendidikan dan Paritas Ibu dengan Kelahiran Berat Badan Lahir Rendah di RSUD Datu Sanggul Rantau

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. asfiksia, hampir 1 juta bayi meninggal (WHO, 2002). Di Indonesia, dari

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN NEONATUS RISIKO TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BARU LAHIR RENDAH DI RSUD AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

BAB I PENDAHULUAN. PBB termasuk Indonesia sepakat untuk menghadapi Deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

Rendah. Veronica Magdalena Pinontoan 1, Sandra G.J Tombokan 2, 1. RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

Relationship of Age, Parity And Maternal Education With Intra Uterin Fetal Death In Maternity RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin In 2013

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian BBLR

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KABUPATEN KLATEN TAHUN 2009

MATERNAL FACTOR THAT RELATED WITH LOW BIRTH WEIGHT BABIES AT THE REGIONAL GENERAL HOSPITAL PRINGSEWU YEAR Siti Indarti* ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA SUAMI PEROKOK DAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

HUBUNGAN UMUR IBU DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBEDAAN HASIL LUARAN BAYI ANTARA IBU PARITAS TINGGI DAN IBU PARITAS RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

Jurnal Sehat Mandiri Jilid 7 Nomor 1 Tahun 2013 Hal 13-22

FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSIA PERTIWI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

ABSTRAK. Audylia Hartono Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp.OG. Pembimbing II : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi

BAB II TINJAUAN TEORI

Dini Dwi Jayani dan Bambang Kuntarto/ Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Preeklamsi/1-11

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG MEDICAL RECORD RSUD PARIAMAN

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. bayi berat lahir rendah (BBLR), dan infeksi (Depkes RI, 2011). mampu menurunkan angka kematian anak (Depkes RI, 2011).

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMSIA PADA PRIMIGRAVIDA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD CILACAP PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr AHMAD MOHCTAR KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. angka mortalitas tertinggi di negara-negara yang sedang berkembang.

PERBEDAAN BERAT BADAN LAHIR DAN NILAI APGAR BAYI PADA IBU PARITAS TINGGI DAN PARITAS RENDAH DI RSUD CILACAP TAHUN 2016

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN PERINATAL DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2014

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

BAB I PENDAHULUAN meninggal dunia dimana 99% terjadi di negara berkembang. 1 Angka

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciamis Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

The Relationship of Postterm Pregnancies dnd Premature Infants With Neonatal Asphyxia

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir. Rendah (BBLR) penyebab utamanya. 2 Kematian bayi baru lahir di

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

HAMIL GANDA PENYEBAB BERMAKNA BERAT BAYI LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

KELANGSUNGAN HIDUP BAYI PADA PERIODE NEONATAL BERDASARKAN KUNJUNGAN ANC DAN PERAWATAN POSTNATAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN KEHAMILAN POST TERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. (BBLR) adalah salah satu dari penyebab utama kematian pada neonates

Transkripsi:

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Supiati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan Abstract: Age, Parity, Incidence of LBW. One indicator to determine the degree of public health is the infant mortality rate (IMR). Infant mortality rate in Indonesia is still relatively high, which recorded 31 per 1,000 live births in 2008. This study aims to determine the relationship between maternal age and parity with LBW in the Maternity Hospital (RB) Juweni Village Pandes Wedi Klaten This study uses descriptive analytic correlation with retrospective approach. The study population all mothers delivered in January 2011-September 2012 with a total population of 142 mothers. The study was conducted in October 2012. The results of the study obtained the highest maternal age age is not at risk of 124 respondents (87.3%), most mothers Parity multi 75 respondents (52.8%), the highest incidence of low birth weight is not 133 respondents (93.7% ). It can be concluded that there is no relationship between the age of mothers with LBW and there is no relationship between the parity of mothers with LBW. Keywords: Age, Parity, Incidence of LBW. Abstrak: Umur, Paritas, Kejadian BBLR. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka Kematian Bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, yaitu tercatat 31 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2008. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara umur dan Paritas ibu dengan kejadian BBLR di Rumah Bersalin (RB) Juweni Desa Pandes Wedi Klaten Penelitian ini menggunakan metode diskriptif analitik korelasi dengan pendekatan retrospektif. Populasi penelitian semua ibu yang bersalin bulan Januari 2011-September 2012 dengan total populasi sebanyak 142 ibu. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2012. Hasil Penelitian didapat umur ibu terbanyak umur tidak beresiko 124 responden (87,3%), Paritas ibu terbanyak multi 75 responden (52,8%), Angka kejadian BBLR terbanyak tidak 133 responden (93,7%). Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian BBLR dan tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian BBLR. Kata Kunci: Umur, Paritas, Kejadian BBLR. PENDAHULUAN Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka Kematian Bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, yaitu tercatat 31 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2008, ini memang bukan gambaran yang indah, karena masih terbilang tinggi bila di bandingkan dengan negara-negara di bagian ASEAN dan penyebab kematian bayi terbanyak adalah karena gangguan perinatal. Dari seluruh kematian 64

