BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sehat. Dalam studi yang dilakukan oleh Asian Development

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena munculnya Good Corporate Governance mulai dikenal karena

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Markets Ranked by Corporate Governance Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan milik swasta maupun pemerintah melaksanakan Good Corporate

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG),

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perusahaan milik negara yang

BAB I PENDAHULUAN. posisi tiga terbawah dalam menerapkan Good Corporate Governance di Asia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, tidak terkecuali BUMN. Para pelaku bisnispun dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan banyak perusahaan-perusahaan baru yang mulai tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jika manajer perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

BAB I PENDAHULUAN. melanda hampir ke seluruh negara menjadikan Corporate Governance menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance. Prinsip-prinsip Good Corpotrate Governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. Istilah good corporate governance atau dikenal dengan GCG menjadi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara-negara tersebut adalah lemahnya pelaksanaan tata kelola (corporate

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa ini tidak bisa lepas dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dimana hal ini menciptakan persaingan antar perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini istilah Good Corporate Governance kian

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang menarik. Isu mengenai corporate governance ini mulai mengemuka,

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak tuntutan publik agar terciptanya tata kelola yang baik, agar

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) sesungguhnya telah lama dikenal di

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melihat kinerja suatu perusahaan, para stakeholder akan menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kemampuan atau kinerja perusahaan dalam menghasilkan return di. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan.

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kinerja perusahaan. Pada awalnya corporate governance lahir

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. (2014 : 1) yang menjelaskan bahwa Good Corporate Governance (GCG)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan publik besar dan kantor akuntan publik (KAP) besar pada

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG) telah

BAB I PENDAHULUAN. terutama bagi perusahaan yang telah berkembang dan go public. Letter of Intent (LOI) dengan IMF. Corporate Governance diibaratkan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kestabilan moneter dan sebagai lalu lintas pembayaran. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

BAB I PENDAHULUAN. Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar,

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif ditambah dengan adanya ekonomi ASEAN. Ekonomi ASEAN tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Tiap jenis perusahaan menghasilkan sesuatu yang menarik konsumen untuk. dalam perusahaan yang dapat merusak kepercayaan konsumen.

Sub Sektor Bank BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang melanda sebagian besar wilayah dunia

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya dengan ukuran keuangan. Pengukuran dengan aspek keuangan lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. memburuknya perekonomian. Tahun 1997 dan 2013 sama-sama diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat (BPK, 2013). Keadaan tersebut membuat setiap BUMN wajib menerapkan Good

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

I. PENDAHULUAN. Peran penting penerapan Good Corporate Governance dapat dilihat dari sisi salah

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika Serikat sekitar satu setengah abad yang lalu (1840-an). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata

BAB I PENDAHULUAN. mengenai Good Corporate Governance mulai mengemuka. Hal ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) tidak diragukan andilnya


BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran untuk menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG)

BAB I PENDAHULUAN. bangkrut, buruknya kinerja perbankan nasional, banyaknya kredit macet, rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Menyambut implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),

BAB 1 PENDAHULUAN. komisaris yang lebih besar dari jumlah direksi. Dari penelitian Bank

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Konsep good corporate governance mulai banyak diperbincangkan di Indonesia saat krisis ekonomi melanda Asia Tenggara termasuk Indonesia. Dampak dari krisis tersebut, banyak perusahaan berjatuhan karena tidak mampu bertahan, salah satu penyebabnya adalah karena pertumbuhan yang dicapai selama ini tidak dibangun atas landasan yang kokoh sesuai dengan prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. Dalam studi yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) krisis yang terjadi di Asia disebabkan oleh lemahnya penerapan corporate governance. Menurut Wikipedia, Corporate Governance atau Tata Kelola Perusahaan (TKP) adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas. 1

