KURVA PHILLIPS (PHILLIPS CURVE) 1

dokumen-dokumen yang mirip
III. KERANGKA TEORITIS

Permintaan Agregat & Penawaran Agregat

DERIVASI FUNGSI DAN KURVA AS (AGGREGATE SUPPLY) 1. Fungsi Produksi Untuk Satu Produk Barang/Jasa

Permintaan dan Penawaran Agregat. Copyright 2004 South-Western

Permintaan Agregat dalam Perekonomian Tertutup: Perilaku Pasar Barang dan Pasar Uang

DERIVASI FUNGSI DAN KURVA IS

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Penawaran Agregat

PERMINTAAN UANG. Adil Fadillah dan Mumuh Mulyana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan

PENGUKURAN INFLASI. Dalam menghitung Inflasi secara umum digunakan rumus: P P

HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN

BAB I PENDAHULUAN. umum ditujukan untuk mencapai tingkat pengangguran yang rendah (high

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 10 Permintaan Agregat 1: Membangun Model IS-LM

PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT

Xpedia Ekonomi. Makroekonomi

ANALISIS KEBERADAAN TRADEOFF INFLASI DAN PENGANGGURAN (KURVA PHILLIPS) DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERMINTAAN AGREGAT DI INDONESIA

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

SILABUS JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

MODEL SEDERHANA PERMINTAAN AGREGAT PENAWARAN AGREGAT

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang

BAB I PEMBAHASAN KESEIMBANGAN PASAR DALAM EKONOMI MAKRO A. KESEIMBANGAN PASAR EKONOMI MIKRO INDIVIDU

AGGREGATE DEMAND AND SUPPLY ANALYSIS

MODEL IS DARI PASAR BARANG DAN MODEL LM DARI PASAR UANG. Chapter Ten 1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga

SILABUS MATAKULIAH. Mahasiswa dapat mengetahui aturan main dalam perkuliahan serta moneter dan peranan bank sentral

SILABUS MATA KULIAH. Mahasiswa dapat menjelaskan pengukuran Beberapa Indikator makroekonomi utama dan Tiga Konsep Model

V. TEORI INFLASI Pengertian Inflasi

SILABUS PENGANTAR ILMU EKONOMI

ANALISIS PENAWARAN AGREGAT DAN PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT

BAB 1 Ilmu Makroekonomi

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATA KULIAH: TEORI EKONOMI MAKRO II (EKO 326)

KESEIMBANGAN AGREGAT DEMAND AGREGAT SUPPLY

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. (excess demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara

Model Permintaan dan Penawaran Aggregate

Hubungan antara Inflasi dan Jumlah Uang Beredar

Kerangka Belajar Ekonomi Makro Pandangan Klasik, Keyness dan Sesudahnya

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

Variabel, Masalah dan Kebijakan Ekonomi

Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran di Indonesia 1

Penawaran agregatif Meet-7

ekonomi K-13 INFLASI K e l a s A. INFLASI DAN GEJALA INFLASI Tujuan Pembelajaran

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.3Agustus 2017 :

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) PRODI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati (2012).

Ulasan Kritis Artikel: A Child s Guide to Rational Expectations

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fungsi produksi adalah sebuah fungsi yang menunjukkan hubungan antara output (jumlah produksi barang/jasa) dan faktor-faktor produksi (input).

GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP)

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA TEORI. faktor produksi tenaga kerja. Pembeli input tenaga kerja adalah perusahaan dan

EKONOMI MAKRO RINA FITRIANA,ST,MM

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

NEW KEYNESIAN ECONOMICS (Romer Chapter 6 Part C) Bahan Kuliah Makroekonomi Lanjutan Sekolah Pascasarjana IPB Dosen: Prof. Bambang Juanda, Ph.D.

