EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI POSITIF. Rury Muslifar

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

I. PENDAHULUAN. dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, sering

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang berlokasi

III. METODE PENELITIAN. pelaksanaan penelitiannya pada tahun pelajaran 2015/2016.

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugi yono, 2012). dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEHNIK DISKUSI DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI POSITIF PADA SISWA KELAS XII SMKN 2 KEDIRI

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMANTAPAN KARIR SISWA KELAS X TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SMKN

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Pengaruh Penggunaan Strategi Restrukturing Kognitif dalam Konseling Kelompok terhadap Percaya Diri dalam Memilih Karier Siswa

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung dan waktu

Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal.

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGNMENT. Budi Sutrisno dan Heri Saptadi Ismanto

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI POSITIF PADA SISWA KELAS VIIIG SMP NEGERI 14 MADIUN TAHUN PELAJARAN

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Layanan Bimbingan Kelompok Pengertian layanan bimbingan kelompok

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI 1 Tumijajar. Waktu penelitian ini. adalah pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH:

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR MAHASISWA. Masnurrima Heriansyah, Dydik Kurniawan

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMK PELAYARAN HANG TUAH KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 3 Natar dan waktu pelaksanaan. penelitiannya pada tahun pelajaran 2014/2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

UPAYA MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR MELALUI KONSELING KELOMPOK REALITA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON NGANJUK TAHUN PELAJARAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM MENGEMUKAKAN DAN MEMPERTAHANKAN PENDAPAT PADA SISWA KELAS

PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KELAS X MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen.

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan

DAN UCAPAN TERIMA KASIH...

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung dan waktu

PENINGKATAN PERCAYA DIRI SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI PENDEKATAN PERSON CENTERED

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penerapan metode penelitian, yang digunakan adalah penelitian

ULUL AZAM BK FKIP UNISRI ABSTRAK. Kata kunci: layanan penguasaan konten seting kelompok dengan media film, konsep diri positif, mahasiswa

SUYUT ADIN FEBRIANTO NPM

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang sisdiknas

BAB III METODE PENELITIAN. lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2009). Dalam metode penelitian

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

MENGURANGI KONSEP DIRI NEGATIF MENGGUNAKAN ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode

III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada Tahun Ajaran 2013/2014. yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECENDERUNGAN MENCONTEK PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing orang selalu menginginkan harga diri yang tinggi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan perlakuan (treatment) tertentu terhadap subjek penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan desain pre-test

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dirancang dengan menggunakan metode eksperimen, dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi. dengan hasil Pre-test skala kecemasan komunikasi interpersonal sangat tinggi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kedua kelompok dapat dilihat dari umur dan kategori skor skala konsep diri yang

MENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR POSITIF MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XII

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif dan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

METODE PENELITIAN. menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 2, Mei 2015 ISSN 2442-9775 EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI POSITIF Rury Muslifar Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Mulawarman, Kalimantan Timr Abstrak Tujuan dalam penelitian ini yaitu mengetahui apakah layanan bimbingan kelompok efektif dalam mengembangkan konsep diri positif. Subyek penelitian yaitu 10 siswa kelas XI SMA Kesatuan 1 Samarinda dengan metode penelitian eksperimen dan pengumpul data dengan menggunakan skala psikologis, teknik analisis data menggunakan teknik metode non parametrik dengan uji Wilcoxon. Hasil penelitian layanan bimbingan kelompok efektif sebagai upaya dalam mengembangkan konsep diri positif siswa dengan Hasil uji Wilcoxon diperoleh Zhitung = -15,860 kurang dari Z tabel= ( -0,48) atau ada peningkatan signifikan konsep diri setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok. 2015 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan & Konseling Kata Kunci: Konsep Diri Positif; Layanan Bimbingan Kelompok; Motivasi Diri PENDAHULUAN Peserta didik sebagai individu yang sedang tumbuh dan berkembang tentu mengalami berbagai masalah dalam proses perkembangannya, masalah tersebut tentu berdampak secara fisik atau psikis. Perubahan ini mengakibatkan terjadinya pergeseran pola pikir dan persepsi yang akhirnya akan membentuk konsep dirinya, apabila pola pikir dan persepsinya baik tentu akan mengakibatkan konsep diri yang positif tetapi apabila terjadi sebaliknya akan mengakibatkan konsep diri yang negatif. Dalam kehidupan sehari hari sering kita jumpai siswa yang ber IQ ( Intelligence Quotions) tinggi gagal dalam menempuh ujian tetapi sering kita dengar bahwa banyak peserta didik yang memiliki IQ rata rata ternyata mereka berhasil dalam menempuh ujian. Hal ini merupakan salah satu contoh bahwa IQ yang tinggi belum tentu akan menghasilkan prestasi yang baik tanpa di bentuk oleh keyakinan dan motivasi dalam diri. Keyakinan dan motivasi akan terbentuk apabila seseorang memiliki konsep diri yang baik. Konsep diri merupakan pandangan menyeluruh individu tentang totalitas dari dirinya sendiri mengenai karakteristik kepribadian, nilai nilai kehidupan, prinsip kehidupan, moralitas, kelemahan dan segala yang terbentuk dari segala pengalaman dan interaksinya dengan orang lain (Burns, 1993). Konsep diri penting artinya karena individu dapat memandang diri dan dunianya, tidak hanya dalam berperilaku tetapi juga tingkat kepuasan yang diperoleh dalam hidupnya. Setiap 58