65 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 1, No 1, Maret 2016, hlm 1-99 perinatal sekitar 2-27% disebabkan karena BBLR. Sementara itu, prevelensi BBLR di Indonesia saat ini diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi. (Depkes RI, 2008). Masalah berat badan lahir rendah (BBLR) sampai saat ini masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 bahwa angka kematian neonatal sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup berarti bahwa dalam 1 tahun, sekitar 86.000 bayi usia 1 bulan meninggal atau setiap 6 menit ada 1 (satu) neonatus meninggal. Data dari Rumah Sakit Pusat Rujukan didapat sekitar 15-20% (UKK Perinatologi) bayi dilahirkan dengan berat badan lahir rendah sedangkan jumlah kelahiran BBLR secara nasional adalah 11,5% (Rikesda, 2007). Sebagian besar BBLR < 2000 gram meninggal pada masa neonatal. Kematian neonatal, digolongkan menjadi 2 yaitu kematian neonatal (0 28 hari) dan kematian post natal (29 hari 1 tahun). Pola penyakit penyebab kematian menunjukkan bahwa proporsi penyebab kematian neonatal tertinggi adalah berat badan lahir rendah (BBLR) selain asfiksia lahir dan infeksi (tetanus neonaturom, sepsis, pneumonia, diare) kemudian feeding problem (Sarimawar, 2003). BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu : BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 7 minggu) dan BBLR karena intra uterine growth retardation (IUGR) yaitu bayi cukup bulan tetapi berat kurang untuk usianya. Kebanyakan BBLR di negara berkembang dengan IUGR sebagai akibat ibu dengan status gizi buruk, anemia, malaria, dan menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau ketika hamil (Sarimawar, 2003). Perawatan BBLR memerlukan perawatan secara intensif dengan cara mempertahankan suhu tubuh untuk mencegah terjadinya hipotermi, mencegah infeksi, dan memberikan nutrisi / ASI dilakukan dengan baik karena reflek menelan BBLR belum sempurna. Dengan dilakukan perawatan yang intensif terhadap BBLR diharapkan keadaan bayi menjadi lebih baik (Wiknjosastro, 2010). Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR/ persalinan preterm (prematur) adalah 1) Faktor ibu yang meliputi gizi saat hamil yang kurang, umur ibu kurang dari 20 tahun/ di atas 35 tahun, jarak kehamilan dan bersalin terlalu dekat, penyakit menahun ibu seperti hipertensi, jantung, pembuluh darah, dan faktor pekerjaan terlalu berat, 2) Faktor kehamilan yaitu dengan hidroamnion, hamil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi hamil seperti preeklampsia/ eklampsia, ketuban pecah dini, 3) Faktor janin yaitu cacat bawaan dan infeksi dalam rahim dan 4) Faktor yang masih belum diketahui (Manuaba, 1998). Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan pada 7 ibu yang melahirkan tanggal 17 21 September 2012 didapat jumlah bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah adalah 4 bayi dengan umur ibu 19 28 tahun dan paritas > 2. METODE PENELITIAN Penelitian adalah diskriptif analitik korelasi karena menganalisis ada hubungan antara umur dan Paritas ibu dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Bersalin (RB) Juweni Desa Pandes Wedi Klaten

