BAB II KAJIAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Literasi Informasi Menurut kamus bahasa inggris pengertian literacy adalah kemelekkan huruf atau kemampuan membaca dan information adalah informasi. Maka literasi informasi adalah kemelekkan terhadap informasi. Istilah literasi informasi dalam kalangan masyarakat saat ini belum begitu familiar. Walaupun saat ini literasi informasi banyak dikaitkan dengan pengguna perpustakaan dan penggunaan teknologi informasi. Literasi informasi menurut Dictionary for Library and Information Science oleh Reitz (2004: 356) adalah:... Information literacy is skill in finding the information one needs, including and understanding of how libraries are organized, familiarity with resource they provide (including information formats and automated search tools), and knowledge of commonly used techniques... Berdasarkan pengertian literasi informasi yang telah diuraikan, maka literasi informasi adalah sebuah kemampuan dalam menemukan infromasi yang dibutuhkan dan mengerti bagaimana perpustakaan mengorganisasikan koleksi, mengetahui sumber informasi yang tersedia di perpustakaan (termasuk format dan alat penelusuran informasi) dan pengetahuan umum untuk penelusuran informasi. Hal ini termasuk kemampuan untuk mengevaluasi informasi dan menggunakannya secara efektif seperti penambahan infrastuktur teknologi pada transfer informasi kepada orang lain, termasuk konteks sosial, politik dan budaya. Hal yang sama diungkapkan oleh Shapiro. Menurut Shapiro (1996: 31) literasi informasi adalah:... Information literacy is refer to a new liberal art that extends from knowing how to use computers and access information to critical reflection on the nature of information itself, its technical infrastructure, and its social, cultural and even philosophical context and impact... Berdasarkan pendapat tersebut literasi informasi merupakan sebuah seni liberal baru dalam rangka untuk mengetahui bagaimana menggunakan komputer, 18

2 mengakses informasi dan berpikir secara kritis, infrastuktur teknologi dalam kontek sosial, budaya, konteks filosofi dan dampaknya. Menurut Bundy yang dikutip oleh Hasugian (2009: 200) Literasi Informasi adalah seperangkat keterampilan yang diperlukan untuk mencari, menelusur, menganalisis, dan memanfaatkan informasi. Sejalan dengan pengertian tersebut menurut laporan penelitian American Library Association s Presidential Committee on Information Literacy (1989: 1) mengatakan bahwa... information literacy is a set of abilities requiring individuals to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effectively the needed information... Pendapat tersebut menjelaskan bahwa literasi informasi adalah seperangkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui kapan sebuah informasi dibutuhkan, kemampuan untuk mendapatkan informasi, dapat mengevaluasi dan menggunakan secara efektif. Menurut Hepworth yang dikutip oleh Marais (1999: 2) mengatakan bahwa literasi informasi merupakan sebuah proses untuk memperoleh pengetahaun terhadap perilaku dan keahlian dalam bidang informasi, sebagai penentu utama manusia mengeksploitasi kenyataan, membangun hidup, bekerja dan berkomunikasi dalam komunitas informasi. Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Hancock yang dikutip oleh Andayani (2008: 3) mendefenisikan literasi informasi merupakan sebuah kemampuan individu untuk: (1) mengenali kebutuhan informasi, (2) mengidentifikasi dan mencari sumber informasi yang tepat, (3) mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi, (4) mengevaluasi kualitas informasi yang diperoleh, (5) mengorganisasikan informasi, (6) menggunakan informasi yang diperoleh secara efektif. Berdasarkan dua definisi tersebut maka dapat disimpulkan literasi informasi adalah suatu proses seseorang untuk memperoleh informasi dengan cara mengenali kebutuhan informasi, mencari informasi, megetahui bagaimana cara memperoleh informasi, mengevaluasi informasi, mengorganisasikan informasi dan menggunakan informasi yang telah diperoleh secara efektif. 19

3 Berdasarkan beberapa definisi literasi informasi tersebut maka literasi informasi adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mencari, menemukan, menganalisis, mengevaluasi, mengkomunikasikan informasi dalam pemenuhan kebutuhan informasi untuk memecahkan berbagai masalah Manfaat Literasi Informasi Memiliki literasi informasi akan dapat memudahkan dalam melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan informasi. Menurut Gunawan (2008: 3) literasi informasi bermanfaat dalam persaingan di era globalisasi informasi sehingga pintar saja tidak cukup tetapi yang utama adalah memampuan untuk belajar secara terus-menerus. yaitu: Menurut Adam (2009: 1) terdapat beberapa manfaat literasi informasi 1. Membantu dalam pengambilan keputusan Peran literasi informasi dapat membatu pemecahan masalah suatu persoalan. Dalam mengambil keputusan untuk memecahkan masalah, seseorang harus memiliki informasi yang cukup untuk dapat mengambil sebuah keputusan. 2. Menjadi manusia pembelajar di era ekonomi pengetahuan Kemampuan literasi informasi memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan seseorang untuk menjadi manusia pembelajar. Dengan memiliki keterampilan dalam mencari, menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi, maka seseorang akan dapat melakukan pembelajaran secara mandiri. 3. Menciptakan pengetahuan baru Berdasarkan pemahaman literasi informasi maka akan terciptalah pengetahuan baru. Seseorang yang memiliki literasi informasi akan mampu memilih informasi mana yang benar dan mana yang salah sehingga tidak mudah saja percaya dengan informasi yang diperoleh. Menurut Hancock (2004: 1) manfaat literasi informasi adalah: 1. Untuk pelajar Literasi informasi berperan dalam membantu proses pembelajaran. Literasi informasi yang dimiliki oleh pelajar dan guru mereka dapat menguasai pelajaran mereka dan siswa tidak akan bergantung pada guru karena dapat belajar mandiri dengan kemampuan literasi informasi yang dimiliki. 20

4 2. Untuk masyarakat Untuk kehidupan sehari-hari masyarakat memerlukan literasi infomasi untuk dapat mengidentifikasi informasi yang paling berguna saat membuat keputusan. 3. Untuk pekerja Dalam dunia kerja literasi informasi berguna untuk menyortir dan mengevaluasi informasi yang diperoleh sehingga dapat mendukung dalam melaksanakan pekerjaan, memecahkan berbagai masalah terhadap pekerjaan yang dihadapi dan membantu dalam pengambilan sebuah kebijakan. Berdasarkan pendapat yang diuraikan maka literasi informasi memiliki manfaat bagi semua orang di era globalisasi baik bagi pelajar, pekerja, dan dalam lingkungan masyarakat. Setiap orang yang memiliki informasi akan dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan ketika mengahadapi suatu persoalan dan dapat mengambil suatu kebijakan Tujuan Literasi Informasi Literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang terutama dalam dunia pendidikan tinggi. Saat ini seseorang dihadapkan dengan berbagai jenis informasi yang berkembang sangat pesat, tetapi belum tentu semua informasi yang ada dan diciptakan tersebut dapat dipercaya dan sesuai dengan kebutuhan para pencari informasi. Literasi informasi akan mempermudah seseorang untuk belajar secara mandiri dimana pun berada dan berinteraksi dengan berbagai informasi. Literasi informasi juga sangat penting dalam dunia perguruan tinggi untuk mendukung pendidikan dan mengimplementasikan kurikulum berbasis kompentensi yang mengharuskan peserta didik untuk menemukan informasi bagi dirinya sendiri dan memanfaatkan berbagai sumber informasi. Dengan memiliki literasi informasi maka peserta didik akan mampu berfikir secara kritis dan logis. Tidak mudah percaya terhadap informasi yang diperoleh sehingga perlu dilakukan evaluasi sebelum informasi tersebut digunakan. 21