2 TKP adalah suatu subyek yang memiliki banyak aspek. Salah satu topik utama dalam tata kelola perusahaan adalah menyangkut masalah akuntabilitas dan tanggung jawab mandat, khususnya implementasi pedoman dan mekanisme untuk memastikan perilaku yang baik dan melindungi kepentingan pemegang saham, selain itu sudut pandang pemangku kepentingan, yang menuntut perhatian dan akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain selain pemegang saham, misalnya karyawan atau lingkungan. Dengan demikian kalau semua pelaku dan hubungan antar komponen TKP berproses dan berhasil dengan baik maka itu disebut sebagai TKP yang baik atau good corporate governance (GCG). Untuk Menciptakan situasi perekonomian yang baik bagi semua pihak. Good Corporate Governance berkembang diberbagai perusahaan baik yang sifatnya publik maupun swasta. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) telah berdiri di Indonesia untuk menangani mengenai masalah ini. Secara logika, perusahaan yang baik harus mempunyai sistem pengendalian yang baik, jika itu dilakukan maka perusahaan akan terkendali dan menghasilkan output yang baik, maka disinilah perlunya Good Corporate Governance dalam mewujudkan semua itu, namun kenyataannya penerapan Good Corporate Governance dalam perusahaan khususnya di Indonesia masih relatif rendah, maka tidak heran jika perusahaan di Indonesia umumnya belum dapat maksimal secara kualitas (Willyz,2010). Survei yang dilakukan oleh Asian Corporate Governance Association (ACGA) menghasilkan bahwa 11 negara yang ada di Asia untuk dapat dibandingkan dan dikatakan telah mengikuti standar internasional haruslah

3 mendapatkan nilai 80%. Hal ini terlihat bahwa negara Singapura yang memiliki nilai 69% masih membutuhkan jalan yang panjang untuk mencapai nilai 80% Apalagi Indonesia yang baru mencapai setengah dari target yaitu 37% (Asian Corporate Association, 2012). Tabel 1.1 Market Category Scores Good Corporates Governance di Asia Market Category Scores % Total GC Rules & Pratices Enforcement Political & Regulatory IGAAP CG Culture 1. Singapore 69 68 64 73 87 54 2. HongKong 66 62 68 71 75 53 3. Thailand 58 62 44 54 80 50 4. = Japan 55 45 57 52 70 53 5. = Malaysia 55 52 39 63 80 38 6. Taiwan 53 50 35 56 7 46 7. India 51 49 42 56 63 43 8. Korea 49 43 39 56 75 34 9. China 45 43 33 46 70 30 10. Phillippines 41 35 25 44 73 29 11. Indonesia 37 35 22 33 62 33 Source : Asian Corporate Governance Association Selain itu, kendala yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, yaitu kendala internal (komitmen pimpinan dan anggota perusahaan, tingkat pemahaman pimpinan dan anggota perusahaan tentang prinsip-prinsip good corporate governance, efektifitas item pengendalian internal dan terjebak pada formalitas) dan kendala eksternal (perangkat hukum) (Purwaningtyas, 2011). Para pelaku usaha menilai GCG hanya sebatas kepatuhan terhadap peraturan yang kurang memberikan dampak langsung terhadap kinerja keuangan seperti halnya dalam kegiatan pemasaran. Sehingga ini menjadi alasan mengapa GCG kurang maksimal dalam hal implementasinya di kalangan perusahaan-perusahaan Indonesia (Purwani, 2010).

4 Pengelolaan yang buruk juga disinyalir sebagai salah satu sebab terjadinya krisis ekonomi politik Indonesia yang dimulai tahun 1997 yang efeknya masih terasa hingga saat ini. Karena itupun, dalam rangka berkompetisi di perdagangan international atau global trading, perusahaan-perusahaan di Indonesia diwajibkan melaksanakan suatu konsep pengelolaan perusahaan secara baik yang dikenal sebagai Good Corporate Governance (GCG). (BPKP, 2011). Survey lain yang dilakukan oleh Political and Economic Risk Consultancy (PERC) di negara Asia menghasilkan bahwa Indonesia menempati posisi paling terakhir dalam menerapkan Good Corporate Governance. Tabel 1.2 Skor Peringkat Good Corporate Governance di Asia No Negara Skor Tahun 2012 1 Singapura 0,67 2 Jepang 1,90 3 Hongkong 2,64 4 Taiwan 5,46 5 Malaysia 5,59 6 Philipina 6,10 7 Thailand 6,57 8 Korea Selatan 6,90 9 China 7,00 10 Vietnam 7,75 11 Indonesia 8,50 Ket : Makin tinggi skor, makin buruk Good Corporate Governance Sumber : Political and Economic Risk Consultancy (PERC) 2012

