BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang diberikan perawat atau caring, dalam asuhan. pasiennya. Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. bermutu merupakan asuhan manusiawi yang diberikan kepada pasien, memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan. Keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan di

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Caring merupakan dasar dari seluruh proses keperawatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan nasional untuk peningkatan mutu dan kinerja pelayanan. kuantitas. Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan tenaga

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kompetisi di sektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki era reformasi yang ditandai. dengan berbagai perubahan di segala bidang khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keperawatan. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dalam bidang keperawatan. Upaya ini dilakukan agar dapat menarik lebih

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem pemberian pelayanan yang efektif, termasuk kualitas pelayanan.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari sejarah kehidupan bangsa. Setelah Indonesia merdeka pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tomey & Alligood, 2006) mendefinisikan caring sebagai suatu proses. merupakan sesuatu yang unik terhadap praktik keperawatan.

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa akan datang yang ingin dicapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005),

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, dokter, dan kualitas keperawatan yang dirasakan. Pengalaman pasien

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Motivasi sembuh merupakan sumber kekuatan untuk pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan peluang bagi rumah sakit itu sendiri (Luck, 2000 dalam

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

PENGARUH PERSEPSI KUALITAS JASA PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN DI RSU SARAS HUSADA PURWOREJO. Skripsi

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan bermutu serta berorientasi pada kepuasan pasien. (2)

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan adalah kepuasan pasien. Kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengertian praktik keperawatan dan caring melalui laporan perawat ahli.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang No 12 Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19 ayat1. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya menjaga mutu pelayanan di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan yang lambat proses pelayananya. kepada pelanggan maka semakin besar pula waktu kerja yang harus disediakan

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147 tahun 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

Kata kunci : Orientasi Pasien Baru, Kepuasan Pasien.

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terjadi di rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal. 46 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan merupakan selisih kinerja institusi pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN H1POTESIS PENELITIAN. 3.1 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual kajian disusun berdasarkan kajian teoritis dan kajian

BAB 1 PENDAHULUAN. Harapan masyarakat terhadap terpenuhinya derajat kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Parasuraman (1997) dalam Wike (2009) kepuasan pasien adalah salah

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan yang diberikan perawat atau caring, dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat dalam merawat pasiennya. Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan (Potter & Perry, 2005). Tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984), Benner (1989), menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek keperawatan. Diperkirakan bahwa ¾ pelayanan kesehatan adalah caring sedangkan ¼ adalah curing. Jika perawat sebagai suatu kelompok profesi yang bekerja selama 24 jam di rumah sakit lebih menekankan caring sebagai pusat dan aspek yang dominan dalam pelayanannya maka tidak dapat disangkal lagi bahwa perawat akan membuat suatu perbedaan yang besar antara caring dan curing (Marriner, 1998). Mulyadi (2004), menyatakan bahwa customer akan merasa puas jika mereka mendapat produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan mereka pada waktu yang tepat dan pada harga yang dipandang memadai. Mutu pelayanan kesehatan berdasakan standar masalah yang ditetapkan,

menetapkan dan melaksanakan penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta nilai hasil yang dicapai Menurut Adul, Saleh, Shatar EL (2011) perilaku caring perawat merupakan salah satu aspek yang sangat berhubungan dengan pelayanan keperawatan, karena caring mencakup hubungan antar manusia dan berpengaruh terhadap mutu pelayanan dan kepuasan pasien. Hal ini sangat sesuai dengan tuntutan masyarakat saat ini yaitu mengharapkan pelayanan keperawatan yang berkualitas ( Muhlisin, 2008 ). Hasil penelitian Tanjung (2012) tentang harapan pasien dalam kepuasan perilaku caring perawat di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam mendapatkan hasil keperawatan masih jauh dari yang diharapkan, seperti mengenalkan diri kepada pasien atau keluarga pasien kurang membudaya, kurang penjelasan atau informasi pada waktu memberikan asuhan keperawatan, dan masih kurangnya kegiatan monitoring dan observasi. Kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada klien, sangat dipengaruhi oleh pengetahuan tentang caring itu sendiri, sehingga kepuasan pasien bisa terpenuhi. Upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, objektif, dan terpadu dalam rangka menetapkan suatu masalah dan penyebab masalah. Mutu pelayanan kesehatan berdasakan standar masalah yang ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia.