5 Menurut Doyle yang dikutip oleh Wijetuge (2005: 33) mengatakan bahwa dengan memiliki kemampuan literasi informasi maka seorang individu akan mampu: a. menentukan informasi yang akurat dan lengkap untuk menjadi dasar dalam pengambilan keputusan b. dapat menentukan batasan informasi yang dibutuhkan c. dapat mengidentifikasi sumber informasi yang potensial d. memformulasikan informasi e. mengembangkan strategi penelusuran f. mengakses sumber informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien g. mengevaluasi informasi h. mengorganisasikan informasi i. menggabungkan informasi menjadi dasar pengetahuan j. menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai sebuah tujuan. Menurut UNESCO (2005: 1) literasi informasi menuntut seseorang untuk dapat menafsirkan informasi sebagai pengguna informasi dan menjadi penghasil informasi bagi dirinya sendiri. UNESCO juga mengatakan tujuan dari literasi informasi adalah: a. memampukan seseorang mengakses informasi sesuai profesi mereka b. memandu mereka dalam pengambilan keputusan c. seseorang lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan dan pendidikan mereka. Berdasarkan tujuan tersebut maka tujuan literasi informasi adalah untuk membantu seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasi baik untuk kebutuhan pribadi seorang individu maupun untuk lingkungan masyarakat Model Literasi Informasi Literasi informasi merupakan sebuah kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasi. Ada banyak model literasi informasi yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur literasi informasi seseorang. Pengukuran literasi informasi yang sering digunakan di perguruan tinggi yaitu The Big Six, The Seven Pillars, dan The Empeworing Eight. Setiap model literasi tersebut memiliki langkah-langkah. Model-model literasi informasi tersebut adalah: 22

6 1. The Big 6 (An Informastion Problem-Solving Proscess) Model ini dekembangkan oleh Michael B. Eisenberg and Robert E. Berkowitz pada tahun Berkowitz dan Eisenberg memberi nama model literasi informasi ini dengan The Big 6. The Big 6 terdiri dari 6 keterampilan dan 12 langkah. Tiap-tiap keterampilan memiliki beberapa langkah yaitu: 1. Perumusan Masalah a. Merumuskan masalah informasi b. Mengidentifikasikan kebutuhan informasi 2. Strategi Pencarian Informasi a. Menetapkan sumber secara intelektual dan fisik b. Memilih sumber terbaik 3. Lokasi dan Akses a. Mengalokasikan sumber-sumber (baik isi maupun fisik) b. Menemukan informasi dalam sumber-sumber tersebut 4. Pemanfaatan Informasi a. Membaca, mendengar b. Mengekstrasi informasi yang relevan 5. Sintesis a. Mengorganisasi informasi dari berbagai sumber b. Mempresentasikan informasi tersebut 6. Evaluasi a. Mengevaluasi hasil (efektivitas) b. Mengevaluasi proses (efesiensi) Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan dapat diketahui bahwa model literasi informasi The Big 6 memiliki 6 keterampilan yaitu merumuskan masalah; strategi pencarian informasi; mengetahui lokasi dan akses informasi; memanfaatkan informasi; mensintesis informasi dan melakukan evaluasi terhadap informasi yang telah ditemukan. 23

7 2. The Seven Pillars Model ini dibuat oleh SCONUL (Standing Conference of National and University Libraries) pada tahun 1999, dengan keterampilan: 1. Mengenal kebutuhan informasi 2. Membedakan cara mengatasi kesenjangan, mengetahui sumber informasi 3. Membangun strategi menemukan informasi 4. Menentukan lokasi dan akses informasi 5. Membandingkan dan mengevaluasi informasi yang diperoleh 6. Mengorganisasi, menerapkan dan mengkomunikasikan informasi ke orang lain 7. Menyatukan dan membangun atas informasi yang ada dan mendukung penciptaan ilmu baru. Berdasarkan penjelasan tersebut, model literasi informasi seven pillars memiliki tujuh tahapan yaitu: mengenal kebutuhan informasi, mengetahui sumber informasi, membangun strategi penelusuran informasi, menentukan lokasi dan mengakses informasi, membandingkan dan mengevaluasi informasi yang diperoleh, mengkomunikasikan informasi kepada orang lain, dan dapat membangun sebuah pengetahuan baru. 3. Empeworing Eight Empeworing Eight diperkenalkan pada tahun 2004 dalam International Workshop on Information Skills for Learning di University of Colombo, Sri Lanka. Kegiatan ini didukung penuh oleh International Federation of Library Association/Action for Development through Library Programme (IFLA/ALP) dan National Institute of Library and Information Science (NILIS) di University of Colombo. Menurut Sudarsono [et al] (2007: 25) model literasi informasi ini dikembangkan oleh orang-orang Asia dan digunakan untuk orang Asia. Model ini dianggap model yang merefleksikan kondisi orang-orang Asia. Sekarang 24

8 model ini menjadi hak milik intelektual NILIS Sri Langka dengan beberapa keterampilan yaitu: 1. Mengidentifikasi a. Menentukan topik atau subyek b. Menentukan dan memahami siapa target pendengar c. Memilih bentuk yang cocok untuk produk akhir d. Mengidentifikasi kata kunci e. Merencanakan strategi penelusuran f. Mengidentifikasi jenis sumber informasi di mana informasi dapat ditemukan 2. Mengeksplorasi a. Menentukan sumber-sumber yang cocok dengan topik yang dipilih b. Menemukan informasi yang cocok dengan topik yang dipilih c. Melakukan wawancara atau penelitian luar lainnya 3. Menyeleksi a. Memilih informasi yang relevan b. Menentukan informasi mana yang terlalu mudah, terlalu sulit atau biasa saja c. Mencatat informasi yang relevan dengan cara mencatat atau membuat pengaturan visual seperti chart, grafik atau outline dan sebagainya d. Menentukan tahapan proses e. Mengumpulkan sitasi yang cocok 4. Mengorganisir a. Menyortir informasi b. Membedakan antara fakta, opini dan fiksi c. Memeriksa ketumpangtindihan di antara sumber d. Menyusun informasi dalam susunan yang logis e. Menggunakan visual organiser untuk membandingkan atau menguji informasi 25

9 5. Mencipta a. Menyiapkan informasi dalam bahasa yang dibuat sendiri b. Merevisi atau mengedit c. Menyelesaikan format bibliografi 6. Mempresentasi a. Melakukan latihan untuk mempresentasikan hasil karya penelitian b. Membagikan informasi kepada orang lain c. Menayangkan informasi dalam bentuk yang tepat sesuai dengan tingkat pendidikan seseorang d. Menyiapkan dan menggunakan perlengkapan dengan semestinya 7. Menilai a. Menerima masukan dari orang lain b. Menilai penampilan orang lain sebagai respon hasil karya orang lain c. Merefleksikan sudah seberapa baik penelitian dilakukan d. Mengungkapkan keterampilan baru yang telah dipelajari dalam proses penelitian e. Memperhatikan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan dengan lebih baik lagi diwaktu mendatang 8. Mengaplikasi a. Meninjau ulang masukan dan penilaian yang telah diberikan b. Menggunakan masukan dan penilaian untuk tugas belajar selanjutnya c. Mengusahakan untuk menggunakan pengetahuan baru yang diperoleh di dalam situasi yang beragam d. Menentukan subjek lain apa saja yang dapat menerapkan keterampilan ini e. Memberi tambahan pada portofolio yang dibuat Berdasarkan uraian pendapat tersebut dapat diketahui bahwa model literasi informasi Empeworing 8 terdiri dari delapan tahapan yaitu mengidentifikasi masalah yang meliputi identifikasi topik, penerima 26

10 informasi, format informasi, menentukan kata kunci, menetapkan strategi penelusuran dan sumber informasi; eksplorasi meliputi kegiatan untuk menemukan dan memilih informasi yang sesuai dengan topik; memilih informasi yang relevan; mengorganisasikan informasi meliputi menyusun informasi secara logis; menciptakan informasi yang logis; merevisi dan membuat daftar bibliografi; menyajikan informasi kepada audien sasaran; menaksir yaitu menerima saran dari orang untuk perbaikan di masa yang akan datang; terakhir yaitu menerapkan informasi tersebut dalam berbagai situasi misalnya dalam bidang pendidikan, pekerjaan dan lain sebagainya Keterampilan Literasi Informasi Literasi informasi sangat diperlukan agar dapat hidup sukses dan berhasil dalam era masyarakat informasi dan dalam penerapan kurikulum berbasis kompentensi di dunia pendidikan. Seseorang yang memiliki literasi informasi akan berusaha terus belajar untuk memperoleh informasi dan menciptakan pengetahuan baru. Untuk itu ada beberapa langkah dalam memperoleh kemampuan tersebut. Menurut Gunawan (2008: 9) ada 7 (tujuh) langkah dalam memperoleh kemampuan literasi informasi. Keterampilan tersebut adalah: 1. Merumuskan masalah Langkah awal untuk merumuskan masalah adalah mengidentifikasi masalah. Langkah-langkah dalam perumusan masalah adalah: a. Melakukan analisis situasi Analisis situasi adalah mencari informasi yang dapat diperoleh melalui perpustakaan, toko buku, internet, dan pusat-pusat informasi lainnya. b. Brainstroming Brainstroming adalah teknik yang digunakan dalam mengembangkan dan menciptakan ide baru untuk menyelesaikan suatu masalah. c. Mengajukan pertanyaan Kegiatan ini mendorong untuk berpikir secara kritis 27

