VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT DENGAN PARAGRAF GOING CONCERN

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN UNQUALIFIED OPINION WITH MODIFIED PARAGRAPH GOING CONCERN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam landasan teori ini dijelaskan mengenai teori yang mendasari atau

BAB I PENDAHULUAN. Dari pernyataan di atas menarik untuk ditelusuri mengapa asumsi going concern

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. Auditor eksternal akan menghasilkan opini audit. Going concern merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN PENERIMAAN UNQUALIFIED OPINION WITH MODIFIED PARAGRAPH GOING CONCERN

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui asumsi going concern (

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (SPAP, 2004 alinea 1).

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas (Syahrul,2000). Asumsi going concern memiliki arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. masalah keuangan (financial distress) yang dihadapi suatu perusahaan. Financial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Suatu perusahaan menjalankan bisnisnya tidak hanya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan perkonomian suatu negara bisa dilihat melalui perkembangan dunia

Dewi Ratna Sari Sri Wahyuni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT

BAB V PENUTUP. penerimaan opini audit going concern pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada

BAB I PENDAHULUAN. kasus ini melibatkan banyak pihak dan berdampak cukup luas. Tucker et al.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang diambil oleh pengguna (user) akan selalu berpedoman pada

BAB II. Tinjauan Pustaka. Mulyadi (2002:11) mendefinisikan auditing : Berdasarkan definisi auditing tersebut terdapat unsur-unsur yang penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang kreditor memiliki kemampuan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak pihak menempatkan auditor sebagai pihak yang paling. mengeluarkan opini going concern. Auditor dalam mengeluarkan opini,

BAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga keuangan menurun akibat ketidakpercayaan dari konsumen.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 tahun dari tahun Perusahaan manufaktur dipilih dengan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

1. Dr. M. Anas, S.E., M.M., M.Si., Ak., CA. 2. Dian Kusumaningtyas, S.E., M.M JURNAL

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI GOING CONCERN. Sofia Prima Dewi Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Abstract

Mutchler, J.F., W. Hopwood, dan J.C McKeown The Influence of Contrary Information and Mitigating Factors on Audit Report Decisions on Bankrupt

BABl PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai kasus hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. dianggap memberikan informasi yang salah. (going concern). Auditor perlu memberikan suatu pernyataan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1997, membawa dampak buruk bagi going concern (kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas ketika didirikan adalah untuk

BAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada

Retno Pudjiastuti 1) Untara 2) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dari waktu ke waktu perkembangan dunia usaha terus semakin meningkat yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh


BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI GOING CONCERN

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri (going

BAB I PENDAHULUAAN UKDW. sistem keuangan semua negara di dunia tak terkecuali di Indonesia. Krisis ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tujuan perusahaan adalah dapat mempertahankan kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat diprediksi (Ariffandita dan Sudarno, 2012). auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahanperusahaan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. cukup waktu untuk menyelesaikan usaha dan perjanjian-perjanjian usahannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. auditee. Ada lima jenis pendapat auditor (IAI,2001), yaitu: 1. pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),

BAB I PENDAHULUAN. erat dengan perusahaan yaitu sebagai salah satu stakeholder. Dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. atau lebih dan masing-masing pihak yang terlibat dalam kontrak mencoba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan

Retno Pudjiastuti Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ABSTRAK

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan meyakini isi dan makna suatu statemen keuangan secara

