BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter merupakan perwujudan amanat dari Pancasila dan

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI KARAKTER KEPEDULIAN SOSIAL PADA MASYARAKAT LERENG MERAPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bermasyarkat. Menurut Samani dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat diandalkan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan masyarakat. Keberagaman tersebut mendominasi masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

IMPLEMENTASI KARAKTER GOTONG ROYONG DAN PEDULI SOSIAL DALAM KERJA BAKTI MINGGUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) berdasarkan Undang-Undang Republik

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 1 Sragen) NASKAH PUBLIKASI

PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebaangsaan yang berkembang saat ini, diantaranya disorientasi dan belum

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pasal 31 UUD 1945 (Amandemen 4) bahwa setiap warga negara

GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah bentuk dari proses pembelajaran manusia mengenai

BAB I PENDAHULUAN. tentang isu kemerosotan nilai-nilai yang terkandung dalam keluarga cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

Pancasila Nilai Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijadikan permukiman sehingga muncul larangan bermukim. Merapi terletak antara dua provinsi yakni Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

2. SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

C. Partisipasi Kewarganegaraan sebagai Pencerminan Komitmen terhadap Keutuhan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Tujuan pendidikan nasional yaitu Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. Peta Ancaman Bencana Gunung Api Di Indonesia (Sumber : BNPB dalam Website, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap kekuatan kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dikembangkan, serta peningkatan pengetahuan seseorang. Menurut Noeng

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945,

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kesadaran masyarakat untuk melakukan gotong royong sangat

Alokasi Waktu. Sumber Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memberikan contoh hal-hal yang baik dan positif. Penanaman karakter yang

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara optimal dalam pendidikan. Menurut Setiawan (2011:356), pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

PLEASE BE PATIENT!!!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga karena setiap manusia besar dan dididik di dalamnya. Tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk suatu profesi, tetapi mampu menyelesaikan masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya efisiensinya berarti rendah.

2015 D AMPAK PELATIHAN PROGRAM RESCUE TERHAD AP PENINGKATAN TANGGAP BENCANA PARA KAD ER TIM SEARCH AND RESCUE:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Alokasi Waktu. Sumber Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ketertinggalan akademik, tetapi lengah dalam membangun karakter. Pembentukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya, ras, agama, dan bahasa. Keragaman yang ada inilah yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Arah dan tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter merupakan perwujudan amanat dari Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Disorientasi dan belum menghayati nilai-nilai Pancasila, keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila. Bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa, ancaman disintegrasi bangsa dan melemahnya kemandirian bangsa. Hal-hal tersebut melatar belakangi realita permasalahan kebangsaan yang berkembang pada saat ini. Karakter merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan seharihari maupun dalam bermasyarakat. Karakter diterapkan dalam mayarakat pada umumnya tidak pernah lepas dari proses pembelajaran dan proses pembentukan diri manusia itu sendiri. Dalam pembentukan karakter bisa didapatkan di lingkup keluarga, sekolah dan lingkungan, baik dalam lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan kelompok. Seperti halnya di lingkup keluarga, orang tua mempunyai peran penting dalam membentuk karakter anaknya. Dalam lingkup sekolah, seorang guru harus bisa memberikan contoh ataupun sikap yang baik yang bisa dijadikan bahan pendidikan bagi seorang siswa. Lingkungan kelompok juga berpengaruh dalam pembentukan karakter karena dalam suatu kelompok akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi seseorang. 1