11 d. Memvisualisasikan pemikiran (mind mapping) Kegiatan memvisualisasikan pemikiran dilakukan dengan penggambaran hubungan diantara konsep-konsep. 2. Mengidentifikasi sumber informasi Mengetahui bentuk dari sumber informasi tercetak maupun sumber elektronik. Kriteria pemilihan sumber informasi antara lain: a. Relevansi Relevansi adalah menilai sejauh mana informasi yang dikandung sesuai dengan topik yang dibahas dan dapat dilihat dari kedalaman dan sumber referensi yang jelas. b. Kredibilitas Kredibilitas adalah menentukan sejauh mana sumber informasi dapat dipercaya. Kredibilitas dapat dilihat dari: (a) Kredibilitas pencipta dan penanggung jawab dapat dilihat dari sejauh mana suatu lembaga dan pencipta menghasilkan karya dan begaimana latar belakang penanggung jawab dan pencipta bisa dilihat dari biografi penanggung jawab. (b) Proses pembuatan dapat dilihat dari proses penelaan. Sebuah karya akan semakin bekualitas bila sudah melewati suatu penelaan dari para ilmuan. (c) Pemanfaatan sumber informasi dapat dilihat dari seberapa sering orang menggunakan sumber informasi tersebut. c. Kemuktahiran Kemuktahiran sumber informasi dapat dilihat dari tahun terbit, keterangan kapan revisi terakhir kali, keterangan kapan jadwal refisi berkala dan daftar pustaka. Sedangkan melalui sumber internet, kemuktahiran dapat dilihat dari kapan situs tersebut dibuat dan kapan terakhir kali di up-date. 3. Mengakses informasi Langkah yang dilakukan dalam mengakses informasi adalah: a. Mengetahui kebutuhan informasi 28

12 b. Mengidentifikasi alat penelusuran yang relevan dengan informasi yang dibutuhkan c. Menyusun strategi penelusuran informasi 4. Menggunakan informasi Saat ini sumber informasi yang ditawarkan di era globalisasi sangat banyak tapi belum semua informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan. Sehingga perlu melakukan seleksi terhadap informasi dengan beberapa kriteria berikut: a. Relevan Kerelevannan informasi adalah yang sesuai dengan masalah yang dibahas. b. Akurat Merupakan informasi yang tidak menyesatkan, sehingga dapat dibuktikan dengan memeriksa informasi tersebut terlebih dahulu. c. Objektif Informasi yang didasarkan pada fakta dan fenomena yang dapat diamati. d. Kemutakhiran Kemutakhiran sebuah informasi dapat dilihat dari kapan informasi tersebut dikumpulkan, kapan di publikasikan, kapan di patenkan, dan kapan publikasi sumber bila informasi dalam bentuk tulisan. e. Kelengkapan dan kedalaman sebuah karya Kelengkapan dan kedalaman sebuah karya dapat dilihat dari sejauh mana kemampuan seorang penulis dalam menguasai bidang tulisannya. 5. Menciptakan karya a. Clarifity (kejelasan) Sebuah karya ditulis harus berdasarkan langkah-langkah, disusun secara logis, dan menggunakan sudut pandang yang konsisten. b. Organization (organisasi) 29

13 Pengorganisaian sebuah karya dilakukan dengan cara menyusun ideide yang akan dibahas dalam karya tersebut. c. Coherence (koherensi dan pertalian) Penulisan sebuah karya dapat dilihat dari hubungan yang jelas antara ide-ide atau gagasan-gagasan yang dibahas dalam topik tersebut. d. Transision (transisi) Transisi diperlukan agar sebuah informasi mudah dimengerti. Transisi merupakan penghubung antara kalimat-kalimat, paragraf ke paragraf dan ide ke ide. e. Utility (kesatuan) Sebuah karya yang utuh harus memiliki suatu kesatuan misalnya kalimat demi kalimat, dan paragraf demi paragraf. f. Conciseness (kepadatan) Kepadatan sebuah karya dapat dilakukan dengan cara menghindari penggunaan kata-kata atau frase-frase yang berlebihan dan berbelitbelit. 6. Mengevaluasi Mengevaluasi sebuah karya dapat dilakukan dengan cara membaca karya yang akan dievaluasi mulai dari pendahuluan, isi dan penutup. 7. Menarik pelajaran Pelajaran dapat diperoleh dari kesalahan-kesalahan, kegagalankegagalan dan pengalaman baik pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Campbell yang dikutip oleh Jesus (2008: 11) juga mengatakan bahwa ada beberapa langkah dalam memperoleh kemampuan literasi informasi yaitu: 1. Merumuskan kebutuhan masalah Merumuskan kebutuhan informasi merupakan tahap awal dalam melakukan penelusuran informasi. Identifikasi informasi berguna untuk mengetahui apa kegunaan informasi yang akan dicari misalnya untuk kebtuhan pendidikan, kesehatan dan hubungan dengan masyarakat. 30

14 2. Mengalokasikan dan mengevaluasi kualitas informasi Mengalokasikan informasi dapat dilakukan dengan cara membuat database agar mudah ditemu kembalikan. Kualitas informasi dapat dilihat dari penggunaan informasi dan kredibilitas dari informasi tersebut. 3. Menyimpan dan menemukan kembali informasi Informasi yang telah diperoleh harus disimpan dengan baik dan bila diperlukan mudah dalam proses temukembali. Penyimpanan dapat dilkukan dengan cara manual dan elektronik. Penyimpanan secara manual dapat dilakukan dengan menggunakan rak-rak di perpustakaan sedangkan sistem elektronik dapat dilakukan dengan menggunakan komputer. 4. Menggunakan informasi secara efektif dan efisien Kemampuan ini digunakan agar seseorang mampu untuk menggunakan informasi yang diperoleh secara efektif dan efisien. 5. Mengkomunikasikan pengetahuan Kemampuan ini bertujuan untuk memampukan seseorang untuk menciptakan pengetahuan baru dan mampu mengkomunikasikan kepada orang lain yang membutuhkan informasi tersebut. Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan maka dapat dikatakan bahwa untuk memperoleh literasi informasi seseorang harus menguasai dan mempelajari langkah-langkah dalam memperolah kemampuan literasi informasi. Apabila langkah-langkah tersebut sudah dikuasai maka kemampuan literasinya akan semakin meningkat Standar Literasi Informasi Perguruan Tinggi Standar literasi informasi dibuat oleh ACRL merupakan standar untuk menilai kemampuan literasi informasi, kerangka ini memuat garis besar proses dimana mahasiswa, pustakawan, dan staf lainnya dapat menentukan indikator 31

