PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN PADA PKP RI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
PERTEMUAN 13: PPh Pasal 25 (Umum /Perhitungan)

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Repositori STIE Ekuitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. mempunyai pendapat yang berbeda, antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN LABA BERSIH SEBELUM DAN SESUDAH REFORMASI PAJAK PENGHASILAN BADAN TAHUN 2013 SITI SALAMA AMAR NURUL HASANAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

ANALISIS KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL PADA CV. SRIDADI PURWOREJO TAHUN PAJAK Oleh : NgestiWahyu S Caecilia Rosma Widiyohening

Gracia Stephani Lauwrensius Siti Khairani, M. Ridhwan Jurusan Akuntansi STIE MDP

EVALUASI MEKANISME PPh PASAL 21 PADA PT AIN TAHUN PAJAK Iramaulina Damanik Rachmat Kurniawan Fharel Hutajulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PAJAK PENGHASILAN. Tujuan Instruksional :

BAB II KAJIAN PUSTAKAN DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Rochmat Soemitro (Mardiasmo 2011:1), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran wajib rakyat kepada kas negara.adapun beberapa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini adalah berasal dari sektor perpajakan.

REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. memaksimalkan kesejahteraan mereka. Penyatuan kepentingan seperti ini,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek penting dalam pembangunan bangsa. sendiri, seperti peraturan-peraturan perpajakan yang sering kali berubah-ubah,

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pajak menurut Resmi (2013) adalah kontribusi wajib kepada negara

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN FISKAL PADA KOPERASI SERBA USAHA KARYAWAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. bagi penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan nasional.kewajiban

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan. Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan

ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting karena merupakan komponen yang terbesar dan sumber dana dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

BAB III PEMBAHASAN TENTANG PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 ATAS WAJIB PAJAK BADAN.

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Penghasilan menurut Akuntansi dan Pajak. Penghasilan menurut SAK No. 23 meliputi pendapatan (revenue)

BAB II LANDASAN TEORI. pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta

PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN. Mangasi Sinurat, SE, M.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

Kelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 1, Pajak adalah kontribusi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber dana luar negeri, misalnya pinjaman luar negeri dan hibah ( grant),

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan negara. Karena pajak mempunyai kontribusi yang tinggi terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rumah tangga Negara telah lama dikenal sejak zaman sebelum masehi. Diawali

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Yang dimaksud dengan tahun

a. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00.

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. atau definisi pajak yang berbeda-beda, namun demikian berbagai definisi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi. Pajak mempunyai definisi yang berbeda-beda menurut sudut pandang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Menurut Rochmat Soemitro pajak adalah iuran rakyat kepada kas

PENGERTIAN DAN DEFINISI CIRI CIRI YANG MELEKAT PADA DEFINISI PAJAK ISTILAH-ISTILAH PERPAJAKAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. rakyat ke kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BAB II BAHAN RUJUKAN

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

BAB II LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut, iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi negara maju. Memiliki penduduk yang termasuk padat tidak

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN MENURUT UNDANG-UNDANG PPh NOMOR 36 TAHUN 2008 PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPN) HARAPAN JAYA SEKAYU

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB II KAJIAN TEORI. menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat. untuk menyelenggarakan pemerintahan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sesuai dengan yang kita ketahui bahwa penerimaan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berlandaskan Pancasila dan

Aspek Perpajakan atas Penghasilan

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam Siti Resmi (2009:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban pemerintah untuk mewujudkan tujuan-tujuan negara yaitu untuk

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2014

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

Transkripsi:

PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN PADA PKP RI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012 Febriyanti Dewi Nugraheni, dan Adilistiono Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061 ABSTRACT The research with the title: THE CALCULATION INCOME TAX IN 2012 AT PKP RI OF BOYOLALI have purpose to know the way of calculating of income tax, how to process of payment and report income Tax and also to comare the calculation of income Tax at PKP RI of Boyolali with Tax regulation, which PKP RI of Boyolali is effort organization as a tax subject. According to the result of the calculation, there are some differences between calculation PKP RI of Boyolali and calculation accourding to UU PPh No 36 of 2008. Accourding to the cooperation calculation, the tax payable is Rp 8.736.875,00 And accourding to the UU No 36 of 2008, the tax payable is Rp 11.228.125,00 this differences caused by fiscal. Keyword: The Income Tax Of Corporate, Fiscal Correction PENDAHULUAN Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual, memerlukan perhatian mengenai pembiayaan. Salah satu cara untuk memperoleh pembiayaan yaitu dengan meningkatkan pendapatan negara. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara, yang diperoleh dari iuran rakyat yang berperan penting dalam pembiayaan pembangunan, dalam rangka peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Pajak penghasilan merupakan salah satu jenis pajak yang dikenakan kepada subjek pajak, yang berpenghasilan atau diperolehnya dalam tahun pajak. Menurut Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 mengenai subjek pajak Pasal 1 Ayat 2, yang termasuk subjek pajak adalah orang pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak, badan dan Bentuk Usaha Tetap (BUT). Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKP RI) Kabupaten Boyolali merupakan salah satu badan usaha yang menjadi subjek pajak. PKP RI Kabupaten Boyolali sebagai badan sesuai dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 wajib melaksanakan ketentuan perpajakan dengan memperhitungkan, menyetorkan dan melaporkan kewajiban perpajakan berupa Pajak Penghasilan. Sistem pemungutan pajak di Indonesia adalah Self Assesment System yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri pajak yang terutang dalam tahun pajak. Berdasarkan self assesment system tersebut, maka pada setiap per periode PKP RI Kabupaten Boyolali menghitung, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang terutang kepada pemerintah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. PKP RI Kabupaten Boyolali menggunakan pembukuan dalam menghitung pajaknya, sehingga wajib pajak membuat laporan keuangan setiap akhir tahun. Laporan keuangan yang dibuat PKP RI Kabupaten Boyolali merupakan laporan keuangan komersial yang berdasarkan prinsip akuntansi, sedangkan kewajiban perpajakan didasarkan pada aturan perpajakan yang dikenal dengan laporan keuangan fiskal. Antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal terdapat perbedaan dalam menghitung besarnya penghasilan kena pajak. Jika penghasilan kena pajak berbeda maka ISSN 1411 4321 189

perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Badan dan perlakuan akuntansi perpajakan juga berbeda. Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan ini adalah: Bagaimana perhitungan, pembayaran, dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Badan pada PKP RI Kabupaten Boyolali pada Tahun 2012? Pajak Penghasilan Menurut Rochmat Soemito Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2009 :1). Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat dan memberikan kontribusi signifikan kepada pemerintah Negara. Kontribusi Pajak Penghasilan (PPh) kepada penerimaan Negara diharapkan semakin meningkat sebagai cerminan kepedulian pihak yang dianggap memiliki penghasilan berlebih oleh Undangundang kepada pembiayaan negara. Pajak Penghasilan merupakan pajak langsung karena beban pajak ini langsung dipikul oleh penerima atau pemilik penghasilan. Dasar hukum Pajak Penghasilan adalah Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 yang merupakan perubahan keempat atas Undangundang Nomor 7 Tahun 1983. Tarif Pajak Penghasilan Tarif pajak merupakan persentase tertentu yang digunakan untuk menghitung besarnya Pajak Penghasilan (PPh). Tarif Pajak Penghasilan (PPh) yang berlaku di Indonesia dikelompokkan menjadi dua yaitu tarif umum dan sesuai pasal 17 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 dan tarif lainnya. 1) Tarif Pajak Penghasilan (PPh) untuk Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri. Tarif pajak PPh untuk WP orsng pribadi dalam negeri, tersaji pada Tabel 1. Tabel 1 Tarif Pajak Penghasilan Lapisan Penghasilan Kena Pajak sampai dengan Rp 50.000.000,00 di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp 250.000.000,00 di atas Rp 250.000.000,00 s/d Rp 500.000.000,00 di atas Rp 500.000.000,00 Sumber: UU PPh No.36 Tahun 2008 Tarif Pajak 5% 15% 25% 30% 2) Tarif Pajak Penghasilan (PPh) untuk Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap adalah 28% (dua puluh delapan persen). Tarif tersebut menjadi 25% (dua puluh lima persen) berlaku mulai Tahun Pajak 2010. Tarif Pajak untuk Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima persen) lebih rendah daripada tarif yanguntuk Wajib Pajak Badan pada umumnya. Pajak Penghasilan (PPh) Badan Pasal 2 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh) menyebutkan bahwa salah 190 ISSN 1411-4321