5 Penerapan GCG merupakan salah satu upaya yang cukup signifikan untuk melepaskan diri dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Peran dan tuntutan investor dan kreditor asing mengenai penerapan prinsip GCG merupakan salah satu faktor dalam pengambilan keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan. Penerapan prinsip GCG dalam dunia usaha di Indonesia merupakan tuntutan zaman agar perusahaan-perusahaan yang ada jangan sampai terlindas oleh persaingan global yang semakin keras. Prinsip-prinsip dasar dari GCG pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan (Wardani, 2008). Penerapan prinsip-prinsip GCG di dalam perusahaan tersebut didukung oleh beberapa penelitian, seperti penelitian yang dilakukan oleh Alexander dan Weiner (1998) dalam (Suryo, 2007). Yaitu penerapan prinsip-prinsip good corporate governance berpengaruh langsung terhadap kinerja perusahaan yang menunjukkan bahwa dalam rangka peningkatan kinerja perusahaan BUMN, perlu diterapkannya penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang semakin baik. Melalui penerapan GCG, diharapkan setiap perusahaan memiliki nilai (corporate value) La porta et al. (1999) meningkatkan pelayanan terhadap stakeholder, mampu meyakinkan investor untuk menanamkan modalnya dan membuat pemegang saham merasa puas dengan kinerja perusahaan. Karena GCG memastikan bahwa setiap pihak yang terlibat dalam suatu korporasi, terutama para pemegang saham mendapatkan feedback dari apa yang dikontribusikan terhadap perusahaan tersebut tanpa harus ada conflict of interest (Inayah, 2009).

6 Laporan Keuangan merupakan sarana utama dimana informasi keuangan dikomunikasikan kepada pihak diuar perusahaan. Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, atau suatu pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Pelaporan keuangan menjadi wahana bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerja kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut, informasi akan mempunyai manfaat jika disampaikan tepat waktu kepada para pemakainya guna pengambilan keputusan. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan determinan penting bagi tingkat kemanfaatan laporn tersebut (Standar Akuntansi Keuangan, 2010). Laporan keuangan yang disajikan harus mudah dipahami oleh pemakai laporan keuangan dan agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan, informasi dikatakan memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa-peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

7 Penulis berencana meneliti pengaruh penerapan prinsip-prinsip good corporate governance terhadap keandalan laporan keuangan di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam bidang pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum dalam negeri. Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sampai saat ini masih merupakan pelaku utama dalam perekonomian nasional. Dalam perekonomian Indonesia, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memegang peranan yang cukup penting, BUMN memiliki andil dalam menopang keuangan Negara maupun melayani peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia, aktivitas BUMN di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar jika dilihat dari aspek nilai total pendapatan, total asset, volume produksi, sumber daya manusia, atau pengalaman yang telah terakumulasi selama puluhan tahun. PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan telekomunikasi yang termasuk memiliki pangsa pasar yang tinggi di Indonesia penerbitan undang-undang no.36 tahun 1999 memiliki dampak bagi perusahaan besar ini, dari semua pasar monopoli (dahulu dikuasai oleh PT.Telkom) kini menadi non monopoli/pasar bebas (persaingan sempurna). Hal tersebut membuat PT.Telkom sebagai operator dominan/operator penyelenggara jaringan komunikasi pertama kali tidak lagi menguasai pasar sepenuhnya, melainkan harus mampu bersaing dengan operator penyelenggara telekomunikasi lainnya di Indonesia, dan mempersiapkan diri menghadapi operator asing yang masuk.

8 PT. Telkomunikasi Indonesia Tbk menghadapi berbagai tantangan seperti krisis moneter global, persaingan yang semakin ketat dan juga ketidak pastian dalam regulasi sehingga membuat perusahaan ini berada dalam tekanan, ini disampaikan Direktur Utama Telkom pada Laporan Tahunan 2008, bahwa tekanan persaingan dan berbagai perubahan regulasi memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan pendapatan jika dibandingkan tahun lalu, laba bersih perusahaan tahun 2008 juga terkena dampak negatif tersebut. Koordinator Investigasi dan Advokasi Seknas Forum Indonesia untuk Transportasi Anggaran. Uchok Sky Khadafi menyatakan PT.Telkom adalah salah satu perusahaan yang paling tinggi potensi terkorupnya, penyimpangan tersebut terjadi karena pencatatan keuangannya tidak akurat dan proses penyusunan laporan tidak sesuai dengan ketentuan. Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya masalah transparansi laporan keuangan, karena dengan ketidak transparanan ini memungkinkan timbulnya kecurangan seperti korupsi dll. Kejadian ini berarti laporan keuangan pada perusahaan tersebut masih belum dikatakan andal, maka dari itu penerapan Good Corporate Governance yang berdasarkan prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung jawaban dan kewajaran diharapkan akan menciptakan insentif internal yang efektif bagi manajemen perusahaan agar laporan keuangan perusahaan tersebut dapat dikatakan andal, agar bernilai dipasar modal global, informasi tersebut harus jelas, konsisten dan dapat diperbandingkan serta menggunakan standar akuntansi yang diterima diseluruh dunia (http://hukumonline.com: senin,16 Juli 2012).