15 tertentu untuk mengetahui apakah seorang mahasiswa dapat dikatakan memiliki kemampuan literasi informasi. Kompetensi literasi informasi ini berguna bagi mahasiswa karena dapat dijadikan sebagai kerangka berpikir ketika mahasiswa berinteraksi dengan informasi yang berbeda-beda. Kompetensi ini juga akan menjadikan seorang mahasiswa lebih peka untuk mengembangkan pola pikir dalam sistem pembelajaran serta menjadikan mahasiswa dapat mengetahui tindakan yang diperlukan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan informasi. Standar Literasi Informasi untuk Perguruan Tinggi (information literacy competency standard for higher school) disetujui oleh ACRL Broad pada 18 Januari Standar ini terdapat 22 (dua puluh dua) indikator yang berfokus pada kebutuhan mahasiswa pendidikan tinggi. Lima standar tersebut yaitu: 1. Mahasiswa yang literet menentukan jenis dan batas informasi yang diperlukan 2. Mahasiswa yang literet mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien 3. Mahasiswa yang literet mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis 4. Mahasiswa yang literet menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif untuk mencapai tujuan tertentu 5. Mahasiswa yang literet mamahami isu ekonmi, hukum dan sosial seputar penggunaan akses informasi secara etis dan legal Standar pertama menyatakan bahwa mahasiswa yang literet mampu menentukan jenis dan batas informasi yang diperlukan. Standar ini memiliki empat indikator yaitu: (1) mahasiswa yang leteret mendefinisikan dan menyatakan dengan jelas kebutuhan terhadap informasi; (2) mahasiswa yang literet menentukan jenis dan bentuk sumber informasi yang potensial; (3) mahasiswa yang literet memperhitungkan biaya dan keuntungan yang diperoleh dari informasi yang dibutuhkan; dan (4) mahasiswa yang literet mengevaluasi jenis dan batas informasi yang diperlukan. 32

16 Standar yang kedua menyatakan mahasiswa yang literet mengakses informasi yang diperlukan dangan efektif dan efisien. Standar ini memiliki lima indikator yaitu: (1) mahasiswa yang literet menentukan metode penelitian atau sistem penelusuran informasi yang sesuai untuk mengakses informasi; (2) mahasiswa yang literet membuat dan melakukan strategi penelusuran yang telah dirancang dengan efektif; (3) mahasiswa yang literet melakukan temu kembali informasi dengan berbagai metode; (4) mahasiswa yang literet memperbaiki strategi penelusurannya jika diperlukan; dan (5) mahasiswa yang literet mengutip, mencatat, dan mengelola informasi dan sumber-sumbernya dengan baik. Standar yang ketiga menyatakan mahasiswa yang literet mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis dan memasukkan informasi yang telah dipilih ke dalam sistem pengetahuan dan nilai yang dimilikinya. Standar ini memiliki tujuh indikator yaitu: (1) mahasiswa yang literet meragukan ide utama dari informasi yang dikumulkan; (2) mahasiswa yang literet menentukan dan menerapkan kriteria untuk mengevaluasi informasi dan sumbernya; (3) mahasiswa yang literet mensintesis atau menyatukan ide-ide utama untuk membentuk konsep baru; (4) mahasiswa yang literet membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah ada untuk menentukan nilai tambah, kontraksi, dan karakteristik yang unik lainnya dari informasi tersebut; (5) mahasiswa yang literet menentukan apakah pengetahuan baru memberikan pengaruh kepada sistem nilai dan mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan perbedaan; (6) mahasiswa yang literet memeriksa pemahaman dan interpretasi informasi melalui wawancara dengan individu lain, para ahli dibidangnya, dan para praktisi; dan (7) mahasiswa yang literet menentukan apakah query (pertanyaan) awal harus diperbaiki. Standar keempat adalah mahasiswa yang literet menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Standar ini memiliki tiga indikator yaitu: (1) mahasiswa yang literet memakai informasi yang baru dan yang sebelumnya untuk merencanakan dan menciptakan suatu hasil karya atau petunjuk tertentu; (2) mahasiswa yang literet memperbaiki proses pengembangan suatu karya; (3) mahasiswa yang literet mengkomunikasikan hasil karya secara efektif kepada orang lain. 33

17 Standar kelima adalah mahasiswa yang literet memahami isu ekonomi, hukum dan sosial seputar penggunaan akses informasi secara etis dan sesuai hukum. Standar ini memiliki tiga indikator yaitu: (1) mahasiswa yang literet memahami isi etika, hukum dan sosial-ekonomi seputar informasi dan teknologi; (2) mahasiswa yang literet mematuhi undang-undang, peraturan, kebijakan institusi dan etika yang berkaitan dengan akses dan penggunaan sumber informasi; (3) mahasiswa yang literet mengakui penggunaan sumber-sumber informasi saat menunjukkan hasil karya. Dari indikator-indikator pada masing-masing standar yang telah dijabarkan di atas dapat disimpulkan bahwa, standar satu berfokus pada tahap mengenali informasi yang dibutuhkan, pada standar dua berfokus pada tahap mengakses informasi, pada standar tiga berfokus pada tahap evaluasi informasi, pada standar empat berfokus pada tahap penciptaan informasi baru dan pada standar lima berfokus pada tahap menggunakan informasi secara etis dan legal. Standar kompentensi literasi informasi untuk pendidikan tinggi terdiri dari serangkaian pekerjaan untuk mengatakan seseorang literet terhadap informasi. Kompentensi ini disajikan melalui proses kerjasama antara pihak institusi, pustakawan dan para pemegang peran penting lain yang mengidentifikasikan seorang mahasiswa dikatakan literet terhadap informasi. Mahasiswa akan menemukan kegunaan dari kompetensi tersebut karena disediakan sebuah kerangka kerja untuk mengontrol bagaimanakah seorang mahasiswa berinteraksi dengan informasi di sekitar mereka. Setiap mahasiswa seharusnya mahir terhadap kompentensi yang telah dijabarkan, namun untuk semua orang akan menerapkannya pada tingkat atau profesi setra kecepatan yang sama. Untuk mengimplementasikan standar secara penuh, maka pertama yang harus dilakukan sebuah institusi adalah harus menjelaskan cara dan tujuan pendidikan untuk menentukan bagaimana literasi informasi akan dipelajari. Untuk mencapai tujuan dari konsep tersebut, peranan institusi pendidikan dan para pengajarnya sangat penting untuk meningkatkan literasi informasi pada mahasiswanya. 34

18 2.2 Pencarian Informasi Pengertian Pencarian Informasi Informasi tidak hanya sekedar produk sampingan, namun sebagai bahan yang menjadi faktor utama yang menentukan kesuksesan atau kegagalan, oleh karena itu informasi harus dikelola dengan baik. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna, lebih berarti dan bermanfaat bagi penggunanya. Information seeking adalah proses atau kegiatan yang mencoba untuk mendapatkan informasi dan teknologi baik dalam konteks manusia. Menurut Donohew dan Tipton (1973), Information Seeking menjelaskan tentang pencarian, penginderaan, dan pemrosesan informasi, disebut memiliki akar dari pemikiran psikologi sosial tentang sikap. Menurut Wilson (1999) menjelaskan beberapa definisi tentang perilaku informasi, yaitu: 1. Perilaku informasi (information behavior) Merupakan keseluruhan perilaku manusia yang berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, termasuk perilaku pencarian dan penggunaan informasi baik secara aktif maupun secara pasif. Menonton televisi dapat dianggap sebagai perilaku informasi, demikian pula dengan komunikasi face to face. 2. Perilaku penemuan informasi (information seeking behavior) Merupakan upaya menemukan informasi dengan tujuan tertentu sebagai akibat dari adanya kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu atau upaya menemukan suatu informasi secara umum. Dalam upaya ini, seseorang bisa saja berinteraksi dengan sistem informasi manual seperti koran, perpustakaan atau sistem informasi yang berbasis komputer. 3. Perilaku pencarian informasi (information searching behavior) Merupakan perilaku mencari yang ditunjukkan seseorang ketika berinteraksi dengan sistem informasi atau aktivitas khusus mencari informasi tertentu yang sedikit banyaknya sudah terencana dan terarah. Perilaku ini terdiri dari berbagai bentuk interaksi dengan sistem, baik di tingkat interaksi dengan komputer seperti penggunaan mouse atau 35