satu subyek pajak adalah badan. Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yang dimaksud dengan badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputu CV, PT, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Badan Perhitungan Pajak Penghasilan atas Badan dilakukan dengan mengidentifikasi penghasilan atas badan. Penghasilan atas badan dapat terdiri dari penghasilan bruto dan penghasilan neto. Penghasilan bruto adalah seluruh pendapatan suatu badan yang diperoleh selama satu periode akuntansi tertentu. Sedangkan penghasilan neto adalah penghasilan bruto dikurangi biaya-biaya yang diperkenankan oleh undang-undang. Penghasilan neto merupakan dasar pengenaan atas pajak penghasilan badan, sehingga penghasilan neto sama dengan penghasilan kena pajak. Koreksi Fiskal Sebelum menghitung pajak penghasilan yang terutang, terlebih dahulu laba atau rugi komersial tersebut harus dilakukan koreksikoreksi fiskal sesuai dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 karena adanya perbedaan antara laba (rugi) menurut perhitungan akuntansi komersial dengan akuntansi fiskal (berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008), Untuk keperluan perpajakan wajib pajak tidak perlu membuat pembukuan ganda, melainkan cukup membuat satu pembukuan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), dan pada waktu mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) terlebih dahulu harus dilakukan koreksikoreksi fiskal. Koreksi fiskal tersebut dilakukan baik terhadap penghasilan maupun terhadap biayabiaya (pengurangan penghasilan bruto). Metode Penelitian Suatu penelitian maupun penulisan ilmiah memerlukan suatu metode yang akan diterapkan dalam melaksnakan kegiatannya tersebut. Metodologi adalah kerangka teoretis yang dipergunakan oleh penulis untuk menganalisis, mengerjakan, atau mengatasi masalah yang dihadapi (Gorys Keraf, 2004:354). Jenis Data Jenis data yang digunakan dikelompokkan menjadi dua : 1) Data menurut sumbernya a) Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki, 2002:55). Data primer dikumpulkan melalui wawancara PKP RI Kabupaten Boyolali. Data yang diperoleh berupa gambaran umum perusahaan. b) Data Sekunder Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Misalnya: biro statistik, majalah, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya (Marzuki, 2002:56). Data sekunder diperoleh dari catatan-catatan perusahaan dan literatur yang sesuai dengan objek penulisan. Data sekunder berupa laporan keuangan PKP RI Kabupaten Boyolali. 2) Data menurut sifatnya Data menurut sifatnya dapat dikelompokkan menjadi: a) Data Kualitatif ISSN 1411 4321 191

