Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Sri Wahyuni, Tesis : Kemampuan Koneksi Matematika siswa SMP dalam Memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

sehingga siswa perlu mengembangkan kemampuan penalarannya.

ANALISIS KESULITAN SISWA YANG DOMINAN MENGGUNAKAN OTAK KANAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI BILANGAN BULAT

A. Bagian-Bagian Otak

BAB I PENDAHULUAN. System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI SI OTAK KANAN DAN SI OTAK KIRI. Suzanna Romadhona ABSTRAK

Seorang pakar, Doug Hall mengatakan, dominasi kerja otak orang mempengaruhi kepribadian. Orang yang dominan otak kanan humoris, simpel,

BAB II KAJIAN TEORITIK. Salah satu tujuan pelajaran matematika adalah agar siswa mampu

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar dalam dunia kampus berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu pengetahuan mendasar yang dapat

HUBUNGAN INTELEGENSI, STABILITAS EMOSI, DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA N 7 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, peserta didik perlu memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan mendasar. Hal ini dikemukakan olah Sudjana (Susilo, 2007:1), Pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

BAB I PEDAHULUAN. matematika perlu diajarkan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari. Belajar dikelas dianggap beban berat yang membosankan.

Kata Kunci: pembelajaran humanistik, keaktifan belajar, hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan emosi (Susilo, 2008). rasional berfungsi utama pada jenis Homo sapiens, makhluk mamalia

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan pendidikan. mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus-rumus matematika

PENGGUNAAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

Membangkitkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar. (Peace Of Mind)

PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG SEBAGAI SEBAGAI STRATEGI PENGULANGAN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMA KELAS XI IPS

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan suatu keaktifan pribadi manusia yang. mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan.

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA DITINJAU DARI LANGKAH POLYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT, KPK DAN FPB BAGI SISWA KELAS V SDN KESONGO 01 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. terapan maupun aspek penalarannya mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar sampai perguruan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya meningkatkan pembelajaran matematika. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. yang baik, di antaranya kemampuan pemecahan masalah; kemampuan. penalaran dan bukti; kemampuan komunikasi; kemampuan koneksi; dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIK

Nama : Rahmadi, M.Kom. NIP : Instansi : Universitas Andalas Mata Diklat : Standar Layanan Pembelajaran Fasilitator : Hairun Nissa

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang

Menyeimbangkan Fungsi Kerja Otak Kanan dan Otak Kiri dalam Pembelajaran Membaca

PEMBELAJARAN KONSTRUKTIF, MENGOPTIMALKAN POTENSI OTAK 1

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal

Penggunaan Metode Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Siswa. (Rosliana Siregar) PENERAPAN IPTEKS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan umum pendidikan masa kini adalah untuk memberi bekal agar kita

Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

Sudah benarkah cara belajar Anda?

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KREATIVITAS BERMAIN MUSIK ANSAMBEL. Erlin Sofiyanti

Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali

BAB 1 PENDAHULUAN. Andrea Hirata, penulis buku Laskar Pelangi bisa sukses bukan karena ilmu

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 2, Juni 2017

PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SOAL LINGKARAN BERDASARKAN KECERDASAN EMOSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia pendidikan di negara kita semakin mendapat tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH IRINGAN MUSIK INSTRUMENTAL DALAM PENYELESAIAAN SOAL MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah berpikir kritis. Menurut Maulana

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

OLEH : BAGUS ANDIK PRADANA NPM : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334)

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CARA BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE CONTEXTUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan metakognisi merupakan salah satu Standar Kompetensi

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN CAMPURAN BERDASARKAN KRITERIA KESALAHAN WATSON

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

MATHEMATICAL CREATIVE THINKING ABILITY AND MULTIPLE INTELEGENCE BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. bangsa adalah keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang guru

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan. Auliya

Transkripsi:

Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) URL : http://e-jurnalmitrapendidikan.com JMP Online Vol 1, No. 10, 1021-1030. 2017 Kresna BIP. ISSN 2550-481 DESKRIPSI PENGGUNAAN OTAK KIRI DAN OTAK KANAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POLA BAGI SISWA SMP Wigati 1, Sutriyono 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK Dikirim : 22 Desember 2017 Revisi pertama :22 Desember 2017 Diterima : 26 Desember 2017 Tersedia online : 27 Desember 2017 Kata Kunci : Otak Kiri, Otak Kanan, Pola Bilangan, Pola Gambar Email : 202014023@student.uksw.edu 1, sutriyono@staff.uksw.edu 2 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan otak kiri dan otak kanan pada pembelajaran matematika materi pola bagi siswa SMP. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Salatiga, dengan jumlah siswa 34 orang dan diambil 6 orang sebagai subjek untuk kemudian di wawancara. Subjek dikelompokkan dalam kategori dominan menggunakan otak kiri, dominan menggunakan otak kanan, dan dominan dalam menggunakan kedua belahan otak. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dominasi otak, tes pemahaman yang berbentuk soal uraian dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu subjek dengan dominasi otak seimbang dapat menemukan rumus dari setiap soal pola yang diberikan. Kemudian kedua subjek dengan dominasi otak kanan dapat menemukan 3 rumus soal pola bilangan dan 1 rumus soal pola gambar. Sedangkan kedua subjek dengan dominasi otak kiri dapat menemukan 2 rumus soal pola bilangan dan 1 rumus soal pola gambar. Wigati 1021

PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Mohamad Akil (2010) mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengolah, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup dalam keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Dengan kata lain matematika dapat membuat siswa terbiasa berfikir yang holistis untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam kehidupannya. Kaitannya dengan harus dimilikinya kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, serta kemampuan bekerjasama maka pelajaran matematika harus dapat mengoptimalkan penggunaan otak kiri dan otak kanan secara seimbang. Kemudian Asep Jihad (2008: 148) menjelaskan bahwa otak adalah organ tubuh yang mengatur segala aktivitas manusa. Berdasarkan teori split-brain Roger Sperry, bahwa otak besar (cerebrum) merupakan bagian terbesar dari otak manusa. Otak besar adalah bagian yang memproses semua kegiatan intelektual kecerdasan otak manusia, pada teori tersebut juga dikemukakan bahwa otak besar dibagi menjadi dua, belahan otak kiri (brain s left hemisphere) dan belahan otak kanan (brain s right hemisphere). Menurut Hamzah (2010:56) belahan otak kiri dan belahan otak kanan sangat memengaruhi gaya pemikiran setiap manusia. Gaya pemikiran belahan otak kanan lebih bebas dan acak, lebih menyeluruh, menekankan pada intuisi, subjektif, sintesis dan abstrak, sedangkan gaya pemikiran belahan otak kiri lebih kepada logis, rasional, analitik, objektif, berurutan dan spesifik. Gaya pemikiran inilah yang akan menyebabkan proses penerimaan informasi dari setiap manusia berbeda, termasuk dalam proses pembelajaran, khususnya dalam bidang matematika. Menurut Somakin (2008) pembelajaran matematika sampai saat ini masih dirasakan sebagian besar siswa sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan. Hal ini dipicu oleh bentuk pembelajaran matematika yang hanya didominasi oleh kegiatan menghitung, bernalar dan menganalisis. Bentuk kegiatan pembelajaran seperti ini cenderung hanya mengaktifkan peran otak kiri. Ini berarti kemampuan otak belum optimal karenaa fungsi otak kanan belum sepenuhnya ikut aktif. Padahal kemampuan otak kiti hanya mengingat atau menyimpan memori yang sifatnya jangka pendek sedangkan otak kanan mempunyai memori daya ingat jangka panjang. Oleh karena itu, apabila hanya otak kiri yang dominan maka ada kemungkinan peserta didik dalam menyerap pelajarannya mudah lupa. Berdasarkan uraian diatas, maka pembelajaran matematika cenderung menggunakan otak kiri. Namun, peneliti ingin mencari tahu apakah pengguna otak kanan juga dapat menguasai pembelajaran matematika. Sehingga mengacu pada karakteristik otak kiri dan otak kanan yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti mengadakan penelitian mengenai Deskripsi Penggunaan Otak Kiri dan Otak Kanan Pada Pembelajaran Matematika Materi Pola Bagi Siswa SMP. Wigati 1022