19 tindakan mengklik sebuah link, maupun di tingkat intelektual dan mental seperti penggunaan strategi Boolean (bentuk information retrieval system/sistem temu kembali informasi) atau keputusan memilih buku yang paling relevan di antara sederetan buku di rak perpustakaan). 4. Perilaku penggunaan informasi (information user behavior) Terdiri dari tindakan-tindakan fisik maupun mental yang dilakukan seseorang ketika seseorang menggabungkan informasi yang ditemukannya dengan pengetahuan dasar yang sudah ia miliki sebelumnya. Dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prilaku informasi merupakan keseluruhan dari perilaku setiap manusia bagaimana manusia itu mencari, menggunakan, atau mengolah suatu informasi yang didapat. Menurut Kuhlthau (2004: 1) terdapat beberapa proses dalam pencapaian penemuan informasi yaitu: 1. Inisiasi Dimulai dengan pengakuan kebutuhan informasi dan melibatkan upaya pertama untuk menyelesaikan ketidakpastian. 2. Seleksi Dalam seleksi, mengetengahkan individu informasinya yang berhubungan dengan topik umum atau bidang pengetahuan. Mencari informasi situasi formal mungkin memerlukan seorang individu untuk berhubungan dengan taksonomi yang sangat terorganisir area yang tunduk pada pertanyaan tertentu atau masalah. 3. Koleksi Pada titik ini, individu harus memiliki suatu pemahaman umum tentang prinsip-prinsip dan konsep yang mendasari masalah informasi. Koleksi memerlukan individu untuk memilih, tidak hanya berupa perhatian 36

20 khusus tetapi menentukan bagaimana setiap ide baru terhubung dengan informasi. 4. Presentasi Tahap presentasi merupakan tahap untuk mengkomunikasikan informasi yang telah didapatkan kepada orang lain dengan cara berpidato, membuat laporan, atau produk lain. 5. Peranan information seeking dalam komunikasi pembangunan a. Memperlancar proses belajar b. Mempermudah proses belajar c. Memperkuat proses belajar d. Merangsang proses belajar, dan e. Menumbuhkan semangat motivasi dalam proses belajar Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pencarian informasi dimulai dari inisiasi yaitu penyeleksian ketidakpastian; seleksi informasi merupakan mencari informasi yang berhubungan dengan topik umum atau bidang pengetahuan; koleksi berhubungan dengan bagaimana seseorang menemukan setiap ide baru yang terhubung dengan informasi; presentasi merupakan tahap dimana seseorang mengkomunikasikan dan menyajikan informasi yang telah ditemukan kepada orang lain; information seeking berperan dalam komunikasi pembangunan untuk memperlancar proses belajar, mempermudah proses belajar, merangsang proses belajar dan menumbuhkan semangat dan motivasi dalam proses belajar Model Pencarian Informasi 1. Robert S. Taylor Model pencarian informasi Robert S. Taylor berfokus pada pencarian informasi media referensi di perpustakaan. Menurut Robert S. Taylor terdapat empat tingkatan pencarian informasi yaitu: (1) mengidentifikasi kebutuhan informasi; (2) merumuskan masalah yang menyatakan pernyataan keraguan; (3) menentukan kebutuhan informasi; (4) 37

21 menentukan query dengan sistem informasi yang ada di perpustakaan atau database. 2. Nicholas Belkin Nicholas Belkin merupakan pendukung Anomalous States of Knowledge (ASK) konsep yang menjelaskan bagaimana kebutuhan informasi tersebut muncul. Kebutuhan informasi individu muncul ketika ada kesenjangan antara keadaan pengetahuan dengan masalah yang sedang dihadapi. Seseorang akan mengatasi keraguan dengan mencari informasi. Setelah memperoleh informasi seseorang harus melakukan evaluasi untuk memastikan tidak adannya keraguan, dan bila keraguan tidak ditemukan maka, seseorang akan melanjutkan informasi yang akan di cari. 3. Brenda Dervin Brenda Dervin sangat mendukung model yang berfokus pada sikap perilaku pencarian informasi. Dervin menggambarkan seseorang akan mencapai sikap pencarian informasi dimana sudah merasakan kebutuhan terhadap sebuah informasi. Tujuan seseorang mencari informasi adalah untuk memahami situasi saat ini. 4. Carol Kuhlthau Penelitian Carol Kuhlthau didasarkan pada karya psikolog George kelly. Kelly berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses pengujian sebuah susunan informasi. Kuhlthau mengembangkan teori Kelly yang disebut model Information Search Process (ISP) atau proses pencarian informasi. Kuhlthau membagi lima tahapan dalam pencarian informasi yaitu: (1) seleksi informasi; (2) eksprolasi informasi; (3) menggunakan formulasi informasi; (4) koleksi atau keyakinan; (5) presentasi. 5. T.D. Wilson T.D Wilson pernah mengajukan serangkaian model pencarian informasi yaitu pada tahun 1981, 1996, 1997, dan Wilson menjelaskan ada tiga aspek pencarian informasi yaitu: (1) mengapa mencari informasi dijadikan sumber utama dari pada kebutuhan yang lain; (2) mengapa 38

22 sebuah sumber informasi menjadi perhatian yang lebih dari pada sumber yang lain; (3) mengapa masyarakat mengangap keberhasilan mempengaruhi suatu informasi. Kesimpulan dari uraian tersebut adalah model pencarian informasi terdiri dari: Menurut Robert S. Taylor yang menyatakan bahwa ada empat tingkatan seseorang dalam pencarian informasi, sedangkan menurut Nicholas Belkin pencarian informasi muncul ketika adanya kesenjangan antara pengetahuan dengan masalah yang sedang dihadapi. Menurut Brenda Dervin seseorang akan mencari informasi bila telah memahami kebutuhan informasi yang akan dicari. Menurut Carol Kuhlthau memperkenalkan model Information Search Process (ISP) atau proses pencarian informasi dalam menemukan informasi. Menurut T.D. Wilson mengatakan pertanyaan mengapa seorang mencari informasi dan menjadikan informasi sebagai kebutuhan utama. 39

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Pengertian Literasi Informasi Definisi tentang literasi informasi sangat banyak dan terus berkembang sesuai kondisi waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Perpustakaan Umum 2.1.1. Pengertian Perpustakaan Umum Perpustakaan merupakan hal yang penting dalam setiap program pendidikan, penelitian dan penelitian. Perpustakaan umum merupakan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Literasi Informasi

Konsep Dasar Literasi Informasi Modul 1 Konsep Dasar Literasi Informasi Drs. Tri Septiyantono, M.Si. P PENDAHULUAN erkembangan teknologi informasi bukan lagi merupakan evolusi, tetapi sudah menjadi revolusi dengan lompatan yang mengagumkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Setiap manusia melakukan kegiatan belajar untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Setiap manusia melakukan kegiatan belajar untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia melakukan kegiatan belajar untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman. Belajar adalah syarat mutlak untuk menjadi pandai dalam tercapainya daya pikir

Lebih terperinci

BUDAYA LITERASI INFORMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENULIS KARYA ILMIAH

BUDAYA LITERASI INFORMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENULIS KARYA ILMIAH BUDAYA LITERASI INFORMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENULIS KARYA ILMIAH Riskha Arfiyanti Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Abstrak Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA PADA LAYANAN AMERICAN CORNER

SKRIPSI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA PADA LAYANAN AMERICAN CORNER SKRIPSI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA PADA LAYANAN AMERICAN CORNER DI UPT PERPUSTAKAAN IAIN WALISONGO SEMARANG MENURUT ASSOCIATION OF COLLEGE AND RESEARCH LIBRARIES Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Literasi Informasi 2.1.1 Pengertian Literasi Inforamasi Literasi informasi pertama kali ditemukan oleh pemimpin American Information Industry Association Paul G.Zurkowski pada

Lebih terperinci

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21 LITERASI INFORMASI UNTUK MAHASISWA KEPENDIDIKAN Siti Zaenab, Noviatun Khasanah, Moh.Salimi Universitas Sebelas Maret zaenabsizae3@gmail.com Abstrak. Kemudahan mencari informasi oleh mahasiswa saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi secara efektif yang disebut dengan literasi informasi. Literasi informasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi secara efektif yang disebut dengan literasi informasi. Literasi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan tinggi, informasi dibutuhkan sebagai pendukung atau penunjang kegiatan perkuliahan dan semacam fasilitas untuk belajar secara lebih