Makro ekonomi adalah Makro artinya besar, analisis makro ekonomi merupakan analisis keseluruhan kegiatan perekonomian. Bersifat global dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. manusia secara langsung, karena pelaku dari pengangguran itu adalah masyarakat,

Topik Bahasan: 1. Pengertiankonjungtur 2. Periodekonjungtur. 4. Hubungan antara periode konjungtur dengan beberapa indikator makro ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Mankiw, 2006: 145). Ini tidak berarti bahwa harga harga berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Inflation Targeting merupakan suatu kerangka kerja kebijakan moneter yang

Kerangka IS-LM. Sebuah Pengantar untuk Keseimbangan Permintaan Agregat (AD)

ANALISIS PENGARUH UPAH DAN PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENCARI KERJA DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beredar dan hubungan jumlah uang beredar dengan laju inflasi. diketahui definisi uang dan fungsi uang.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015

Teori Ekonomi Keynes: Pasar Uang dan Pasar Tenaga Kerja

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Nilai Tukar Riil dan Nilai Tukar Nominal

BAB I PENDAHULUAN. Rate in the United Kingdom yang dimuat pada jurnal Economica, menunjukkan

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dalam. yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh

Kebijakan Moneter dan Fiskal

II. TINJAUAN PUSTAKA

GDP = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + ekspor - impor

II. TEORI EKONOMI MAKRO KLASIK

PENAWARAN AGREGAT. Minggu 14

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memiliki dan menggunakan barang dan jasa tersebut. Pengeluaran

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Fungsi Konsumsi Keynes

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

Ringkasan Pemikiran Keynesian Baru

Pertanyaan: Isi semua kolom tersebut (sertakan perhitungannya di bawah tabel)

Cakupan Teori Ekonomi Makro, Output, Inflasi, Pengangguran, dan Variabel ekonomi Makro lainnya

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk melakukan kredit perumahan, dan juga dalam jumlah yang besar

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Boediono (2000) Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan

PEMBAHASAN UTS GENAP 2015/2016 TEORI EKONOMI MAKRO 1

Sesi 13: Permintaan dan Penawaran Agregat: Analisis Jangka Panjang C H A N D R A T. P U T R A F A K U L T A S E K O N O M I UI

BAB 2 Ilmu Ekonomi Makro

TEORI KONSUMSI. Minggu 8

PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Inflasi adalah proses kenaikan harga harga umum barang- barang secara. yang berlaku dalam suatu perekonomian.

Suku Bunga dan Nilai Waktu Uang

Transkripsi:

1. Kurva Phillips Asli Atau Awal KURVA PHILLIPS (PHILLIPS CURVE) 1 Bahan 7 Phillips Curve Pada tahun 1958 A. W. Phillips, kemudian menjadi professor di London School of Economics, mempublikasikan hasil studinya, yaitu kurva Phillips, berdasarkan data pengangguran (%) dan tingkat perubahan upah nominal (%) di Inggris selama tahun 1861 hingga 1957. Data tersebut menghasilkan scatter diagram yang menciptakan kurva Phillips (asli atau awal), seperti pada Diagram 1 di bawah ini. Atas dasar scatter diagram tersebut di atas, diperoleh suatu kurva dengan bentuk miring turun dari sisi kiri atas ke kanan bawah dan berlekuk (convex) terhadap titik awal atau titik 0 dari diagram. Kurva tersebut berarti mempunyai slope negative, atau mengandung hubungan terbalik (trade off) antara variabel sumbu vertical dengan variabel sumbu horizontal. Sehingga apabila pengangguran (u) turun, maka tingkat kenaikan upah nominal atau tingkat inflasi upah (g w ) naik. Jadi terdapat hubungan terbalik (trade off) antara u dan g w. Dengan demikian, kurva Phillips (awal) menunjukkan hubungan terbalik (tradeoff) antara tingkat pengangguran (%) dengan tingkat kenaikan upah nominal (%). Semakin tinggi tingkat pengangguran ternyata semakin rendah tingkat inflasi upah. Dengan demikian, terdapat tarde off antara inflasi upah dan pengangguran. g w Diagram 1 0 u g w = tingkat inflasi upah, = tingkat respon dari upah terhadap pengangguran, W t = upah periode sekarang, W t+1 = upah periode berikutnya, u = tingkat pengangguran, u * = tingkat pengangguran alamiah (the natural rate of unemployment), ( )= gap pengangguran (unemployment gap). The natural rate of unemployment merupakan tingkat jumlah pengangguran yang dialami atau terjadi secara normal dalam suatu perekonomian the normal rate of unemployment around which the unemployment rate fluctuates. Jadi tingkat pengangguran dalam kondisi ekonomi mapan dan tercapai dalam jangka panjang 1 Sumber : 1. Dornbusch, Rudiger., Fischer, Stanley., Startz, Rischard, Macroeconomics, 10 th Edition, 2012, McGraw Hill 2. Mankiw, Gregory N., Macroeconomics, 6 th Edition, 2007, Worth Publishers 1