individu khusus siswa pasti memiliki konsep diri, tetapi mereka tidak tahu konsep diri yang dimilikinya mengarah kepada konsep diri yang positif atau negatif. Siswa yang memiliki konsep diri positif akan memiliki dorongan mandiri lebih baik, mengenal serta memahami dirinya sendiri sehingga dapat berperilaku secara efektif dalam berbagai situasi. Konsep diri positif bukanlah suatu kebanggaan yang besar tentang diri tetapi berupa penerimaan diri. Siswa yang memiliki konsep diri positif dapat memahami dan menerima berbagai faktor yang sangat bermacam macam tentang dirinya sendiri. Dalam hal ini siswa dapat menerima dirinya secara apa adanya dan akan mampu mengintrospeksi diri atau lebih mengenal dirinya, serta kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Namun siswa yang memiliki konsep diri negatif akan memiliki perasaan ketidak stabilan dan keutuhan diri, tidak mengenal diri secara baik dari segi kelebihan maupun kekurangannya atau sesuatu yang dihargai dalam hidupnya. Masalah yang dialami siswa tentu berakar dari sikap negatif terhadap dirinya sendiri yaitu menganggap dirinya tidak berarti. Pandangan negatif terhadap dirinya, yaitu ketika dirinya menganggap tidak mampu menyelesaikan tugasnya. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru pembimbing diperoleh data bahwa hampir 50% siswa kelas XI mempunyai konsep diri yang negatif, gejala yang nampak yaitu membolos, hasil prestasi belajar yang rendah, menyontek, membuat keributan saat pelajaran, berkelahi, dan tidak memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas. Dari masalah yang muncul saat observasi dan wawancara membuktikan bahwa konsep diri masih negatif oleh sebab itu diperlukan treatment yang tepat untuk mengatasi hal tersebut. Treatment yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah melalui layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok (Romlah, 2001). Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Layanan yang diberikan dalam suasana kelompok selain itu juga bisa dijadikan media penyampaian informasi sekaligus juga bisa membantu siswa menyusun rencana dalam membuat keputusan yang tepat sehingga diharapkan akan berdampak positif bagi siswa yang nantinya akan menumbuhkan konsep diri yang positif. Selain itu apabila dinamika kelompok dapat terwujud dengan baik maka anggota kelompok saling menolong, menerima dan berempati dengan tulus. Bimbingan kelompok merupakan lingkungan yang kondusif yang memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk menambah penerimaan diri dan orang lain, memberikan ide, perasaan, dukungan bantuan alternatif pemecahan masalah dan mengambil keputusan yang tepat, dapat berlatih tentang perilaku baru dan bertanggung jawab atas pilihan yang ditentukan sendiri. Suasana ini dapat menumbuhkan perasaan berarti bagi anggota yang selanjutnya juga dapat menambah konsep diri yang positif. Rumusan penelitian ini yaitu bagaimana efektifitas pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam mengembangkan konsep diri positif? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini yaitu mengetahui tingkat efektifitas pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam mengembangkan konsep diri positif. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta adanya kontrol. Kelompok yang pengalamannya dimanipulasi dalam suatu eksperimen disebut kelompok eksperimen sedangkan kelompok kontrol yaitu kelompok yang pengalamannya diperlakukan sama dengan kelompok eksperimental kecuali dalam hal faktor-faktor yang dimanipulasi (Santrock, 2007). 59