Data kualitatif merupakan data yang diukur secara tidak langsung seperti ketrampilan, aktivitas, sikap, dan sebagainya (Marzuki, 2002:55). Data yang digunakan berupa gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, bidang usaha dan permodalan. b) Data Kuantitatif Data kuantitatif merupakan data yang bisa dihitung atau diukur secara langsung. Misalnya banyak absensi, besar gaji, lama belajar, dan sebagainya (Marzuki, 2002:55). Data kuantitatif yang digunakan dalam penulisan Penelitian ini adalah Surat Pemberitahuan (SPT), Surat Setoran Pajak (SSP) dan laporan keuangan tahun 2012 pada PKP RI Kabupaten Boyolali. Metode Pengumpulan Data Wawancara atau interview adalah suatu cara untuk mengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan atau seorang autoritas (seorang ahli atau yang berwenang dalam suatu masalah) (Gorys Keraf, 2004:182). Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan mengenai gambaran umum perusahaan dan hal-hal yang berhubungan dengan perpajakan tentang laporan keuangan, SPT Tahunan, Surat Setoran Pajak pada bagian administrasi dan keuangan. PEMBAHASAN Subjek dan Objek Pajak PKP RI Kabupaten Boyolali merupakan salah satu badan usaha yang berbentuk koperasi. PKP RI Kabupaten Boyolali sesuai dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 wajib melaksanakan ketentuan perpajakan dengan memperhitungkan, menyetorkan dan melaporkan kewajiban perpajakan berupa Pajak Penghasilan. Objek Pajak Penghasilan Badan pada PKP RI Kabupaten Boyolali adalah seluruh penghasilan PKP RI yang diperoleh selama periode akuntansi tertentu. Penghasilan yang menjadi objek pajak tersebut adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh baik dari kegiatan usaha koperasi maupun dari luar kegiatan usaha koperasi selama tahun pajak. Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Badan Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Badan Pada PKP RI Kabupaten Boyolali Tahun 2012 menurut PKP RI Kabupaten Boyolali, tersaji pada Tabel 2. 192 ISSN 1411-4321

Sedangkan perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Badan Pada PKP RI Kabupaten Boyolali Tahun 2012 menurut Penulis, tersaji pada Tabel 3. (1) Pendapatan Usaha - Jasa Kredit Anggota - Jasa Kredit PNS - Wisma dan Peralatan - Perkaplingan Jumlah Pendapatan Usaha Tabel 3 Perhitungan PPh Badan PKP RI Kabupaten Boyolali 2012 Versi Penulis Rp. 405.834.125,00 Rp. 5.526.387,00 Rp. 96.696.400,00 Rp. 5.079.360,00 Rp. 513.136.272,00 (2) Harga Pokok Penjualan Rp. - (3) Hasil Usaha Kotor Rp. 513.136.272,00 (4) Beban Usaha lainnya - Beban Operasional - Beban Organisasi - Beban Rapat Pleno Penguru - Beban RAT - Beban RAK - Beban Bimbingan KP-RI - Beban Bimbingan PKP-RI Rp. 17.460.000,00 Rp. 19.010.000,00 Rp. 7.900.000,00 Rp. 22.235.800,00 Rp. 24.315.000,00 Rp. 8.175.000,00 Rp. 1.050.000,00 ISSN 1411 4321 193