Formula kurva Phillips (awal) tersebut seperti pada formula 2 di bawah : Formula 1 : --- tingkat perubahan upah nominal atau tingkat inflasi upah; Formula 2 : ( ) Formula 2 menyatakan bahwa upah turun ketika tingkat pengangguran melebihi pengangguran alamiah ( ) > 0. Formula 3, hasil kombinasi dari formula 1 dan 2 : W t+1 = W t {1 ( ) Formula 3 menunjukkan bahwa agar nominal upah naik pada periode mendatang, maka pengangguran (u) harus turun menjadi di bawah pengangguran alamiah (u * ). Dalam kaitan dengan kebijakan ekonomi, misal Uang Beredar naik 10%, maka agregat permintaan dan kesempatan kerja bergerak naik, menyebabkan harga dan upah juga bergerak naik ke 10% juga, dengan disertai penurunan pengangguran. Kurva Phillips asli di atas kemudian dalam perkembangannya digunakan dalam menyatakan hubungan antara inflasi dengan pengangguran. Hubungan ini cocok sekali dengan data perekonomian Amerika Serikat selama tahun 1961 hingga 1969. Kurva Phillips tersebut mempunyai slope negative, seperti pada kurva Phillips asli. Dengan demikian, dalam ekonomi keseluruhan terdapat trade off antara tingkat perubahan harga atau inflasi (%ΔP) dengan pengangguran (u). Yaitu, karena Agregat Permintaan (Aggregate Demand AD) naik yang menyebabkan Produk Domestik Bruto dan kesempatan kerja naik, karenanya tingkat harga dan inflasi naik, tapi u turun. Atau, semakin tinggi u, maka semakin rendah inflasi. Atau sebaliknya. 2. Kurva Phillips Diperluas Dengan Ekspektasi Inflasi (The Inflation Expectation Augmented Phillips Curve) Dalam perkembangan, ternyata data dari inflasi (%) dan pengangguran (%) pada ekonomi Amerika Serikat selama periode tahun 1970an hingga 1980an tidak cocok dengan kurva Phillips asli di atas. 2

Scatter diagram dari data tersebut tidak menghasilkan kurva Phillips seperti kurva Phillips asli. Scatter diagram dari data tersebut menciptakan kurva yang berputar dan berliku-liku, tidak seperti kurva Phillips asli. Ini berarti tidak terdapat hubungan terbalik (trade off) antara inflasi dengan pengangguran. Bahkan kurva yang tercipta dari scatter diagram dengan data selama periode dari tahun 1961 hingga 2005 lebih berputar dan berliku-liku. Kenyataan itu disebabkan karena peranan dari ekspektasi atau antisipasi inflasi (expected or anticipation inflation) yang tidak ada pada periode sebelum tahun 1970 yang menghasilkan kurva Phillips asli. Kontrak kerja dan upah antara pekerja dan perusahaan didasarkan atas upah riil, karenanya terhadap upah nominal yang disepakati disesuaikan dengan ekspektasi inflasi selama masa kontrak berlaku. Juga pengangguran tidak tergantung pada tingkat inflasi, tetapi lebih atas dasar selisih inflasi terhadap inflasi yang diperkirakan. Misal, upah naik 3% per tahun, tapi inflasi naik 10%, berarti standar hidup jadi turun 7%. Berarti pekerja peduli tentang kenaikan upah setelah memperhitungkan ekspektasi inflasi. Dengan begitu, modifikasi tehadap formula kurva Phillips asli perlu dilakukan dengan memasukkan kelebihan inflasi upah terhadap ekspektasi inflasi, sehingga Formula 2 menjadi Formula 4 sebagai berikut : Formula 4 : ( ) ( ) = Tingkat ekspektasi inflasi ( ) = Selisih tingkat inflasi upah terhadap ekspektasi inflasi Formula 4 menjadi Formula 5, apabila tingkat kenaikan upah nominal g w diganti dengan tingkat inflasi π : Formula 5 : ( ) dimana π = inflasi actual Formula 5 adalah formula untuk kurva Phillips versi modern (the inflation expectation augmented Phillips curve). Dengan formula tersebut, berarti dalam waktu jangka panjang ketika, inflasi actual π mencapai sama dengan π e. Maka dalam waktu jangka panjang ketika, Formula 5 yang menunjukkan kurva Phillips versi modern menyatakan tidak terdapat hubungan terbalik (trade off) antara inflasi dengan pengangguran. Berarti, bentuk kurva Phillips versi modern menjadi vertical pada level u *, yang menyatakan tidak ada hubungan antara inflasi π dengan pengangguran u. 3