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan usaha. Selain strategi, perusahaan juga memerlukan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Dan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya. Kelangsungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya.. Berikut penjabaran dari beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410-9875 Vol. 16, No. 1, Juni 2014, Hlm. 86-93 http: //www.tsm.ac.id/jba VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT DENGAN PARAGRAF GOING CONCERN HARYO SUPARMUN STIE Trisakti haryosuparmun@yahoo.com Abstract : The purpose of this study is to analyze the effect of bankruptcy prediction, firm growth, leverage, auditor reputation, quick ratio, return on assets on the receiving of an unqualified opinion with paragraph going concern. The samples in this study are manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange for period 2007 until 2011. 24 samples are obtained by purposive sampling method. This study uses binary logistic regression method to data analyzes. The results show that bankruptcy prediction, leverage and auditor reputation have influence to the receiving of an unqualified opinion with paragraph going concern. While, firm growth, quick ratio and return on assets do not have influence to unqualified opinion with paragraph on going concern. Keywords : Unqualified opinion with paragraph going concern, bankruptcy prediction, leverage, auditor reputation. Abstrak : Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis prediksi kebangkrutan, pertumbuhan perusahaan, leverage, reputasi auditor, quick ratio, return on assets terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. Sampel penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2007 sampai 2011. 24 perusahaan yang menjadi sampel yang dipilih secara purposive sampling. Penelitian menggunakan regresi logistik untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prediksi kebangkrutan, leverage dan reputasi auditor berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. Sementara, pertumbuhan perusahaan, quick ratio dan return on assets tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. Kata kunci : Opini audit dengan paragraf going concern, prediksi kebangkrutan, leverage, reputasi auditor. PENDAHULUAN Auditor sangat diandalkan dalam memberikan informasi yang baik bagi investor. Auditor bertanggung jawab mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam waktu pantas (Rudyawan dan Badera 2009). Beberapa informasi yang harus dipertimbangkan oleh auditor yang terkait dengan kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan adalah kondisi dan peristiwa yang 86

ISSN: 1410-9875 Haryo Suparmun relevan dengan penyebab terjadinya keraguan substansial atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya selama jangka waktu pantas (Institut Akuntan Publik Indonesia 2009). Entitas bisnis juga erat hubungannya dengan ranah hukum. Sebut saja salah satunya seperti, kasus Enron. Kasus ini merupakan sebuah konspirasi besar yang dilakukan oleh beberapa pihak, salah satu pihak yang memainkan peran pentingnya adalah Kantor Auntan Publik. Dari 228 perusahaan publik yang mengalami kebangkrutan, Enron dan 95 perusahaan lainnya menerima opini wajar tanpa pengecualian pada tahun sebelum terjadinya kebangkrutan. Fakta ini membuktikan bahwa ada sesuatu yang salah pada pemberian opini tersebut yang mengisyaratkan tidak hanya satu namun banyak perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian namun kemudian bangkrut pada tahun selanjutnya, Auditor juga harus mempunyai bukti yang cukup untuk memberikan opini audit wajar tanpa pengecualian, karena sesungguhnya keputusan yang diambil dapat berdampak luas ke pihak-pihak yang terkait. Sebut saja reputasi Kantor Akuntan Publik. KAP Arthur Anderson adalah salah satu KAP Big six yang terlibat masalah atas kasus Enron yang mengakibatkan reputasi KAP menjadi buruk dan bubar. Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian Rudyawan dan Badera (2009) dan Hani et al. (2003). Pengembangan penelitian ini diharapkan mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai going concern suatu perusahaan serta dapat juga menjadi acuan dalam meningkatkan kualitas keuangan dalam sebuah perusahaan. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh model prediksi kebangkrutan, pertumbuhan perusahaan, leverage, reputasi auditor, quick ratio dan return on assets terhadap pemberian opini audit dengan paragraf going concern. Prediksi Kebangkrutan dan Opini Audit dengan Paragraf Going Concern Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya (Ramadhany 2004). Mc Keown et al. (1991) dalam Setyarno et al. (2006) menemukan bahwa auditor hampir tidak pernah memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Model prediksi kebangkrutan berpengaruh pada penerimaan opini audit dengan paragraf going concern (Rudyawan dan Badera 2009). Altman dan McGough (1974) dalam Ramadhani dan Lukviarman (2009) menemukan bahwa tingkat prediksi kebangkrutan dengan menggunakan suatu model prediksi mencapai tingkat keakuratan 82% dan menyarankan model prediksi kebangkrutan sebagi alat bantu auditor untuk memutuskan kemampuan perusahaan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Fanny dan Saputra (2005) menemukan bahwa penggunaaan model prediksi kebangkrutan yang dikembangkan oleh Altman mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit. Januarti (2009) menemukan bahwa financial distress tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang mengalami financial distress justru tidak mendapat opini audit going concern, fenomena ini bisa terjadi karena terlalu lamanya auditor menerima suatu penugasan yang akan mengurangi independensinya. Hipotesis yang adalah: H 1 Terdapat pengaruh prediksi kebangkrutan terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. Pertumbuhan Perusahaan dan Opini Audit dengan Paragraf Going Concern Rudyawan dan Badera (2009) mengatakan perusahaan dengan pertumbuhan yang baik meningkatkan volume penjualannya dibandingkan tahun- tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya sehingga 87

Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1 Juni 2014 memberikan peluang kepada perusahaan dalam meningkatkan laba dan mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Rudyawan dan Badera (2009) menambahkan semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan maka semakin kecil kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern. Dari hasil analisis pertumbuhan perusahaan, bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going cencern. Januarti dan Fitrianasari (2008) mengatakan bahwa pertumbuhan seprusahaan tidak berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. Januarti dan Fitrianasari (2008) mengatakan bahwa rasio pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan penjualan tidak diikuti dengan peningkatan saldo laba dan penurunan beban hutang. Hipotesis yang adalah: H 2 Terdapat pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. Leverage dan Opini Audit dengan Paragraf Going Concern Rudyawan dan Badera (2009) mengatakan bahwa rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya. Leverage mengacu pada jumlah pendanaan yang berasal dari utang perusahaan kepada kreditur. Rudyawan dan Badera (2009) menyimpulkan bahwa Leverage tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going cencern. Januarti dan Fitrianasari (2008) mengatakan bahwa telah ditemukan bukti empiris bahwa rasio leverage tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going cencern. Januarti dan Fitrianasari (2008) menambahkan bahwa rasio leverage tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going cencern. Rasio leverage tidak berpengaruh disebabkan karena meningkatnya rasio leverage tidak diikuti dengan menurunnya rasio aktivitas dan rasio pertumbuhan penjualan. Hipotesis yang adalah: H 3 Terdapat pengaruh leverage terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. Reputasi Auditor dan Opini Audit dengan Paragraf Going Concern Craswell (1995) dalam Fanny dan Saputra (2005) bahwa klien biasanya mempersepsikan bahwa auditor yang berasal dari KAP besar dan memiliki afiliasi dan KAP internasional yang memiliki kualitas yang lebih tinggi, karena auditor tersebut memiliki karkteristik yang dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan, pengakuan internasional, dan adanya peer review. Reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern (Rudyawan dan Badera 2009). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Fanny dan Saputra (2005) pemberian opini audit going concern tidak dipengaruhi oleh reputasi Kantor Akuntan Publik. Reputasi Kantor Akuntan Publik tidak berpengaruh terhadap opini audit yang dikeluarkan. Barnes dan Huan (1993) dalam Fanny dan Saputra (2005) mengatakan bahwa reputasi Kantor Akuntan Publik tidak berpengaruh terhadap opini audit. Hal ini dikarenakan ketika sebuah Kantor Akuntan Publik sudah memiliki reputasi yang baik maka ia akan berusaha mempertahankan reputasinya itu dan menghindarkan diri dari hal hal yang bisa merusak reputasinya tersebut. Mereka akan selalu bersikap obyektif terhadap pekerjaanya. Apabila memang perusahaan tersebut mengalami keraguan akan kelangsungan hidupnya maka opini yang akan diterimanya adalah opini audit going concern, tanpa memandang apakah auditornya tergolong dalam big four firms atau bukan. Sharma dan Sidhu (2001) dalam Fanny dan Saputra (2005) mengatakan hasil penelitian tersebut mengemukakan bahwa reputasi sebuah Kantor Akuntan Publik mencerminkan kualitas dari jaminan yang diberikannya, besar kecilnya sebuah KAP tidak mempengaruhi 88