Penelitian ekperimen dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai dengan Juli 2014 di SMA Kesatuan I Samarinda dengan subyek penelitian 10 siswa kelas XI, metode pengumpul data menggunakan skala psikologi dengan mengembangkan skala konsep diri dengan uji validitas instrumen menggunakan logical validity dan content validity dan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik pengujian Cronbach c alpha ( ). analisis data menggunakan teknik metode non parametrik dengan uji Wilcoxon. HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep diri siswa sebelum dilaksanakannya layananan bimbingan kelompok, terlihat di tabel bawah ini: Tabel 1. Konsep diri siswa sebelum pelaksanaan layanan bimbingan kelompok Indikator Rata-rata Percaya diri 17,1 Merasa setara dengan orang lain 10,2 Menerima apa adanya 16,5 Dapat menyikapi kegagalan 10 Tidak bersikap hiperkritis 10,5 Optimis 17,1 Jumlah 81,4 Rata-rata 13,56 Dari Tabel 1 bisa di deskripsikan bahwa ada 10 responden yang diteliti memiliki konsep diri yang rendah terbukti dari rata-rata skor dalam kategori rendah. Dilihat dari indikatornya ternyata rata-rata konsep diri yang rendah pada indikator 1 yaitu percaya diri, indikator 2 yaitu merasa setara dengan orang lain, indikator 3 yaitu menerima apa adanya, indikator 4 yaitu dapat menyikapi kegagalan, indikator 5 Tidak bersikap hiperkritis, indikator 6 Optimis. Melihat kondisi tersebut maka 10 siswa yang tergolong rendah konsep dirinya diberikan layanan bimbingan kelompok dengan harapan akan terjadi perubahan yang signifikan konsep dirinya. Pemberian layanan bimbingan kelompok dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai Juli 2014 yang sebelumnya pada bulan Februari diadakan pre test dulu untuk mengetahui konsep diri siswa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok. Pada waktu pelaksanaan layanan bimbingan kelompok jadwal pertemuan sesuai dengan kesepakatan bersama para anggota kelompok. Setelah dilaksanakan layanan bimbingan kelompok selama 8 kali pertemuan, selanjutnya dilakukan post test untuk mengetahui peningkatan konsep diri. Hasil post test selengkapnya dapat dilihat pada lampiran dan terangkum pada tabel berikut: Tabel 2. Konsep diri siswa setelah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok Indikator 60 Rata-rata Percaya diri 21,3 Merasa setara dengan orang lain 15,2 Menerima apa adanya 21,7 Dapat menyikapi kegagalan 13,6 Tidak bersikap hiperkritis 14,4 Optimis 27,9 Jumlah 114,1 Rata-rata 19,01