Lebih terperinci

SUGENG PRIYANTO LOGO

SUGENG PRIYANTO LOGO Kajian dan Teori TBI SUGENG PRIYANTO LOGO LOGO Kajian TBI dapat dilihat dari 2 perspektif computer-centred view, yang berhubungan dengan membangun sistem komputer yang efisien untuk menyimpan, mengorganisasi

Lebih terperinci

EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA

EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA I Nyoman Aryana Putra 1, I Putu Suhartika 2, Ni Putu Premierita Haryanti 3 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

Oleh :Yusuf Dzul Ikram Al Hamidy, Heriyanto, S.Sos., MIM *

Oleh :Yusuf Dzul Ikram Al Hamidy, Heriyanto, S.Sos., MIM * KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA PADA LAYANAN AMERICAN CORNER DI UPT PERPUSTAKAAN IAIN WALISONGO SEMARANG MENURUT ASSOCIATION OF COLLEGE AND RESEARCH LIBRARIES Oleh :Yusuf Dzul Ikram Al Hamidy, Heriyanto,

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN. Kesimpulan dari penelitian mengenai efektivitas penerapan program

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN. Kesimpulan dari penelitian mengenai efektivitas penerapan program BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian mengenai efektivitas penerapan program literasi informasi di Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan responden mahasiswa semester lima

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Literasi Informasi Literasi informasi merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki setiap orang. Karena dengan memiliki literasi informasi, setiap orang dapat mengetahui

Lebih terperinci

Pengantar Literasi Informasi

Pengantar Literasi Informasi Pengantar Literasi Informasi Pelatihan Literasi Informasi di Perpustakaan Institut Pertanian Bogor Bogor 25 April 2014 Oleh: Deden Himawan, M.I.Kom Pengertian Literasi Informasi Knowing when and why you

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Konsep Literasi Informasi (LI) dan peranan pentingnya dalam. pembelajaran formal telah menjadi kajian utama, terutama dalam dunia

KAJIAN PUSTAKA. Konsep Literasi Informasi (LI) dan peranan pentingnya dalam. pembelajaran formal telah menjadi kajian utama, terutama dalam dunia KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Literasi informasi Konsep Literasi Informasi (LI) dan peranan pentingnya dalam pembelajaran formal telah menjadi kajian utama, terutama dalam dunia pendidikan. Pada pendidikan

Lebih terperinci

LITERASI INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI

LITERASI INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI LITERASI INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI http://www.wla.lib.wi.us/waal/newsletter/211.html http://bunchlibrary.pbwiki.com/information+literacy+across+the+curriculum Literasi Informasi di Perguruan Tinggi

Lebih terperinci

Dipresentasikan pada acara Seminar dan workshop nasional: Perpustakaan dan pustakawan inovatif dan kreatif Diselenggarakan oleh Perpustakaan

Dipresentasikan pada acara Seminar dan workshop nasional: Perpustakaan dan pustakawan inovatif dan kreatif Diselenggarakan oleh Perpustakaan Dipresentasikan pada acara Seminar dan workshop nasional: Perpustakaan dan pustakawan inovatif dan kreatif Diselenggarakan oleh Perpustakaan Universitas Airlangga Hotel Swissbellin, Surabaya, 3-4 Mei 2017

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Increasing Literacy in Indonesia (Fasli Jalal dan Nina Sardjunani,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Increasing Literacy in Indonesia (Fasli Jalal dan Nina Sardjunani, 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Increasing Literacy in Indonesia (Fasli Jalal dan Nina Sardjunani, 2005) Laporan penelitian ini dibuat dalam rangka Education for All Global Monitoring

Lebih terperinci

LITERASI INFORMASI: PERSPEKTIF PUSTAKAWAN. Iskandar Pustakawan Madya Unhas

LITERASI INFORMASI: PERSPEKTIF PUSTAKAWAN. Iskandar Pustakawan Madya Unhas Iskandar / JUPITER Volume XV No.1 (2016) 10 LITERASI INFORMASI: PERSPEKTIF PUSTAKAWAN Iskandar Pustakawan Madya Unhas Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang literasi informasi perspektif

Lebih terperinci

Pendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2

Pendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2 Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1 Mohamad Aries 2 Pendahuluan Universitas Indonesia (UI) memiliki rencana strategi dalam dua hal. Meningkatkan kualitas pendidikan/pengajaran

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENERAPAN LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PADANG

OPTIMALISASI PENERAPAN LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PADANG OPTIMALISASI PENERAPAN LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PADANG Meuthia Septiana 1, Marlini 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang email:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Literasi Informasi (Information Literacy) American Library Association (ALA 2000) mendefinisikan Information Literacy sebagai berikut : a set of abilities requiring individuals

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Literasi Informasi Awalnya istilah literasi informasi dikemukakan tahun 1974 oleh Paul Zurkowski (The President of Information Industry Association of United States)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) menyebutkan salah satu tujuan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) menyebutkan salah satu tujuan Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang (UU) No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) menyebutkan salah satu tujuan Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Lebih terperinci

KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH

KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH Faizza Ummu Uula *), Sri Ati Suwanto Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto,

Lebih terperinci

LITERASI INFORMASI BAG1 GURUIPENGELOLA PERPUSTAM SEKOLAH

LITERASI INFORMASI BAG1 GURUIPENGELOLA PERPUSTAM SEKOLAH I f LITERASI INFORMASI BAG1 GURUIPENGELOLA PERPUSTAM SEKOLAH d S Drs. Delman, M. Hum. (Pustakawan UNP) I I' I " Disampaikan Pada Pelatihan Calon Kepala Perpustakaan Sekolah Yang Selenggarakan di LPMP Sumatera

Lebih terperinci

POLA LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI PADANG

POLA LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI PADANG POLA LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI PADANG Yollanda Fitaloka 1, Malta Nelisa 2 Program Studi Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang email: fitalokay5@gmail.com

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN TINGKAT LITERASI INFORMASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

KUESIONER PENELITIAN TINGKAT LITERASI INFORMASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN Lampiran 1 ` KUESIONER PENELITIAN TINGKAT LITERASI INFORMASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN Dengan hormat, Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk menyusun skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendeskripsikan ketertarikan peneliti dalam memilih judul Kemampuan Literasi

BAB I PENDAHULUAN. mendeskripsikan ketertarikan peneliti dalam memilih judul Kemampuan Literasi 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I adalah suatu bab yang disusun dalam konsep penulisan tesis yang mendeskripsikan ketertarikan peneliti dalam memilih judul Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Pascasarjana (Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akademik yang mempunyai fungsi sangat strategis dalam menunjang terlaksananya tri

BAB I PENDAHULUAN. akademik yang mempunyai fungsi sangat strategis dalam menunjang terlaksananya tri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan di perguruan tinggi merupakan salah satu unsur penunjang akademik yang mempunyai fungsi sangat strategis dalam menunjang terlaksananya tri dharma

Lebih terperinci

penelitian Langkah Strategis menulis proposal

penelitian Langkah Strategis menulis proposal Langkah Strategis menulis proposal penelitian Mengidentifikasi Argumen penting, membuat outline proposal, menulis gagasan dan masalah etis, dan menulis pendahuluan dengan model defisiensi (deficiency model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Geografi sebagai salah satu mata pelajaran dari beberapa mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Mengah Atas (SMA). Geografi juga masuk dalam mata pelajaran yang diujikan

Lebih terperinci

STUDI LITERASI INFORMASI MAHASISWA KO-ASISTEN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN THE EMPOWERING EIGHT MODEL

STUDI LITERASI INFORMASI MAHASISWA KO-ASISTEN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN THE EMPOWERING EIGHT MODEL STUDI LITERASI INFORMASI MAHASISWA KO-ASISTEN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN THE EMPOWERING EIGHT MODEL Yanuarizka Mirazita *), Yuli Rohmiyati Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setelah kebutuhan primer. Salah satu perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setelah kebutuhan primer. Salah satu perkembangan teknologi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi telah mengalami pertumbuhan sangat pesat seiring dengan era globalisasi yang menuntut kecepatan arus informasi. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Perilaku pencarian informasi telah dipelajari sejak tahun 1970-an dan telah lama menjadi topik penelitian sehingga telah banyak dikembangkan model-model pencarian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis merujuk pada beberapa karya tulis berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya

Lebih terperinci

A. Definisi Digital Literacy

A. Definisi Digital Literacy DIGITAL LITERACY A. Definisi Digital Literacy Digital Literacy adalah kemampuan untuk secara efektif dan kritis menavigasi, mengevaluasi dan membuat informasi dengan menggunakan berbagai teknologi digital.