- Beban Promosi - Beban Penataran - Beban Gaji/ Honor - Beban Alat Tulis Kantor - Beban Materai/ Perangko - Beban Telepon - Beban Listrik - Beban Air Minum - Beban Koran/ Majalah - Beban Pemeliharaan Kantor - Beban Jasa Simpanan Anggota - Beban Jasa Hutang Pihak II - Beban Penyusutan Rp. 27.045.000,00 Rp. 12.000.000,00 Rp. 114.145.000,00 Rp. 4.606760,00 Rp. 2.754.000,00 Rp. 1.061.793,00 Rp. 2.334.999,00 Rp. 4.158.350,00 Rp. 125.000,00 Rp. 5.759.408,00 Rp. 62.510.000,00 Rp. 53.937.800,00 Rp. 47.607.710,00 Jumlah Beban usaha lainnya Rp. 438.191.620,00 (5) Hasil Usaha Bersih Rp. 74.944.652,00 (6) Pendapatan dan beban di luar usaha - Bunga Tabungan Rp. 18.984.111,00 - SHU GKP RI Rp. 8.064.933,00 Jumlah Rp. 27.049.044,00 - Beban tugas lain Rp. 465.000,00 - Beban lembur Rp. 3.600.000,00 - Beban lain-lain Rp. 3.144.842,00 - Beban perlengkapan Rp. 1.439.600,00 Jumlah (Rp. 8.649.442,00) Pendapatan di luar usaha Rp. 18.399.602,00 (7) Pendapatan neto luar negeri Rp. - (8) SHU sebelum pajak Rp. 93.344.254,00 (9) Penghasilan yang dikenakan PPh final - Bunga Tabungan - SHU GKP RI Rp.18.984.111,00 Rp. 8.064.933,00 Penghasilan yang dikenakan PPh final Rp. 27.049.044,00 (10) Penyesuaian fiskal positif - Beban lembur Rp. 3.600.000,00 - Beban organisasi Beban pakaian dinas & pengobatan Beban THR karyawa - Beban penyusutan aktiva tetap Rp. 9.700.000,00 Rp. 9.310.000,00 Penyesuaian fiskal positif Rp. 920.294,00 Rp. 23.530.294,00 (11) Penyesuaian fiskal negative Rp. - (12) Penghasilan neto fiskal Rp. 89.825.504,00 (13) PPh Terhutang selama setahun (50% x 25%) x Rp.89.825. Rp. 11.228.125,00 PPh yang dibayar sendiri Rp. 8.400.000,00 (14) PPh yang kurang bayar tahun 2012 Rp. 2.828.125,00 (15) Angsuran PPh badan untuk tahun 2013 = Rp. 11.228.125,00 x 1/12 = Rp. 935.677,08 = Rp. 935.000,00 194 ISSN 1411-4321

Laporan koreksi fiscal Pada Tabel 4, disajikan laporan hasil usaha PKP RI Kabupaten Boyolali koreksi fiscal untuk tahun 2012. Keterangan Tabel 4 Laporan hasil Usaha PKP RI Kabupaten Boyolali Koreksi Fiskal (dalam rupiah) Tahun 2012 Menurut Akuntansi Fiskal Positif Koreksi Fiskal Fiskal Negatif Menurut Fiskal PENDAPATAN OPERASIONAL Jasa Kredit Anggota 405.834.125 - - 405.834.125 Jasa kredit PNS 5.526.387 - - 5.526.387 Wisma dan peralatan 96.696.400 - - 96.696.400 Perkaplingan 5.079.360 - - 5.079.360 Jumlah 513.136.272 513.136.272 BEBAN-BEBAN OPERASIONAL Beban Operasional 17.460.000 - - 17.460.000 Beban Organisasi 19.010.000 19.010.000 - - Beban Rapat Pleno 7.900.000 - - 7.900.000 Beban RAT 22.235.800 - - 22.235.800 Beban RAK 24.315.000 - - 24.315.000 Beban Bimbingan KP RI 8.175.000 - - 8.175.000 Beban Bimbingan PKP RI 1.050.000 - - 1.050.000 Beban Promosi 27.045.000 - - 27.045.000 Beban Penataran 12.000.000 - - 12.000.000 Beban Gaji/ Honor 114.145.000 - - 114.145.000 Beban Alat Tulis Kantor 4.606.760 - - 4.606.760 Beban Materai/ Perangko 2.754.000 - - 2.754.000 Beban Telepon 1.061.793 - - 1.061.793 Beban Listrik 2.334.999 - - 2.334.999 Beban Air Minum 4.158.350 - - 4.158.350 Beban Koran/ Majalah 125.000 - - 125.000 Beban Pemeliharaan Kantor & Wisma 5.759.408 - - 5.759.408 Beban Jasa Simpanan 62.510.000 - - 62.510.000 Anggota Beban Jasa Hutang Pihak III 53.973.800 - - 53.973.800 Beban Penyusutan 47.607.710 920.294-46.687.416 Jumlah 438.191.620 19.930.294-418.261.326 PENDAPATAN LAIN-LAIN Bunga Tabungan 18.984.111 - (18.984.111) - SHU GKP RI 8.064.933 - (8.064.933) - Jumlah 27.049.044 - (27.049.004) - BEBAN LAIN-LAIN Beban Tugas Lain 465.000 - - 465.000 ISSN 1411 4321 195