Terlihat dari Tabel 2 bahwa 10 responden yang telah di berikan layanan bimbingan kelompok menjadi meningkat, konsep dirinya menjadi tinggi atau positif terbukti dari rata-rata skor 114,1 dalam kategori tinggi. Dilihat dari indikatornya ternyata rata-rata semua indikator dalam kategori tinggi. Efektifitas pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam mengembangkan konsep diri positif dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif dan uji Wilcoxon dari 6 indikatornya yaitu : percaya diri, merasa setara dengan orang lain, menerima apa adanya, dapat menyikapi kegagalan, tidak bersikap hiperkritis, optimis. Tabel 3. Hasil uji efektifitas pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam mengembangkan konsep diri positif Hasil Uji Total Mean Pre Test 81,4 13,56 Post Test 114,1 19,01 Dari Tabel 3 dapat digambarkan lebih jelas pada Gambar 1 berikut : Gambar 1. Hasil uji efektifitas layanan bimbingan kelompok (Pre test dan Post test) Terlihat dari Tabel 3 rata rata skor konsep diri siswa sebelum diadakan layanan bimbingan kelompok sebesar 81,4 dalam kategori rendah dan setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok dapat meningkat menjadi 114,1 dalam kategori tinggi. Dari hasil uji Wilcoxon diperoleh Z hitung= - 15.860 dan kurang dari -Ztabel = (-0.48) atau pada daerah penolakan Ho. Demikian juga untuk setiap indikatornya diperoleh Zhitung < -Ztabel atau pada daerah penolakan Ho. Dengan ditolaknya Ho menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan konsep diri siswa antara sebelum dan sesudah mengikuti layanan bimbingan kelompok. Hal ini secara signifikan berpengaruh positif terhadap peningkatan konsep diri siswa. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan ada perbedaan konsep diri siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat konsep diri pada siswa kelas XI SMA Kesatuan 1 setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok lebih tinggi atau positif dibandingkan sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok. Konsep diri siswa mengalami perubahan dari yang negatif menjadi positif setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok pada 6 indikator konsep diri positif. Adapun peningkatan konsep diri siswa terhadap 6 indikator konsep diri positif tersebut antara lain: 61

1. Percaya diri Peningkatan dalam sikap percaya diri ini dapat dilihat dari perubahan anggota kelompok yang sudah berani untuk mengeluarkan pendapat, yakin dalam menghadapi setiap masalah, serta yakin dalam menghadapi setiap tugas, apabila dibandingkan dengan sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok. Misalnya dalam kelas ada diskusi kelompok maka anggota kelompok tidak berani untuk mengungkapkan pendapat atau berbicara dalam kelas maka ia akan diam saja. Apabila dikasih tugas oleh guru mata pelajaran sebelum mencoba maka siswa merasa tidak bisa dan merasa sulit untuk mengerjakan. 2. Merasa setara dengan orang lain Peningkatan dalam indikator merasa setara dengan orang lain ini dapat terlihat selama kegiatan bimbingan kelompok seperti siswa tidak mencela atau meremehkan orang lain, siswa tidak sombong atau merasa paling benar, merasa pantas bergaul dengan siapa saja, serta mampu bersaing secara sehat. 3. Menerima apa adanya Peningkatan dalam indikator apa adanya ini siswa sudah mampu untuk memahamai apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki serta motivasi untuk mngembangkan kelebihan yang ia miliki. 4. Dapat menyikapi kegagalan Peningkatan dalam indikator dapat menyikapi kegagalan ini terlihat dari siswa yang mampu mengambil hikmah dari kegagalan dan mempunyai semangat untuk bangkit dari kegagalan. 5. Tidak bersikap hiperkritis Peningkatan yang ada dalam indikator tidak bersikap hiperkritis antara lain siswa tidak mengeluh dengan adanya satu masalah atau tugas, mampu menghargai orang lain, serta merasa senang atas keberhasilan orang lain. 6. Optimis Peningkatan dalam indikator optimis ini terlihat dari semangat para siswa untuk mengembangkan diri serta merasa yakin atas kemampuan yang dimiliki. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat efektifitas layanan bimbingan kelompok terhadap konsep diri siswa, hal ini terlihat dari konsep diri siswa yang meningkat setelah mendapat layanan bimbingan kelompok dengan hasil analisis bahwa Zhitung = - 15,860 kurang dari Ztabel = (-0,48) atau ada peningkatan signifikan konsep diri setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok. UCAPAN TERIMA KASIH Atas bantuan dan dukungan penelitian dapat terlaksana sesuai rencana. Kami ucapkan terima kasih kepada Kepala Sekolah, Guru BK dan Siswa kelas XI SMA Kesatuan I Samarinda DAFTAR PUSTAKA Burns, R.B. 1993. Konsep Diri. Jakarta: Arean. Romlah, Tatik. 2001. Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang: UNM Santrock, W, John. 200. Psikologi Pendidikan edisi ke-dua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sugiyono, 2009, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta 62