Yudha Febrianta Universitas Muhammadiyah Purwokerto

dokumen-dokumen yang mirip
AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI SEBAGAI DASAR MENUJU PRESTASI OLAH RAGA. Endang Rini Sukamti, MS FIK-UNY

KAJIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK DI KOTA BANDA ACEH

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN?

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERKEMBANGAN MOTORIK PLAY GROUP DAN TAMAN KANAK-KANAK OLEH: ENDANG RINI SUKAMTI, M.S DOSEN FIK UNY

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neneng Nurhayati, 2014

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B RA AL-MUHAJIRIN PALU ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam kandungan maupun sejak dilahirkan ke bumi. Kemampuan yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN KREATIF ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Orang tua dan guru belum memahami akan perkembangan potensi yang

2014 USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERJALAN DI ATAS PAPAN TITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

appropriateness). Orang dewasa tidak perlu melakukan bantuan terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan

B. METODOLOGI. 1. Tujuan dan Manfaat Perancangan. a. Tujuan Perancangan.

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Tingkat Raudhatul Athfal ( Khusus pengembangan motorik anak TK / RA )

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Ea Siti Julaeha, 2014 Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

TUGAS TUTORIAL III MATA KULIAH METODE PENGEMANGAN FISIK TUTOR ; DIAN BUDIANA, M.PD.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

KREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam. proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua,

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK AL-KHAIRAAT LOLU

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Ni Luh Gede Sudewiyani 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Raudlatul Athfal (RA) merupakan jenjang pendidikan anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN LARI BOLAK BALIK MEMINDAHKAN BENDA PADA ANAK KELAS 1A SD NEGERI JARAKAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi seorang anak bermain sambil belajar adalah suatu kegiatan di mana

PENERAPAN PERMAINAN KONSTRUKTIF DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL SAMBIROTO

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

I. PENDAHULUAN. Tugas Akhir Mainan edukasi 1

SERI BACAAN ORANG TUA. Mengasah Keterampilan Bergerak ANAK USIA 2-4 TAHUN. Milik Negara Tidak Diperjualbelikan

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN MOTORIK YANG MENYENANGKAN DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Yudha Febrianta Universitas Muhammadiyah Purwokerto E-mail: yudha.febrianta@yahoo.co.id Abstract: At this age motor development of children can be developed properly, the child s motor can be a stimulus with a wide range of models, the motor development was developed early on because it will affect the growing kembanganya later, then to train the child s motor, both gross motor and fine motor perleu do stimulus with existing