Beban Lembur 3.600.000 (3.600.000) - - Beban Lain-lain 3.144.842 - - 3.114.842 Beban Perlengkapan Kantor 1.439.600 - - 1.439.600 Jumlah 8.649.442-5.049.442 Sisa Hasil Usaha 93.344.254 23.530.294 27.049.004 89.825.504 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013. Perbandingan Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Badan Antara PKP RI Kabupaten Boyolali dengan Penulis, tersaji pada Tabel 5. Tabel 5 Perbandingan Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Badan Tahun 2012 Antara PKP RI Kabupaten Boyolali dengan Penulis Keterangan PKP RI Kab Penulis Boyolali Pendapatan Usaha 513.136.272 513.136.272 Harga Pokok Penjualan - - Hasil Usaha Kotor 513.136.272 513.136.272 Beban Usaha lainnya (438.191.620) (438.191.620) Hasil Usaha Bersih 74.944.652 74.944.652 Pendapatan dari luar Usaha 27.049.044 27.049.044 Beban di luar usaha (8.649.442) (8.649.442) Hasil usaha di luar usaha (dalam negeri) 18.399.602 18.399.602 Pendapatan neto luar negeri - - SHU sebelum pajak 93.344,254 93.344.254 Penghasilan yang dikenakan PPh final (27.049.044) (27.049.044) Penyesuaian fiskal positif 3.600.000 23.530.294 Penyesuaian fiskal negatif - - Penghasilan neto fiskal 69.895.210 89.825.504 PPh terutang selama setahun 8.736.875 11.228.125 PPH yang dibayar sendiri 8.400.000 8.400.000 PPh kurang bayar 336.875 2.828.125 Sumber: data yang diolah, 2013 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan di atas tentang Pajak Penghasilan (PPh) Badan Tahun 2012 pada PKP RI Kabupaten Boyolali, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa: a. Sesuai dengan self assessment system perpajakan nasional Indonesia, PKP RI Kabupaten Boyolali menghitung, membayar dan melaporkan sendiri besarnya Pajak Penghasilan (PPh) Badan yang terutang. Setelah menghitung besarnya angsuran Pajak Penghasilan (PPh) Badan atau Pajak Penghasilan (PPh) Badan kurang bayar, PKP RI Kabupaten Boyolali membayarkannya melalui salah satu bank persepsi yaitu Bank Pembangunan Daerah (BPD) Boyolali. Selanjutnya PKP RI Kabupaten Boyolali melakukan pelaporan ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali. b. Pajak penghasilan terutang menurut PKP RI Kabupaten Boyolali sesesar Rp. 8.736.875,00 sedangkan menurut penulis sebesar Rp. 11.228.125,00 196 ISSN 1411-4321

perbedaan ini terjadi karena adanya koreksi fiskal. c. Jumlah pajak penghasilan menurut PKP RI Kabupaten Boyolali tahun 2012 adalah kurang bayar sebesar Rp. 336.875,00 sedangkan menurut penulis adalah kurang bayar sebesar Rp. 2.828.125,00 Saran Dalam melakukan perhitungan harus sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku sehingga tidak terjadi kesalahan perhitungan pajaknya dan PPh Badan terhutang lebih teliti dalam melakukan koreksi fiskal sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengakui penghasilan dan beban. DAFTAR PUSTAKA Keraf, Gorys. 2004. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. NTT: Nusa Indah. Marzuki. 2000. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE-UII. Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Resmi, Siti. 2013. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat. Undang-undang No.28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Ketentuan Pajak Penghasilan. ISSN 1411 4321 197

198 ISSN 1411-4321