BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai. Setiap perusahaan tentunya menginginkan tingkat efektivitas yang baik bagi jalannya kinerja perusahaannya. Dengan baiknya tingkat efektifitas yang dilakukan perusahaan, perusahaan dapat menyimpulkan tingkat kinerjanya berjalan dengan baik. Tingkat efektivitas tidak hanya digunakan di perusahaan profit saja namun juga digunakan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dalam mengukur kinerjanya dalam membangun masyarakat yang mandiri. Badan Keswadayaan Masyarakat adalah lembaga organisasi masyarakat masyarakat desa, yang berbentuk paguyuban, yang memiliki kewajiban dan tanggung jawab atas pengembangan keswadayaan masyarakat dalam rangka memperbaiki kesejahteraan, melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM.MP). Program ini bertujuan untuk membangun masyarakat yang mandiri dan menekan angka kemiskinan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. PNPM Mandiri Perkotan tersebut nantinya akan disalurkan kepada masyarakat melalui program Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). BLM tersebut diberikan kepada masyarakat guna membiayai kegiatan yang telah disepakati dan direncanakan masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu 1
sendiri. Dana tersebut nantinya akan diberikan melalui dana pinjaman bergulir oleh BKM dengan SOP dan pengelolaan yang berlaku di setiap BKM. Dana pinjaman bergulir adalah pinjaman yang berasal dari modal simultan Dana BLM yang disalurkan oleh Unit Pengelola Keuangan. Dana pinjaman bergulir tersebut nantinya akan diberikan kepada masyarakat miskin di desa atau kelurahan dengan dibentuk Kelompok Swadaya Masyarakat yang telah diseleksi dan memenuhi syarat yang ditetapkan dalam rapat BKM dan telah memenuhi kriteria kelayakan KSM. Sebelum sampai pada KSM, dana tersebut disalurkan melalui Unit Pengelola Keuangan (UPK) yang merupakan bagian dari BKM. Unit Pengelola Keuangan berperan dalam pengelolaan pinjaman bergulir dana PNPM yang nantinya akan disalurkan kepada masyarakat yang telah memenuhi kriteria kelayakan untuk melakukan pinjaman. Keberhasilan dan keberlanjutan upaya pemberdayaan masyarakat ditentukan pada tiga hal, yang pertama, efektivitas pendampingan KSM. Kedua, efektivitas pendampingan kelompok, dan yang terakhir adalah kesiapan Unit Pengelola Keuangan untuk bermitra (Giantari, 2015). Efektivitas Kelompok Swadaya Masyarakat dapat dihitung dengan Rasio Profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan perusahaan dalam mencari keuntungan (Kasmir, 2011). Dengan dilakukannya perbandingan sebelum dan sesudah mendapat bantuan dana bergulir. Dalam pengelolaan dana bergulir, Unit Pengelola Keuangan menggunakan idikator rasio keuangan LAR, PAR, RR, ROI, dan CCr. Laba Badan Keswadayaan 2
Masyarakat nantinya akan bermanfaat pada desa itu sendiri yaitu dengan pembangunan sarana dan prasarana, kegiatan pelatihan, dan lain-lain karena dari laba pinjaman bergulir, Unit Pengelola Lingkungan akan membagi keuntungan tersebut dengan presentase yang telah ditetapkan oleh BKM. Pembagian keuntungan tersebut antara lain akan dibagikan untuk Biaya Operasi Perusahaan (BOP), biaya pemupukan modal, Unit Pengelola Lingkungan, dan Unit pengelola Sosial Badan Keswadayaan Masyarakat Bina Sejahtera desa Pendowoharjo kecamatan Bantul adalah salah satu BKM yang terdapat di kabupaten Bantul. Sama dengan BKM-BKM lain, BKM Bina Sejahtera ini juga melaksanakan jasa pinjaman bergulir bagi KSM-KSM yang berada di desa Pendowoharjo yang memenuhi syarat untuk melakukan pinjaman. BKM melaksanakan jasa pinjaman bergulir atas dasar kepercayaan kepada masyarakat dan untuk mengukur tingkat kemandirian BKM itu sendiri apabila pinjaman bergulir tersebut dapat dikembalikan sesuai dan memiliki tingkat pengembalian yang tinggi. Dalam hal ini BKM Bina Sejahtera memiliki pinjaman macet yang dapat dikatakan jumlahnya besar dan bersifat material. Pinjaman macet tersebut hingga tahun 2014 adalah sebesar Rp 225.389.950,00 dari total pinjaman adalah sebesar Rp 730.353.550,00. Dalam hal ini, tingkat pengembalian pinjaman pada BKM Bina Sejahtera belum maksimal karena dilihat dari pinjaman yang macet yang masih relatif besar. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap kinerja BKM yang belum optimal. Pada BKM itu sendiri juga ditetapkan standar 3
perhitungan efektivitas pengembalian pinjamannya dengan berbagai rasio khususnya Repayment Rate. Repayment rate tersebut berguna untuk mengukur tingkat pengembalian pinjaman dana bergulir KSM pada BKM. Semakin tinggi tingkat RR, maka semakin efektif pula tingkat pengembalian pinjaman bergulir tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat RR pada BKM, maka semakin rendah pula tingkat efektivitas yang dicapai BKM. Apabila kinerja yang dicapai BKM Bina Sejahtera telah efektif, maka BKM dapat dikatakan mandiri karena dapat mengolah dan mengalokasikan dana yang diberikan dengan tepat sasaran. Lembaga perbankan dengan BKM juga memiliki kesamaan dalam jasa pinjamannya. Didalam lembaga perbankan, pinjaman adalah hal yang sangat penting dikarenakan aset utama perbankan disalurkan kepada debitur. Efektivitas adalah hal yang sangat penting karena hal tersebut merupakan ukuran suatu badan atau lembaga dalam mengukur tingkat kinerjanya dan berkaitan langsung terhadap jalannya suatu usaha. Apabila efektivitas BKM dibandingkan dengan tingkat pencapaian atau efektivitas lembaga perbankan dengan rasio solvabilitasnya, khususnya pada rasio CAR. CAR dalam lembaga perbankan merupakan rasio untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menghapuskan perkreditan. Berdasarkan standar yang disahkan Bank Indonesia, besarnya CAR yang harus dicapai oleh suatu bank minimal 8%. Apabila suatu bank memiliki tingkat CAR kurang dari 8%, maka dapat dikatakan bank tersebut tidak sehat. Hal serupa juga merupakan hal yang terjadi pada BKM, BKM juga memiliki tingkat 4
atau presentase untuk mengukur efektivitas khususnya pada pengembalian pinjaman bergulir yang mempengaruhi kesehatan BKM. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul EFEKTIVITAS PENGEMBALIAN PINJAMAN BERGULIR DANA PNPM MANDIRI PERKOTAAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT BINA SEJAHTERA PENDOWOHARJO KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini ialah: Bagaimana efektivitas pengembalian pinjaman bergulir di BKM Bina Sejahtera Pendowoharjo Bantul dengan rasio RR, LAR, PAR pada tahun 2014? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dari pembuatan tugas akhir ini adalah: Efektivitas pengembalian dana bergulir dengan Repayment Rate (RR), Loan At Risk (LAR), Portofolio At Risk (PAR). 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dari pembuatan tugas akhir ini adalah: 5
Untuk mengetahui efektivitas pengembalian pinjaman bergulir BKM Bina Sejahtera pada tahun 2014. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoristis Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi konseptual bagi perkembangan ilmu ekonomi khususnya dalam pemberian dan pencairan kredit dan sebagai penerapan dari teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dan untuk perbandingan dengan yang dialami di dunia nyata. 2. Manfaat praktis a. Bagi BKM Bina Sejahtera Sebagai masukan bagi pengelola BKM untuk mengetahui tingkat efisiensi serta efektifitas perkembangan BKM yang berguna bagi kelangsungan BKM pada masa yang akan datang. b. Bagi penulis Untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai tingkat efektivitas BKM yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta untuk dapat memenuhi persyaratan kelulusan untuk memperoleh gelar Ahli Madya. c. Bagi pembaca Memberikan referensi pembaca untuk diaplikasikan dengan kehidupan sehari-hari. 6
1.6 Kerangka Pikir Pinjaman bergulir adalah pinjaman yang diberikan kepada masyarakat miskin yang disalurkan pemerintah dalam program PNPM Mandiri Perkotaan. Program ini memiliki tujuan yang utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membentuk masyarakat mandiri guna dapat memenuhi kebutuhannya. Pinjaman bergulir nantinya diberikan kepada masyarakat miskin di desa atau kecamatan guna untuk memupuk kelangsungan usaha yang telah dimiliki warganya. Keefektivan pengembalian pinjaman bergulir nantinya dapat diukur menggunakan rasio RR. Hal tersebut dapat digambarkan dalam kerangka pikir sebagai berikut: Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian 7
1.7 Sistematika Penulisan Tugas akhir ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: 1. BAB I :PENDAHULUAN Pendahuluan ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. 2. BAB II :Gambaran Umum Penulisan Dalam bab ini akan dijelaskan gambaran umum perusahaan secara singkat, kondisi umum, tinjauan pustaka, metodologi, dan analisis data. 3. BAB III : Analisis dan Pembahasan Bab ini membahas hasil dari analisis tugas akhir termasuk di dalamnya berisi gambar hasil analisis dan pembahasan mengenai hasil yang didapatkan. 4. BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab terakhir ini yang akan disajikan ialah kesimpulan dari tugas akhir dan saran berdasarkan kesimpulan penulisan. 8