2 Karakter seseorang sesungguhnya dapat dibentuk ketika anak masih dalam kandungan ibunya sampai anak tersebut dewasa. Membangun karakter dapat dimulai ketika anak masih kecil, ketika anak akan melihat dan mengolah dalam pikirannya tentang apa yang anak lihat. Pertengkaran orang tua yang dilakukan di depan anak sewaktu masih kecil, akan menyebabkan anak tersebut terbawa emosi. Intinya seorang anak akan sangat mudah menangkap segala sesuatu yang di liatnya, oleh karena itu sejak awal seorang ibu harus bisa mengerti dan memahami karakter yang akan ditanamkan pada anaknya (Elfindri, dkk. 2012:31-32). Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial, artinya makhluk yang saling berhubungan dan mustahil tidak dapat hidup sendiri karena selalu bergantung pada orang lain. Manusia yang dapat berinteraksi satu sama lain untuk saling memenuhi kebutuhannya karena manusia memiliki unsur-unsur keharusan biologis yang berupa: dorongan untuk memenuhi makanan, dorongan untuk mempertahannkan dirinya dari bahaya yang akan mengancamnya dan dorongan untuk melangsungkan keturunannya. Setiap manusia dengan hati nuraninya sesungguhnya memiliki kepekaan sosial. Manusia memiliki perasaan dan emosi yang mudah trenyuh, terharu, prihatin dan sebagainya, bila melihat sekelilingnya membutuhkan bantuan atau pertolongan. Persoalannya, tidak semua perasaan trenyuh melihat penderitaan atau kekurangan di sekitar kita. Empati itu lebih banyak dilokalisasi pada partisipasi pribadi. Seseorang mengetahui penderitaan orang lain maupun merasa pihatin terhadap sebuah masalah sosial yang diketahui langsung maupun lewat media, namun keprihatinan hanya ter-

3 simpan dalam hati karena berbagai alasan ketidak mampuan, jarak dan waktu atau alasan situasi lainnya. Realita dalam masyarakat tepatnya di kota Padang yang dahulunya memaknai kebersamaan dalam bergotong royong kini sudah sulit ditemui. Pemuda dan masyarakat lainya disibukan dengan kepentingan sendiri. Ada yang duduk-duduk santai dirumah tidak mau ikut berpartisipasi dalam bermasyarakat dan pergi entah kemana sesuai dengan kepentingan mereka sendiri. Kehidupan serta interaksi sosial yang biasanya sangat terasa ketika waktu sore datang dan hari minggu tiba kini telah tidak terlihat lagi (Kompas, 2012). Sangat disayangkan kemajuan pendidikan di Indonesia hanya demi memajukan pola pemikiran yang akan berorientasi untuk prospek dunia kerja, bukanlah untuk mendidik moral dan kepribadian yang peka terhadap gejala-gejala sosial yang timbul utamanya dalam pemberdayaan kualitas intelektual di segi ilmu umum saja tapi tidak dari segi agama. Sebagaimana dilihat pada saat ini banyak kaum intelektual yang lahir dibangsa ini dahulunya dididik untuk memperkaya ilmu tapi dalam kenyataanya, orang-orang tersebut memperkaya hati sehingga minimnya kepekaaan terhadap sosial dan budaya. Kepekaan tersebut berimbas pada jalan korupsi karena tidak ada kepedulian dari orang-orang intelektual. Orang-orang tersebut hanya ingin mem-perkaya diri sendiri tanpa memperhitungkan hak-hak orang lain yang mereka ambil. Keterkaitan karakter kepedulian sosial dengan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) tercermin dalam Standar Kompetensi kelas X dalam materi peran serta dalam upaya pemajuan penghormatan dan perlindungan

4 Hak Asasi Manusia (HAM), terdapat pada Kompetensi Dasar menganalisis upaya pemajuan peng-hormatan dan penegakan HAM, menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan penghormatan dan penegakan HAM di Indonesia dan mendiskripsikan instrumen hukum dan peradilan internasional HAM. Diharapkan nilai budaya dan karakter yang akan ditanamkan oleh siswa khususnya tentang karakter kepedulian sosial antara lain seperti: toleransi, peduli lingkungan, peduli sosial. Masyarakat Merapi bermukim di daerah yang jauh dari kota dan daerah rawan bencana. Bencana yang sering terjadi seperti tanah longsor, erupsi Gunung Merapi dan angin puting beliung saat musim hujan datang. Adanya bencana tersebut menjadikan masyarakat lereng Merapi selalu siap siaga untuk membantu apabila ada korban saat bencana terjadi. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas hal ini mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian mengenai Implementasi Karakter Kepedulian Sosial pada Masyarakat Lereng Merapi Studi Kasus pada Komunitas Lereng Merapi di Desa Jrakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. B. Rumusan Masalah Permasalahan yang terkait dengan judul di atas, sangat luas sehingga tidak mungkin semua permasalahan dapat terselesaikan, karena itu perlu pembatasan masalah dan fokus masalah sehingga yang diteliti lebih jelas dan perlu adanya peran masyarakat dalam mengimplementasikan karakter kepedulian sosial. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut:

