III. METODE PENELITIAN. kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. bagaimana karaterisik dan faktor-faktor yang secara nyata menyebabkan. A. Karateristik Permukiman di Daerah Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA BANDAR LAMPUNG

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan Rumusan masalah serta kajian pustaka maka penulis

Untuk Pemerintah Kota/Kabupaten BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH (BSPK) TAHUN ANGGARAN...

BAB III METODELOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian untuk memperoleh tujuan penelitian. Metode

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berhasil tidaknya suatu penelitian. Arikunto (2006: 26) mengemukakan bahwa

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pabundu Tika, 2005:12). Desain penelitian bertujuan untuk memberi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERCIPTANYA KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI KAWASAN PUSAT KOTA (STUDI KASUS: KAWASAN PANCURAN, SALATIGA)

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk metode deskriptif kuantitatif dan

BAB III METODE PENEITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. astronomis terletak pada lintang LS LS dan pada bujur

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Konsep Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung,

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan oleh seorang peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian karena akan sangat berguna dalam memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap penelitian tidak akan pernah lepas dari objek yang ditelitinya, karena

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembobotan. Tabel 5.1 Persentase Pembobotan Tingkat Bahaya

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data,

METODE PENELITIAN. analisis daya yang diperlukan untuk menjawab persoalan yang dihadapi. Dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuannya (Moh. Pabundu Tika, 2005: 12).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat dan Kecamatan Padalarang

Faktor Prioritas Penyebab Kumuh Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Belitung Selatan, Kota Banjarmasin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Arikunto (2006:151) metode penelitian adalah cara yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu

INERSIA Vol. V No. 1, Maret 2013 Penelitian Pemetaan Kawasan Kumuh Permukiman Kecamatan Tanjung Selor - Kabupaten Bulungan

BAB II METODE PENELITIAN

Memodelkan regresi logistik biner data set hasil sampel bootstrap B.

Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Kelurahan Ploso

III. METODOLOGI PENELITIAN. situasi-situasi atau kejadian-kejadian (Sumadi Surya Brata, 2000: 18).

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Arikunto (2006:26) Metode Penelitian adalah cara yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Sumaatmadja yang dikutip dari The Liang Gie ( ) suatu

III. METODE PENELITIAN. M. Nazir (1999:51) mengartikan metode penelitian adalah:

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Kecamatan Pameungpeuk dan Kecamatan Baleendah. : Kecamatan Kutawaringin dan Kecamatan Soreang

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

5.1. Area Beresiko Sanitasi

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Tika

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dimana penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan penelitian. Menurut Arikunto (2006:26) Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta metode dan

Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Kelurahan Ploso

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampai dengan 4 Juni Lokasi penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelah Selatan : Kecamatan Labuan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kota Bandar Lampung yaitu di beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung. Secara astronomis kampus Unversitas Pendidikan Indonesi (UPI)

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis respon pedagang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di objek Wisata Pantai Pondok Bali yang terletak

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

31 kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Cita

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian. Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi penelitian ini tentunya mengacu pada judul yang diangkat, yaitu

Variable penelitian Variabel Penelitian. Pengembangan d. Penggunaan lahan. Objek Geowisata Di Kabupaten 2. Kondisi Sosial

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

TINGKAT KEKUMUHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN TAMBORA JAKARTA BARAT

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana

III. METODE PENELITIAN. hubungan. Penelitian asosiatif atau penghubung menurut Sugiyono yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. tinggal yang terdiri dari beberapa tempat hunian. Rumah adalah bagian yang utuh

UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DI KAWASAN KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN Dalam pelaksanaan studi terdiri dari beberapa tahapan proses penelitian antara lain tahap persiapan, tahap pengumpulan data, dan tahap analisis. Tahapan kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan, pelaksanaan analisis yang digunakan, hingga akhirnya mendapatkan hasil atau output yang diinginkan sesuai tujuan studi. A. Tahap Persiapan Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang lengkap guna mendukung penyusunan studi ini dan masih bersifat data sekunder. Untuk menghasilkan data yang lengkap dan akurat, aspek yang perlu diperhatikan adalah dengan melihat/mengamati permasalahan yang terjadi di daerah studi. Untuk mendapatkan data-data yang akurat tersebut dilakukan persiapan, antara lain: 1. Perumusan masalah, tujuan, dan sasaran studi Program studi diangkat berdasarkan kondisi lingkungan dan aktivitas kawasan permukiman yang berada di wilayah Kota Bandar Lampung. Berkaitan dengan kondisi kawasan tersebut maka dalam studi ini diharapkan mampu menemukan faktor penyebab kekumuhan lingkungan kawasan permukiman kumuh yang berada di Kota Bandar Lampung. 39

