INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA

BAB I PENDAHULUAN. informasi secara efektif yang disebut dengan literasi informasi. Literasi informasi

BAB I PENDAHULUAN. mendeskripsikan ketertarikan peneliti dalam memilih judul Kemampuan Literasi

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN. Kesimpulan dari penelitian mengenai efektivitas penerapan program

BAB I PENDAHULUAN. 21, manusia memasuki periode di mana teknologi informasi merambah ke hampir

BAB II KAJIAN TEORETIS

BUDAYA LITERASI INFORMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENULIS KARYA ILMIAH

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Increasing Literacy in Indonesia (Fasli Jalal dan Nina Sardjunani,

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

OPTIMALISASI PENERAPAN LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PADANG

PEMANFAATAN KETRAMPILAN LITERASI INFORMASI BAGI GURU-GURU SMP (INFORMATION LITERACY)

Pendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANFAAT LITERASI INFORMASI UNTUK PROGRAM PENGENALAN PERPUSTAKAAN

GERAKAN LITERASI SEKOLAH

LITERASI INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI

KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Raden Indra Firmansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan

MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN PEMAKAI MELALUI LITERASI INFORMASI. Wahyu Supriyanto Kepala Bidang Layanan Perpustakaan UGM

PANDUAN PELAKSANAAN REVIEW JURNAL

I. PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan

PANDUAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENGEMBANGAN DESA MITRA DAN PENARIKAN MINAT MASYARAKAT PADA BIDANG PERTANIAN

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

Information Literacy Kunci Sukses Pembelajaran Di Era Informasi. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PERAN PUSTAKAWAN DALAM LITERASI INFORMASI BAGI PEMUSTAKA. Oleh: Ismanto Pustakawan Penyelia Universitas Islam Indonesia

MENULIS SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN BUDAYA BACA DAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN Haryani Pustakawan UPT Perpustakaan Undip

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI SAINS DAN SIKAP CALON GURU NON IPA TERHADAP LINGKUNGAN PADA KERANGKA SAINS SEBAGAI PENDIDIKAN UMUM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sebab telah berhasil memasuki semua aktivitas manusia. Perkembangan

EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA PERPUSTAKAAN STAIN CURUP MENGGUNAKAN STANDAR YANG DIKEMBANGKAN ACRL. Abstract

PANDUAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENGEMBANGAN DESA MITRA DAN PENARIKAN MINAT MASYARAKAT PADA BIDANG PERTANIAN

2015 PENGUKURAN TINGKAT LITERASI MEDIA PADA SISWA SMA KELAS XII SMA NEGERI 10 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu besar terhadap berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia secara holistik. Hal ini dapat dilihat dari filosofi

PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian Profil Perusahaan Visi, Misi, Tujuan dan Struktur Organisasi a. Visi b. Misi c.

KUESIONER PENELITIAN TINGKAT LITERASI INFORMASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

LITERASI INFORMASI: PERSPEKTIF PUSTAKAWAN. Iskandar Pustakawan Madya Unhas

BIBLIOGRAFI BERANOTASI SKRIPSI BERTAJUK ISLAM DI MINANGKABAU TAHUN KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berjalan. Arsip merupakan aspek penting yang berkaitan dengan organisasi dan

PETA KOMPETENSI DAN KEBUTUHAN PELATIHAN BAGI PUSTAKAWAN/ TENAGA PERPUSTAKAAN SMA/ SMK SE PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan

A. Format Lomba. 2 P a g e

DAFTAR ISI. HALAMAN PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT... ii

PANDUAN PROGRAM PENELITIAN INOVATIF MAHASISWA PROVINSI JAWA TENGAH 2015 SUMMARY INFO

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa banyak pengaruh terhadap berbagai bidang. Dunia

URGENSI LITERASI INFORMASI DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI PERGURUAN TINGGI

CHAPTER 3 KETERAMPILAN UNTUK ABAD 21 DIAN PERMATASARI KUSUMA DAYU

STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. (Materi Penyegaran Instruktur Kurikulum 2013)

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

PEMBERDAYAAN KOLEKSI HASIL PENELITIAN DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Oleh : IKHWAN, S.Sos., MM. (Pustakawan Madya/IV/A)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

UJIAN AKHIR SEMESTER PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

Seminar Pendidikan Matematika

LAPORAN KEIKUTSERTAAN DALAM PELATIHAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG PERPUSTAKAAN TINGKAT MANAJER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN. setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. 2 Sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tantangan berat bangsa Indonesia adalah menyiapkan sumber

Profil Literasi Informasi Pustakawan Indonesia. Arief Wicaksono*

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan kursus bahasa inggris yang dilaksanakan di sebuah instansi pemerintah.