ISSN: 1410-9875 Haryo Suparmun besar kecilnya kemungkinan KAP tersebut untuk mengeluarkan opini audit going concern. Hipotesis yang adalah: H 4 Terdapat pengaruh reputasi auditor terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. Quick Ratio dan Opini Audit dengan Paragraf Going Concern Hani et al. (2003) menyatakan bahwa quick ratio mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going cencern. Semakin kecil quick ratio, perusahaan kurang likuid sehingga tidak bisa membayar deposannya maka opini audit harus memberikan keterangan penerimaan opini audit dengan paragraf going concern karena adanya kemungkinan perusahaan akan bangkrut. Susanto (2009) menyatakan quick ratio tidak dapat dijadikan tolak ukur yang pasti untuk menentukan going concern atau kelangsungan hidup suatu perusahaan. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksamaan hasil penelitian antara Hani et al. (2003) dan Susanto (2009), yaitu quick ratio terhadap pada penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. Hipotesis yang adalah: H 5 Terdapat pengaruh quick ratio terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. peneitian Carlson et al. (1998) dalam Hani et al. (2003) yang menyatakan bahwa analisis ROA, rasio likuiditas dan posisi kas sangat relevan dengan penelitian sebelumnya tentang opini audit dengan paragraf going cencern. Hipotesis yang adalah : H 6 Terdapat pengaruh return on assets terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. METODA PENELITIAN Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dari 142 perusahaan manufaktur dan terdapat 24 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel dalam penelitian ini. Berikut prosedur pemilihan sampel : Return on Assets dan Opini Audit dengan Paragraf Going Concern Hani et al. (2003) menyatakan bahwa bahwa return on assets (ROA) mempunyai pengaruh yang kuat terhadap opini audit. Semakin kecil ROA maka kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba menurun sehingga ada keraguan mengenai going concern perusahaan. Hal ini tidaklah mengejutkan karena perusahaan yang menghasilkan keuntungan tidak akan mengalami kebangkrutan (Altman 1968). Petronela (2004) menyatakan bahwa ROA mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going cencern. Hasil penelitian ini konsisten dengan 89

Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1 Juni 2014 Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Keterangan Perusahaan Data Perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di BEI selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Perusahaan yang tidak menyediakan secara lengkap laporan keuangan dan laporan auditor independen selama periode penelitian. Perusahaan yang Laporan keuangan tidak disajikan dalam mata uang rupiah. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 Perusahaan yang tidak mengalami laba bersih setelah pajak yang negatif sekurang-kurangnya dua periode laporan keuangan selama periode pengamatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria 24 122 610 (32) (160) (2) (10) (1) (5) (63) (315) Jumlah data penelitian selama 5 tahun 120 Opini audit dengan paragraf going concern merupakan opini audit dengan paragraf penjelasan mengenai pertimbangan auditor bahwa terdapat ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya pada masa mendatang (Rudyawan dan Badera 2009). Opini audit going concern merupakan variabel dummy, opini audit dengan paragraf going concern diberi nilai 1, sedangkan opini audit dengan paragraf non going concern diberi nilai 0. Rudyawan dan Badera (2009) menyatakan bahwa model prediksi kebangkrutan (Z ). Model prediksi kebangkrutan dikenal dengan istilah Z score. merupakan suatu formula yang dikembangkan oleh Altman (1968) untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan pada beberapa periode sebelum terjadinya kebangkrutan. Kondisi keuangan perusahaan merupakan gambaran tingkat kesehatan perusahaan pada kondisi yang sebenarnya. Model yang dikembangkan sebelumnya mengalami revisi yang tujuannya adalah agar model prediksi dapat digunakan juga untuk perusahaan-perusahaan selain perusahaan manufaktur (Setyarno et al. 2007). Model Altman (1968) adalah : Z = 1.2 Z1 + 1.4Z2 + 3.3Z3 + 0.6Z4 + 0.999Z5. Keterangan Z1 Working capital/ Total assets, Z2 Retained earnings/total assets, Z3 Earnings before interest and taxes/total assets, Z4 Market Capitalization/Book value of debt, Z5 Sales/ Total assets. Rasio pertumbuhan penjualan digunakan untuk mengukur kemampuan auditee dalam pertumbuhan tingkat penjualan (Setyarno et al. 2006). Leverage diukur dengan menggunakan debt to total assets. Rasio ini mengukur sejauhmana aset perusahaan dibelanjai dengan utang yang berasal dari kreditur dan modal sendiri yang berasal dari pemegang saham. Rudyawan dan Badera (2009) menyatakan rasio leverage yang tinggi dapat berdampak buruk bagi kondisi keuangan perusahaan. Semakin tinggi 90