Supiati, Karakteristik Ibu Kaitannya Dengan Kejadian Bayi 66 tahun 2012. Pendekatan retrospektif adalah meneliti kebelakang dengan menggunakan data sekunder untuk melihat apakah ada hubungan atau tidak. Populasi adalah semua ibu yang bersalin di Rumah Bersalin (RB) Juweni Desa Pandes Wedi Klaten pada bulan Januari 2011-September 2012 sebanyak 142 ibu dengan teknik pengambilan sampel secara total populasi yaitu semua populasi dijadikan sampel yaitu 142 ibu. Variabel dalam penelitian ini variabel bebas adalah umur dan paritas dan variabel terikat adalah kejadian BBLR. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder diperoleh melalui data dari dokumetasi (kohort) tentang umur ibu, paritas ibu, kejadian BBLR di RB Juweni pada bulan Januari 2011 September 2012. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Pandes Wedi Klaten bulan Oktober 2012 pada 142 ibu untuk mengetahui hubungan antara umur dan Paritas ibu dengan kejadian BBLR. Analisa univariate Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ibu Umur f % Resiko : < 20 atau > 35 tahun 18 12.7 Tidak beresiko: 20 35 tahun 124 87.3 Jumlah 142 100 Berdasarkan tabel 1 distribusi responden berdasarkan umur ibu didapat yang terbanyak umur tidak (87,3%). Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan paritas ibu Paritas f % Primi 62 43.7 Multi 75 52.8 Grande multi 5 3.5 Jumlah 142 100 Berdasarkan tabel 2 distribusi responden berdasarkan paritas ibu didapat yang terbanyak paritas terbanyak multi sebanyak 75 responden (52,8%). Tabel 3 Distribusi angka kejadian BBLR Angka Kejadian BBLR F % Ya 9 6.3 Tidak 133 93.7 Jumlah 142 100 Berdasarkan tabel 3 distribusi angka kejadian BBLR didapat yang terbanyak tidak yaitu 133 responden (93,7%). Analisa Bivariat Tabel 4 Hubungan antara umur ibu bersalin dengan kejadian BBLR Kejadian BBLR Umur Ya Tidak Jumlah Resiko 2 (1,4%) 16 (11,3%) 18 (12,7%) Tidak 7 117 124 beresiko (4,9%) Jumlah 9 (6,3%) (82,4%) 133 (93,7%) (87,3%) 142 (100%) Berdasarkan tabel 44 didapat umur dengan kejadian BBLR terbanyak adalah umur tidak beresiko dengan tidak kejadian BBLR sebanyak 117 responden (82,5%). umur dengan kejadian BBLR dengan didapat hasil Asympt.sig yaitu 0,734 yang berarti p > 0,05 atau 0,734 > 0,05 berarti tidak ada hubungan antara umur

67 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 1, No 1, Maret 2016, hlm 1-99 ibu bersalin dengan kejadian BBLR di Tabel 5 Hubungan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian BBLR Kejadian BBLR Paritas Ya Tidak Jumlah Primi 6 (4,2%) 56 (39,4%) 62 (43,7%) Multi 3 (2,1%) 72 (50,7%) 75 (52,8%) Grande 0 5 5 (0%) Jumlah 9 (6,3%) (3,5%) 133 (93,7%) (3,6%) 142 (100%) Berdasarkan tabel 5 didapat paritas dengan kejadian BBLR terbanyak adalah paritas multi dengan tidak kejadian BBLR sebanyak 72 responden (50,7). Berdasarkan hasil perhitungan paritas dengan kejadian BBLR dengan menggunakan uji chi square (x 2 ) didapat hasil Asympt.sig yaitu 0,334 yang berarti p > 0,05 atau 0,334 > 0,05 berarti tidak ada hubungan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian BBLR di Rumah Bersalin (RB) Juweni Desa Pandes Wedi Klaten tahun 2012. PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 1 distribusi responden berdasarkan umur ibu di Pandes Wedi Klaten tahun 2012 didapat yang terbanyak umur tidak (87,3%). Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Manuaba (1998) bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR adalah umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun (umur beresiko). Berdasarkan tabel 2 distribusi responden berdasarkan paritas ibu di Pandes Wedi Klaten tahun 2012 didapat yang terbanyak paritas terbanyak multi sebanyak 75 responden (52,8%). Hal ini sesuai dengan pendapat Prawiroharjo (2006) bahwa paritas 1 dan 3 adalah paritas yang aman untuk hamil dan bersalin dan didukung pendapat dari Manuaba (1998) ibu dengan paritas> 3 (beresiko) tidak aman dan lebih sering melahirkan BBLR, Hal tersebut dimungkinkan alat-alat Reproduksi yang sudah menurun, dan sel-sel otot yang mulai melemah sehingga ibu dengan paritas beresiko cenderung melahirkan BBLR Berdasarkan tabel 3 distribusi angka kejadian BBLR di Rumah Bersalin (RB) Juweni Desa Pandes Wedi Klaten tahun 2012 didapat yang terbanyak tidak yaitu 133 responden (93,7%). Menurut Amiruddin (2007) kejadian BBLR di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor-faktor yang berasal dari ibu meliputi : umur ibu, umur kehamilan, paritas, berat badan dan tinggi badan, status gizi (nutrisi), kebiasaan minum alkohol dan merokok, penyakit-penyakit keadaan tertentu waktu hamil (anemia, perdarahan dan lain-lain), jarak kehamilan, kehamilan ganda, riwayat abortus. Faktor yang berasal dari janin meliputi : kehamilan kembar dan kelainan bawaan. Faktor lingkungan seperti pendidikan dan pengetahuan ibu, pekerjaan status sosial ekonomi dan budaya, dan faktor pelayanan kesehatan. umur dengan kejadian BBLR dengan didapat hasil Asympt.sig yaitu 0,734 yang berarti p > 0,05 atau 0,734 > 0,05 berarti tidak ada hubungan antara umur ibu bersalin dengan kejadian BBLR di