RANCANGAN PROGRAM LITERASI INFORMASI BAGI SISWA SEKOLAH DASAR MUTIARA BUNDA KOTA BANDUNG

BAB VI PENUTUP. Dari hasil pembahasan dan analisis penelitian pada bab sebelumnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada lembaga pendidikan khususnya pada tingkat pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

PANDUAN PENELITIAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

Panduan Tesis Program Magister Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia

Lampiran 1. Big6 dan Empowering 8

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

PANDUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang

PANDUAN PENGAJUAN USULAN PROGRAM PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF DANA DIPA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Media pembelajaran merupakan komponen kegiatan pembelajaran yang

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS. Dyah Pramesthi Isyana Ardyati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menjadi persoalan ketika berbicara mengenai kualitas pendidikan di Indonesia.

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

STRATEGI PUSTAKAWAN SUKSES UJI SERTIFIKASI

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU (KPPG)

PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI DOSEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunus Abidin, 2013

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH. Jongga Manullang. Abstrak

Perpustakaan Sebagai Literasi Informasi Bagi Pemustaka

Transkripsi:

LITERASI INFORMASI UNTUK MAHASISWA KEPENDIDIKAN Siti Zaenab, Noviatun Khasanah, Moh.Salimi Universitas Sebelas Maret zaenabsizae3@gmail.com Abstrak. Kemudahan mencari informasi oleh mahasiswa saat ini dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya men-download di internet, melihat televisi, mendengarkan radio, atau dari berbagai media cetak dan elektronik lainnya. Tetapi keaslian dan kevalidan informasi tersebut masih diragukan. Literasi informasi menjadi salah satu solusi bagi mahasiswa dalam mencari, menemukan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi yang berfungsi dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang akan memecahkan berbagai masalah (Septiyantono, 2014: 1.16). Kajian ini membahas tentang (1) definisi literasi informasi, (2) langkah-langkah memperoleh kemampuan literasi informasi (3) manfaat literasi informasi untuk mahasiswa kependidikan. Hasil kajian ini adalah (1) literasi informasi adalah proses pembelajaran seumur hidup yang akan menjadi bekal seseorang dalam memahami informasi, mencari, menemukan, berpikir kritis, dan menggunakan informasi sesuai kebutuhannya sehingga informasi dapat lebih efektif dan efisien (2) langkah-langkah memperoleh kemampuan literasi informasi adalah menentukan permasalahan yang hendak diciptakan, menentukan strategi yang digunakan, menemukan informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien, mengkomunikasikan permasalahan dengan informasi yang diperoleh, dan mengevaluasi dan menganalisis informasi secara kritis (3) manfaat literasi informasi untuk mahasiswa kependidikan adalah mahasiswa terpandu dalam mencari informasi dari berbagai sumber yang terus berkembang, mahasiswa dapat belajar mandiri, dan mahasiswa mampu belajar sepanjang hayat. Kata kunci: Literasi Informasi, Mahasiswa Kependidikan PENDAHULUAN Pertumbuhan informasi pada abad ini sangat luar biasa. Berbagai macam informasi mulai dari informasi sosial, politik, seni, kesehatan, gaya hidup, masalah lingkungan hidup sampai informasi yang tidak kita butuhkan dapat kita akses dengan menggunakan internet, media cetak, dan elektronik. Buletinapjii edisi 05 November 2016 menyatakan bahwa jumlah pengguna internet di indonesia tahun 2016 mencapai 132,7 juta atau setara 51,7% terhadap populasi yang 256,2 juta jiwa. Dari sisi usia, pengguna internet terbanyak datang dari kelompok usia 25-29 tahun dan 35-39 tahun, masing-masing berjumlah 48 juta. Urutan pengguna internet terbanyak kedua hingga terkecil berdasarkan usia yaitu usia terbesar kedua adalah 30-34 tahun dengan 23,3 juta, usia 20-24 tahun sebanyak 22,3 juta, usia 15-19 tahun sebanyak 12,5 juta pengguna dan usia 10-15 tahun sebanyak 768 ribu. Hal ini menunjukkan pertumbuhan teknologi informasi yang semakin pesat setiap tahunnya sehingga masyarakat dihadapkan pada keragaman pilihan informasi. Menurut konferensi tingkat tinggi tentang masyarakat informasi (Word Summit on Information Society/WSIS) pada tahun 2003 (Septiyantono, 2014: 1.3) mendeklarasikan 260

