PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014? Jakarta, 29 Januari 2014 Q: Apakah Ibu/Bapak/Saudara tahu atau tidak tahu bahwa Tahun 2014 akan dilaksanakan Pemilihan Legislatif (pileg)? (pertanyaan tertutup) Tahu Tidak tahu 7% Masih ada 7% masyarakat yang tidak mengetahui hajat pesta demokrasi Indonesia pada 2014 93% 1
Q: Jika tahu, sebutkan dengan tepat anggal dan bulan pelaksanaan Pemilihan Legislatif (pileg) 2014? (pertanyaan terbuka) Tidak tahu/tidak jawab 57.85 19-Apr 14-Apr 1.12 2.05 Komisi Pemilihan Umum (KPU) membutuhkan alokasi anggaran untuk Pemilu 2014 yakni pemilihan anggota DPR, DPD, dan DPRD sebesar Rp 14,4 triliun (Ketua KPU Husni Kamil Manik Kamis, 9 Januari 2014 ) 9-Apr 38.97 Q: Jika tahu, sebutkan berapa jumlah peserta partai politik nasional pada pemilihan Legislatif (pileg) 2014? (pertanyaan terbuka) Tidak tahu/tidak 16 15 14 13 12 11 10 8 4 3 0.37 0.28 1.49 1.3 16.26 2.89 4.95 1.12 0.74 1.58 68.97 Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilihan Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis Poin ke 5 misi KPU 2
Q: Jika tahu, dari mana memperoleh informasi pelaksanaan Pemilihan Legislatif (pileg) 2014? (pertanyaan terbuka) Keluarga Teman Perangkat desa Sosialisasi partai Stiker Surat kabar Internet Berita di Media Baliho Spanduk TV 8.5 1.02 5.88 1.96 0.74 1.58 1.3 1.12 6.26 3.17 1.4 67 TEMUAN Masih ada tujuh (7) persen masyarakat yang tidak mengetahui bahwa Tahun 2014 ada hari raya pesta demokrasi di Indonesia 57.85 persen masyarakat tidak tahu bahwa hari raya pesta demokrasi di Indonesia Tahun 2014 dilaksanakan 9 April 68.97 persen masyarakat tidak berapa jumlah peserta partai politik nasional yang berlaga di hari raya pesta demokrasi di Indonesia pada 9 Apri 2014 67 persen masyarakat menilai TV menjadi preferensi utama dalam menerima informasi seputar pengetahuan dan pelaksanaan Pileg 2014 Partai politik sebagai salah satu pemeran utama malah hanya bergeser menjadi pemeran pembantu dalam sekuel rutin pemilu 3
80.18 8 19.81 98.59 14 1.4 4
84.39 4 15.6 87.28 7 12.71 5
85.14 6 14.85 74.57 5 25.42 6
92.24 10 7.75 93.73 3 6.26 7
87.66 2 12.33 99.53 15 0.46 8
74.48 1 25.51 89.06 9 10.93 9
TEMUAN Tingkat pengetahuan dan pengenalan publik terhadap nomor urut partai politik pada Pileg 2014 sangat beragam Sebanyak 25.51 persen publik dapat menyebut nomor urut Partai Nasdem adalah nomor satu (1) 25.42 persen publik dapat dapat menyebut nomor urut Partai Golkar 19.81 persen publik dapat menyebut nomor urut Partai Amanat Nasional (PAN) 15.6 persen publik dapat menyebut nomor urut PDI Perjuangan 14.85 persen publik dapat menyebut nomor urut Partai Gerindra 12.71 persen publik dapat menyebut nomor urut Partai Demokrat 12.33 persen publik dapat menyebut nomor urut PKB 10.93 persen publik dapat menyebut nomor urut PPP TEMUAN 10.93 persen publik dapat menyebut nomor urut PPP 7.75 persen publik dapat menyebut nomor urut Partai Hanura 6.26 persen publik dapat menyebut nomor urut PKS 1.4 persen publik dapat menyebut nomor urut PBB 0.46 persen publik dapat menyebut nomor urut PKPI 10
KESIMPULAN KPU harus mencari metode baru atau out the box dalam mensosialisasikan bahwa 9 April 2014 adalah hari raya bagi kehidupan demokrasi di Indonesia Televisi dan media cetak dapat digunakan sebagai salah satu upaya serangan udara dalam meningkatkan pengetahuan publik tentang sekelumit Pileg 2014 Peran partai politik dalam Pileg 2014 sangat besar. Karena yang jadi manten adalah partai politik Efek serangan udara berupa iklan di media televisi seperti yang dilakukan Partai Nasdem, Partai Golkar, PAN, PDI Perjuangan Gerindra, sangat linear dengan tingkat pengenalan publik terhadap nomor urut partai politik nasional pada Pileg 2014 Tapi tidak dengan Partai Hanura dan PKPI. Iklan keduanya lebih mengedepankan sosok Win-HT sebagai capres-cawapres dan Sutiyoso sebagai figur utama di PKPI KESIMPULAN Partisipasi politik dalam negara demokrasi merupakan indikator implementasi penyelenggaraan kekuasaaan negara tertinggi yang sah oleh rakyat (kedaulatan rakyat) Harus digenjot dengan pengetahuan dan kesadaran tentang pemilu Jika tingkat partisipasi terus menerus turun maka ini menjadi early warning (peringatan dini) bagi perkembang demokrasi Indonesia Jangan sampai muncul pameo baru, pemenang dari sebuah kejuaraan seperti pemilu, pilkada, pilpres dikalahkan dengan jumlah pemilih Golput Akibatnya, kualitas pemenang kejuaraan pemilu, pilkada, pilpres makin rendah 11