KPPI dan Upaya Peningkatan SDM Perempuan Partai Politik" Disampaikan oleh :

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin

PEMILU & PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POLITIK. MY ESTI WIJAYATI A-187 DPR RI KOMISI X Fraksi PDI Perjuangan

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

I. PENDAHULUAN. melalui penghargaan terhadap perbedaan-perbedaan yang ada, khususnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

SISTEM PEMILU LEGISLATIVE DAN KETERWAKILAN PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih mulia yaitu kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan perempuan di panggung politik merupakan isu yang

Demokrat Peduli, Serap Aspirasi, dan Beri Solusi Untuk Kesejahteraan Rakyat

BAB V PENUTUP. dipilih melalui pemilihan umum. DPR memegang kekuasaan membentuk. undang-undang. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan

BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR PENYEBAB TIDAK TERPILIHNYA 11 ORANG CALEG PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

SINERGI ANGGOTA PARLEMEN, MEDIA DAN OMS UNTUK MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERFIHAK PADA PEREMPUAN MISKIN

Sistem Rekrutmen Anggota Legislatif dan Pemilihan di Indonesia 1

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

Kronologi perubahan sistem suara terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. dengan seluruh rakyatnya, baik itu laki-laki maupun perempuan. Seluruh rakyat berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

A. Kesimpulan BAB V PENUTUP

DISAMPAIKAN OLEH : YUDA IRLANG, KORDINATOR ANSIPOL, ( ALIANSI MASYARAKAT SIPIL UNTUK PEREMPUAN POLITIK)

BAB I PENDAHULUAN. Pasca reformasi tahun 1998, landasan hukum pemilihan umum (pemilu) berupa Undang-Undang mengalami perubahan besar meskipun terjadi

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015

FORMAPPI JAKARTA, 3 APRIL 2014

DWI SEPTIAWATI DJAFAR KETUA UMUM DPP KPPI

Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan. Penetapan Caleg Terpilih (3)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Jakarta, 12 Juli 2007

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

I. PENDAHULUAN. pendidikan, pekerjaan, dan politik. Di bidang politik, kebijakan affirmative

DAFTAR INVENTARIS MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN UMUM DAN MASALAH KETERWAKILAN PEREMPUAN PDIP PPP PD

ADVOKASI UNTUK PEMBAHASAN RUU PEMILU

BAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

DAFTAR INVENTARIS MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PARTAI POLITIK DAN MASALAH KETERWAKILAN PEREMPUAN. PG Tetap PDIP PPP PD PAN PKB PKS BPD PBR PDS

Pembaruan Parpol Lewat UU

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang perempuan di masyarakat tidak jarang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

Disampaikan Dalam Rapat Pansus Pemilu DPR-Rl, Kamis 12 Juli 2007 Oleh Juru Bicara F-PPP DPR-Rl: Dra. Hj. Lena Maryana Anggota DPR-Rl Nomor: A-26

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

PENGANTAR MUSYAWARAH FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ISU-ISU KRUSIAL DALAM UU NO 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

I. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang

PANDUAN AKUNTABILITAS POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. Tulisan ini berupaya mengkaji tentang adanya kebijakan kuota 30% Daerah Kota Kendari tahun anggaran

PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II ASPEK HISTORIS KELUARNYA KETETAPAN KUOTA 30% BAGI PEREMPUAN DAN KELUARNYA KEPUTUSAN MAHKAMAH

ABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN)

Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan

BAB IX POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN

JAKARTA, 11 Juli 2007

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS PEREMPUAN KADER ORGANISASI PARTAI POLITIK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

KERANGKA ACUAN MENAKAR KEPEMIMPINAN PEREMPUAN TAHUN 2017

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

Kesimpulan K E S I M P U L A N. DALAM TAHUN 1965, JUMLAH TOTAL PEREMPUAN YANG MENJABAT sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

KONSEPSI REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TTG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

UU PEMILU DAN KONSOLIDASI DEMOKRASI DI INDONESIA

Strategi Gerakan untuk Kepentingan Perempuan Surya Tjandra Unika Atma Jaya Jakarta, 10 Maret 2016

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan berisi tentang temuan-temuan hasil

KODIFIKASI UNDANG-UNDANG PEMILU

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

BAB IV KESIMPULAN. diharapkan untuk meningkatkan kualitas politik dan kehidupan demokrasi bangsa Indonesia.

Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati,

BAB I PENDAHULUAN. perbincangan yang hangat, sebab dalam Undang-Undang ini mengatur sistem

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI BIDANG POLITIK MENYONGSONG PEMILU 2009

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 48 partai politik peserta Pemilu Sistem multipartai ini

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan perempuan sampai saat ini masih menjadi wacana serius untuk

Peta Jalan Perjuangan Perempuan Menuju Pemilu Serentak 2019

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan. Penetapan Caleg Terpilih (1)

Perempuan di Ranah Politik Pengambilan Kebijakan Publik

H. TOTOK DARYANTO, SE A-489 / FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

KPPI dan Upaya Peningkatan SDM Perempuan Partai Politik" Disampaikan oleh :

Latar Belakang : Pileg dan Pilpres 2009 telah berlalu, dan perempuan diberikan kesempatan untuk meningkatkan jumlahnya di DPR & DPRD. UU.No.2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik dan UU.No.10 Tahun 2008 Tentang Pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD menganjurkan agar partai politik menetapkan minimal 30% bagi calon legislatif perempuan dalam DPR dan DPRD.

Secara Demografis : Jumlah penduduk perempuan Indonesia lebih banyak yaitu sekitar 50,88% sedangkan jumlah penduduk laki-laki hanya sekitar 49,12%. Sumberdaya Politik : Populasi penduduk perempuan yg lebih besar sebenarnya merupakan ASET dan sumberdaya politik yg seharusnya dapat menopang posisi perempuan dalam proses politik formal di Indonesia.

Realitas politik saat ini malah sebaliknya, jumlah populasi perempuan lebih besar dari pada laki-laki, namun institusi perpolitikan sangat MASKULIN tidak otomatis memiliki sensitive gender. Kenyataanya sampai saat ini, perempuan masih merupakan kelompok marjinal yang secara historis selalu disisihkan dalam dunia politik dan pada proses-proses pengambilan keputusan publik Disisi lain tingkat pengetahuan perempuan tentang politik sangat berkaitan erat dengan kesadaran politik perempuan, termasuk kesadaran untuk memilih partai yang peduli terhadap kepentingan perempuan maupun wakilnya yang perempuan di DPR maupun DPRD

Kendala Yg Dihadapi Perempuan Dalam Politik : Kendala dari dalam : Kurang percaya diri (self confident); Kurang berani berperan aktif dalam kegiatan politik; Pemahaman yang keliru tentang politik yg dipandang sebagai hal yg kasar, kotor, keras. Kendala dari luar : Hambatan dari berbagai norma cultural dan structural yang tidak menguntungkan perempuan. Masih adanya sekelompok orang menganggap bahwa yang pantas jadi pemimpin adalah laki-laki

Oleh sebab itu, perlu upaya GERAKAN BERSAMA Pemberdayaan dan penyamaan persepsi Kader Perempuan Lintas Partai Politik, khususnya dalam upaya memantapkan perjuangan perempuan menghadapi PEMILU, PILPRES atau PILKADA

KAUKUS POLITIK PEREMPUAN INDONESIA (KPPI) Berlandaskan pada UU.No.2/2008 Tentang Partai Politik dan UU.No.10/2008 Tentang Pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD; KPPI bertekad untuk melakukan upaya-upaya pemberdayaan terhadap Kader Perempuan Lintas Partai Politik. KPPI yang didirikan tgl 17 Agustus 2000 juga merupakan wadah koordinasi dan konsolidasi bagi perempuan dan kalangan yang peduli untuk menyusun strategi lobi, negosiasi dan kampanye public mendorong peningkatan keterlibatan perempuan dalam politik;

Pemberdayaan Kader Politik Perempuan 30% KPPI Kemandirian Kader Politik Perempuan Partisipasi Politik Perempuan

PEMBERDAYAAN Politik Perempuan: Adalah proses perubahan dengan menempatkan kreativitas dan prakarsa kaum perempuan yang secara sadar sebagai titik tolak keterlibatannya dalam partai politik.