setiap orang dapat membuat dan memanfaatkan informasi secara bersama-sama. Deklarasi ini bermakna bahwa setiap individu, komunitas, masyarakat dapat membuat, mengakses, dan memanfaatkan informasi untuk kepentingan pribadi, kelompok, dan masyarakat tak terkecuali para mahasiswa khususnya kependidikan. Tetapi dalam kenyataannya menimbulkan kendala sebagaimana yang diungkapkan Yusuf (Rodin, 2016) yang menyatakan bahwa kemampuan mahasiswa menentukan jenis dan batas informasi dapat dikatakan masih kurang baik karena sebagian mahasiswa tidak pernah merumuskan masalah terlebih dahulu sebelum melakukan pencarian informasi dan hanya menggunakan salah satu jenis sumber informasi. Kelimpahan informasi yang terjadi karena berlipat gandanya informasi dari waktu ke waktu dapat memunculkan masalah baru yaitu sebagai penerima informasi kita mulai merasa kesulitan untuk memilah mana informasi yang dibutuhkan, mana informasi yang akurat, terbaru, siapa penulisnya, apa kompetensi penulisnya, atau pertanyaan lain yang berhubungan dengan cakupan informasi yang dibutuhkan. Berdasarkan permasalahan di atas diperlukan kemampuan yang akan membuat mahasiswa kependidikan dapat menentukan jenis-jenis informasi sesuai dengan kebutuhannya yang biasanya disebut dengan literasi informasi. Menurut Hasugian (2008), Literasi informasi diartikan sebagai keberaksaraan informasi atau kemelekan informasi. Penguasaan literasi informasi dipandang sangat penting dalam proses pembelajaran sehingga menjadi bagian dari program pendidikan. Berdasarkan pemaparan tentang perkembangan informasi yang pesat pada saat ini, maka diperlukan kajian tentang pentingnya mahasiswa kependidikan memiliki kemampuan literasi informasi. Fokus kajian ini membahas tentang (1) definisi literasi informasi, (2) langkah-langkah memperoleh kemampuan literasi informasi (3) manfaat literasi informasi untuk mahasiswa kependidikan. PEMBAHASAN 1. Definisi literasi informasi Semakin berkembangnya zaman, definisi literasi informasipun turut berkembang. Menurut American Library Assotciation (ALA) dikutip dari Hasugian (2008) mendefinisikan literasi informasi (information literacy) adalah serangkaian kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan dan memiliki kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif. Marais (Hartono, 2016: 241) mendefinisikan literasi iniformasi sebagai proses memperoleh pengetahuan terhadap perilaku dan keahlian dalam bidang informasi, sebagai penentu utama dari cara manusia mengeksploitasi kenyataan membangun hidup, bekerja, dan berkomunikasi dalam komunitas informasi. Lasa (2009: 190) literasi informasi disebut juga melek informasi, yakni kesadaran akan kebutuhan informasi seseorang, mengidentifikasi, pengaksesan secara efektif efisien, mengevaluasi, dan menggabungkan informasi secara legal ke dalam pengetahuan dan mengkomunikasikan informasi itu. Work Group on Information Literacy dari California State University, mendefinisikan literasi informasi sebagai kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dalam berbagai format (California State University, 2002). Sedangkan menurut pendapat CILIP (Chartered Institute of Library and Information Professionals) menyatakan bahwa literasi informasi adalah mengetahui kapan dan 261