Lebih terperinci

Information Literacy Kunci Sukses Pembelajaran Di Era Informasi. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Information Literacy Kunci Sukses Pembelajaran Di Era Informasi. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Information Literacy Kunci Sukses Pembelajaran Di Era Informasi Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Abstrak Pembelajaran di abad informasi menyebabkan terjadinya pergeseran fokus dari

Lebih terperinci

Lampiran 1. Big6 dan Empowering 8

Lampiran 1. Big6 dan Empowering 8 Lampiran Big6 dan Empowering 8 Big6 Empowering 8 Task Definition : mendefinisikan masalah mengenali informasi yang dibutuhkan Information Seeking Strategies : menetapkan dan memilih sumbersumber informasi

Lebih terperinci

Vivit Wardah Rufaidah

Vivit Wardah Rufaidah J. Perpus. Pert. Vol. 22 No. 1 April 2013: 16-23 Vivit Wardah Rufaidah LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN/PENGELOLA PERPUSTAKAAN LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN Information Literacy of Librarians/Library Managers

Lebih terperinci

LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS TEKNIK UGM MENGGUNAKAN PENGEMBANGAN MODEL THE BIG6

LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS TEKNIK UGM MENGGUNAKAN PENGEMBANGAN MODEL THE BIG6 Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 13, No. 1, Juni 2017, Hal. 97-106 DOI: http://10.22146/bip.26069 ISSN 1693-7740 (Print), ISSN 2477-0361 (Online) Tersedia online di https://jurnal.ugm.ac.id/bip

Lebih terperinci

Literasi Informasi Perpustakaan LITERASI INFORMASI PERPUSTAKAAN

Literasi Informasi Perpustakaan LITERASI INFORMASI PERPUSTAKAAN LITERASI INFORMASI PERPUSTAKAAN i ii KATA PENGANTAR Upaya meningkatkan mutu pendidikan, perlu didukung oleh ketersediaan sumber belajar yang memadai, yang memungkinkan peserta didik melakukan aktifitas

Lebih terperinci

MENYUSUN KURIKULUM: MENJAWAB TANTANGAN KERJA GLOBAL

MENYUSUN KURIKULUM: MENJAWAB TANTANGAN KERJA GLOBAL MENYUSUN KURIKULUM: MENJAWAB TANTANGAN KERJA GLOBAL I ndonesia merupakan salah satu Negara yanga mempunyai jumlah perguruan tinggi terbanyak di dunia, baik negeri maupun swasta. Jenis program studi maupun

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, segala aspek kehidupan manusia pun kini ikut mengalami perubahan agar dapat menyesuaikan dengan

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat pesat seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Sehingga

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT... ii

DAFTAR ISI. HALAMAN PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT... ii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DALAM I... i HALAMAN PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT... ii HALAMAN JUDUL DALAM II...iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....iv HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI... v ABSTRAK...

Lebih terperinci

MANFAAT LITERASI INFORMASI UNTUK PROGRAM PENGENALAN PERPUSTAKAAN

MANFAAT LITERASI INFORMASI UNTUK PROGRAM PENGENALAN PERPUSTAKAAN MANFAAT LITERASI INFORMASI UNTUK PROGRAM PENGENALAN PERPUSTAKAAN Bambang Hermawan Pustakawan Universitas Islam Indonesia bambang18hermawan@gmail.com Abstrak Universitas dalam acara pengenalan kampus atau

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008 31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN BAB. II PANDUAN CRITICAL BOOK REVIEW / REPORT

BAB I. PENDAHULUAN BAB. II PANDUAN CRITICAL BOOK REVIEW / REPORT BAB I. PENDAHULUAN Dalam setiap perkuliahan, membaca buku yang menjadi bacaan wajib atau buku yang menjadi bahan rujukan yang direkomendasikan oleh dosen merupakan hal yang penting bagi setiap mahasiswa.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Problem-Based Learning a. Pengertian Problem-Based Learning Problem-Based Learning merupakan model pembelajaran yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dari membaca. Roger Farr (Damaianti, 2001:4) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dari membaca. Roger Farr (Damaianti, 2001:4) mengemukakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Membaca merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan seseorang karena dengan membaca kita dapat mengetahui segala hal. Banyak ilmu yang kita

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan semua keterampilan yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan semua keterampilan yang digunakan untuk 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Keterampilan Proses Sains a. Pengertian Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses sains merupakan semua keterampilan yang digunakan untuk menemukan dan mengembangkan

Lebih terperinci

Dyana Purwandini. NIP : Pendidikan Terakhir : S1 Ilmu Informasi & Perpustakaan Institusi : STIE Perbanas Surabaya Pustakawan

Dyana Purwandini. NIP : Pendidikan Terakhir : S1 Ilmu Informasi & Perpustakaan Institusi : STIE Perbanas Surabaya Pustakawan Dyana Purwandini NIP : 36090261 Pendidikan Terakhir : S1 Ilmu Informasi & Perpustakaan Institusi : STIE Perbanas Surabaya Pustakawan PENGALAMAN ORGANISASI Pengurus IPI JATIM, sebagai anggota komisi Pengabdian

Lebih terperinci

Pengembangan Koleksi Modul 3

Pengembangan Koleksi Modul 3 Pengembangan Koleksi Modul 3 Presented by Yuni Nurjanah Pengembangan Koleksi Modul 3 by Yuni Nurjanah A. Mengenal Masyarakat yang dilayani B. Diperlukannya Kajian Pengguna C. Unsur-unsur Kajian D. Hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi 8 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi Berpikir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misi yang diembannya. Secara umum, fungsi dari perpustakaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. misi yang diembannya. Secara umum, fungsi dari perpustakaan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fungsi perpustakaan selalu dikaitkan dengan jenis perpustakaan dan misi yang diembannya. Secara umum, fungsi dari perpustakaan yaitu penyimpanan, pelestarian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi merupakan satu hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan karena dengan adanya informasi kita dapat mengambil keputusan secara tepat. Informasi berkembang

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KETRAMPILAN LITERASI INFORMASI BAGI GURU-GURU SMP (INFORMATION LITERACY)

PEMANFAATAN KETRAMPILAN LITERASI INFORMASI BAGI GURU-GURU SMP (INFORMATION LITERACY) PEMANFAATAN KETRAMPILAN LITERASI INFORMASI BAGI GURU-GURU SMP (INFORMATION LITERACY) (Studi di SMP Negeri 1 Jatiagung Lampung Selatan) Oleh: Sugiyanta Sugianta61@ymail.com ABSTRAK Sumber daya manusia dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan sepanjang hayat (Rustaman, 2006: 1). Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan sepanjang hayat (Rustaman, 2006: 1). Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu negara dalam mengikuti berbagai pentas dunia antara lain ditentukan oleh kemampuan negara tersebut dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Henita Septiyani Pertiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Henita Septiyani Pertiwi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat penulis melakukan studi pendahuluan pencapaian literasi kepada satu kelas yang berjumlah 40 siswa di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung, penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi adalah tempat orang berinteraksi untuk menimba, berbagi, menerapkan, dan mengembangkan ilmu. Keseluruhan aktifitas ini berkaitan dan diperlukan

Lebih terperinci

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Oleh: Laila Rahmawati, S.Ag, SS., M.Hum Disampaikan pada: Sosialisasi Sekolah Aman dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Program Sekolah Rujukan SMAN 2 Kuala

Lebih terperinci

PENGUATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH. A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara Abstrak

PENGUATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH. A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara Abstrak PENGUATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara ridwan@library.usu.ac.id Abstrak Peran perpustakaan sekolah sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kondisi perpustakaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan pada era globalisasi, kini informasi bisa semakin mudah untuk diakses. Salah satu cara aksesnya adalah dengan menggunakan media