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah apakah ada pengaruh penggunaan otak kiri dan otak kanan pada pembelajaran matematika materi pola bagi siswa SMP?. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan otak kiri dan otak kanan pada pembelajaran matematika materi pola bagi siswa SMP. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Otak Manusia Menurut Gamal (2013: 20) otak merupakan organ paling rumit sekaligus organ paling bital bagi manusia. Dengan volume berkisar 1.350 cc yang terdiri atas 100 juta neuron (sel saraf), menjadikan otak tidak hanya berfungsi sebagai pusat kontrol terhadap organ-organ atau anggota tubuh semata-mata, melainkan juga berfungsi sebagai pengatur dari semua apa yang dilakukan, dipikirkan, maupun dirasakan. Otak juga bertanggung jawab atas berbagai fungsi, misalkan ingatan, emosi, pengenalan, pembelajaran motorik, dan aneka bentuk pembelajaran yang lain. Dari otak akan keluar perintah ke seluruh tubuh untuk melakukan aksi atau reaksi setelah sebelumnya data-data diterima dan diolah terlebih dahulu. Pembagian Otak Manusia Gamal (2013: 21) menjelaskan bahwa otak manusia dibagi menjadi 4 bagian, yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), batang otak (brainstem), dan sistem limbik (limbic system). Otak besar adalah bagian paling besar di otak yang memiliki kemampuan untuk berpikir, menganalisis, nalar (logika), bahasa, kesadaran, perencanaan, memori (ingatan) dan juga kemampuan visual. Otak besar terbagi menjadi 2 belahan (hemisfer), yaitu hemisfer kiri atau lebih dikenal dengan sebutan otak kiri dan hemisfer kanan atau dikenal dengan sebutan otak kanan dengan fungsi dan kegunaan-kegunaan sendiri-sendiri. Otak kanan merupakan bagian pengendalian Emotional Quotient (EQ) yang berfungsi dalam pengendalian emosi, sosialisasi, komunikasi dan interaksi dengan orang lain. Kemampuan intuitif, merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh yang ditujukan dalam tindakan yang berhubungan dengan seni, semisal melukis, menyanyi, menari dan juga aktivitas motorik lainnya. Kemudian Gamal (2013: 22-23) menjelaskan bahwa otak kanan sangat berperan ketika melakan aktivitas motorik, semisal bermain, berolahraga, melukis atau menggambar, memperagakan sesuatu, dan aktivitas motorik yang lain. Cara kerja otak kanan mengabaikan hal-hal yang terlalu terperinci. Sedangkan otak kiri cenderung bertanggung jawab pada pengendalian Intelligence Quotient (IQ) yang berkaitan dengan logika (nalar), rasio (perbandingan), kemampuan menulis dan membaca tanggung jawab. Selain itu, otak kiri juga menjadi pusat matematika. Otak kiri merespon masukan-masukan yang membutuhkan kemampuan untuk menelaah, menyatakan, menganalisis, menjelaskan, berdiskusi, dan memutuskan. Cara kerja otak kiri sangat rapi, tersusun, terstruktur, dan sistematis yang berguna ketika menghadapi masalah-masalah yang kompleks dan membutuhkan pemikiran yang terperinci. Wigati 1023