mengapa anda membutuhkan informasi, dimana menemukannya, dan bagaimana mengevaluasi, menggunakan dan mengkomunikasikannya dengan ber-etika (CILIP, 2013). Menurut Septiyantono (2014: 1.17), literasi informasi secara umum dinyatakan sebagai kemampuan seseorang mengenali kapan informasi itu dibutuhkan serta seperangkat keterampilan yang dimiliki seseorang dalam mencari, menemukan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi yang berfungsi dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang akan memecahkan berbagai masalah. Dari uraian pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa literasi informasi adalah proses pembelajaran seumur hidup yang akan menjadi bekal seseorang dalam memahami informasi, mencari, menemukan, berpikir kritis, dan menggunakan informasi sesuai kebutuhannya sehingga informasi dapat lebih efektif dan efisien. 2. Langkah-langkah memperoleh kemampuan literasi Menurut Latuputty (2006) keterampilan literasi informasi dapat dikembangkan dengan mengadakan pelatihan dan seminar keterampilan untuk memecahkan masalah dalam pendidikan. Sulistyo (2011: 10.38) mengungkapkan terdapat beberapa model yang dapat digunakan untuk memperoleh ketrampilan literasi informasi yaitu sebagai berikut: a. Model Big 6 Model Big 6 menggunakan pendekatan pemecahan masalah untuk mengajar informasi dan ketrampilan informasi serta teknologi meliputi 6 ketrampilan dan 12 langkah tercantum pada table 1. Tabel 1. Enam Keterampilan Model Big 6 Keterampilan 12 Langkah 1. Perumusan Masalah 1.1 merumuskan masalah 1,2 mengidentifikasi yang diperlukan 2. Strategi Pencarian Informasi 2.1 menentukan sumber memilih sumber 2.2 teknik 3.2 mengalokasi sumber secara intelektual dan fisik 3. Lokasi dan Akses 3.2 menemukan informasi di dalam sumber-sumber tersebut 4. Pemanfaatan Informasi 4.1 membaca, mendengar, meraba dan sebagainya Mengekstraksi informasi yang relevan 5. Sintesis 5.1 mengorganisasikan informasi dari berbagai sumber 5.2 mempresentasikan informsi tersebut 6. Evaluasi 6.1 hasil (efektivitas 6.2mengevaluasi proses (efisiensi) b. The seven pillar of information literacy The seven pillar of information literacy adalah model konseptual yang dikembangkan di Inggris yang berupa tujuh pilar kemelekan informasi yaitu sebagai berikut: 262

1) Mengenali kebutuhan informasi. 2) Membedakan cara mengatasi kesenjangan. 3) Membangun strategi lokasi informasi. 4) Menentukan lokasi dan akses informasi. 5) Membandingkan dan mengevaluasi. 6) Mengorganisasi, menerapkan dan mengkomunikasikan. 7) Sintesis dan menciptakan. c. Empowering Eight (E8) Empowering Eight (E8) dikembangkan di Srilanka yang mencakup 8 komponen menemukan dan menggunakan informasi yang meliputi mengidentifikasi, mencari, memilih, mengorganisasi, menciptakan, menyajikan, memperkirakan dan menerapkan. d. Tujuh wajah kemelekan informasi Dalam Suherman (2009:178) metode PLUS sangat cocok digunakan di sekolah dan dikembangkan di Scotland oleh James Herring. Model ini dibagi ke dalam empat bagian utama sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Empat Bagian Metode PLUS The PLUS mode P Purpose Mengidentifikasi tujuan dari tugas atau penelitian atau investigasi. L Location Menemukan sumber informasi yang relevan dengan tujuan U Use Memilih dan memilah informasi dan gagasan, membaca untuk mencari informasi, mencatat dan melakukan presentasi. S Self-evaluation Bagaimana siswa menilai performanya dalam menerapkan ketrampilan informasi untuk tugasnya dan apakah mereka belajar untuk masa depan. Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan langkah-langkah mendapatkan kemampuan literasi informasi setidaknya meliputi: 1) Menentukan permasalahan yang hendak diciptakan. 2) Menentukan strategi yang digunakan. 3) Menemukan informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien. 4) Mengkomunikasikan permasalahan dengan informasi yang diperoleh. 5) Mengevaluasi dan menganalisis informasi secara kritis. 3. Manfaat literasi infrmasi untuk mahasiswa kependidikan 263