2. Penentuan Lokasi Studi Lokasi studi yang diangkat dalam studi ini adalah Kota Bandar Lampung yang memiliki 126 Kelurahan (BPS, 2013) dengan pengambilan sampel 30 Kelurahan, 10 Kelurahan mewakili wilayah pesisir dan 20 Kelurahan mewakili non pesisir. 3. Inventarisasi data-data yang ada, yaitu berupa data studi yang pernah dilakukan. Tahap ini berguna sebagai gambaran tentang studi yang akan dilaksanakan sekaligus juga untuk menyusun strategi pengumpulan data dan informasi untuk tujuan studi ini. 4. Pengumpulan studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini untuk mempermudah dalam pembuatan metodologi serta pemahaman terhadap permasalahan yang diambil. 5. Penyusunan teknis pelaksanaan survai Kegiatan ini meliputi perumusan teknis pengumpulan data, teknik sampling, jumlah dan sasaran penyebaran kuesioner, rancangan pelaksanaan observasi serta format kuesioner. B. Penentuan Jumlah Sampel Studi ini menggunakan teknik penarikan sampel untuk bahan studi dengan alasan bahwa peneliti tidak mungkin untuk mengamati seluruh anggota populasi. Menurut Sumaatmaja (1988:54) mengatakan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang bersifat mewakili populasi yang bersangkutan. Dan menurut Suharsimi Arikunto (1987) mengemukakan bahwa penarikan sampel tergantung pada: 40

1) Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga dan biaya. 2) Sempit dan Luasnya pengamatan dari setiap subjek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. 3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Mengenai besarnya sampel menurut Tika (2005 : 25) mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada ketentuan yang jelas tentang besaran minimal sampel yang dapat diambil dan dapat mewakili suatu populasi yang akan diteliti. Kendati demikian, dalam teori sampling dikatakan bahwa sampel terkecil dan dapat mewakili distribusi normal adalah 30. Untuk itu dalam penelitian ini digunakan teknik Purposive Sampling sehingga diambil 30 kelurahan dari 126 kelurahan yang ada di Kota Bandar Lampung. Adapun rincian karateristik kelurahan yang terpilih sebagai sampel adalah 10 kelurahan pesisir dan 20 kelurahan non pesisir. C. Tahap Pengumpulan Data Data merupakan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan yang dikaitkan dengan tempat dan waktu, yang merupakan dasar suatu perencanaan dan merupakan alat bantu dalam pengambilan keputusan. Masalah, tujuan, dan hipotesa penelitian, untuk sampai pada suatu kesimpulan harus didukung oleh data-data yang relevan. Relevansi data dengan variabel-variabel penelitian didasari oleh metode pendekatan masalah yang relevan (Sumaatmaja, 1998:104). Pada suatu proses penelitian, tahapan pengumpulan data merupakan tahapan yang harus direncanakan untuk mendapatkan suatu hasil yang optimal yang sesuai dengan tujuan dan sasaran penelitian pada proses-proses selanjutnya. Sumber-sumber data yang dibutuhkan guna penyusunan studi ini adalah: 41

a. Data Sekunder Sumber sekunder merupakan sumber data yang berasal dari instansi yang terkait dengan studi untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk kegiatan analisis. Di samping itu, data sekunder lainnya adalah studi literatur untuk mendapatkan literatur yang berkaitan dengan studi. Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan melalui survei ke beberapa instansi pemerintah yang diharapkan dapat menjadi sumber data, yaitu: 1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandar Lampung 2) Kantor Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung 3) Badan Pertanahan Nasional Kota Bandar Lampung 4) Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung 5) Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung Waktu pengumpulan data sekunder disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan. b. Data Primer Data primer dikumpulkan melalui survai primer yang dilakukan melalui pengamatan langsung (observasi) di wilayah studi dan wawancara atau pertanyaan kepada para masyarakat. Teknik Pengumpulan Data Primer : 1) Pengamatan Visual Pengamatan ini dilakukan dalam identifikasi tingkat kepustakaan dan kebutuhan pengembangan kawasan studi. 42