models of motor learning. To develop the motor skills of children, teachers can use different models of motor learning, early childhood, the model was used to reach the children s learning. Education in schools for early childhood has its own characteristics so that the motor learning models used should be selected according to early childhood. In motor learning model selection is done in order to ensure the child is not injured, the child feels uncomfortable, fearful or anxious in doing these movements. Keywords: models of motor learning Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar, sehingga disebut usia emas (golden age). Pada usia ini anak memiliki kemampuan untuk belajar yang luar biasa khususnya pada masa kanak-kanak awal. Mengingat usia dini merupakan usia emas maka pada masa itu perkembangan anak harus dioptimalkan. Perkembangan anak usia dini sifatnya holistik, yaitu dapat berkembang optimal apabila sehat badannya, cukup gizinya dan didik secara baik dan benar. Anak akan mengalami suatu periode yang dinamakan sebagai masa keemasan anak saat usia dini dimana saat itu anak akan sangat peka dan sensitif terhadap berbagai rangsangan dan pengaruh dari luar. Laju perkembangan dan pertumbuhan anak mempengaruhi masa keemasan dari masingmasing anak itu sendiri. Saat masa keemasan, anak akan mengalami tingkat perkembangan yang sangat drastis di mulai dari pekembangan berpikir, perkembangan emosi, perkembangan motorik, perkembangan fisik dan perkembangan sosial. Lonjakan perkembangan ini terjadi saat anak berusia 0-8 tahun, dan lonjakan perkembangan ini tidak akan terjadi lagi di periode selanjutnya. Saat perkembangan anak khususnya saat perkembangan dini, orang tua harus betul menjadikannya sebagai perhatian khusus, karena hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa yang akan datang Pada usia ini perkembangan motorik anak dapat dikembangkan dengan baik, motorik anak dapat di stimulus dengan berbagai macam model, perkembangan motorik dikembangkan sejak dini karena akan berpengaruh terhadap tumbuh kembanganya kelak, maka untuk melatih motorik anak, baik motorik kasar maupun motorik halus anak perleu dilakukan stimulus dengan model pembelajaran motorik yang ada. Seiring dengan pertambahan usia dan banyak latihan, gerakan-gerakan tersebut akan menjadi semakin sempurna. Hal tersebut juga diiringi dengan jumlah makanan yang dkonsumsi sesuai dengan ukuran tubuh masing-masing anak. Kebiasaan memakan berbagai macam makanan yang bergizi akan mempengaruhi pertumbuhan tulang dan bentuk tubuh. Keterampilan motorik kasar yang lebih maju dari sekadar refleks merupakan prasyarat untuk berolahraga, menari dan berbagai aktivitas-aktivitas lain yang nantinya sebagai dasar pada masa usia sekolah dan tahap pekembangan selanjutnya. PEMBAHASAN A. Pengertia Motorik Anak Usia Dini Motorik merupakan terjemahan dari kata motor yang artinya dasar mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Gerak (movement) adalah suatu aktivitas yang didasari oleh proses motorik. Proses motorik ini melibatkan sebuah sistem pola gerakan yang terkoordinasi (otak, saraf, otot, dan rangka) dengan proses mental yang sangat 184