Kebanyakan manusia hanya dominan pada satu bagian otak saja, entah itu otak kanan atau otak kiri, meski terdapat pula orang yang dapat menyeimbangkan antara otak kanan dan otak kirinya. Menurut para ahli, sebagian besar orang di dunia lebih mengandalkan otak kirinya dalam kehidupannya. METODE PENILITIAN Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang menggunakan data kualitatif kemudian mendeskripsikan data tersebut untuk menghasilkan gambaran yang jelas dan terperinci (Pluto: 2013) tentang deskripsi penggunaan otak kiri dan otak kanan pada pembelajaran matematika materi pola. Menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini tidak berhubungan dengan angka-angka dan dengan pendekatan ini diharapkan dapat memastikan suatu kebenaran data (Sugiono, 2010: 36). Dikatakan deskriptif karena pada akhirnya dari data yang diperoleh dideskripsikan dengan katakata. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Salatiga yang berjumlah 34 orang dan diambil 6 orang sebagai subjek yang terdiri dari 3 kategori, yaitu: Subjek yang dominan otak kiri : S1 dan S5. Subjek yang dominan otak kanan : S2 dan S4. Subjek yang dominan kedua otak : S3 dan S6. Instrumen Penelitian Pemilihan subjek berdasarkan pada angket dominasi otak untuk mengetahui dominan otak siswa, tes pemahaman pada materi pola yang berbentuk soal uraian dan wawancara. Angket dominasi otak terdiri dari 20 soal pilihan ganda yang memiliki 2 jawaban yaitu pilihan jawaban a yang mencerminkan sifat dari otak kanan dan pilihan jawaban b yang mencerminkan sifat dari otak kiri. Setelah diberi angket dominasi otak, jawaban akan dihitung dengan rumus: Kemudian setiap siswa diberi tes pemahaman berbentuk soal uraian dengan materi pola. Tes pemahaman terdiri dari 4 jenis soal pola bilangan dan 4 jenis soal pola gambar. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa keenam subjek dapat menemukan jawaban dari soal pola bilangan dan soal pola gambar yang ditanyakan dan beberapa subjek dapat menemukan rumus untuk menyelesaikannya permasalahan tersebut. Wigati 1024

Soal pertama Keenam subjek mencari urutan selanjutya dengan cara menambahkan angka 6. Untuk mencari urutan bilangan tertentu S1, S4, dan S6 dapat menemukan rumus cepat untuk melanjutkan pola sampai urutan yang ditanyakan dengan cara menambahkan angka 6 pada bilangan terakhir soal sebelumnya yang sudah dikali dengan selisih urutan yang ditanyakan (misalkan pada urutan keduapuluh, maka subjek menulis ). Sedangkan S2, S3, dan S5 menjawab soal yang ditanyakan dengan cara mengurutkan sampai pada pola yang ditanyakan. Jawaban masing-masing subjek didukung dengan wawancara yang dilakukan peneliti untuk menguatkan jawaban tersebut. Soal kedua Keenam subjek mencari urutan selanjutnya dengan cara mengurangkan bilangan terakhir pada soal dengan angka 5. Untuk mencari urutan pola bilangan pada urutan tertentu S4 dan S6 dapat menemukan pola dari soal yang ditanyakan dengan cara mengurangkan angka lima yang telah dikalikan dengan selisih urutan yang ditanyakan (misalnya untuk mencari urutan keduapuluh, maka subjek menulis ). Sedangkan S1, S2, S3, dan S5 menjawab soal yang ditanyakan dengan cara mengurutkan sampai pada pola yang ditanyakan. Jawaban subjek didukung oleh hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti untuk menguatkan jawaban subjek. Wigati 1025