2) Rekaman Visual Rekaman kondisi eksisting dengan foto atau sketsa-sketsa dalam upaya merekam data-data kondisi lapangan. 3) Penyerapan Aspirasi Melalui Kuisioner Langsung Penyerapan aspirasi dilakukan untuk memperoleh informasi permasalahan dan potensi kawasan saat ini serta untuk menggali kawasan kondisi lingkungan di lapangan. Dengan demikian diharapkan bahwa studi ini dapat dilakukan dengan menggunakan kompilasi data yang didapatkan dari instansi terkait dan masukan dari kondisi sebenarnya di lapangan sehingga data yang diperoleh secara keseluruhan menjadi lebih akurat. D. Tahap Pengolahan dan Penyajian Data Apabila pengumpulan data sudah dilakukan, maka data yang sudah terkumpul harus diolah dan dianalisis. Prosedur pengolahan data yang akan dilakukan dalam analisis kegiatan studi adalah sebagai berikut (Soehartono, 1995). 1. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data yang dilakukan setelah kegiatan pengumpulan data sekunder selesai. Teknik pengumpulan data ini dapat digunakan sebagai penunjang studi dalam tahap analisis sesuai kebutuhan data. Dalam pengolahan data ada beberapa hal yang harus dikerjakan yaitu: 1) Editing, yaitu meneliti/memilih kembali kelengkapan dan kebenaran atas data yang dibutuhkan. 43

2) Koding, yaitu dengan mengklasifikasikan frekuensi data dalam masing-masing kelompok/kategori sesuai dengan kebutuhan dalam analisis yaitu dengan pengkodean data agar data lebih mudah dicari. 3) Tabulasi, yaitu dengan mengelompokkan data untuk mempermudah proses analisis. 4) Klasifikasi, yaitu data yang dipilah berdasarkan berdasarkan kebutuhan analisis yang akan dikerjakan. 5) Analisis, yaitu perhitungan data berdasarkan data yang ada dan model analisis yang sudah dikembangkan berdasarkan maksud dan tujuan studi yang sudah disusun. 2. Teknik Penyajian Data Setelah data diolah dan diklasifikasi, kemudian disajikan dalam bentuk-bentuk tertentu seperti berupa tabel diagram, gambar, dll, untuk mempermudah dalam pembacaan dan pemahaman. E. Tahap Analisis Pada tahap analisis ini akan dijelaskan mengenai prinsip dasar analisis yang akan digunakan. Teknik analisis yang dipakai sebagai upaya dalam pencapaian tujuan studi adalah Analisis Deskriptif Kualitatif, dengan melihat tingkat kekumuhan dan analisis kuantitatif dengan Regresi Logistik Ordinal. Metode ini dapat diartikan sebagai usaha untuk mengukur tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Kemudian dicari makna hubungan variabel independen terhadap variabel dependen dengan uji signifikansi. 44

1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif ( Sugiyono 2006: 21) yaitu untuk menganalisis gejala atau fakta dengan mengolah dan menginterpretasikan data berupa pendapat serta data-data yang bersifat non angka yang terdapat pada masa sekarang di daerah penelitian. Hasilnya berupa pengkatagorian dengan presentase. P = f/n X 100 % P = nilai presentase n = jumlah data keseluruhan F = Frekuensi munculnya data Untuk mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan, maka digunakan parameter yang dikemukakan oleh Arikunto (1996:57) dimana : 0 % ditafsirkan tidak ada 1-24 % sebagian kecil 25 49 % hampir setengahnya 50 % setengah 51-74 sebagian besar 75 99% hampir seluruhnya 100 % seluruhnya Untuk menghitung nilai tingkat kekumuhan digunakan rumus berikut (Dirjen Perumahan dan Pemukiman 2002, dengan modifikasi pengkatagorian): TK = ( nk X bobot) 45