ISSN: 1410-9875 Haryo Suparmun rasio leverage, semakin menunjukkan kinerja perusahaan yang buruk dan dapat menimbulkan ketidak pastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Reputasi auditor diproksikan dengan ukuran kantor akuntan publik (KAP) yang menggunakan variabel dummy. Jika KAP yang diteliti termasuk dalam kategori The Big four Auditors diberi nilai 1, sedangkan KAP yang diteliti tidak termasuk dalam kategori KAP The Big four Auditors diberi nilai 0. Quick ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo (kewajiban jangka pendek). Return on assets digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh atau menghasilkan keuntungan. HASIL PENELITIAN Berikut hasil pengujian hipotesis pada tabel 2: Tabel 2 Hasil Pengujian Hipotesis Variabel B Wald Sig. Exp(B) Konstanta -0,757 3,789 0,052 0,469 Prediksi kebangkrutan 0,050 3,666 0,056 1,051 Pertumbuhan perusahaan 0,069 0,481 0,488 1,072 Leverage 0,583 3,899 0,048 1,791 Reputasi auditor -0,891 2,831 0,092 0,410 Quick ratio -0,030 0,568 0,451 0,971 Return on assets -0,087 0,746 0,388 0,916 Berdasarkan data pada tabel 2 dapat dilihat bahwa prediksi kebangkrutan memiliki nilai signifikansi 0,056 lebih kecil dari 0,10. Hal ini menunjukkan H1 dapat diterima yang artinya kondisi keuangan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraph going concern. Hasil ini menunjukkan prediksi kebangkrutan membuat auditor cenderung memberikan opini audit dengan paragraf going concern. Pertumbuhan perusahaan memiliki nilai signifikansi 0,488 lebih besar dari 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa H 2 tidak dapat diterima yang artinya pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. Hal ini terjadi karena pertumbuhan aset perusahaan tidak diikuti dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba serta meningkatkan saldo labanya, sehingga walaupun perusahaan memiliki nilai total aset yang meningkat tiap tahunnya namun tetap saja mengalami rugi, sehingga nilai pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. Leverage memiliki nilai signifikansi 0,048 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H 3 diterima yang artinya leverage berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraph going concern. Hal ini disebabkan karena tinggimya nilai rata-rata rasio leverage (3,085) diikuti nilai rata-rata rasio pertumbuhan penjualan yang kecil (0,253), sehingga perusahaan menanggung beban utang yang cukup tinggi namun tidak diikuti oleh peningkatan penjualan. Leverage yang tinggi dapat diartikan bahwa kinerja perusahaan yang buruk dan dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Semakin besar nilai leverage suatu perusahaan, semakin besar pula kesempatan perusahaan tersebut mendapatkan opini audit dengan paragraf going concern. 91

Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1 Juni 2014 Reputasi auditor memiliki nilai signifikansi 0,092 lebih kecil dari 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa H 4 dapat diterima yang artinya reputasi KAP berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. KAP big 4 lebih cenderung menerima klien yang kondisi keuangan perusahaan bagus, yaitu perusahaan besar. Dalam mengaudit perusahaan tersebut, KAP big 4 cenderung untuk memberikan opini audit wajar tanpa pengecualian. Quick ratio memiliki nilai signifikansi 0,451lebih besar dari 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa H 5 tidak dapat diterima yang artinya quick ratio tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. Tidak terdapat hubungan antara Quick Ratio dengan pemberian opini audit dengan paragraf going concern pada perusahaan tersebut. Return on assets memiliki nilai signifikansi 0,388 lebih besar dari 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa H 6 tidak dapat diterima yang artinya return on assets tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. PENUTUP Simpulan penelitian adalah prediksi kebangkrutan berpengaruh terhadap penerimaan opini audi dengan paragraf going concern. Hal ini konsisten dengan penelitian konsisten dengan penelitian Santosa dan Wedari (2007), Ramadhany (2004), Fanny dan Saputra (2005), Setyarno et al. (2007) serta Susanto (2009). Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. Hal ini konsisten dengan penelitian Rudyawan dan Badera (2009), Fanny dan Saputra (2005), Santosa dan Wedari (2007), Setyarno et al. (2007), serta Januarti dan Fitrianasari (2008). Leverage berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Rudyawan dan Badera (2009) serta Januarti dan Fitrianasari (2008). Reputasi auditor berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Rudyawan dan Badera (2009), Fanny dan Saputra (2005) serta Januarti dan Fitrianasari (2008). Quick ratio tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern Hal ini konsisten dengan penelitian Hani et al. (2003) serta Susanto (2009). Return on assets tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern.hal ini konsisten dengan penelitian Januarti dan Fitrianasari (2008) namun tidak konsisen dengan penelitian Petronela (2004). Penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya (1) perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk penelitian selanjutnya menggunakan perusahaan non keuangan; (2) Jumlah periode penelitian hanya lima tahun, yaitu 2007 sampai dengan 2011 sehingga belum dapat melihat kecenderungan penerimaan opini audit dengan paragraf going concern dalam waktu jangka panjang. Untuk penelitian selanjutnya memperpanjang perioda penelitian; (3) Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terdapat 6 variabel, yaitu prediksi kebangkrutan, pertumbuhan perusahaan, leverage, reputasi auditor, quick ratio dan return on assets. Untuk penelitian selanjutnya menambahkan auditor client tenure, opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan, audit report lag dan opinion shopping (Praptitorini dan Januarti 2007). 92

ISSN: 1410-9875 Haryo Suparmun REFERENSI : Altman, Edward I. 1968. Financial Ratios: Discriminan Analysis and The Prediction of Coporate Bankruptey: Journal of Finance Edition 123 September. Fanny, Margaretta dan Sylvia Saputra. 2005. Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta). Prosiding Simposiun Nasional Akuntansi VIII Solo, 15-16 September. Hani, Cleary, dan Mukhlasin. 2003. Going Concern dan Opini Audit: Suatu Studi Pada Perusahaan Perbankan di BEJ. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya, 16-17 Oktober. Institut Akuntan Publik Indonesia. 2009. Pertimbangan Auditor atas Kemampuan Entitas dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya: Interpretasi atas Pernyataan Standar Auditing No. 30. Januarti, Indira. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). SIAE (system informasi, auditing, etika profesi). Universitas Diponegoro. Januarti, Indira dan Ella Fitrianasari. 2008. Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2000-2005). Jurnal Maksi Vol 8 No.1, Januari 2008: 43-55. Universitas Diponegoro. Petronela, T.A. 2004. Pertimbangan Going Concern Perusahan dalam Pemberian Opini Audit. Jurnal Balance, 1 (Maret), 46-55. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Praptitorini, M.D. dan Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar, 26-28 Juli. Ramadhani, Ayu Suci dan Niki Lukviarman. 2009. Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi, dan Altman Modifikasi dengan Ukuran dan Umur Perusahaan sebagai Variabel Penjelas (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 13, No. 1, April, hlm. 15 28. Ramadhany, Alexander. 2004. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Mengalami Financial Distress Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Maksi, Vol. 4, hlm. 146-160. Rudyawan, A.P. dan I.D.N. Badera. 2009. Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 4, No. 2, hlm. 1-17. Santosa, A.F. dan Linda K. Wedari. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 11, No. 2. Setyarno, E.B., Indria Januarti, dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VIX Padang, 23-26 Agustus. Susanto, Yulius K. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Akuntansi & Bisnis Vol 11, No. 3, hlm. 155-173. 93