BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PENGELOLAAN KKG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI GUGUS AHMAD YANI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

Oleh : Muh. Khamim N I M : Q

BAB I PENDAHULUAN. negara, maupun pemerintah pada era reformasi ini (Suyanto, 2003:17).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) UPTD Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (Anonim, 2010 : 4). Namun, pendidikan bukanlah suatu upaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Negara. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan adanya pendidikan professional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

baik dari segi proses maupun hasilnya. Apalagi, dewasa ini Indonesia berada

BAB I PENDAHULUAN. tentunya akan menghasilkan pendidikan yang berkualitas juga. Di Indonesia sendiri

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era

PROGRAM KERJA KKG GUGUS IV JATIWARAS TAHUN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang. Sekolah Dasar, telah menjadi komitmen pemerintah yang harus

BAB 5 PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kegiatan pendidikan yang mempunyai kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas di era seperti sekarang ini sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas pendidikan diangkat dengan tugas melakukan pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PROGRAM KKG

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Program Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB).

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

2016 HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN LAMA MENGAJAR GURU SEJARAH DENGAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA SMA

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan bagian dari pembangunan nasional. Pendidikan

KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 4 Telp. (021) , , Ext.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada Era globalisasi yang ditandai persaingan kualitas atau mutu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. internasional bukan lagi lokal atau nasional (Permadi, 2007). Untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan pendidikan Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu merupakan agenda setiap institusi pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hardjosoedarmo (2004):

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu organisasi dan lembaga pendidikan dipimpin

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Upaya peningkatan kualitas

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan millenium development goals,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari kualitas pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan dijabarkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi usaha awal pembinaan dan pengembangan SDM. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pada. prinsipnya yang memiliki tanggung jawab besar adalah penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan kualitas di era globalisasi ini menuntut kompetensi

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

No pembelajaran; (iii) peningkatan manajemen Guru, pendidikan keguruan, dan reformasi Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK); (iv) peningka

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang telah diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan formal pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar (Bafadal, 2006). Pada kenyataannya pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman. Pendidikan selalu menjadi fokus perhatian dan bahkan sering menjadi sasaran ketidakpuasan, karena pendidikan menyangkut kepentingan semua orang. Bukan hanya menyangkut investasi dan kondisi kehidupan di masa yang akan datang, melainkan juga menyangkut kondisi dan suasana kehidupan saat ini. Itulah sebabnya, pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat (Fattah, 2000:1). 1

Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah masalah mutu pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pemerintah memang telah menempuh berbagai strategi secara terus menerus untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan mutu guru pada khususnya, antara lain dengan dikeluarkannya Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mengarahkan pada peningkatan kompetensi dan profesional guru, tetapi berbagai indikator belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai prestasi akademik, daya kreativitas, dan kemandirian siswa di hampir setiap jenjang dan satuan pendidikan, serta belum memperlihatkan adanya perubahan yang berarti, kecuali pada beberapa sekolah dengan jumlah relatif sangat kecil. Upaya pembaharuan pendidikan terus dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan ekonomi, dan pembaharuan masyarakat. Khusus pada jenjang pendidikan dasar, telah banyak diupayakan pembaharuan penyelenggaraan pendidikan. Namun berdasarkan hasil-hasil kajian, pengamatan, dan penelitian, upaya pembaharuan tersebut masih banyak menghadapi kendala di lapangan yang mana perlu dicari alternatif pemecahanannya. 2

Selama tiga dasawarsa terakhir ini dunia pendidikan di Indonesia secara kuantitif telah berkembang pesat. Namun perkembangan pendidikan tersebut belum diikuti dengan peningkatan kualitas pendidikan yang sepadan. Akibatnya muncul berbagai ketimpangan pendidikan di tengah-tengah masyarakat, dan yang sangat menonjol adalah ketimpangan kualitas output pendidikan dengan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan, serta kualitas pendidikan di berbagai daerah yang belum merata. Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya manusia dalam menghadapi tuntutan zaman. Seperti yang disampaikan oleh Mulyasa (2002: 4) bahwa: Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesanpesan konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa. Sedangkan dalam kerangka pembangunan nasional, pendidikan pada dasarnya merupakan proses pencerdasan kehidupan bangsa yang memiliki posisi strategis dalam keberhasilan pembangunan. Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pembangunan nasional ditentu- 3