Keterangan TK = Tingkat Kekumuhan nk = Nilai Kekumuhan diperoleh dari nilai masing-masing indikator bobot = persentase untuk masing masing indikator yang telah ditetapkan Nilai TK adalah 1 tk 5 dengan kriteria di daerah penelitian sebagai berikut: TK < 2,40 = Tidak Kumuh 2,40 TK 2,70 = Agak Kumuh TK > 2,70 = Kumuh Berikut adalah indikator indikator dan pembobotan dari dirjen Perumahan dan pemukiman yang digunakan dalam penentuan tingkat kekumuhan yaitu: a. Kondisi Bangunan 1) Tingkat kualitas bangunan yaitu persentase banyaknya bangunan rumah yang tidak permanen dalam suatu lingkungan kawasan 2) Tingkat Kepadatan bangunan yaitu jumlah unit bangunan persatuan luas (Ha) dalam suatu lingkungan kawasan 3) Tingkat kelayakan bangunan yaitu persentase banyaknya bangunan rumah yang tidak layak atau sehat dalam penggunaan material seperti dinding, plafon dan lantai. 4) Tingkat penggunaan luas bangunan yaitu rata-rata luas ruangan yang dipergunakan oleh penduduk 5) Kesesuaian Lahan yaitu persentase perbandingan antara jumlah rumah yang dibangun di atas tanah yang bukan sebagai perumahan dengan jumlah rumuh yang dibangun pada tanah yang diperuntukan bagi perumahan yang sesuai RUTR. 46

6) Status penguasaan bangunan yaitu persentase status kepemilikan dan penggunaan bangunan. 7) Frekuensi bencana kebakaran yaitu banyaknya kejadian kebakaran pada suatu kawasan tiap tahunnya 8) Frekuensi bencana banjir yaitu banyaknya bencana banjir pada suatu kawasan dalam satu tahun b. Kondisi Sarana dan Prasarana 1) Tingkat Pelayanan air bersih yaitu persentase jumlah Kepala Keluarga (KK) yang tidak mendapat pelayanan PDAM baik yang berasal dari kran Rumah Tangga maupun Kran Umum dalam suatu wilayah 2) Kondisi sanitasi lingkungan yaitu persentase jumlah KK yang tidak menggunakan fasilitas jamban keluarga atau jamban umum 3) Kondisi persampahan yaitu jumlah KK yang tidak mendapat pelayanan pengangkutan sampah oleh Pemda, Swasta atau Swadaya. 4) Kondisi saluran air hujan atau drainase yang tidak layak dalam suatu wilayah 5) Kondisi jalan yaitu persentase jalan yang rusak dibandingkan dengan panjang jalan seluruhnya dalam suatu wilayah 6) Ruang Terbuka yaitu persentase luas ruang terbuka dalam satu wilayah c. Kondisi Sosial Ekonomi 1) Tingkat Kemiskinan yaitu Persentase jumlah keluarga miskin dalam katagori pra sejahtera dan keluarga sejahtera I dalam suatu wilayah 2) Tingkat Pendapatan yaitu persentase jumlah penduduk usia produktif dengan pendapatan 47

3) Tingkat Pendidikan yaitu persentase jumlah penduduk yang menamatkan pendidikan dasar 9 tahun 4) Tingkat Kerawanan Keamanan yaitu jumlah kejadian tindak kriminal dalam suatu wilayah yang terjadi dalam kurun satu tahun d. Kependudukan 1) Tingkat Kepadatan Penduduk yaitu perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah dalam satuan hektar 2) Rata-rata anggota Rumah Tangga yaitu rata-rata banyaknya anggota keluarga dalam tiap-tiap KK 3) Jumlah KK per rumah yaitu jumlah KK tiap satu rumah 4) Tingkat pertumbuhan penduduk yaitu pertambahan penduduk tiap tahun pada satu wilayah yang dilihat dari jumlah penduduk awal tahun dan akhir tahun tiap 100 penduduk 5) Angka Kematian Kasar yaitu jumlah kematian pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk 6) Status gizi yaitu jumlah balita yang berada dibawah garis merah akibat menderita kekurangan gizi 7) Angka Kesakitan Malaria yaitu jumlah penduduk yang menderita penyakit malaria dalam satu tahun 8) Angka Kesakitan diare yaitu jumlah penduduk yang menderita penyakit diare dalam satu tahun 9) Angka Kesakitan demam berdarah yaitu jumlah penduduk yang menderita penyakit demam berdarah dalam satu tahun. 48