5 1. Bagaimana profil komunitas masyarakat lereng Merapi di Desa Jrakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali? 2. Bagaimana pelaksanaan implementasi karakter kepedulian sosial pada komunitas masyarakat lereng Merapi di Desa Jrakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali? 3. Faktor-faktor apa yang menghambat implementasi kepedulian sosial pada komunitas masyarakat lereng Merapi di Desa Jrakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali? 4. Bagaimana solusi untuk mengatasi implementasi karakter kepedulian sosial pada komunitas masyarakat lereng Merapi di Desa Jrakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali? C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan titik puncak untuk merealisasikan aktivitas yang akan dilaksanakan sehingga dapat dirumuskan secara jelas. Dalam penelitian ini, perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang akan diteliti sehingga akan dapat bekerja secara terarah dalam mancari data sampai langkah pemecahan masalahnya. Berdasarkan masalah yang dirumuskan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan khusus Untuk mendiskripsikan implementasi karakter kepedulian sosial pada komunitas masyarakat lereng Merapi di Desa Jrakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.

6 2. Tujuan umum a. Untuk mendiskripsikan profil komunitas masyarakat lereng Merapi di Desa Jrakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. b. Untuk mendiskripsikan pelaksanaan implementasi karakter kepedulian sosial pada komunitas masyarakat lereng Merapi di Desa Jrakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. c. Untuk mendiskripsikan Faktor-faktor yang menghambat implementasi kepedulian sosial pada komunitas masyarakat lereng Merapi di Desa Jrakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. d. Untuk mendiskripsikan solusi untuk mengatasi implementasi karakter kepedulian sosial pada komunitas masyarakat lereng Merapi di Desa Jrakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Untuk mengembangkan konsep karakter dalam implementasi karakter kepedulian sosial dalam kegiatan komunitas masyarakat. b. Menambah khasanah teoritis tentang implementasi karakter kepedulian sosial pada kegiatan komunitas masyarakat lereng Merapi di Desa Jrakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan pedoman untuk penelitian berikutnya yang sejenis.

7 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi komunitas masyarakat 1) Untuk dijadikan contoh karakter bagi komunitas masyarakat yang lain. 2) Untuk menambah tingkat solidaritas di antara komunitas masyarakat yang lain. 3) Untuk memecahkan masalah mengenai implementasi karakter kepedulian sosial yang berkaitan dengan kegiatan komunitas masyarakat. b. Manfaat bagi peneliti 1) Semakin termotivasi untuk saling membantu sesama masyarakat. 2) Termotivasi untuk mengimplementasikan karakter kepedulian sosial dalam kehidupan sehari-hari. 3) Menambah pengalaman peneliti terhadap karakter kepedulian sosial pada suatu komunitas masyarakat. c. Manfaat bagi masyarakat 1) Semakin termotivasi untuk masyarakat agar peka pada keadaan sekitar. 2) Termotivasi untuk mengimplementasikan kepedulian pada masyarakat sekitar. E. Daftar Istilah Daftar istilah menurut Maryadi dkk. (2010:11), adalah suatu penjelasan istilah-istilah yang terdapat dalam kata-kata kunci yang ada pada judul penelitian. Adapun istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

8 1. Karakter Karakter adalah Karakter yang kuat merupakan sandangan fundamental (mendasar) yang memberikan kemampuan pada sekumpulan manusia untuk hidup bersama dalam kedamaian. Akar dari semua tindakan, tingkah laku maupun perbuatan yang buruk tergantung atau terletak pada hilangnya karakter seseorang. Sebab karakter merupakan cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, dangsa dan negara (Samani dan Hariyanto, 2011:41). 2. Kepedulian Sosial adalah: Menurut Triatmini (2011), mengatakan bahwa pengertian kepedulian sosial Kata peduli berarti meperhatikan atau menghiraukan sesuatu. Kepedulian berarti sikap meperhatikan sesuatu. Dengan demikian kepedulian sosial bererti sikap memperhatikan atau menghiraukan urusan orang lain (sesama anggota masyarakat). Kepedulian yang dimaksud bukanlah untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih pada membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi orang lain dengan tujuan kebaikan dan perdamaian. 3. Masyarakat Lereng Merapi Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama dan mendiami suatu wilayah (Majid:2008). Jadi masyarakat lerang merapi adalah sekelompok manusia yang mendiami lereng gunung merapi dan saling menjalin komunikasi dan mempuyai kepentingan yang sama