kan terutama oleh kualitas sumber daya manusia yang baik. Oleh karena itu, perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan melalui strategi Sistem Pembinaan Profesional dijabarkan dalam pelaksanaannya di lapangan dengan membentuk gugus sekolah. Berdasarkan Keputusan Mendikbud RI No 0487 Tahun1982 tentang Sekolah Dasar, dan Keputusan Dirjen Dikdasmen No. 079/C/Kep./I/1993, tentang pedoman Pelaksanaan Sistem Pembinaan Profesional guru, bahwa strategi pembinaan dan peningkatan profesional guru sekolah dasar adalah melalui pembentukan Gugus Sekolah yang terdiri dari satu sekolah sebagai SD Inti dan SD lainnya sebagai SD Imbas, sehingga satu gugus sekolah paling banyak terdiri dari 8 SD. Pada SD Inti dibentuk Pusat Kegiatan Guru (PKG). Di dalam PKG tersebut dilakukan kegiatan berupa Kelompok Kerja Guru (KKG), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), dan Kelompok Kerja Penilik Sekolah (KKPS). Kelompok Kerja ini berfungsi sebagai wadah peningkatan mutu profesional guru dan tenaga kependidikan. Demikian juga Supriyadi (2007) menyatakan bahwa Indonesia sesungguhnya telah ada wahana yang digunakan untuk meningkatkan profesionalisme guru, misalnya PKG dan KKG. Suparlan (2006) menyatakan bahwa KKG merupakan wadah pembinaan guru SD yang profesional dan tergabung dalam gugus sekolah. Dengan demikian pada prinsipnya gugus sekolah adalah wadah 4

sekelompok guru bidang tertentu dari wilayah tertentu misalnya tingkat kabupaten/kota sebagai tempat membicarakan dan mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi bersama. KKG sebagai kelompok kerja seluruh guru dalam satu gugus, pada tahap pelaksanaannya dapat dibagi ke dalam kelompok kerja guru yang lebih kecil, yitu kelompok kerja guru berdasarkan jenjang kelas, dan kelompok kerja guru berdasarkan atas mata pelajaran. Selanjutnya anggota kelompok tadi diharapkan mampu melakukan pembinaan profesional di sekolah masing- masing. Banyak faktor penentu keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan di Sekolah Dasar, tetapi yang dipandang sebagai kunci utama adalah peran guru sebagai pendidik dan pengajar di sekolah. Guru memiliki fungsi strategis dalam mendorong dan mengembangkan semangat anak didiknya terhadap perkembangan pendidikan. Peningkatan kompetensi profesional guru juga banyak ditentukan oleh peran aktifnya guru dalam mengembangkan kemampuannya melalui media KKG. Karena dalam kegiatan KKG terutama di Gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan dilakukan pembinaan oleh guru senior untuk terus menerus melakukan pembinaan agar guru-guru dapat meningkatkan kompetensinya dalam melaksanakan tugas mengelola proses belajar-mengajar. 5

Program peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar dapat dicapai apabila proses kegiatan belajar-mengajar di kelas berlangsung dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna. Mengingat begitu pentingnya peranan guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, maka sudah semestinya kemampuan guru ditingkatkan dan dibina dengan baik hingga benar-benar memiliki kemampuan yang sesuai dengan tuntutan profesinya. Program pembinaan yang dilakukan dalam KKG harus berencana, teratur, kontinu dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembinaan yang mengarah pada pengembangan profesional dimana guru pemandu membantu guru mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu. Pembinaan yang dilakukan oleh guru pemandu dapat dikatakan efektif apabila guru pemandu dalam melaksanakan pembinaan mampu mengubah perilaku kerja guru. Diharapkan pula, pembinaan yang dilakukan guru pemandu dapat memberikan kontribusi yang maksimal terhadap peningkatan mutu pendidikan khususnya di jenjang Sekolah Dasar. Salah satu indikator pembinaan yang efektif ditunjukkan dengan adanya tindak lanjut terhadap hasil pembinaan yang telah dilaksanakan, yakni adanya perubahan sesuai yang diharapkan. 6

Keberadaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) terutama Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam Sistem Pembinaan Profesional di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung, khususnya Gugus Cengkeh, secara organisatoris telah ada dan berfungsi. Namun terkadang, sistem pelaksanaannya kurang efektif sehingga tujuan yang diharapkan tidak dapat tercapai secara optimal. Berbagai kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh guru pemandu dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan dalam rangka pengembangan keprofesionalan guru seperti penyesuaian dalam pembuatan silabus, program tahunan, program semester, rencana program pembelajaran (RPP), pelatihan sesama guru menggunakan media pembelajaran, dan kerjasama antar guru dalam memecahkan masalah, pengenalan modelmodel pembelajaran dan sebagainya. Namun ternyata hal ini dirasakan belum efektif karena belum adanya tindak lanjut dari hasil pembinaan dalam KKG. Sebab dalam kenyataannya para guru yang menjadi anggota dalam KKG Gugus Cengkeh dalam menyusun perangkat kurikulum pembelajaran masih mengandalkan copy paste pada sekolah lain atau pada guru yang lain tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah sendiri. Bahkan dalam kaitannya dengan pengelolaan pembelajaran, kebanyakan dari mereka bingung 7

mencari informasi dari guru-guru yang lain mengenai kelengkapan administrasi pembelajaran apabila ada pemeriksaan administrasi oleh Kepala Sekolah maupun Pengawas. Keefektifan KKG Gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan seperti disampaikan oleh salah satu guru senior anggota KKG Gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan adalah: Fungsi KKG rasanya tidak efektif, tingkat kedisiplinan kedatangan yang tidak tepat waktu bahkan kedatangan guru tidak pernah serempak atau mendekati bersama, kadang melebihi setengah atau satu jam lebih lambat dari jadwal yang ditetapkan. Motivasi kehadiran juga hanya apabila pertemuan itu mengagendakan pembinaan dengan menghadirkan Pembimas, baru anggota KKG hadir tepat sesuai waktu yang dijadwalkan. Bahkan kegiatan KKG yang lazim diadakan tiap hari Sabtu ternyata belum sesuai dengan harapan. Bagi sementara guru menganggap bahwa kegiatan KKG hanya merupakan serangkaian kegiatan klasik, dari "datang, duduk, dengar, makan, canda dan pulang" tanpa membawa hasil. Seperti yang disampaikan bapak Istiyanto yang merupakan salah satu anggota KKG Gugus Cengkeh: Ada kecenderungan, para guru yang mengikuti KKG dilandasi rasa "terpaksa" lantaran "takut" dengan Kepala Sekolah atau Pengawas, bukan dilandasi motivasi yang tinggi akan pentingnya 8

wawasan dan pengetahuan guna meningkatkan kompetensi. Penelitian yang dilakukan oleh Pachlan pada tahun 2012 tentang pengembangan model KKG PAB Kabupaten Semarang dalam meningkatkan mutu profesionalitas Guru, menyebutkan: Berdasarkan informasi dan data yang terkumpul diperoleh simpulan bahwa pelaksanaan KKG PAB Kabupaten Semarang dari hasil evaluasi internal program kerja KKG pendidikan agama Budha kabupaten Semarang menunjukkan rata-rata keterlaksanaan program yang ditentukan KKG PAB baru mencapai 52,3%. Mengacu pada indikator kesesuaian standar pengembangan KKG maka kesesuain KKG PAB Kabupaten Semarang dikategorikan sesuai tetapi dengan skor minimal. Dari hasil FGD dengan seluruh anggota KKG PAB juga menyepakati bahwa pelaksanaan kegiatan dengan mengacu pada gambaran model pengembangan KKG PAB saat ini masih mengalami kendala dan belum mencapai tujuan berupa peningkatan mutu profesionalitas guru pendidikan agama Budha. Mengacu pada Standar Pengembangan KKG yang dikeluarkan oleh Direktorat Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Depdiknas tahun 2008 untuk mencapai adanya jaminan mutu berupa peningkatan kompetensi profesional guru pendidikan agama Budha, maka pengembangan KKG PAB harus disesuaikan dengan Standar pengembangan KKG. Melalui pembenahan dan penyesuaian Standar Pengembangan KKG PAB Kabupaten Semarang dengan Standar Pengembangan KKG diharapkan akan tercapai penjaminan mutu berupa peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru PAB Kabupaten Semarang melalui pelaksanaan program kegiatan KKG PAB Kabupaten semarang. 9