Soal ketiga Keenam subjek mencari urutan selanjutnya dengan cara mengurutkan secara bergantian (selang-seling). Untuk mencari urutan pada bilangan tertentu semua subjek kecuali S3 memperoleh jawaban dengan cara melihat urutan soal yang ditanyakan. Jika pola yang ditanyakan adalah angka genap maka jawabannya adalah 98, sedangkan pola yang ditanyakan adalah angka ganjil maka jawabannya adalah 45. Sedangkan S3 menjawab soal yang ditanyakan dengan cara mengurutkan sampai pada pola yang ditanyakan. Jawaban subjek didukung oleh hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti untuk menguatkan jawaban subjek. Soal keempat Keenam subjek mencari urutan selanjutnya dengan cara mengurutkan secara manual (selang-seling). Untuk memperoleh jawaban pada pola urutan tertentu hanya S6 yang dapat menemukan rumus cepat dengan cara membagi urutan yang ditanyakan dengan jumlah pola yang ada (misalkan urutan yang ditanyakan adalah urutan 20 dan pola yang ada sebanyak tiga pola bilangan maka sisa 2, maka sisa 2 tersebut diurutkan pada pola sehingga diperoleh jawaban 36). Sedangkan S1 sampai dengan S5 menjawab soal yang ditanyakan dengan cara mengurutkan sampai pada pola yang ditanyakan. Jawaban subjek didukung oleh hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti untuk menguatkan jawaban subjek. Wigati 1026

Soal kelima Keenam subjek mencari urutan selanjutnya dengan cara menambahkan 2 kotak secara terus-menerus sampai pada urutan yang ditanyakan. Untuk mencari kotak pada urutan tertentu S1, S2, dan S5 mengalikan urutan kotak yang ditanyakan sebanyak 2 kali. Sedangkan S3 dan S4 memperoleh jawaban dengan cara mengurutkan secara manual sampai pada urutan yang ditanyakan. Kemudian S6 memperoleh jawaban dengan cara menggambar dua buah persegi panjang yang kongkruen yang kemudian persegi panjang tersebut dibagi oleh garis-garis vertikal yang sama besar sebanyak jumlah urutan yang telah dikurangi satu (misalkan urutan keduabelas, maka garis vertikal yang ada sebanyak ). Jawaban subjek didukung oleh hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti untuk menguatkan jawaban subjek. Soal keenam Keenam subjek mencari urutan selanjutnya dengan cara menambahkan satu lingkaran pada ketiga sisi lingkaran pada soal sebelumnya. Untuk mencari jumlah lingkaran pada urutan terntentu S1, S2, dan S6 menemuka jawaban dengan cara menambahkan lingkaran dengan urutan lingkaran yang ditanyakan dikurangi satu (misalkan urutan keduabelas maka banyaknya lingkaran pada ketiga sisi lingkaran pusat adalah buah lingkaran untuk masing-masing sisi). Sedangkan S3, S4, dan S5 memperoleh jawaban dengan cara menambahkan lingkaran secara manual pada ketiga sisi sampai pada urutan yang ditanyakan. Jawaban subjek didukung oleh hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti untuk menguatkan jawaban subjek. Wigati 1027

Soal ketujuh Keenam subjek mencari urutan selanjutnya dengan cara mengurutkan gambar sebelumnya sampai pada urutan pola yang ditanyakan. Untuk mencari urutan pada pola tertentu S6 memperoleh jawaban dengan cara membagi urutan yang ditanyakan dengan angka tiga (misalkan pola yang ditanyakan pada urutan keduapuluh maka diperoleh sisa 2, sedangkan sisa dua tersebut diurutkan pada pola gambar yang ada sehingga diperoleh jawaban pola persegi). Sedangkan S1 sampai dengan S5 memperoleh jawaban untuk urutan pola yang ditanyakan dengan cara mengurutkan pola yang ada secara manual. Jawaban subjek didukung oleh hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti untuk menguatkan jawaban subjek. Soal kedelapan Keenam subjek mencari urutan selanjutnya dengan cara menambahkan lingkaran kecil disekitar pusat lingkaran besar dengan jumlah dan posisi lingkaran kecil sesuai pola pada gambar sebelumnya. Untuk mencari urutan pada pola gambar tertentu S6 memperoleh jawaban dengan cara membagi urutan pola yang ditanyakan dengan jumlah pola yang ada (misalkan pola yang ditanyakan pada urutan keduapuluh, maka diperoleh sisa 2, kemudian sisa 2 tersebut diurutkan pada pola gambar yang ada dan diperoleh pola gambar dengan tambahan lingkaran kecil di sisi kiri bawah dan sisi kanan bawah lingkaran besar yang menjadi pusat lingkaran kecil Wigati 1028