Lebih terperinci

Perpustakaan sekolah

Perpustakaan sekolah Standar Nasional Indonesia Perpustakaan sekolah Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Misi... 2 4 Tujuan... 3 5 Koleksi...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu dalam kemajuan ilmu pendidikan. Mutu pendidikan perlu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu dalam kemajuan ilmu pendidikan. Mutu pendidikan perlu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menjadi pemicu dalam kemajuan ilmu pendidikan. Mutu pendidikan perlu ditingkatkan karena disadari saat

Lebih terperinci

NEEDS ANALYSIS OF LEARNING TOPIC ON ONLINE INFORMATION LITERACY IN MAN INSAN CENDEKIA SCHOOL LIBRARY

NEEDS ANALYSIS OF LEARNING TOPIC ON ONLINE INFORMATION LITERACY IN MAN INSAN CENDEKIA SCHOOL LIBRARY P-ISSN : 2089-6549 E-ISSN : 2582-2182 Tahun 7, Volume 7 No. 2 Nopember 2017 NEEDS ANALYSIS OF LEARNING TOPIC ON ONLINE INFORMATION LITERACY IN MAN INSAN CENDEKIA SCHOOL LIBRARY ANALISIS KEBUTUHAN TOPIK

Lebih terperinci

Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Melalui Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Sekolah

Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Melalui Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Sekolah Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Melalui Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Sekolah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 174 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah Perpustakaan ITS Surabaya dan Perpustakaan UK Petra Surabaya melakukan pemanfaatan fungsi ruang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada permulaan dasawarsa 1960-an, beberapa perpustakaan di negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris telah menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk

Lebih terperinci

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA MATERI: 13 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) MENULIS KARYA ILMIAH 1 Kamaruddin Hasan 2 arya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (ya ng berupa hasil pengembangan) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi tolak ukur kualitas dari lulusannya. Kompetensi lulusan yang baik dari lembaga pendidikan yang terpercaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata pustaka memiliki arti kitab atau buku. Sedangkan dalam bahasa inggris

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Anita Nusantari*

PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Anita Nusantari* PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Anita Nusantari* Untuk melihat keberhasilan perpustakaan perguruan tinggi dalam menjalankan fungsinya, perlu untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Media massa merupakan sarana menyebarkan informasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, media massa memiliki peranan penting dalam penyebaran informasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA BUKU INTERNET

DAFTAR PUSTAKA BUKU INTERNET 166 DAFTAR PUSTAKA BUKU Davis, Charles H; Shaw, Debora. 2011. Introduction to Information Science and Technology. Information Today: New Jersey. Gunawan, A, Et all.2008. Literasi Informasi: 7 Langkah Knowledge

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA KETRAMPILAN INSTRUKTUR MATERI INFORMATION LITERACY (IL): Studi Kasus Program Orientasi Belajar Mahasiswa (OBM) Universitas Indonesia TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN PENUGASAN CRITICAL BOOK REPORT

PANDUAN PELAKSANAAN PENUGASAN CRITICAL BOOK REPORT BAB I. PENDAHULUAN PANDUAN PENUGASAN Dalam setiap perkuliahan, membaca buku yang menjadi bacaan wajib atau buku yang menjadi bahan rujukan yang direkomendasikan oleh dosen merupakan hal yang penting bagi

Lebih terperinci

Perpustakaan Sebagai Literasi Informasi Bagi Pemustaka

Perpustakaan Sebagai Literasi Informasi Bagi Pemustaka . Abstract: Perpustakaan Sebagai Literasi Informasi Bagi Pemustaka Oleh : Mulyadi, S.Sos.I, M.Hum. Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora IAIN Raden Fatah Palembang As a result of the continued

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN INFORMASI PERPUSTAKAAN Oleh: Nurhanifah (Dosen Fak. Dakwah IAIN-SU)

KOMUNIKASI DAN INFORMASI PERPUSTAKAAN Oleh: Nurhanifah (Dosen Fak. Dakwah IAIN-SU) KOMUNIKASI DAN INFORMASI PERPUSTAKAAN Oleh: Nurhanifah (Dosen Fak. Dakwah IAIN-SU) Abstract Communication and Information Technology includes two aspects, they are information technology and communication

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI RELAWAN PKBI

EVALUASI TINGKAT KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI RELAWAN PKBI EVALUASI TINGKAT KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI RELAWAN PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) DI YOGYAKARTA (Ditinjau Menggunakan Standar Empowering8 TM Model) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

PROTOTYPE OF WEB BASED INFORMATION LITERACY TO ENHANCE STUDENT INFORMATION LITERACY SKILL IN STATE ISLAMIC HIGH SCHOOL INSAN CENDEKIA

PROTOTYPE OF WEB BASED INFORMATION LITERACY TO ENHANCE STUDENT INFORMATION LITERACY SKILL IN STATE ISLAMIC HIGH SCHOOL INSAN CENDEKIA P-ISSN : 2089-6549 E-ISSN : 2582-2182 PROTOTYPE OF WEB BASED INFORMATION LITERACY TO ENHANCE STUDENT INFORMATION LITERACY SKILL IN STATE ISLAMIC HIGH SCHOOL INSAN CENDEKIA PROTOTIPE LITERASI INFORMASI

Lebih terperinci

Perpustakaan perguruan tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi Standar Nasional Indonesia Perpustakaan perguruan tinggi ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Misi... 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR. signifikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya definisi yang dibuat baik dari

BAB II TINJAUAN LITERATUR. signifikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya definisi yang dibuat baik dari 11 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2. 1 Konsep dan Definisi Literasi Informasi Literasi informasi merupakan konsep lama yang berkembang secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya definisi yang dibuat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini pesatnya kemajuan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini pesatnya kemajuan teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir ini pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah menyebar ke setiap aspek kehidupan. Hampir sebagian besar dimensi

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF TENTANG LITERASI INFORMASI MAHASISWA DEPERTEMEN STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Skripsi.

STUDI DESKRIPTIF TENTANG LITERASI INFORMASI MAHASISWA DEPERTEMEN STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Skripsi. STUDI DESKRIPTIF TENTANG LITERASI INFORMASI MAHASISWA DEPERTEMEN STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Skripsi Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi

Lebih terperinci

PENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA D-II PGSD

PENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA D-II PGSD PENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA D-II PGSD Elmia Umar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kutu buku, bahkan kurang bergaul (Pikiran Rakyat, 7 November 2002).

BAB I PENDAHULUAN. kutu buku, bahkan kurang bergaul (Pikiran Rakyat, 7 November 2002). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membaca merupakan kegiatan yang akrab dengan manusia. Kegiatan membaca berlangsung terus menerus selama manusia hidup. Mulai dari membaca merk makanan, judul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Matematika Matematika (dari bahasa Yunani: mathēmatiká) adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan

Lebih terperinci

Literasi Informasi Lulusan Program EAP (English For Academic Purposes) (Studi Deskriptif Literasi Informasi Lulusan Program EAP di IALF Bali)

Literasi Informasi Lulusan Program EAP (English For Academic Purposes) (Studi Deskriptif Literasi Informasi Lulusan Program EAP di IALF Bali) Literasi Informasi Lulusan Program EAP (English For Academic Purposes) (Studi Deskriptif Literasi Informasi Lulusan Program EAP di IALF Bali) Nurul Widiyasari (070916080) ABSTRAK Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN A. Metakognitif Metakognitif berasal dari kata meta yang artinya diatas dan kognitif artinya

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA Natalia (2017). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Bantuan Media Video Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Siswa. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan..Vol.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. saling berkaitan. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses interaksi (hubungan timbal

II. TINJAUAN PUSTAKA. saling berkaitan. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses interaksi (hubungan timbal II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Inquiri Terbimbing Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses

Lebih terperinci

PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM ERA GLOBALISASI INFORMASI

PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM ERA GLOBALISASI INFORMASI PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM ERA GLOBALISASI INFORMASI A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Perpustakaan perguruan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 8 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1 Literasi Informasi Literasi informasi adalah kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi, mengorganisasi dan menggunakan informasi secara efektif untuk pembelajaran secara formal

Lebih terperinci