Yudha Febrianta, Model Pembelajaran Motorik yang Menyenangkan 185 kompleks yang disebut sebagai proses cipta gerak. Keempat unsur tersebut tidak bisa bekerja secara sendiri-sendiri, tetapi selalu terkoordinasi. Apabila salah satu unsur mengalami gangguan, gerak yang dilakukan dapat mengalami gangguan pula. Dengan kata lain, gerakan yang dilakukan oleh anak secara sadar dipengaruhi oleh stimulus dari lingkungannya (informasi verbal atau lisan, gambar, dan alat lainnya) yang dapat direspon oleh anak. Kemampuan gerak dasar sudah dimulai sejak anak dalam kandungan sampai lahir. Pada saat bayi mulai menggerakkan kedua tangannya, kemudian menarik dan menjulurkan kedua kakinya, memutar badan ke samping, tengkurap, merangkak, merambat untuk berdiri, dan berjalan hingga berlari. Berikut ini merupakan macam-macam motorik ada motorik kasar dan juga motorik halus, berikut penjelasannya. 1. Motorik Halus ( fine motor activity) Didefinisikan sebagai keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengkoordinasikan atau mengatur otot-otot kecil/halus serta memerlukan koordinasi yang cermat. Misal berkaitan dengan gerakan mata dan tangan yang efisien, tepat, dan adaptif. Perkembangan kontrol motorik halus atau keterampilan koodinasi mata dan tangan mewakili bagian yang penting dalam perkembangan motorik. Contoh aktivitas motorik halus misalnya kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoretcoret, menyusun balok, menggunting, menulis, dan sebagainya. 2. Motorik Kasar Didefinisikan sebagai keterampilan gerak atau gerakan tubuh yang memakai otototot besar sebagai dasar utama gerakannya. Keterampilan motorik kasar meliputi pola lokomotor (gerakan yang menyebabkan perpindahan tempat), seperti berjalan, berlari, menendang, naik-turun tangga, melompat, meloncat, dan sebagainya. Dan juga keterampilan menguasai bola seperti melempar, menendang, dan memantulkan bola. Kurangnya stimulus, atau sebaliknya stimulus berlebihan ditambah lagi dengan gerakan motorik kasar dan motorik halus yang tidak berkembang secara baik, bisa menyebabkan rusaknya perhatian terhadap lingkungan. B. Model Pembelajaran Motorik Anak Usia Dini Pengertian pembelajaran menurut Roestiyah (1982: 8) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana guru melihat-lihat apa yang terjadi selama murid mengalami pengalaman edukatif, untuk mencapai suatu tujuan yang kita perhatikan adalah pola perubahan pada pengetahuan selama mengalami edukatif, untuk mencapai suatu yang kita perhatikan adalah pola perubahan pada pengetahuan selama mengalami belajar itu berlangsung. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi, model pembelajaran cenderung preskriptif (memberi petunjuk dan bersifat menentukan), yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran. Untuk mengembangkan kemampuan motorik anak, guru dapat menggunakan berbagai model pembelajaran motorik anak usia dini, model tersebut digunakan untuk mencapai pembelajaran anak. Pendidikan di sekolah untuk anak usia dini mempunyai ciri khas sendiri sehingga model-model pembelajaran motorik yang digunakan harus di pilih sesuai untuk anak usia dini. Dalam pemilihan model pembelajaran motorik tersebut dilakukan agar menjamin anak tidak mengalami cidera, anak merasa nyaman, tidak takut ataupun cemas dalam melakukan gerakan-gerakan tersebut. Model pembelajaran seharusnya memiliki lima unsur, yaitu: 1. Syntax Adalah langkah-langkah operasional pembelajaran 2. Social system Adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran 3. Principles of reaction Menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa 4. Support system Yakni segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran 5. Instruction dan nurturant effects Adalah hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang disasar (istructional effects) dan hasil belajar di luar yang di sasar (nurturant effects) Contoh model pembelajaran motorik kasar untuk anak usia dini: 1. Membawa anak kesebuah lapangan yang memiliki gundukan tanah yang menyerupai bukit, diharapkan anak akan menaiki dan

