BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Trombosit merupakan sel darah yang berperan penting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasien-pasien dengan penyakit hematologi atau onkologi yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat perdarahan pada pasien anak leukemia yang menjalani kemoterapi (Freireich,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Trombosit merupakan salah satu komponen penyusun

9/12/2014. Aktivasi. yang teraktivasi akan mengekspresikan P-Selectin (CD62P) yaitu suatu protein membran 140 kd yang berasal dari granula alfa.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahunnya, terkumpul sekitar 92 juta donasi. darah dari seluruh dunia. Rata-rata, 50% dari total

BAB 1 PENDAHULUAN. tetap terjadi perubahan dalam morfologi, biokimia, dan metabolik yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasien keganasan berisiko tinggi menderita anemia (Estrin, 1999). Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap tahun, berjuta-juta kehidupan manusia di bumi. terselamatkan oleh kegiatan transfusi darah.

BAB I PENDAHULUAN. perekrutan dan aktivasi trombosit serta pembentukan trombin dan fibrin 1. Proses

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI... ABSTRAK... ABSTRACK... v KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Hasil Uji Statistik Trombosit Range dengan. Perdarahan Kulit dan Perdarahan Mukosa 64

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan (WHO,2009). Terapi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesembilan di Amerika Serikat, sedangkan di seluruh dunia sirosis menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Intensive Care Unit (ICU) dengan rerata lima unit per pasien. Packed red cell

6. Untuk donor wanita : apakah anda saat ini sedang hamil? Jika Ya, kehamilan keberapa?...

BAB I PENDAHULUAN. beratnya komplikasi medis dan bahkan menyebabkan kematian. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur femur memiliki insiden berkisar dari 9,5-18,9 per per

I. PENDAHULUAN. selain kelainan vaskular ( Junaidi, 2011). Terdapat dua macam stroke,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak negara tropis dan subtropis. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Arti tuberkulosis. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic

Pengolahan komponen darah

Permintaan produk darah pada praktek

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan

TRANSFUSI DARAH. Maimun ZA. Laboratorium Patologi Klinik FKUB-RSSA Malang

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 75 ibu hamil dengan usia kehamilan antara 21

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepsis dan syok sepsis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di

BAB I PENDAHULUAN. Sel trombosit berbentuk discus dan beredar dalam sirkulasi darah tepi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Banyak pasien yang meninggal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan masih merupakan masalah besar. dalam bidang obstetri, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam Global Burden Disease Report, World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi hiperglikemia pada saat masuk ke rumah. sakit sering dijumpai pada pasien dengan infark miokard

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dua puluh empat subyek penelitian ini dilakukan secara consecutive

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. preparasi platelet-rich plasma (PRP) antara Metode Matsui-Tabata (2011) dengan

EFEK PRESTORAGE LEUKOREDUCED FILTRATION (PLF) TERHADAP KADAR CD62P PADA KONSENTRAT TROMBOSIT

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Pasien dengan penyakit ginjal kronik (PGK)mempunyai risiko lebih besar

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Tumbuhnya insidensi lesi yang terjadi pada tulang. rawan ditandai oleh peningkatan tajam dari individu

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronis (Chronic Kidney Disease / CKD) merupakan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kerusakan jaringan periodontal yang meliputi gingiva, tulang alveolar, ligamen

I. PENDAHULUAN. putih (leukosit). Eritrosit berperan dalam transpor oksigen dan. Sebagian dari sel-sel leukosit bersifat fagositik, yaitu memakan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembekuan darah yang diturunkan (herediter) secara sex-linked recessive pada

BAB I PENDAHULUAN. Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, terlihat adanya ketertarikan pada polypeptide growth factor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

ABSTRAK. Latar belakang dan tujuan penelitian: Anemia defisiensi besi (ADB) sering bersamaan dengan anemia penyakit kronis (APK) dan keduanya

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TRANSFUSI DARAH SEJARAH & PERKEMBANGANNYA SAAT INI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. pemeriksaan kultur darah menyebabkan klinisi lambat untuk memulai terapi

BAB V PEMBAHASAN. yang telah memenuhi jumlah minimal sampel sebanyak Derajat klinis dibagi menjadi 4 kategori.

