BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas. kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu bank untuk periode waktu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karena itu pengelolaan kas sangat penting bagi suatu bank. Kegiatan yang

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Abstract. kinerja perusahaan guna pengambilan keputusan yang tepat oleh pihak internal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL PRAKTIKUM PERANGGARAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan-perusahaan dihadapkan pada fenomena di mana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi sekarang ini, perkembangan teknologi dan ilmu

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap laporan keuangan sangat bermanfaat untuk dapat mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba dari setiap kegiatannya sekaligus meningkatkan kualitas dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

bentuk pertangungjawaban manajemen atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan selama suatu periode tertentu kepada pihak-pihak yang

PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT. PLN (Persero) JAWA BARAT SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Informasi tentang kinerja keuangan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, peternakan, perumahan, kaeuangan dan usaha-usaha lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang sampai saat ini masih berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitiaan. Setiap perusahaan yang didirikan dalam menjalankan kegiatan usahanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

Transkripsi:

7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas Pengertian anggaran yang dikemukakan para ahli pada dasarnya sama yaitu merupakan suatu rencana yang menyatakan dalam bentuk tertulis mengenai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu bank untuk periode waktu tertentu. Periode yang biasanya digunakan oleh bank dalam penyusunan anggaran umumnya tidak lebih dari satu tahun, hal ini dikarenakan bank sering dihadapkan pada unsur ketidakpastian. Definisi anggaran banyak yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi di antaranya yang dikemukakan oleh Darsono (2010:02) sebagai berikut : Anggaran adalah rencana tentang kegiatan bank yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dana sasaran suatu organisasi, pada umumnya disusun secara tertulis. Pengertian serupa tentang anggaran dikemukakan oleh Gleen A. Welsch, Ronald W. Hilton, dan Paul N. Gordon yang dalam Purwatiningsih dan Maudy Warouw (2010:1), sebagai berikut : Anggaran adalah suatu pendekatan yang sistematis dan formal untuk tercapainya pelaksanaan fungsi perencanaan sebagai alat membantu pelaksanaan tanggung jawab manajemen.

8 Pengertian anggaran juga dikemukakan oleh M. Munandar (2009:1) yaitu suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan bank yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu rencana manajemen mengenai perolehan dan penggunaan sumber daya bank yang dinyatakan secara formal dan terperinci dalam bentuk kuantitatif dan dalam suatu periode tertentu. Anggaran termasuk juga serangkaian tindakan antisipasi untuk menyesuaikan keadaan di masa mendatang dengan rencana yang telah ditetapkan, karena itu anggaran juga dipakai sebagai alat koordinasi dan implementasi antara rencana awal dengan aktivitas yang sedang berlangsung. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Menurut Gleen A. Welsch, Ronald W. Hilton, dan Paul N. Gordon dalam Purwatiningsih dan Maudy Warouw (2010:378), tujuan penyusunan anggaran kas antara lain untuk : 1. Memberikan taksiran posisi kas pada setiap akhir periode sebagai hasil dari operasi yang dijalankan. 2. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya. 3. Menentukan kebutuhan pembiayaan dan atau kelebihan kas menganggur untuk investasi. 4. Menyelaraskan kas dengan total modal kerja, pendapatan penjualan, biaya, investasi, hutang. 5. Menetapkan dasar yang sehat untuk pemantauan posisi kas secara terus menerus.

9 Sementara menurut Maryono S. U dan D. Agus Harjito (2007:212) tujuan anggaran kas sebagai berikut : 1. Membuat taksiran posisi kas pada setiap akhir periode sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan baik periode bulanan maupun tahunan. 2. Mengetahui adanya kelebihan atau kekurangan kas yang terjadi pada periode tertentu. 3. Merencanakan besarnya kas untuk menutup kekurangan atau defisit yang terjadi, yang dapat digunakan untuk melakukan investasi. 4. Menentukan besarnya kas untu pembayaran hutang dan kelebihan kas yang dapat digunakan untuk melakukan investasi. 5. Mengetahui waktu kapan suatu pinjaman atau kewajiban lainnya yang harus dibayar. Dengan demikian perencanaan anggaran kas akan menunjukkan : 1. Kebutuhan untuk membiayai kekurangan kas yang mungkin terjadi atau 2. Kebutuhan terhadap perencanaan investasi yaitu untuk menanamkan kelebihan uang pada penggunaan yang menguntungkan. 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas Agar suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran yang termuat di dalamnya harus cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menyusun anggaran kas. Menurut pendapat Munandar (2009:54) terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan di dalam menyusun anggaran kas yaitu sebagai : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas adalah : a. Budget penjualan. b. Keadaan pesaing di pasar. c. Posisi perusahaan dalam persaingan. d. Syarat pembayaran. e. Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang. f. Budget perubahan aktiva tetap.