186 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 3, Nomor 3, Mei 2017, hlm. 184-188 menuruninya secara berkesinambungan 2. Meminta anak berdiri sambil memegang bola, bola dilemparkan ke atas dan anak itu berusaha menagngkap kembali bola tersebut. 3. Membuat sebuah garis di atas tanah atau lantai berukuran 20 cm panjang 4 m atau bentuk papan titian, diharapkan anak berjalan maju dan mundur diatas garis itu 4. Menyediakan tambang berukuran 2 meter yang menggantung pada sebuah penyangga, diharapkan anak memanjat dan menggelantung beberapa saat pada tali tersebut 5. Membuat dua garis yang lebarnya 50 cm ibarat sebuah parit, di harapkan anak melintasi garis tersebut dengan cara melompatinya Contoh model pembelajaran motorik halus anak usia dini: 1. Menyusun puzzle dengan jumlah potongan sedikit, puzzle akan terpasang sempurna dan membentuk objek yang benar hanya jika semua komponen puzzle dipasang dengan benar. Cara bermain: a. Acak puzzle b. Ajak anak mencocokkan potongan puzzle tersebut c. Setelah selesai berikan pujian pada anak Manfaat: a. Stimulus mental Puzzle adalah sumber stimulasi mental bagi anak-anak dari segala usia, meskipun permainan puzzle telah dilakukan secara berulang-ulang. Anak Anda harus memikirkan strategi terbaik untuk mencocokan potonganpotongan puzzle kardus tersebut seperti memasang potongan tersebut pada tepi pertama dan mengisi ruang kosong yang berada ditengah sehingga terbentuklah gambar puzzle yang utuh. Mereka juga ditantang dari bagian pertama sampai dengan terakhir untuk mencoba menemukan potongan khusus dengan menghubungkan bagian atas sehingga menyerupai gambar seutuhnya. b. Melatih Koordinasi Antara Mata dengan Tangan Mengembangkan koordinasi antara mata dengan tengan merupakan hal yang sangat penting bagi anak kecil, dan dengan mainan puzzle kardus adalah cara yang bagus untuk melakukannya. Alasan anak-anak kecil harus menggunakan potongan puzzle yang besar dan mencobanya dengan lebih giat untuk menyesuaikannya supaya tecipta keseluruhan gambar yang lengkap adalah karena mereka belum mengembangkan koordinasi yang diperlukan untuk terampil dalam menyusun puzzle dengan potongan-potongan kecil. Untuk anak bayi, mainan ini bisa dimulai dengan puzzle pasak kardus yang dilakukan dengan bimbingan orang tua dengan cara menuntun tangan kecil sang anak untuk meyusun mainan ini. Dan seiring berjalan waktu mereka mulai bisa menyamai bentuk dan melakukan permainan game puzzle dengan sendirinya. Ini adalah refleksi dari perkembangan bertahap koordinasi antara mata dengan tangan c. Keterampilan Pemecahan Masalah dan Penalaran. Menyusun game puzzle anak juga menuntut pemecahan masalah dan keterampilan penalaran. Anak-anak selalu dihadapkan dengan masalah-masalah kecil yang harus diselesaikan dalam rangka untuk menyelesaikan puzzle supaya berhasil. Misalnya, ketika tersisa beberapa potongan terakhir yang memiliki bentuk dan warna hampir sama maka anak harus menentukan mana yang cocok dan ini biasanya dilakukan dengan proses eliminasi, mencobanya satu persatu bagian di setiap lubang sampai terpasang dengan benar. Dengan waktu, anakanak mampu memecahkan masalah-masalah kecil ini jauh lebih cepat d. Melatih daya kreativitas Banyak anak yang terpicu daya kreatifnya hanya dengan bermain puzzle. Mereka menikmati melihat gambar pada kotak dan menyelesaikannya. Mungkin mereka dapat diarahkan juga untuk menggambar, melukis, dan gambar warna yang mirip di alam. Saat mengembangkan semua keterampilan di atas, puzzle sering membuka pintu untuk kreativitas juga. e. Melatih konsentrasi f. Melatih logika g. Memperkuat daya ingat h. Mengenalkan anak pada konsep hubungan i. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih berfikir matematis (menggunakan otak kiri) j. Puzzle adalah salah satu permainan yang disukai anak. Permainan ini juga disebut bongkar pasang. Aspek yang dikembangkan adalah a. Aspek kognitif, anak memikirkan susunan yang mana yang akan di cocokan dari puzzle tersebut. b. Motorik halus, anak menyusun puzzle dengan menggunakan tangan, maka motorik halus anak akan berkembang. c. Bahasa, anak dapat menyebutkan gambar/bentuk yang terbentuk dari susunan puzzle tersebut.