9 Penilaian forum Indonesia untuk Transportasi Anggaran berdasarkan hasil audit BPK tahun 2005-2011, yang menyatakan 24 BUMN berpotensi sebagai lembaga negara yang korup, Uchok Sky Khadafi menyatakan dari 24 perusahaan BUMN, perusahaan yang paling tinggi potensi korupnya adalah PT.Telekomunikasi Indonesia, potensi penyimpangan anggaran yang merugikan negara oleh PT.Telkom mencapai Rp. 12 Miliar dan US$ 130,26 Juta. Menurutnya, ada beberapa hal yang mendasari kerugian negara ini yaitu kelemahan sistem pengendalian intern, yaitu sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, dimana pencatatannya tidak akurat dan proses penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan (www.tempo.co: senin,16 Juli 2012). Menanggapi hal tersebut Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan pengelolaan semua BUMN harus semakin transparan agar kinerja perushaan semakin bagus, beliau menekankan, jika ada temuan penyimangan yang mengindikasikan korupsi, tidak terkecuali di PT.Telkom, maka hal itu harus dibongkar (http://hukumonline.com: senin,15 Juli 2012). Penerapan Good Corporate Governance pada BUMN merupakan kaedah, norma ataupun pedoman korporasi yang diperlukan dalam sistem pengelolaan BUMN yang sehat dan untuk lebih meningkatkan kinerja BUMN, pelaksanaan prinsip good corporate governance perlu lebih dioptimalkan (Octavia, 2011). BUMN memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, namun agar peran tersebut bisa lebih maksimal, BUMN harus didukung dengan diterapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG), secara

10 konsisten dan berkesinambungan. Dengan demikian diharapkan penerapan prinsip GCG mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif serta menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang lebih baik. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, dimana diharapkan dari penelitian ini diperoleh informasi mengenai sejauh mana pengaruh penerapan prinsip-prinsip good corporate governance terhadap keandalan keuangan perusahaan, penelitan ini akan dituangkan sebagai skripsi dengan judul. Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance terhadap Keandalan Laporan Keuangan Perusahaan. (Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang penulis uraikan permasalahan yang akan diidentifikasi adalah : 1. Apakah penerapan prinsip-prinsip good corporate governance yang diterapakan di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk sudah memadai. 2. Apakah terdapat pengaruh signifikan dari penerapan good corporate governance terhadap keandalan laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

11 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian di atas, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh signifikan dari penerapan good corporate governance terhadap keandalan laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Sehingga dapat diketahui pegaruh penerapan prinsip-prinsip GCG terhadap keandalan laporan keuangan perusahaan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui dan menganalisis serta mengembangkan pelaksanaan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam perusahaan 2. Untuk menelusuri pengaruh penarapan dari GCG terhadap keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga dapat dikembangkan suatu teori dalam bidang keuangan perusahaan 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Bagi Penulis Dapat memperluas wawasan dan menambah pengetahuan tentang bagaimana penerapan konsep dan teori dalam realisasi praktik, terutama penerapan prinsip-prinsip GCG serta merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana lengkap pada Konsentrasi Akuntansi Sektor Publik Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi.

12 2) Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat dalam meningkatkan kinerja dalam perusahaan dengan cara menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance. 3) Bagi Pihak Lain Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya, serta menjadi bahan referensi atau tambahan informasi yang deprlukan dalam menerapkan penerapan prinsip good corporate governance dalam perusahaan. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk di Jl. Japati No. 1 Bandung, Indonesia. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai selesai.