10 g. Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas dari sumber lain-lain (non operating). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas antara lain : a. Budget pembelian bahan mentah. b. Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar. c. Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah. d. Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh supplier bahan mentah. e. Budget upah tenaga kerja langsung. f. Budget biaya pabrik tidak langsung. g. Budget biaya administrasi. h. Budget perusahaan aktiva tetap. i. Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan lain-lain. 3. Pengertian Likuiditas dan Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan sukses atau gagalnya suatu bank. Penyediaan kebutuhan uang tunai untuk memenuhi kewajiban jangka pendek menentukan sampai sejauh mana bank itu menanggung resiko atau kemampuan suatu bank untuk mendapatkan kas atau kemampuannya merealisasikan aktiva non kas menjadi kas. Dengan mengukur likuiditas dapatlah diketahui berapa banyak uang tunai yang dimiliki atau dapat dicapainya uang tunai dengan jalan menjual kekayaannya. Secara umum likuiditas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang meliputi perkiraan secara terus menerus akan kebutuhan kas langsung yang diperlukan dari bank, perkiraan atau kebutuhan kas jangka pendek serta perkiraan kas jangka panjang. Menurut Lukman Syamsudin (2009:41) mengatakan bahwa : Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan bank untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Sofyan Syafri

11 Harahap (2009:301) Likuiditas adalah menggambarkan kemampuan bank untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Pengertian likuiditas menurut Bambang Riyanto (2008:27), menyebutkan bahwa : Untuk mendapatkan kepastian yang lebih besar seringlah kita mengukur tingkat likuiditas suatu bank selain dengan menggunakan rasio current ratio, tetapi dilengkapi dengan menggunakan acid test-ratio, cash ratio dan working capital to asset ratio sebagai alat ukurnya. Tingkat likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemungkinan kemampuan bank untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia, likuiditas tidak hanya berkenaan dengan kemampuannya untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas. Bank yang mampu memenuhi kewajiban secara tepat waktu artinya bank dalam keadaan likuid dan bank tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar dari hutang lancarnya. Jadi dengan melihat likuiditas suatu bank, pihak kreditur dengan bank dapat menilai baik buruknya bank tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi bank untuk dapat mempertahankan likuiditasnya. Rasio likuiditas adalah alat analisis laporan keuangan yang dapat memberikan jalan keluar dan menggambarkan symptom (gejala-gejala yang tampak) suatu keadaan. Dalam hubungannya dengan keputusan yang diambil oleh bank, analisis rasio bertujuan untuk menilai efektivitas keputusan yang telah diambil oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas bank yang kemudian dapat memberikan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan bank. Tidak hanya

12 bank dan para kreditur jangka pendek saja yang tertarik terhadap angka-angka rasio modal kerja (likuiditas), yaitu rasio yang digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam bank, juga penting bagi kreditur jangka panjang dan pemegang saham yang akhirnya atau setidak-tidaknya ingin mengetahui prospek dari dividen dan pembayaran bunga di masa yang akan datang. Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston dalam Dodo Suharto dan Herman Wibowo (2010:79) : Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Menurut Munawir (2007:71) pengertian rasio likuiditas adalah : Rasio yang digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam bank. Untuk menilai posisi keuangan jangka pendek (likuiditas) berikut ini diberikan beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menginterpretasikan data tersebut yaitu : a. Rasio Lancar (Current Ratio) Current ratio merupakan rasio yang membandingkan antara jumlah seluruh aktiva lancar yang meliputi kas, piutang dan persediaan dengan seluruh jumlah hutang lancar (ternasuk di dalamnya hutang jangka panjang yang jatuh tempo). Current ratio ini merupakan ukuran yang menunjukan kesanggupan bagi bank untuk membayar seluruh hutangnya yang jatuh tempo.

13 Menurut Lukman Syamsudin (2009:43), mengartikan Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan : satu rasio finansial yang sering digunakan. Current Ratio adalah Perbandingan antara jumlah aktiva lancar (current asset) dengan hutang lancar (current liabilities). Menurut Mamduh M. Hanafi & Abdul Halim (2009:77), mengartikan rasio lancar yaitu : Rasio yang mengukur kemampuan bank memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). Bambang Riyanto (2008:26) menyebutkan pengertian Current ratio sebagai berikut : Current ratio ini merupakan ukuran berharga untuk mengukur kesanggupan bank untuk memenuhi current obligationnya. Rasio Lancar (Current Ratio) adalah perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Rumus Current ratio (Bambang Riyanto,2008:332) : Current Ratio = Aktiva Lancar Hutang Lancar Rasio ini menunjukan besarnya kas yang dimiliki bank ditambah aset-aset yang bisa berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun, relatif terhadap besarnya hutang-hutang yang jatuh tempo dalam jangka waktu dekat, pada tanggal tertentu seperti tercantum pada neraca. Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin

14 tinggi kemampuan bank menutupi kewajiban jangka pendek. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk persentasi. b. Rasio Cepat (Quick Ratio/ Acid Test Ratio) Rasio ini juga digunakan untuk mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo. Namun pada rasio ini, ukuran kemampuan membayar yang ditunjukkan lebih realistis dibanding current ratio, karena pada quick ratio tidak seluruh aktiva lancar turut diperhitungkan, yakni dengan menyisihkan elemen persediaan barang lebih dahulu kemudian diperbandingkan dengan total hutang lancar. Rasio cepat ini menggunakan aset-aset yang akan berubah menjadi kas dengan lebih cepat. Karena persediaan dianggap sebagai aktiva lancar yang paling lama untuk berubah menjadi kas, persediaan dikeluarkan dari angka yang dibagi dalam perhitungan rasio lancar. Lukman Syamsudin (2009:45), mengartikan Rasio Cepat (Quick Ratio) adalah : Perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Pengertian Quick Ratio menurut Mamduh M.Hanafi & Abdul Halim (2009:204) yaitu : Quick Ratio sering juga disebut Acid-test Ratio, rasio ini menggunakan aset-aset yang akan berubah menjadi kas dengan lebih cepat. Karena persediaan dianggap sebagai aktiva lancar yang paling lama untuk berubah menjadi kas, maka dalam perhitungan Quick ratio persediaan dikeluarkan dari angka yang dibagi (numerator). Menurut Bambang Riyanto (2001:27) menyebutkan Quick ratio adalah Elemen persediaan barang (Inventory) tidak diperhitungkan, karena inventory dipandang sebagai aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah dan lagi pula

15 yang paling sering mengalami fluktuasi harga. Quick Ratio adalah perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar setelah dikurangi persediaan. Rumus Quick Ratio (Bambang Riyanto,2008:333) : Quick Ratio = Aktiva Lancar - Persediaan Hutang Lancar Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar, semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid-test Ratio. c. Rasio Kas (Cash Ratio) Cash Ratio menunjukkan kemampuan suatu bank untuk membayar hutang bank yang harus segera terpenuhi dengan kas yang tersedia dalam bank dan efek yang dapat segera diuangkan. Rasio ini hanya memperhitungkan elemen-elemen aktiva lancar lain yang benar-benar dapat direalisasi secepatnya menjadi uang kas. Uang kas disini yang dimaksud adalah uang kas yang ada pada bank maupun uang kas yang disimpan di bank. Menurut Lukman Syamsudin (2009:46), mengartikan Rasio Kas (Cash Ratio) adalah : perbandingan antara kas dengan total utang lancar atau dapat juga dihitung dengan mengikutsertakan surat-surat berharga. Cash Ratio menurut Mamduh M. Hanafi & Abdul Halim (2009:204) yaitu : perbandingan aliran kas dalam suatu periode dibagi rata-rata hutang lancar pada periode tersebut.

16 Cash Ratio adalah perbandingan antara kas dengan hutang lancar. Kas dan surat-surat berharga merupakan alat likuid yang paling dipercaya. Rasio kas juga menunjukkan kemampuan bank untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan surat-surat berharga yang dapat segera diuangkan. Rumus Cash Ratio (Bambang Riyanto, 2008:333) Cash Ratio = Efek + Kas Hutang Lancar Bertambah tinggi Cash Ratio berarti jumlah uang tunai yamg tersedia makin besar sehingga pelunasan utang pada saatnya tidak akan mengalami kesulitan tetapi bila terlalu tinggi akan mengurangi potensi untuk mempertinggi Rate Of Return. 4. Pengaruh Anggaran Kas Terhadap Tingkat Likuiditas Anggaran kas yang disusun oleh bank dalam suatu periode mempunyai peranan besar dalam menentukan kelancaran kegiatan bank antara lain kegiatan yang berhubungan dengan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi. Anggaran kas mampu merumuskan strategi dan kebijakan yang tepat dalam memenuhi kewajiban lancar suatu bank dengan segera dalam dua atau lebih periode di masa yang akan datang. Likuiditas bank dapat di maksudkan sebagai perbandingan antara jumlah uang tunai dengan aktiva lain yang dapat dipersamakan dengan uang tunai di satu pihak dengan jumlah hutang lancar atau pengeluaran-pengeluaran untuk menyelenggarakan kegiatan bank di lain pihak.