Hartono (2016: 243) mengungkapkan bahwa pada lingkup pendidikan tingkat tinggi, literasi informasi membantu para dosen dan mahasiswa dalam mengembangkan pengetahuan dengan metodelogi penelitian mulai dari cara menemukan dan merumuskan masalah, membuat kerangka pemikiran yang dapat membantu peneliti melihat permasalahannya dengan jelas, membuat rancangan penelitian, mengumpulkan, dan menganalisis data. Menurut California State University (Hartono, 2016: 244) manfaat kompetensi literasi informasi dalam dunia pendidikan, antara lain: a. Menyediakan metode yang telah diuji dapat memandu mahasiswa kepada berbagai sumber informasi yang terus berkembang. b. Mendukung usaha nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. c. Menyediakan perangkat tambahan untuk memperkuat isi perkuliahan. d. Meningkatkan pembelajaran sepanjang hayat. Boyer (Hasugian, 2008) menyatakan bahwa memberdayakan peran informasi merupakan tujuan penting dari pendidikan. Ia menyatakan, informasi merupakan sumber yang sangat berharga. Pendidikan harus dapat memberdayakan semua orang untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Setelah belajar literasi informasi diharapkan mahasiswa dapat menjadi mahasiswa yang melek informasi yaitu manusia pembelajar mandiri yang kompeten. Ketrampilan literasi informasi dapat memberikan kontribusi manfaat dalam Suherman (2009:180) kususnya dalam bidang pendidikan yaitu: a. Bekerja keras b. Merencanakan penelitian c. Menemukan dan mengumpulkan informasi d. Menyeleksi dan menilai informasi e. Mengorganisasi dan mencatat informasi f. Mengkomunikasikan g. Mengevaluasi performanya sendiri Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulakan bahwa manfaat literasi informasi untuk mahasiswa kependidikan yaitu: a. Mahasiswa terpandu dalam mencari informasi dari berbagai sumber yang terus berkembang. b. Mahasiswa dapat belajar mandiri c. Mahasiswa mampu belajar sepanjang hayat. KESIMPULAN Beberapa kesimpulan berdasarkan pembahasan adalah sebagai berikut: 1. Literasi informasi adalah proses pembelajaran seumur hidup yang akan menjadi bekal seseorang dalam memahami informasi, mencari, menemukan, berpikir kritis, dan 264

menggunakan informasi sesuai kebutuhannya sehingga informasi dapat lebih efektif dan efisien. 2. Langkah-langkah mendapatkan kemampuan literasi informasi setidaknya meliputi: menentukan permasalahan yang hendak diciptakan, menentukan strategi yang digunakan, menemukan informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien, mengkomunikasikan permasalahan dengan informasi yang diperoleh, dan mengevaluasi dan menganalisis informasi secara kritis. 3. Manfaat literasi informasi untuk mahasiswa kependidikan yaitu mahasiswa terpandu dalam mencari informasi dari berbagai sumber yang terus berkembang, mahasiswa dapat belajar mandiri, dan mahasiswa mampu belajar sepanjang hayat.mengulas hasil penelitian yang diperolehnya dengan menggunakan pandangan orisinal peneliti dalam kerangka teori dan kajian empirik yang terdahulu. Hasil penelitian menyertakan tabel dan grafik secara ringkas dan menyatakan simpulan. DAFTAR PUSTAKA Buletinapjii. (2016). Saatnya Jadi Pokok Perhatian Pemerintah dan Industri, Edisi 05 November 2016. Diperoleh pada tanggal 29 September 2017 pukul 15.00 dari http://www.apjii.or.id/content/utama/104.html. California State University. (2002). Information Competence Assessment Phase Two Summary Report. Diakses pada tanggal 29 September 2017 pukul 15.05 dari http://www.csupomona.edu/kkdunn/icassess/phase2summary.html. CILIP.(2013). Information literacy Definition. Diunduh pada tanggal 30 September 2017 pukul 07.00 dari http://www.cilip.org.uk/cilip/advocacycampaignsawards/advocacy-campaigns/information-literacy/information-literacy.html. Hasugian, J. (2008). Urgensi Literasi Informasi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi. 4 (2): 34-44 Hartono. (2016.) Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Ar-ruzz Media Lasa, H.S.(2009). Kamus Kepustakawanan Indonesia.Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Latuputty.(2006). Literasi Informasi pada Era Reformasi. Yogyakarta: UJY. Rodin, R. (2016). Evaluasi Kemampuan Literasi Informasi Pemustaka Perpustakaan Stain Curup Menggunakan Standar Yang Dikembangkan ACRL. Al-Maktabah.15: 81-94 Septiyantono, T.(2014). Literasi Informasi. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Suherman. (2009). Perpustakaan sebagai Jantung Sekolah.Bandung:MQS Publishing. Sulistyo, B. (2011). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka. 265