Kemandirian Politik Perempuan Adalah proses kebangkitan kembali dan pengembangan kekuatan pada diri perempuan yang mungkin sudah hilang karena ketergantungan, exploitasi dan sub-ordinasi. (1) Kemandirian Material Tidak sama dengan konsep sanggup mencukupi kebutuhan dana sendiri. Kemandirian material adalah kemampuan produktif guna memenuhi kebutuhan dana, dan mekanisme untuk dapat bertahan walau kondisi pendanaan minim (2) Kemandirian Intelektual : Pembentukan dasar pengetahuan otonom oleh kader perempuan yang memungkinkan mereka menanggulangi bentuk-bentuk dominasi yang lebih halus sekalipun yang muncul diluar kontrol terhadap pengetahuan itu. (3) Kemandirian Manajemen : Kemampuan otonom untuk membina diri dan menjalani serta mengelola kegiatan kolektif, agar ada perubahan dalam situasi kehidupan organisasi.

Partisipasi Politik Perempuan : Partisipasi Politik Perempuan adalah proses aktif, inisiatif diambil oleh perempuan itu sendiri, dibimbing oleh cara berpikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif terhadap kegiatan politiknya.

UPAYA UPAYA PEREMPUAN DALAM PARTAI POLITIK Peningkatan Kapabilitas ( Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Sosial dan Kecerdasan Spiritual ) Peningkatan Akseptabilitas Peningkatan Public Relation ( Organisasi, di Masyarakat, Aktor kunci ) Peningkatan Leadership ( hub dg media. Jadilah publlik figur, menjadi king maker ) (Kepemimpinan sejati sama sekali tidak ada hubungannya dengan jabatan seseorang)

ISU SUARA TERBANYAK PEMILU 2009 Sistem suara terbanyak dianggap melanggar UU Pemilu dan di sisi lain GOLKAR, Demokrat, PAN dianggap tidak konsisten karena telah memperjuangkan 30% BPP dalam pansus RUU Pemilu sebelumnya SIKAP POLITIK PARTAI Sistem suara terbanyak sama sekali tidak melanggar UU Pemilu melainkan menyiasati dengan menggunakan pasal 218 yang memperbolehkan calon terpilih mengundurkan diri Partai Politik menerapkan kebijakan calon terpilih dengan suara terbanyak dengan alasan: Mendorong perwujudan demokrasi yang menerapkan sistem keterwakilan rakyat sehingga caleg tidak lagi berorientasi pada pimpinan partai melainkan ke rakyat Mengoptimalkan mesin politik partai dalam memenangkan Pemilu 2009

ISU SISTEM PEMILU Sistem Pemilu proporsional terbuka yang diterapkan pada pemilu 2009 menggiring terjadinya sistem multipartai banyak dan menyebabkan ketidakadilan dalam perolehan kursi Pemilu (dimungkinkan meraih kursi di bawah nilai BPP) SIKAP POLITIK PARTAI Sistem proporsional terbuka dengan penetapan calon terpilih dengan suara terbanyak seperti yang diterapkan oleh P. DEMOKRAT, Partai GOLKAR, PAN pada saat ini sudah mengarah/embrio kepada sistem Pemilu distrik Kelemahan sistem proporsional terbuka berwakil banyak mengakibatkan terjadinya persaingan sesama caleg satu partai dalam satu dapil yang sama Sikap partai mendukung sistem Pemilu yang demokratis dengan orientasi pada keterwakilan rakyat sepenuhnya, idealnya yaitu sistem distrik dimana dalam setiap dapil hanya ada satu wakil (kursi) Partai memandang perlu adanya kajian mendalam mengenai sistem pemilu distrik untuk diberlakukan di masa mendatang

ISU PENYEDERHANA AN JUMLAH PARPOL DI PARLEMEN Sistem multipartai banyak, menimbulkan iklim politik nasional yang kurang kondusif (biaya politik tinggi, kejenuhan masyarakat, euphoria politik) SIKAP POLITIK PARTAI Partai besar mendorong terjadinya penyederhaan jumlah parpol Dilakukan dengan cara demokratis menggunakan sistem electoral threshold dan parliamentary threshold yang diukur pada setiap Pemilu Hal tersebut akan mendorong terbentuknya sistem multipartai sederhana Manfaat multipartai sederhana: Memperkuat sistem presidensial Menjamin stabilitas politik untuk mewujudkan kesejahteraan nasional