Persepsi pasien atau klien terhadap pelayanan kesehatan perlu diperhatikan oleh pemberi pelayanan kesehatan karena masyarakat yang menilai baik buruknya pelayanan. Dalam hal ini perawat perlu memperhatikan tingkat kepuasan pasien atau klien, serta memaksimalkan dampak pelayanan terhadap sasaran. Umpan balik atau informasi merupakan elemen yang penting dalam membangun sistem pemberian pelayanan yang efektif, termasuk terhadap kepuasan pelanggan dan kualitas pelayanan (Kotler, 2005 dalam Nurhayati, 2010). Hasil penelitian Wicaksono dan Prawesti (2012), terhadap pasien di kelas 2 dan kelas 3A Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Baptis Kediri dengan sampel 96 responden. Variabel bebasnya adalah kiat caring perawat. Variabel terikatnyanya adalah kualitas pelayanan keperawatan. Data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur. Data analisis menggunakan Uji Spearman s Rho dengan tingkat signifikansi 0,05. Kiat caring perawat berhubungan dengan kualitas pelayanan keperawatan dengan p=0,000 dan r = 0,675 dan merupakan hubungan positif. Kiat caring perawat yang baik dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan di Rumah Sakit Baptis Kediri. Menurut Rangkuti, (2003) bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon konsumen terhadap evaluasi ketidakpuasan atau diskonfirmasi yang dirasakan antar harapan sebelumnya dengan kinerja aktual dari produk/jasa yang dirasakan pemakai.

Ryan (2009) tentang aspek-aspek kepuasan pasien rawat inap di sebuah rumah sakit di Jakarta, pada 92 responden yang berpendapat sangat setuju bahwa aspek-aspek pelayanan perawat yang mempengaruhi kepuasan mereka sebagai pasien adalah aspek perhatian (caring) 98,74%, pertolongan (helpness) 97,08%, penghargaan (respection) 95,60%, penerimaan (accepten) 95%, kerjasama (sharing) 93,25%, percaya diri (beleaving in self) 92,80%. Maka pelayanan perawat yang dapat memuaskan pasien lebih tinggi pada aspek perhatian (caring) dari aspek-aspek lainnya. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes 1991). Sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama yang selanjutnya disebut PPL tingkat pertama adalah praktik perorangan dokter / dokter gigi dan fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu dokter keluarga, klinik, puskesmas dan jejearing puskesmas meliputi puskesmas keliling, puskesmas pembantu, pos kesehatan desa dan pondok bersaln desa (Permenkes no 29, 2012) Puskesmas Leksono I dalam kurun waktu antara tahun 2011 sampai dengan 2014 mengalami perkembangan yang cukup signifikan baik dari segi fisik maupun dari segi sumber daya manusia. Peningkatan kunjungan

jumlah pasien baik dari rawat jalan di Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu (Pustu), dan di Pos Kesehatan Desa (PKD). Mulai awal tahun 2014 ini telah dilaksanakan program BPJS di bidang kesehatan, yang membutuhkan perhatian bagi kita sebagai tenaga kesehatan, termasuk perawat di Puskesmas terhadap pesertanya. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan (Permenkes Nomor 59 Tahun 2014). Pembiayaan kesehatan merupakan bagian yang penting dalam implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Tujuan dari pembiayaan kesehatan adalah mendorong peningkatan mutu, mendorong layanan berorientasi pasien, mendorong efisiensi tidak memberikan reward terhadap provider yang melakukan over treatment, under treatment maupun melakukan adverse event dan mendorong pelayanan tim. Dengan sistem pembiayaan yang tepat diharapkan tujuan diatas bisa tercapai (Permenkes Nomor 27 Tahun 2014). Berdasarkan data kunjungan pasien peserta BPJS di Puskesmas Leksono I dari periode Bulan Januari 2014 sampai September 2014 sejumlah 6.222 pasien dari total kunjungan 8.865 pasien atau sebesar 70,42% ( Profil Puskesmas Leksono I, Bulan Januari sampai Bulan September 2014). Peningkatan jumlah pasien tersebut diatas memerlukan juga peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga keperawatan. Perilaku caring

sangat penting dalam layanan keperawatan karena akan memberikan dampak dalam tingkat kepuasan pada klien dan perawat akan lebih memahami konsep caring dalam pelayanan keperawatan, sehingga mendapatkan mutu pelayanan yang diharapkan pasien sebagai pelanggan. Berdasarkan hasil observasi peneliti di Puskesmas Leksono I, ketidakpuasan yang disampaikan oleh pasien antara lain perawat belum ramah, dan kurang tanggap terhadap keluhan pasien dan keluarganya, tata ruang pelayanan di Puskesmas Induk yang belum sesuai, yaitu ruang gawat darurat terletak didalam, bukan terletak didepan gedung puskesmas. Sementara indeks kepuasan pasien peserta BPJS dipuskesmas Leksono I belum pernah diadakan survei atau penelitian. Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian Hubungan Perilaku Caring Perawat dan Mutu Pelayanan dengan Tingkat Kepuasan Pasien peserta BPJS di Puskesmas Leksono I Kabupaten Wonosobo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut, Apakah ada hubungan perilaku caring perawat dan mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien peserta BPJS di Puskesmas Leksono I, karena di Puskesmas Leksono I belum pernah dilakukan penelitian atau survei tentang indeks kepuasan pasien peserta BPJS yang berkunjung.

C. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Mengetahui hubungan Perilaku caring Perawat dan Mutu Pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien peserta BPJS di Puskesmas Leksono I Wonosobo b. Tujuan Khusus 1. Mengetahui perilaku caring Perawat di Puskesmas Leksono I Wonosobo. 2. Mengetahui mutu pelayanan di Puskesmas Leksono I Wonosobo. 3. Mengetahui tingkat kepuasan pasien peserta BPJS di Puskesmas Leksono I Wonosobo. 4. Mengetahui hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien peserta BPJS di Puskesmas Leksono I Wonosobo 5. Mengetahui hubungan mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien peserta BPJS di Puskesmas Leksono I Wonosobo. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran secara teoritis terutama pada lembaga pelayanan kesehatan khususnya puskesmas dan juga memberi

manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya manajemen sumber daya manusia kesehatan. 2. Manfaat Praktis a) Bagi peneliti Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang cara melakukan penelitian dan menerapkannya dalam bentuk karya ilmiah, juga dalam mengaplikasikan jurnal dalam penerapan langsung di tempat bekerja. b) Bagi Sarana Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan solusi bagi pimpinan dan jajarannya khususnya Puskesmas Leksono I untuk menjadi dasar pertimbangan pengambilan keputusan terutama manajemen sumber daya manusia dalam meningkatkan kinerja organisasi dalam rangka memberikan pelayanan yang dikaitkan dengan tingkat kepuasan pasien peserta BPJS c) Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pustaka dan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Selain itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi lebih lanjut dan memberikan kontribusi empiris bagi para peneliti dikemudian hari khususnya yang berkaitan dengan

perilaku caring, dan mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian sebelumnya yang memiliki variabel penelitian relevan : a. Rafii, F. (2007). Nurse Caring In Iran And Its Relationship With Patient Satisfaction. Menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik antara laporan pasien perilaku caring perawat dan kepuasan dengan perawatan (r = 0,72, p = 0,000; CI 95%; 178,31-189,99 untuk CBI dan 82,81-86,71 untuk PSI). Pasien laki-laki lebih puas dengan perawatan dari pasien wanita. Penerimaan ke rumah sakit selama lima tahun terakhir berkorelasi positif dengan persepsi pasien perawat peduli dan kepuasan dengan perawatan b. Wicaksono dan Prawesti (2012), Kiat Keperawatan (caring) dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan. Hasilnya kiat caring perawat dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan di Rumah Sakit Baptis Kediri. c. Muchlisin dan Ikhsan (2008). Aplikasi model konseptual caring Jean Watson (Transpersonal Human Caring ) dalam Asuhan Keperawatan. Hasil dari penelitian ini mengemukakan perilaku caring seharusnya tercermin dari hubungan antara perawat dan pasien, bukanlah menjadi suatu alasan akibat peningkatan beban kerja yang tinggi atau pengaturan

manajemen asuhan keperawatan yang kurang baik. Karena pelaksanaan caring akan membawa peningkatan bagi kualitas asuhan keperawatan yang diberikan untuk pasien. d. Laili Kairani (2012), mengadakan penelitian adanya hubungan antara mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien di instalasi rawat jalan RSUD Pasaman Barat. e. Sanjaya, Afandi, Chandra (2014), Perilaku Profesional Tenaga Kesehatan Daerah Pesisir Pada Pelayanan Kesehatan Primer Di Puskesmas Sungai Sembilan Kota Dumai, menghasilkan seluruh informan mengandung nilai nilai altruisme, akuntabilitas, tugas atau kewajiban, kehormatan dan integritas serta menghormati orang lain. 2. Persamaan dan perbedaan dengan penelitian diatas : Berdasarkan beberapa jurnal dan penelitian internasional di atas maka ada perbedaan dan persamaan dengan penetian yang akan dilakukan, yaitu : a. Persamaan Penelitian yang bersifat confirmatory reseach yang ditandai oleh adanya penelitian-penelitian yang mendahului. b. Perbedaan 1) Variabel penelitian yang berbeda-beda antara penelitian diatas dengan variabel yang akan diteliti. variabel yang

saya teliti perilaku caring, mutu pelayanan dan tingkat kepuasaan pasin peserta BPJS. 2) Responden yang berbeda baik jumlah, tempat kerja, yaitu pasien peserta BPJS di Puskesmas Leksono I c. Lingkup penelitian, dimana penelitian di atas memiliki responden yang berasal dari beberapa organisasi. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan terbatas pada pasien dalam satu organisasi saja, yakni di Puskesmas Leksono I, pasien peserta BPJS.