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kegiatan KKG dalam meningkatkan mutu profesionalitas guru adalah dengan menemukan model pengembangan KKG yaitu dengan melakukan penyesuaian standar pengembangan program KKG dengan Standar Pengembangan KKG yang dikeluarkan oleh Direktorat Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga kependidikan Depdiknas tahun 2008. Diharapkan dapat mencapai adanya jaminan mutu berupa peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru melalui pelaksanaan program KKG. Penelitian yang dilakukan Trimo pada tahun 2006 tentang studi kasus pelaksanaan KKG di Gugus Inti I Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kendal, menyebutkan: Berdasarkan informasi dan data yang terkumpul diperoleh simpulan bahwa pelaksanaan KKG di Gugus Inti I Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kendal belum dilaksanakan secara efektif. Hal tersebut terlihat dalam proses pembelajaran KKG yang cenderung pasif dan terpusat pada pemandu. Penyusunan program KKG sudah mengungkap dan memenuhi kebutuhan guru dalam mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga guru-guru mampu menguasai kompetensi profesional, personal dan kemasyarakatan. Namun demikian pelaksanaan KKG belum dapat terlaksana sesuai harapan, karena ada benturan kepentingan dinas sehingga penyelesaian program tidak tepat waktu. Pemandu/Tutor dalam KKG Gugus Inti I sudah mumpuni dalam penguasaan materi tapi dalam penyajiannya kurang mampu mengelola proses pembelajaran secara efektif. Hal ini ditandai dengan suasana proses pembelajaran yang kurang menarik, dan berpusat pada guru pemandu. 10

Penelitian ini meggambarkan realita pelaksanaan Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai wadah pembinaan profesional guru di lapangan yang menunjukkan bahwa penyusunan kegiatan sudah sesuai dengan prosedur dalam arti bahwa program yang disususun sudah sesuai dengan kebutuhan guru. Dalam pelaksanaan perlu adanya sinkronisasi dalam hal sistem pembinaan peningkatan profesional guru antar steakholder dalam hal ini Dinas Pendidikan dengan KKG supaya tidak terjadi benturan kepentingan. Dalam penelitian ini juga menggambarkan masih perlu adanya pemahaman yang lebih jelas dari para pemandu tentang peran dan fungsinya dalam pembinaan profesionalisme guru melalui wadah KKG. Dari beberapa hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa peran KKG sebagai wadah pembinaan profesional guru keefektifannya masih sangat fariatif. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kinerja kegiatan KKG pada Gugus Cengkeh ini, dengan melihat kondisi SDN yang menjadi anggota pada Gugus Cengkeh sebagai lokasi yang memungkinkan untuk dijadikan objek penelitian. Hal ini dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut: (1) Lokasi mudah dijangkau; (2) Satu-satunya Gugus di Kecamatan Kandangan yang dapat dijadikan tolok ukur sekolah-sekolah lainnya di Kecamatan Kandangan. 11

1.2 Masalah Penelitian Rumusan masalah penelitian dalam tesis ini adalah sebagai berikut: Bagaimana Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian dalam tesis ini adalah untuk mendeskripsikan Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Menambah bahan kajian di bidang manajemen pendidikan khususnya tentang kinerja KKG, dan sebagai acuan penelitian lain yang sejenis. 2. Secara Praktis Memberikan masukan bagi pengurus dan anggota Gugus untuk dapat meningkatkan kegiatan yang mengarah pada upaya peningkatan profesionalitas guru. 12