tersebut). Sedangkan S1 sampai dengan S5 memperoleh jawaban hanya dengan mengurutkan pola gambar secara manual sampai pada pola yang ditanyakan. Jawaban subjek didukung oleh hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti untuk menguatkan jawaban subjek. Pembahasan Berdasarkan pembahasan diatas, subjek keenam dapat menemukan pola bilangan maupun pola gambar yang ditanyakan dan dapat menemukan rumus cepat untuk menyelesaikan permasalah tersebut. Dalam tes otak untuk mengetahui dominasi penggunaan otak, subjek keenam mampu menggunakan otak kiri dan otak kanan secara seimbang. Kemampuan subjek keenam dalam menyelesaikan soal dapat dilihat dari lembar tes pemahaman pada materi pola dan didukung dengan wawancara pada subjek untuk memperkuat jawaban yang diberikan. Selain itu, salah satu subjek yang dominan terhadap otak kanan yang seharusnya mudah menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan gambar mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang diberikan pada bagian gambar. Hal ini dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan pada subjek tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 2 Salatiga pada kelas VIIB diperoleh kesimpulan bahwa dari enam orang yang menjadi subjek penelitian satu subjek yang dapat menyeimbangkan antara otak kiri dan otak kanan dapat menemukan rumus cepat dalam menjawab setiap soal pola yang diberikan baik dalam bentuk pola bilangan maupun pola gambar. Kemudian dua orang subjek yang memiliki dominasi penggunaan otak kiri dapat menemukan 2 rumus pada soal pola bilangan dan 1 rumus soal pola gambar. sedangkan dua orang subjek yang memiliki dominasi penggunaan otak kanan dapat 3 rumus pada soap pola bilangan dan 1 rumus soal pola gambar. Maka subjek yang dapat menyeimbangkan otak dapat menemukan rumus baik dalam bentuk pola bilangan maupun pola gambar. Saran Berdasarkan hasil penelitian diatas, bahwa dalam memberikan soal matematika kepada siswa guru hendaknya memberikan dalam berbagai macam variasi soal yang dipadukan juga dengan gambar. Selain itu, siswa diajarkan untuk lebih teliti dalam mengerjakan soal. Sedangkan untuk siswa harus sering-sering berlatih agar dapat mengerjakan soal dengan variasi yang beragam. Berusaha untuk memahami konsep matematika, agar dapat menemukan penyelesaiannya. Jika mengalami kendala dalam menyeesaikan suatu soal, siswa hendaknya bertanya kepada guru. DAFTAR PUSTAKA Akil, Mohamad. (2010). Mengoptimalkan Kerja Otak Kiri dan Otak Kanan. http://mohamadakil.blogspot.co.id. Media Dedikasi dan Pembelajaran. Komandoko, Gamal. (2013). Orang Kidal Memang Istimewa. Yogyakarta: Media Pressindo. Wigati 1029

Lestari, Karunia Eka. (2014). Implementasi Brain-Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Kemampuan Berpikir Kritis serta Motivasi Belajar Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Unsika. http://journal.unsika.ac.id. Putra, Darma. (2013). Rahasia Membuat Otak Super. Yogyakarta: Laksana. Sari, Novita Hesti. (2017). Artikel Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMP Negeri 3 Kediri Materi Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Dominasi Otak Tahun 2017. Jurnal Universitas Nusantara PGRI Kediri. http://simki.unpkediri.ac.id. Somakin. (2008). Pembelajaran Matematika dengan Melibatkan Manajemen Otak. Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta. http://eprints.uny.ac.id. Wigati 1030