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan

leukemia Kanker darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang disiapkan dari fresh frozen plasma (FFP) dengan mencairkannya secara

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Sirosis hati merupakan jalur akhir yang umum untuk histologis berbagai

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1,2,3. 4 United Nations Programme on HIV/AIDS melaporkan

I. PENDAHULUAN. berkembang. Berdasarkan data WHO (2010), setiap tahunya terdapat 10 juta

BAB I PENDAHULUAN. Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit. kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006).

Pendidikan Agama Katolik

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menempati urutan ketujuh penyebab kematian. Sekitar orang

BAB I PENDAHULUAN. kurang lebih 21 hari. Albumin mengisi 50% protein dalam darah dan menentukan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kandungan bahan tertentu. Faktor intrinsik diantaranya adalah penurunan

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru ( Tb Paru ) masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas walaupun perkembangan terapi sudah maju. Laporan World Health

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit infeksi yang hingga saat

LAPORAN TUTORIAL MODUL : Ilmu Penyakit Dalam TRIGGER 5. OLEH: Kelompok Tutorial XVII

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Trombosit merupakan sel darah yang berperan penting dalam hemostasis, yakni suatu proses penghentian perdarahan dari suatu pembuluh darah yang rusak (Ciesla, 2007). Pada kondisi kekurangan trombosit atau trombositopenia, terjadi peningkatan risiko perdarahan yang apabila tidak ditangani dengan baik akan memperburuk kondisi pasien hingga berujung pada kematian. Menurut Lieberman et al. (2014), kondisi trombositopenia ini cukup banyak dijumpai di Intensive Care Unit (ICU), yakni berkisar 8,3-67,6% pada pasien dewasa dan 20-50% pada neonatus. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah perdarahan ini adalah dengan transfusi Thrombocyte concentrate (TC), baik sebagai terapi maupun tindakan profilaksis pada pasien trombositopenia dengan risiko perdarahan. Selain itu transfusi TC juga digunakan 1

2 sebagai terapi disfungsi trombosit (Blumberg et al., 2010). Sejak keberhasilannya dalam menurunkan angka mortalitas akibat perdarahan pada pasien leukemia akut pada 1950-an, transfusi komponen trombosit menjadi bagian esensial dalam manajemen kanker, keganasan hematologis, kegagalan sumsum tulang, dan transplantasi haemopoietic stem cell (Stroncek & Rebulla, 2007). Kini sebagian besar transfusi TC diberikan pada pasien dengan keganasan hematologis secara berkala (Holbro et al., 2013). Terlepas dari manfaatnya yang besar, transfusi TC dapat menimbulkan berbagai efek samping. Menurut Holbro et al. (2013), beberapa efek samping yang dapat timbul akibat keberadaan lekosit kontaminan pada komponen TC ini antara lain: febrile nonhaemolytic transfusion reactions (FNHTR), transfusion related lung injury (TRALI), aloimunisasi, peningkatan risiko transmisi virus (terutama cytomegalovirus), dan sebagainya. Menurut Kumar et al. (2006), efek samping tersebut terjadi akibat keberadaan plasma, eritrosit, dan terutama lekosit di dalam produk TC (Gernsheimer & Delaney, 2012). Pada kantong unit TC, keberadaan lekosit kontaminan dapat memicu reaksi aktivasi trombosit, yakni suatu reaksi yang menimbulkan

3 terjadinya perubahan bentuk, pelepasan konstitutan granular, adhesi dan agregasi trombosit, juga interaksi trombosit dengan sel-sel lain, seperti sel endotelial dan lekosit (Jy et al., 1998). Menurut Vucic et al. (2011), perubahan morfologis, fungsional dan ultrastruktural yang terjadi pada aktivasi in vitro ini akan menurunkan viabilitas trombosit, fungsionalitas in vivo dan efikasi klinisnya. Selain itu, human leukocyte antigen (HLA) dari lekosit dapat memicu aloimunisasi pada 30-50% penerima transfusi berulang dan mengakibatkan refraktori trombosit (Hod & Schwartz, 2008). Berbagai kerugian yang timbul akibat keberadaan lekosit kontaminan ini dapat diturunkan dengan melakukan leukodeplesi pada komponen TC. Leukodeplesi merupakan proses memisahkan lekosit dari produk sel darah sebelum ditransfusikan, dengan ketentuan jumlah lekosit per unit akhir kurang dari 5x10 6 (McDonald, 2001). Leukodeplesi menggunakan filter sudah dilakukan di sebagian besar negara-negara maju seperti Austria Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, dan sebagainya, sebagai prosedur rutin pada transfusi komponen darah (Gombotz & Dehkharghany, 2004). Meski