Analisis ini dilakukan untuk menentukan tingkat kekumuhan dengan ketentuan sebagai berikut : Tabel 3.1. Kriteria Penilaian Tingkat Kekumuhan NILAI KRITERIA 0 Tidak Kumuh 1 Agak Kumuh 2 Kumuh Sumber: diadaptasi dari dirjen perumahan dan pemukiman dengan modifikasi Sedangkan tabel parameter dari penilaian mengenai tingkat kekumuhan pada permukiman kumuh terdapat dalam lampiran. 2. Analisis Kuantitatif (Uji Hipotesis) Uji Hipotesis menggunakan Analisis Regresi, dengan pemodelan regresi ordinal. Adapun variabel yang digunakan, simbol dalam pemodelan adalah sebagai berikut: (1) Variabel Respon Variabel respon dalam penelitian ini adalah tingkat kekumuhan dalam wilayah kelurahan. Variabel respon sering juga disebut variabel terikat, sesuai dengan tujuan penelitian ini variabel respon ( Y ) dalam penelitian ini adalah status kekumuhan yang dikatagorikan dalam tiga katagori sebagai berikut: - Tidak kumuh = 0, dengan kriteria TK < 2,40 - Agak kumuh = 1, dengan kriteria 240 TK 2,70 - Kumuh = 2, dengan kriteria TK > 2,70 49

(2) Variabel Prediktor Variabel prediktor ( X ) yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari variabel yang berkaitan dengan kependudukan, sosial ekonomi, sarana prasarana dan Fisik wilayah. Tabel 3.2. Variabel yang berkaitan dengan Kependudukan, Sosial Ekonomi, Sarana Prasarana, dan Fisik wilayah Variabel Katagori Kependudukan Kepadatan Penduduk [PDTP] Jumlah Anggota RT [RART] =1, jika kepadatan < 100 jiwa/ha =2, jika kepadatan 100-200 jiwa/ha =3, jika kepadatan > 200 jiwa/ha =1, jika jml anggota RT < 5 org =2, jika jml anggota RT 5-6 org =3, jika jml anggota RT > 6 org Sosial Ekonomi Tingkat Pendidikan [TPDIK] =1, jika jml tamat pendidikan dasar < 5 % =2, jika jml tamat pendidikan dasar 5-10% =3, jika jml tamat pendidikan dasar > 10 % Tingkat Kerawanan Keamanan [TKMAN] =1, jika 0 kali kejahatan/th =2, jika 1-3 kali kejahatan/th =3, jika 4-6 kali kejahatan/ th =4, jika > 6 kali kejahatan/th Tingkat Kemiskinan [TKIN] =1, jika tingkat kemiskinan < 35 % =2, jika tingkat kemiskinan > 35 % Sarana dan Prasarana Pelayanan Air Bersih [PYSIH] =1, jika jml kk tdk terlayani air bersih < 30 % =2, jika jml kk tdk terlayani air bersih 30 50 % =3, jika jml kk tdk terlayani air bersih > 50 % Kondisi Jalan [JLN] =1, jika jln rusak < 10 % =2, jika jln rusak 11 50 % =3, jika jln rusak > 50 % Ruang Terbuka [RT] =1, jika ruang terbuka > 10 %luas wilayah =2, jika ruang terbuka 5-10% luas wilayah =3, jika ruang terbuka < 5% luas wilayah Fisik Kesesuaian Lahan [LT] =1, jika tanah tdk sesuai RUTR < 10 % =2, jika tanah tdk sesuai RUTR 11-30 % =3, jika tanah tdk sesuai RUTR > 30 % 50