Yudha Febrianta, Model Pembelajaran Motorik yang Menyenangkan 187 d. Aspek sosial emosional, anak bias bekerjasama dengan temannya dalam menyusun puzzle dan bias melatih kesabaran anak, ketekunan dan ketelitian dalam menyusun puzzle tersebut. 2. Bermain playdough Manfaat bermain playdough a. Kemampuan sensorik Salah satu cara bayi untuk mengenal sesuatu yaitu melalui sentuhan. Dengan bermain play dough mereka belajar tentang tekstur, serta bagaimana menciptakan sesuatu. b. Kemampuan berfikir Bermain play dough bisa mengasah kemampuan berfikir anak. Latihlah dia dengan memeberikan contoh bagaimana bermain dan menciptakan sesuatu dengan playdough. c. Self esteem Permainan play dough adalah permainan yang tanpa aturan sehingga berguna untuk mengembangkan kemampuan imajinasi dan kreatifitas anak. Dengan bermain play dough dapat meningkatkan rasa ingin tahu si kecil, sekaligus mengajarkannya tentang problem solving yang berguna untuk meningkatkan self esteemnya. d. Kemampuan berbahasa Meremas, berguling, membuat bola, dan berputar adalah beberapa kata yang akan sering didengar anak anda saat bermain playdough. Gunakan kata-kata untuk mendeskripsikan kegiatan anda bermain playdough. Jika perlu berilah nama untuk setiap bentuk yang anda buat dari play dough. e. Kemampuan sosial Selain bermain dengan anda, berilah kesempatan pada si kecil untuk bermain play dough dengan teman-temannya 3. Menyusun tumpukan balok sampai ketinggian tertentu tanpa roboh Manfaat permainan susun balok a. Dapat mengembangkan daya imajinasi anak, mendorong keterampilan dan ketangkasan, melatih koordinasi antara tangan dengan mata b. Membantu anak untuk bermain dan sekaligus juga belajar, menumpuk, membangun dan menciptakan obyek baru. c. Mainan balok juga membantu mengembangkan keterampilan motorik halus yang akan membantu ketika saatnya mempelajari keterampilan lain yang lebih rumit seperti menggambar dengan kapur atau menggunakan cat kuas dan krayon. 4. Menggunting menurut pola, jika guntingan tidak mengikuti pola maka bentuk yang di hasilkan tidak akan sama dengan pola Manfaat menggunting: a. untuk mengembangkan sensori motor b. berguna untuk mengembangkan kekuatan otot tangan c. berguna untuk mengembangkan kekuatan jari tangan 5. Mewarnai dan menggambar, suatu warna tidak boleh melewati garis bidang yang diwarnai Manfaat mewarnai gambar: a. Sebagai Media Berekspresi Seperti halnya orang dewasa, aktifitas mewarnai terutama mewarnai bidang kosong merupakan cara bagi si kecil untuk mengungkapkan perasaaan dirinya. Melalui gambar yang dibuatnya dapat terlihat apa yang sedang dirasakannya, apakah itu perasaan gembira atau perasaan sedih. b. Membantu Mengenal Perbedaan Warna Membiasakan si kecil untuk melakukan aktifitas mewarnai baik dengan krayon, pensil warna maupun spidol warna sejak dini dapat membantu mereka mengenal warna, sehingga mereka dapat membedakan antara warna yang satu dengan warna lainnya. Hal ini juga dapat mempermudah mereka dalam mencampur dan memadukan warna. Kemampuan inilah yang akan membantu si kecil dalam berkreasi seiring dengan perkembangan usia mereka. c. Warna Merupakan Media Terapi Warna merupakan sebuah media terapi bagi banyak orang, bahkan warna kerapkali digunakan sebagai bahasa global untuk membaca emosi seseorang. Seorang anak yang mewarnai matahari dengan warnawarna gelap seperti hitam atau abu-abu bisa jadi menandakan kemarahan mereka saat itu. Selain itu cara si kecil menorehkan warna juga dapat mengekspresikan sifat dasar mereka, sebagai contoh, jika si kecil mewarnai dengan cara menorehkan garis-garis teratur pada gambar menunjukan bahwa si kecil memiliki kecenderungan gaya hidup teratur. Terlepas dari itu warna sendiri menjadi alat terapi untuk meringankan stres pada si kecil setelah lelah seharian beraktifitas. d. Melatih Si Kecil Menggenggam Pensil Bagi sebagaian anak, krayon adalah benda pertama yang digenggamnya sebelum mereka menggenggam pensil. Saat mewarnai dengan krayon itulah pertama kali si kecil belajar menggengam dan mengontrol pensil di tangannya. Kemampuan tersebut yang nantinya akan membantunya dalam menulis saat si kecil menempuh pendidikan di sekolah.