17 Tujuan bank dapat dicapai secara efisien dan efektif dengan diterapkan prinsip manajemen yang sehat dan baik. Hal ini berlaku pula manajemen kas sebagai bagian dari manajemen bank salah satu usaha yang dilakukan sehubungan dengan itu adalah menerapkan manajemen kas. Sebagai salah satu alat manajemen kas, anggaran kas dapat menyediakan informasi yang sangat dibutuhkan oleh manajemen keuangan dalam menentukan tingkat likuiditas bank. Informasiinformasi tersebut meliputi seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran serta posisi kas pada saat tertentu, sehingga dapat diperkirakan adanya surplus atau defisit serta jumlah dana saat hal itu terjadi. Efisiensi anggaran kas dapat dilihat dari pola cash inflow (cash receipt) dan cash outflow (cash disbursement) yang terjadi dalam bank. Apabila cash inflow telah seimbang dapat diramalkan dengan derajat ketetapan yang cukup tinggi maka saldo kas dapat ditentukan sampai tingkat yang optimal. Seimbangnya arus penerimaan dan pengeluaran didasari oleh kebijakan-kebijakan yang dianut bank dalam mengelola arus kasnya, baik terhadap pelanggan sebagai sumber utama bank maupun terhadap lembaga atau organisasi di mana bank membayarkan kewajiban kasnya, bank menentukan metode apa yang akan digunakan untuk menjamin terjadinya aliran kas yang tepat dalam hal waktu maupun kuantitasnya sesuai dengan kebijakan yang telah disepakati. Terhadap peramalan arus kas yang dinyatakan dalam anggaran kas akan memberikan gambaran bagi pihak pengambil keputusan mengenai prospek persediaan dana kas atas bank di masa mendatang.

18 Dalam rangka mewujudkan apa yang menjadi tujuan dari bank, maka sebagai salah satu alat yang digunakan manajemen dalam menyusun perencanaan yang tepat serta pengendalian kas yang memadai tanpa harus menunggu bank berada dalam keadaan keuangan yang kritis adalah dengan melakukan penerapan anggaran kas di dalam bank. Untuk menjaga likuiditas, bank perlu membuat perkiraan atau estimasi mengenai aliran kas dalam bank yaitu dari saldo awal yang merupakan anggaran kas. Anggaran kas yang terdiri dari penerimaan kas dan pengeluaran kas akan diperoleh saldo akhir. Saldo akhir penerimaan dan pengeluaran kas tahun sekarang akan dijadikan pedoman untuk membuat anggaran untuk tahun yang akan datang. Apabila tingkat likuiditasnya yang dimiliki bank tersebut telah sesuai dengan target yang diharapkan, maka tujuan anggaran kas dalam mengukur tingkat likuiditas pun tercapai. B. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang digunakan penulis adalah sebagai dasar dalam penyusunan penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, sekaligus sebagai perbandingan dan gambaran yang dapat mendukung kegitan penelitian berikutnya yang sejenis.

19 Tabel II.1 Daftar Penelitian Terdahulu No Nama penelitian Judul penelitian Hasil penelitian 1. Ecatarina Febiola Annisa (2009) 2. Iswandi Sukartaatmadja (2007) 3. Nurul Hayati (2011) 4. Hanum Masayu (2012) Pengaruh Arus Kas operasi terhadap Likuiditas 2002-2006 PT. PLN (Persero) distribusi Jawa Barat dan Banten Pegaruh Arus Kas Operasi terhadap Laba Akuntansi terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham Emiten 2005 Sektor Keuangan di Bursa Efek Jakarta Pengaruh Angggaran Kas terhadap Likuditas pada Perusahaan telekomunikasi 2004-2009 terdaftar di BEI Pengaruh Arus Kas terhadap Likuiditas industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011 Arus Kas operasi berpengaruh terhadap tingkat likuditas PT. PLN (Persero) Arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap Likuiditas Saham Anggaran kas secara simultan berpengaruh terhadap tingkat likuditas tetapi secara parsial hanya arus kas dari aktivitas pendanaan saja yang berpengaruh terhadap likuiditas Arus kas dari aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan secara simultan berpengaruh terhadap likuiditas Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah ke-3 peneliti terdahulu menganalisis pengaruh arus kas terhadap tingkat likuiditas, sedangkan penelitian ini menganalisis pengaruh anggaran kas terhadap tingkat likuiditas.

20 C. Kerangka Konseptual Menurut Iskandar (2008:55) Kerangka konseptual adalah suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah penelitian yang menjelaskan tentang variabel-variabel hubungan antara variabel-variabel secara teoritis. Mengenai anggaran kas berpengaruh terhadap tingkat likuiditas dinyatakan dalam gambar sebagai berikut : Anggaran Kas (X) Tingkat likuiditas (Y) Gambar II.1 Kerangka konseptual D. Hipotesis Menurut Sugiyono (2010:93) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan kerangka konseptual maka hipotesis dari penelitian ini adalah : H0 : Anggaran kas tidak berpengaruh terhadap tingkat likuiditas pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Mandala Medan Asia Medan. H1 : Anggaran kas berpengaruh terhadap tingkat likuiditas pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Mandala Medan Asia Medan.