Supiati, Karakteristik Ibu Kaitannya Dengan Kejadian Bayi 68 Penelitian ini sesuai dengan Joni (2008) bahwa tidak ada hubungan usia ibu dengan kejadian BBLR. Lain halnya pendapat Wiknjosastro (2010) faktor- faktor yang mempengaruhi bayi berat badan lahir rendah adalah : Faktor Ibu, meliputi umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. paritas dengan kejadian BBLR dengan didapat hasil Asympt.sig yaitu 0,334 yang berarti p > 0,05 atau 0,334 > 0,05 berarti tidak ada hubungan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian BBLR di Rumah Bersalin (RB) Juweni Desa Penelitian ini sesuai dengan Joni (2008) bahwa tidak ada hubungan paritas ibu dengan kejadian BBLR. Hal ini berbeda dengan pendapat Rochyati (2003) bahwa ibu yang melahirkan dengan paritas 1 dan 4 lebih banyak di bandingkan dengan paritas 2-3. Pada ibu dengan paritas 1, sebagian besar ibu belum siap secara fisik maupun mental dalam menjalani kehamilannya, sedangkan pada paritas 4 ibu telah banyak melahirkan yang menyebabkan ibu mengalami kemunduran pada fungsi organ pada fungsi organ reproduksinya. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 142 responden bulan Oktober 2012 di Rumah Bersalin (RB) Juweni Desa Pandes Wedi Klaten tahun 2012 dapat disimpulkan 1. Umur ibu terbanyak umur tidak (87,3%). 2. Paritas ibu terbanyak multi sebanyak 75 responden (52,8%). 3. Angka kejadian BBLR terbanyak tidak yaitu 133 responden (93,7%). 4. Tidak ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian BBLR di 5. Tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian BBLR di DAFTAR RUJUKAN Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Angka kematian Ibu dan Bayi. Depkes RI, Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Tetanus Neonatorum dan Bayi Berat Lahir Rendah. Depkes RI, Jakarta Joni, Meidrin (2008). Hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian BBLR pada bayi baru lahir di RSUD H. Hanafie Bungo tahun 2008. Jurnal SUPTAKBPP. VOL. I NO. 2 TAHUN 2008 Manuaba, Ida Bagus. (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk Bidan, ECG. Jakarta. Prawiroharjo, S. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Balai Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Rochyati, P., (2003). Skrining Antenatal pada Ibu Hamil, Airlangga University Press,, Surabaya. Sarimawar, Djaja, (2003). Penyakit Penyebab Kematian BBL dan Sistem Pelayanan Kesehatan yang berkaitan di Indonesia (www.sarimdlitbang.depkes.go. id.) (Diakses tanggal 2 September 2012). Wiknjosastro, Hanifa. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodiharjo.