BAB V KESIMPULAN. timur China yang beribu kotakan di Taipei. Secara resmi memang banyak negara belum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ALASAN EKONOMI INDONESIA DALAM MELAKUKAN HUBUNGAN DAGANG DENGAN TAIWAN DI TENGAH KEBIJAKAN SATU CHINA

BAB II SEJARAH DAN PASANG SURUT HUBUNGAN INDONESIA TAIWAN. Dalam bab ini, berisi tentang sejarah dan pasang surut hubungan Indonesia Taiwan.

BAB I PENDAHULUAN. juga berarti bahwa kekayaan terkonsentrasi di bagian atas masyarakat (indonesiainvestments,

BAB IV KEPENTINGAN INDONESIA DALAM MEMBUKA HUBUNGAN DAGANG DENGAN TAIWAN. Indonesia Taiwan dilihat dari sisi kepentingannya dan dinilai dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. wilayah, hingga Sumber Daya Alamnya. Dilihat dari jumlah penduduknya, penduduk

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB III ONE CHINA POLICY DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HUBUNGAN INDONESIA TAIWAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

Analisis Perkembangan Industri

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

Indonesia-Maroko; Peluang Peningkatan Hubungan Bilateral melalui Kerjasama Ekonomi (533/M)

BAB I PENDAHULUAN. dicicil pada tahun Berdasarkan risalah Konferensi Meja Bundar, utang itu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1994 TENTANG PEMILIKAN SAHAM DALAM PERUSAHAAN YANG DIDIRIKAN DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL ASING

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

SISTEM EKONOMI INDONESIA

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

HUBUNGAN INDONESIA -- TIONGKOK BERKEMBANG PESAT...

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini sulit dikatakan bahwa suatu negara bisa hidup sendirian sepenuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah

PEREKONOMIAN INDONESIA

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

Kemandirian Ekonomi Nasional: Bagaimana Kita Membangunnya? Umar Juoro

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara sedang berkembang di kawasan

Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang artinya masih rentan terhadap pengaruh dari luar. Oleh karena itu perlu adanya fundasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan aspek yang sangat penting dalam. perekonomian setiap Negara di dunia. Tanpa adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan erat dengan pasar modal. Dengan adanya pasar modal,

Prospek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1994 TENTANG PEMILIKAN SAHAM DALAM PERUSAHAAN YANG DIDIRIKAN DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL ASING

I. PENDAHULUAN. yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Resensi Buku. Mas Wigrantoro Roes Setiyadi. Mahasiswa S3 Manajemen Strategi di Universitas Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Hubungan Internasional untuk memenuhi national interest nya masingmasing.

BAB 1 PENDAHULUAN. pandangan yang menyeluruh, sangat penting dilakukan. Sejak tahun ,

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. Keberlangsungan sebuah perusahaan ditentukan oleh berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis multidimensi yang berawal dari krisis ekonomi 1997 dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

: PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H

SURVEI PERSEPSI PASAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami

menurut nama Raja Spanyol pada waktu itu, Philipe II. Megelhaens meninggal dunia di

SURVEI PERSEPSI PASAR

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

I. PENDAHULUAN. pendapatan pajak, bea cukai, BUMN, dan Migas, pariwisata juga menjadi andalan. Kayu olahan 3.3% Karet olahan 9.0%

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN Taiwan merupakan salah satu negara yang memiliki pengaruh kuat di kawasan Asia. Negara yang memisahkan diri dan merdeka dari China ini merupakan sebuah pulau di sebelah timur China yang beribu kotakan di Taipei. Secara resmi memang banyak negara belum mengakui Taiwan sebagai suatu negara yang berdaulat karena China sendiri selalu melaksanakan One China Policy kepada negara-negara lain di dunia. Belum diakuinya Taiwan sebagai sebuah negara oleh sebagian besar negara lain di dunia merupakan kendala besar bagi Taiwan untuk menjalin hubungan diplomatik dan hubungan kerjasama yang lebih luas. Hal ini membuat banyak negara di berbagai belahan dunia hanya melakukan hubungan kerjasama dalam perdagangan, perekonomian, dan ketenaga kerjaan dengan Taiwan termasuk Indonesia. Hubungan negara Indonesia dan Taiwan memiliki hubungan yang terbilang unik. Keduanya tidak memiliki hubungan diplomatik, karena Indonesia menganut Kebijakan Satu China (One China Policy), tetapi kerjasama Indonesia - Taiwan berjalan relatif baik, bahkan menunjukkan banyak kemajuan. Kini Indonesia - Taiwan telah melakukan kerjasama dalam bidang ekonomi, perdagangan, pertanian, dan tenaga kerja hingga pendidikan. Indonesia sendiri telah memiliki hubungan kerjasama dengan Taiwan sejak tahun 1960. Namun Indonesia selalu berpegang teguh dengan prinsip One China Policy. Artinya, secara de jure Indonesia hanya menjalin hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat China (RRC). Indonesia tidak mengakui Taiwan sebagai sebuah negara yang berdaulat dan merdeka dari China. Hal ini dikarenakan Indonesia ingin tetap menjalin hubungan yang baik dengan pemerintah RRC (Republik Rakyat China) baik hubungan diplomatik maupun hubungan kerjasama ekonomi.

Taiwan merupakan mitra dagang Indonesia yang cukup diperhitungkan. Banyak sekali hubungan kerjasama perdagangan yang telah dijalin dengan Taiwan diberbagai bidang. Mulai dari bidang perdagangan dan perekonomian, investasi-investasi perusahaan Taiwan, ketenagakerjaan, pendidikan dan kepariwisataan. Kesemua aspek tersebut sangat menguntungkan baik bagi Indonesia maupun bagi Taiwan. Taiwan, namaresmi Republic of China (ROC), adalah negara yang paling padat penduduknya yang bukan anggota dari PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), dan salah satu dengan perekonomian terbesar.republik China (ROC) didirikan di daratan pada tahun 1912 setelah jatuhnya dinasti Qing.ROC (Republic of China) sebagai anggota pendiri PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), terus mewakili China di (Perserikatan Bangsa - Bangsa) PBB sampai tahun 1971. Namun ketika RRC (Republik Rakyat China) diasumsikan kursi China, sejak saat itu ROC (Republic of China) kehilangan keanggotaan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa)- nya. RRC (Republik Rakyat China) secara konsisten telah mengklaim kedaulatan atas Taiwan dan menegaskan ROC (Republic of China) adalah tidak sah. Di bawah Kebijakan Satu China, RRC (Republik Rakyat China) menolak hubungan diplomatik dengan negara yang mengakui (Republic of China) ROC. Hanya beberapa negara yang lebih kecil mengakui ROC (Republic of China) sebagai wakil tunggal hukum China. Tetapi banyak juga negara-negara lain yang mempertahankan hubungan tidak resmi melalui kantor perwakilan dan lembaga yang berfungsi sebagai de facto kedutaan dan konsulat. Indonesia setelah memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945 dan memenangkan pengakuan pada tahun 1949, Indonesia sempat mengakui Republik China antara periode 1949 sampai 1950.

Pada tahun 1950 Indonesia bergeser pengakuan resmi terhadap Republik Rakyat China dan memilih untuk Kebijakan Satu China. Indonesia seperti negara-negara lainnya tidak mempunyai hubungan diplomatik resmi dengan Republik Tiongkok. Namun hubungan Indonesia dengan Taiwan sudah terjalin sejak 1967. Tahun 1970Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Taipei secara resmi dibentuk.hubungan ekonomi menjadi salah satu misi utama KADIN (Kamar Dagang Indonesia) Taipei. Pemerintah Indonesia kemudian meningkatkan status KADIN (Kamar Dagang Indonesia) Taiwan menjadi Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taiwan pada tanggal 7 Juli 1994, dan KDEI (Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia) secara resmi dibina di bawah naungan Departemen Perdagangan. Sebelum ini, (Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia) KADIN masih berada di bawah binaan BAKIN (Badan Koordinasi Intelijen Negara). Status KDEI (Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia) adalah lembaga non-pemerintah yang bersifat ekonomi, namun melingkupi perdagangan dan imigrasi. Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) juga bertugas melindungi kepentingan warga negara Indonesia yang berdomisili di Taiwan, yang mayoritas berstatus tenaga kerja ataupun mahasiswa dan pelajar. Untuk menghadapi persaingan globalisasi, transparasi perdagangan dan pasar bebas, juga perubahan jaringan perdagangan yang kian cepat, maka dibentuklah sebuah organisasi, (Taiwan External Trade Development Council) TAITRA. TAITRA (Taiwan External Trade Development Council) adalah penggabungan organisasi masyarakat berbadan hukum di bawah naungan Biro Perdagangan Luar Negeri dengan tujuan membantu industri Taiwan memperluas perdagangan. Berharap dengan adanya TAITRA (Taiwan External Trade Development Council) akan semakin meningkatkan kemampuan pemasaran internasional dari berbagai sudut, memberikan layanan yang paling cepat dan efektif, secara continueberkerjasama dengan pengusaha untuk perkembangan ekonomi Taiwan yang stabil.

Kebijakan One China Policy yang dipegang Indonesia diakui menjadi salah satu sandungan dalam menjalin hubungan Taiwan dan Indonesia. Hubungan sensitif antara Indonesia Taiwan pun tergambar jelas oleh beberapa peristiwa belakangan ini. Seperti pada tahun 2010, KDEI(Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia) di Taiwan mendapatkan surat dari Food and Drugs Administration (FDA) Taiwan yang memberitahukan mie instan produk Indofood tidak sesuai persyaratan FDA (Food and Drugs Administration).Dalam kasus lain, bidang perdagangan menerima surat pemberitahuan dari Departemen Kesehatan Taiwan mengenai impor produk gula merah dan permen asal Indonesia yang tidak memenuhi persyaratan Departemen Kesehatan Taiwan karena mengandung bahan pemutih yang melebihi standar yang ditentukan dan pewarna buatan yang tidak diizinkan. Di tahun yang sama, 2010, hubungan antara Indonesia dan Taiwan tidak sebaik sebelumnya. Menurunnya hubungan secara drastis ini lebih kepada perilaku dan sikap Taiwan yang berada pada dilema antara persoalan geopolitik dan geoekonomi. Keseluruhan perilaku Taiwan berubah dengan menggunakan ancaman ekonomi untuk memperoleh keuntungan diplomasi. Gagalnya kunjungan pemimpin Taiwan Chen Sui Bien untuk maksud bisnis pada bulan desember tahun 2002 membuat pemerintahan Taiwan berencana melakukian Boikot Ekonomi dan Indonesia dikeluarkan dari daftar Negara tujuan investasi Taiwan. Tetapi hal semacam ini sangat sulit dilakukan dan mungkin hanya sebatas wacana dikarenakan sudah terlalu kuatnya pengaruh perekonomian Indonesia terhadap Taiwan. Banyaknya kerjasama dan investasi disegala bidang diantara keduanya menyebabkan hal semacam itu sangat sulit untuk dilakukan Taiwan dalam rangka memnggoyahkan kebijakan luar negeri yang dianut Indonesia yaitu One China Policy.Meskipun Indonesia Taiwan mengalami surplus, pemerintah Taiwan tetap konsisten akan meningkatkan jumlah investasi dan kunjungan wisata kedua negara.

Adapun sejarah awal mula One China Policy. Perginya orang-orang sosialis ke Taiwan tidak serta merta membuat kondisi perpolitikan di China membaik. Justru hubungan diplomatik diantara China dan Taiwan terus mengalami pergolakan. Sejak berpisah dari China, Taiwan sampai saat ini diakui sebagai suatu negara hanya oleh beberapa negara saja bahkan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) hanya mengakuinya sebagai provinsi dari negara China. Pemerintah China, lantas mengeluarkan kebijakan yang dinamakan One China Policy dimana kebijakan ini mengeluarkan bunyi yang isinya menujukkan bahwa hanya ada Satu China yang berdaulat. Jadi, keberadaan Taiwan merupakan bagian dari China dan tidak dianggap negara yang membentuk dirinya dia sendiri di luar China. Sehingga hubungan kerjasama atau diplomatik dengan China harus melalui satu pemerintahan saja dan hal ini harus setidaknya disetujui oleh negara yang ingin menjalin kerjasama dengan China. One China Policy membuat Taiwan harus tunduk pada kebijakan yang dibuat oleh pemerintah China. Namun, ternyata kebijakan ini mendapat reaksi negatif dari Taiwan. Mereka tidak menginginkan untuk bergabung ke dalam China di bawah satu pemerintahan. Taiwan menganggap bahwa daerahnya adalah negara yang berdaulat karena secara de facto, Taiwan sudah dapat dikatagorikan sebagai sebuah negara. Namun, reaksi dari Taiwan tidak serta merta membuat China harus membatalkan kebijakan yang telah dibuat. China malah membuat aturan main yang ketat bagi para negara yang ingin menjalin hubungan dipolmatik dengan China. Bahwa tidak boleh menjalin hubungan dengan Taiwan apabila negara lain ingin membangun hubungan diplomatik dengan China. Atau dalam kata lain, negara yang ingin bekerjasama dengan China harus mematuhi kebijakan One China Policy tersebut. Penerapan kebijakan luar negeri One China Policy merupakan langkah wajib yang tidak main-main untuk selalu menjaga hubungan baik dengan pemerintahan RRC (Republik Rakyat

China). One China Policymerupakan persyaratan untuk setiap entitas politik untuk membangun hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat China. Adapun implikasi One China Policy terhadap hubungan Indonesia Taiwan seperti kerjasama di bidang ekonomi dan perdagangan antara Indonesia Taiwan, kerjasama di bidang lain, adanya kebijakan Indonesia terhadap Taiwan,dan adanya kebijakan luar negeri Taiwan (Indonesia). Peningkatan kerjasama merupakan kebijakan luar negeri Indonesia terhadap Taiwan. Dalam kerjasama tersebut, Taiwan banyak melakukan investasi dan perdagangan dengan Indonesia, begitu pun sebaliknya. Hal tersebut menunjukan bahwa Taiwan merupakan mitra penting bagi Indonesia. Terdapat alasan-alasan yang menyebabkan Indonesia menjadikan Taiwan sebagai mitra pentingnya. Salah satu alasannya adalah Taiwan termasuk dari salah satunya Macan Asia. Melalui Taiwan yang memiliki peran penting dalam kasawan perekonomian Asia, Indonesia memanfaatkan hal tersebut melalui menarik perhatian investor asing Taiwan untuk berinvestasi di Indonesia. Sehingga kerjasama tersebut dapat memberikan keuntungan yang besar terhadap Indonesia. Adanya nilai yang cukup besar di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi, pendidikan serta Sumber Daya Manusia merupakan daya tarik tersendiri bagi kedua negara ini. Dan adanya nilai-nilai di atas, menjadikan dasar yang kuat untuk membangun persahabatan antara Taiwan dengan Indonesia. Taiwan merupakan mitra dagang terbesar ke-9 bagi Indonesia dan investor terbesar ke-10. Dan Indonesia sendiri menjadikan Taiwan sebagai negara partner kerjasama perdagangan yang sangat baik. Selain bidang perekonomian, masih banyak kerjasama dalam bidang lain yang

terjalin antara pemerintah Indonesia dan Taiwan. Salah satu bidang yang juga menguntungkan bagi Taiwan juga merupakan salah satu investor besar dari Asia di Indonesia. Saat ini, Taiwan mampu bersaing dengan negara-negara maju termasuk di bidang teknologi komunikasi dan produk-produknya. Hal ini dibuktikan dengan tingginya tingkat ekspor produk-produk unggulan Taiwan ke Indonesia. Produk-produk IT (Ilmu Teknologi) Taiwan seperti ponsel, komputer dan laptop unggulan mereka sudah banyak sekali dipasarkan di Indonesia. Selain itu juga banyak sekali produk-produk berupa mesin industri diekspor ke Indonesia. Seriusnya hubungan perekonomian antara Indonesia Taiwan tercermin dari adanya naik turun pada neraca investasi dan perdagangan dari tahun 2010 hingga tahun 2016. Meskipun adanya pasang surut atau naik turun pada neraca perdagangan dan investasi, tak menggoyahkan hubungan kerjasama Indonesia Taiwan yang tetap terjalin baik. Selama ini, di negara-negara berkembang seperti Indonesia, industrialisasi merupakan primadona dalam usaha pembangunan negaranya khususnya dari strategi perbaikan kondisi perekonomian.pergeseran kepemimpinan nasional dari Presiden Soekarno ke Jenderal Soeharto pada tahun 1966 membuka cakrawala baru bagi Indonesia dalam bidang ekonomi dan politik. Pada saat itu, kondisi ekonomi Indonesia sangat parah dimana kondisi ini ditandai dengan tingginya tingkat inflasi yang mencapai ratusan persen per tahun serta tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah (bahkan negatif), utang luar negeri yang menumpuk dan tidak bisa diangsur kembali dengan hasil ekspor yang nilainya hanya beberapa ratus dolar per tahun. Tahun 2005-2009 adalah masa pemulihan dan pengembangan industri setelah krisis. Revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi industri masih menjadi salah satu fokus pengembangan industri berkeunggulan kompetitif dengan pendekatan kluster. Taiwan External

Trade Development Council (TAITRA) memprediksi pada tahun ini (2017) Indonesia akan menjadi negara tujuan ketiga untuk produksi industri Taiwan setelah China dan Vietnam. Dengan adanya Taiwan melakukan investasi dengan membuka industrial di Indonesia, itu menandakan bahwa Taiwan telah melakukan bisnis Internasional bersama Indonesia. Tujuan utama bisnis internasional adalah akumulasi keuntungan sebesar-besarnya (optimum profit). Pemerintah Indonesia berusaha mewujudkan Indonesia sebagai negara industri yang tangguh pada tahun 2025, dan mengacu pada tiga misi utama industri nasional yaitu 1) pertumbuhan ekonomi di atas 7%, 2) peningkatan daya tarik investasi dan daya saing bangsa, dan 3) penciptaan lapangan kerja dan penurunan angka kemiskinan. Dalam dua dekade terakhir ini perlu diakui bahwa Indonesia mengalami perkembangan Industri yang cukup cepat. Stabilitas politik yang berdampak pada stabilitas ekonomi menjadi salah satu faktor pendorong. Hal ini berdampak tentunya pada semakin membaiknya iklim ekonomi di Indonesia. Perkembangan yang cukup terlihat saat ini adalah semaraknya perkembangan industri. Meskipun pertumbuhan industri cukup menggembirakan, ada konsekuensi yang harus dibayar yakni defisit dalam neraca perdagangan sektor industri. Jika pertumbuhan industri berbanding lurus dengan peningkatan impor bahan baku/penolong dan barang modal, hal ini sangat mengkhawatirkan karena industri manufaktur di dalam negeri Indonesia memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Taiwan ataupun negara lain. Indonesia tidak perlu anti impor, tetapi ketergantungan yang terlalu tinggi ini perlu dikurangi dengan mengandalkan sumber daya di dalam negeri. Menurut penulis, dengan Taiwan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi industrinya akan sangat menguntungkan Indonesia yang mana akan mengangkat perindustrian Indonesia

karena perusahaan Taiwan yang ingin berinvestasi di Indonesia jumlahnya akan semakin bertambah nantinya. Selain dapat mengangkat perindustrian Indonesia, investasi tersebut akan membantu memajukan perekonomian di kedua negara baik di Indonesia maupun di Taiwan. Lahan industri di Indonesia kini sudah banyak, serta kemudahan dalam mendapatkan suplai listrik dan juga biaya buruh di Indonesia memadai dengan adanya kebijakan pemerintah yang telah mengatur semua itu, karena telah dibuatnya UU ketenagakerjaan dan juga UU investasi asing dalam berbisnis di Indonesia.