188 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 3, Nomor 3, Mei 2017, hlm. 184-188 e. Melatih Kemampuan Koordinasi Kemampuan berkoordinasi merupakan manfaat lain yang bisa diperoleh dari aktifitas mewarnai. Dalam mewarnai diperlukan koordinasi yang bagus antara mata dan tangan, mulai dari bagaimana cara yang tepat menggenggam krayon, hingga memilih warna dan menajamkan krayon. Kemampuan dasar berkordinasi inilah yang dapat mengembangkan kemampuan dasar si kecil hingga mereka besar nanti. f. Mengembangkan Kemampuan Motorik Aktifitas mewarnai merupakan aktifitas yang dapat membantu meningkatkan kinerja otot tangan sekaligus mengembangkan kemampuan motorik anak. Kemampuan tersebut sangat penting dalam perkembangan aktifitasnya kelak, seperti dalam mengetik, mengangkat benda dan aktifitas lainnya dimana dibutuhkan kinerja otot lengan dan tangan dalam prosesnya. g. Mewarnai Meningkatkan Konsentrasi Aktifitas mewarnai dapat melatih konsentrasi si kecil untuk tetap fokus pada pekerjaan yang dilakukannya meskipun banyak aktifitas lain yang terjadi di sekelilingnya. Seorang anak yang sedang menyelesaikan tugas mewarnai akan fokus pada lembar gambar yang sedang diwarnainya, sehingga sekalipun pun di sekelilingnya ribut dengan aktifitas anak-anak lain, ia akan tetap fokus menyelesaikan tugas mewarnainya. Kemampuan berkonsentrasi inilah yang kelak berguna bagi si kecil dalam menyelesaikan soal matematika atau pelajaran lainnya yang membutuhkan konsentrasi tinggi. h. Mewarnai Melatih Si Kecil Mengenal Garis Batas Bidang Mengenal batas bidang gambar merupakan manfaat lain dari aktifitas mewarnai. Di masa awal si kecil memulai aktifitas mewarnai, mereka tidak akan peduli dengan garis batas gambar di hadapannya, hal tersebut wajarwajar saja, biarkan si kecil merasa nyaman dan exited terlebih dahulu dengan aktifitas mewarnainya. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia si kecil, mereka akan mulai menghargai dan memperhatikan garis-garis batas tersebut, dan berusaha untuk mewarnai gambar dihadapannya tanpa keluar garis. Membiasakan anak belajar mewarnai sejak kecil akan melatihnya lebih peka terhadap batasan garis sejak dini. Kemampuan inilah yang menjadi bekal mereka saat mereka mulai belajar menulis di buku tulis bergaris. i. Mewarnai Melatih Si Kecil Membuat Target Proses mewarnai membutuhkan satu target yaitu berhasil mewarnai seluruh bidang gambar yang tersedia. Dengan melakukan aktifitas mewarnai sejak dini si kecil akan belajar untuk meyelesaikan tugas yang dihadapinya. Di sinilah akan terpupuk rasa tanggung jawab si kecil dengan pekerjaan yang diterimanya sekaligus memupuk kepercayaan diri si kecil bahwa ia dapat menyelesaikan tugas yang sedang diembannya. Sikap ini akan membantunya menyelesaikan tugastugasnya kelak, dan juga melatihnya untuk tidak mudah menyerah dengan tantangan yang akan dihadapinya. SIMPULAN Keterampilan gerak adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu tugas gerak secara maksimal sesuai dengan kemampuannya. Keterampilan gerak pada setiap orang berbedabeda, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor tingkatan usia, pengalaman gerak. Sifat dasar dari sebuah keterampilan adalah memaksa seorang pelajar untuk lebih membuat pertimbangan ketika merencanakan belajar dari pengalaman Model Pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat maka tujuan dari pembelajaran akan tercapai. Anak usia dini merupakan individu yang sangat unik. Membutuhkan sentuhan-sentuhan yang khusus karena setiap gerakan yang dilakukannya merupakan modal untuk keterampilan gerak di masa yang akan datang. Banyak model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam pembelajaran motorik untuk menarik siswa bergerak dan memberikan pengalaman gerak yang sebanyak-banyaknya. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2002. Model Pengembangan Motorik Anak Prasekolah. Jakarta: Ditjen Olahraga Depdiknas, Direktorat Olahraga Masyarakat. Heri Rahyubi, 2012. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung : Nusa Media. http://staff.uny.ac.id/sites/default/ files/131568302/perkembangan%20 MOTORIK%20KASAR%20ANAK%20 USIA%20DINI.pdf. Diakses hari jumat 25 maret 2016 pukul 12.51 WI. http://blog.lazada.co.id/manfaat-belajarmenggambar-mewarnai-bagi-ana/. Diakses hari minggu 27 maret 2016 pukul 16.00. Sulastri Mufikhah. 2008. Aktivitas Pembeljaran Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak. Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.