4 demikian, di Indonesia sendiri hal ini belum diimplementasikan, salah satunya karena keterbatasan kajian ilmiah di Indonesia terkait efektivitas filter leukodeplesi dalam menurunkan kadar lekosit kontaminan pada unit TC. Penelitian ini menekankan pada ekspresi CD62P sebagai salah satu indikator untuk menilai kualitas komponen TC. CD62P merupakan protein adhesif yang disimpan di α-granule trombosit dan ditranslokasikan ke permukaan selama proses aktivasi dan kini digunakan sebagai marker untuk menilai aktivasi trombosit yang dipicu oleh keberadaan lekosit kontaminan (Ley, 2003). Pada penelitian ini, ekspresi CD62P pada komponen TC leukodeplesi dibandingkan dengan komponen TC nonleukodeplesi untuk mengetahui apakah proses leukodeplesi dapat meningkatkan kualitas komponen TC in vitro secara signifikan.

5 I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian: Apakah terdapat perbedaan ekspresi CD62P pada komponen transfusi trombosit konsentrat (TC) leukodeplesi dibandingkan dengan TC non-leukodeplesi? I.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan ekspresi CD62P pada TC leukodeplesi dengan TC nonleukodeplesi sebagai salah satu parameter untuk menilai kualitas trombosit yang akan ditransfusikan. I.4 Manfaat Penelitian Berikut merupakan manfaat yang diharapkan dari penelitian bagi penulis, institusi pendidikan dan masyarakat: I.4.1 Penulis 1. Menambah pengetahuan tentang efektivitas leukodeplesi pada komponen TC secara in vitro. 2. Menambah pengetahuan tentang CD62P dan hubungannya dengan kualitas TC.

6 I.4.2 Institusi pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan sebagai pertimbangan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. I.4.3 Masyarakat Penelitian ini diharapkan ini dapat menjadi pertimbangan dalam meningkatkan kualitas keamanan dan keefektifan transfusi trombosit pada masyarakat yang membutuhkan. I.5 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai perbedaan ekspresi CD62P pada TC non-leukodeplesi dengan yang telah melalui proses leukodeplesi belum banyak dilakukan. Ahmed et al. (2010) melakukan penelitian untuk menilai secara in vitro pengaruh leukodeplesi terhadap lesi TC dengan menggunakan serangkaian assay, salah satunya dengan flow cytometric untuk melihat ekspresi CD62P. Pada penelitian ini, TC dibuat dengan metode manual (random donor method) yang kemudian disentrifugasi dua kali hingga menjadi PPP (platelet poor plasma) yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok TC nonleukodeplesi dan kelompok TC yang mengalami

7 leukodeplesi pre-storage. Penilaian kemudian dilakukan pada hari 1, 3, dan 5 penyimpanan. Hasilnya, CD62P dan shla-1 secara signifikan lebih rendah pada unit TC leukodeplesi dibanding dengan TC non-leukodeplesi. Vucic et al. (2011) melakukan penelitian untuk menguji efek leukodeplesi pada aktivasi trombosit. Unit TC yang diperoleh dengan metode buffy coat dan unit TC yang mengalami pre-storage filtration menggunakan filter Imuflex dibandingkan dari segi jumlah sel-sel mononuklear yang terkandung serta ekspresi reseptor permukaan trombosit, yakni CD62P dan CD63. Hasilnya ekspresi CD62P dan Cd63 yang lebih rendah pada unit TC yang telah mengalami leukodeplesi dibandingkan dengan TC model klasik yang berasal dari buffy coat. Hasil ini berkorelasi dengan penurunan jumlah monosit pada sampel TC leukodeplesi, mengindikasikan peran penting filter leukodeplesi dalam proses aktivasi trombosit. Berbeda dengan kedua penelitian tersebut, penelitian ini menggunakan TC yang diproduksi dengan menggunakan metode PRP (platelet-rich plasma) serta menggunakan filter Pall Acrodose TM system untuk leukodeplesi.