Namun ketika, maka, terdapat kurva Phillips jangka pendek, yang menyatakan terdapat hubungan terbalik (trade off) antara inflasi π dengan pengangguran u. 3. Ketinggian Kurva Phillips Jangka Pendek Pada Diagram 2, terdapat 2 kurva Phillips jangka pendek memotong tingkat pengangguran alamiah u * dan pada tingkat ekspektasi inflasi π e. Kurva awal 1980an lebih tinggi dibanding akhir 1990an. Kedua kurva itu mempunyai 2 sifat (property) yang sama : 1. Terdapat trade off inflasi π dengan pengangguran u, serta slope yang sama; 2. Kondisi full employment u * pada awal 1980an dan akhir 1990an masing-masing sesuai dengan inflasi 2% dan 7%. Ketinggian kurva Phillips jangka pendek dan tingkat ekspektasi inflasi bergerak turun naik, sebagai reaksi terhadap perubahan ekspektasi para perusahaan dan pekerja. Peranan ekspektasi inflasi dalam menggerakkan kurva Phillips jangka pendek menambah mekanisme penyesuaian otomatis lainnya terhadap sisi penawaran agregat dari perekonomian. Diagram 2 π, π e 7 π e awal 1980an Kurva Phillips awal 80an 2 π e akhir 2000an Kurva Phillips akhir 1990an 0 u * u Jadi, ketika permintaan agregat naik, berarti perekonomian bergerak ke kiri atas pada kurva Phillips jangka pendek, maka inflasi π naik. Jika inflasi berkelanjutan, maka ekspektasi inflasi π e dan kurva Phillips juga bergerak ke atas. 4. Catatan 1). Formula 5 untuk kurva Phillips versi modern (the inflation expectation augmented Phillips curve) diperoleh atau diderivasi dari formula untuk kurva Penawaran Agregat (Aggregate Supply) P = P e + (1/α) (Y Y rata2 ). 2). Pada buku Mankiw (Chapter 13) di atas, ditunjukkan sejumlah persamaan fungsi sebagai berikut : a. Persamaan harga agregat (aggregate price) dan penawaran agregat (aggregate supply): Y = Y rata2 + α (P P e ) pada dimensi Y-P, atau P = P e + (1/α) (Y Y rata2 ) pada dimensi P-Y. b. Persamaan penawaran agregat (aggregate supply) dengan model upah kaku (sticky wage) : Y = α (P P e ). 4

c. Persamaan kurva penawaran agregat (aggregate supply) dengan model informasi tak sempurna (incomplete or imperfect information) : Y = Y rata2 + α (P P e ) seperti di atas. 3). Stagflasi terjadi ketika terdapat resesi terjadi bersamaan dengan inflasi yang tinggi, yaitu terjadi (bergerak ke kanan) sepanjang kurva Phillips jangka pendek dengan berdasarkan pada (yang mengandung komponen) ekspektasi inflasi yang tinggi. 4). Teori Rational Expectation berpendapat bahwa kurva penawaran agregat akan bergeser dengn cepat sebagai respon untuk mengantisipasi perubahan permintaan agregat, sehingga output akan berubah relative kecil. 5