Program yang dilakukan KPPI Pembentukan KPPI di 28 Provinsi Pelatihan Character Building 1. Pelatihan untuk pelatih (TOT) 2. Pelatihan Canvassing 3. Pendidikan Fundraising dan Pelatihan Bedah Anggaran 4. Ketrampilan Politik dan Public Speaking 5. Pelatihan untuk pemberdayaan perempuan di bidang politik 6. Civic education 7. Voter education 8. Pembuatan Modul untuk persiapan menjadi calon anggota legislatif

Berbagai kegiatan yang ditempuh untuk mencapai tujuan itu antara lain adalah: 1. Pengenalan pada sistem pemilu, UU dan juklak pemilu, dan soal-soal teknis lainnya; 2. Diskusi dan pendidikan politik sebagai sarana mengorganisir kaum perempuan yang memiliki motivasi untuk bergabung dalam partai politik di Indonesia; 3. Pemberian latihan dan dukungan bagi kaum perempuan yang mencalonkan diri untuk menjadi legislatif melalui Pemilu. 4. Pengembangan kelompok inti yang berfungsi memenuhi syarat-syarat teknis yang berkaitan dengan masalah pemilu. 5. Perencanaan, koordinasi dan implementasi kampanye untuk mendukung pencalonan perempuan politik 6. Pemantauan pelaksanaan pemilu.

MITRA KERJA dan JARINGAN KPPI Penguatan Personal Politisi Perempuan di DPR-RI Politisi Perempuan di DPRD I/II Aktifis perempuan Lintas Parpol Penguatan kelembagaan : Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lembaga Pemerintah NDI, IRI dan USAID

Road Show KPPI DPP Partai Golkar 1. Golkar sangat memperhatikan iklim perpolitikan yang dijalani oleh perempuan 2. Berjanji semaksimal mungkin mengusung keterwakilan perempuan di struktur dan rekruitmen caleg 3. Afirmasi harus diiringi naskah akademik yang bisa meyakinkan partai terhadap kapasitas politisi perempuan Unsur Partai Hanura yang ikut mendampingi kunjungan KPPI dan Masyarakat Sipil : 1. DR Idrus Marham ( Sekjen DPP. Partai Golkar ) 2. Agun Gunarsa ( Ketua DPP.PG ) 3. Nurul Arifin ( Wakil Sekjen DPP.PG 4. DR Ulla Nuchrawati ( Sekjen KPPG ) 5. Binny Bintarti Buchari ( Ketua Lembaga Pengelolaan Kader P. Golkar )

Road Show KPPI DPP. PKS 1. Tidak menafikan kebijakan kuota politik 30% kaum perempuan karena merupakan kebijakan yang dirancang, dirumuskan, diputuskan dan disahkan oleh para wakil rakyat yang duduk di legislatif. PK Sejahtera juga mendukung kebijakan tersebut demi meningkatkan kepekaan warga negara Indonesia khususnya perempuan terhadap problematika umat. 1. PK Sejahtera menyadari, bahwa amanah menjadi anggota lagislatif itu tidaklah ringan, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Diharapkan siapapun yang menjadi caleg lageslatif dan kedepannya menjadi anggota lagislatif, benar-benar memperjuangkan aspirasi kaum perempuan dan berkontribusi nyata dalam mengawal proses reformasi di Indonesia bukan justru terjbak dalam kepentingan pribadi/golongan/partai, pembusukan Unsur Partai yang menerima : Hj. Anis Byarwati ( Ketua Bidang Perempuan ) sedang dijadwalkan menjumpai Sekjen DPP PKS

Road Show KPPI DPP Partai HANURA 1. Dalam struktur partai perempuan telah lebih dari 30% quota 2. Hanura memiliki 1000 anggota DPRD tersebar di seluruh Indonesia 3. Afirmasi tetap harus dilanjutkan dengan isu yg substantif diberbagai sektor ( legislatif, eksekutif, yudikatif ) 4. DPP P. Hanura tdk akan menandatangani SK kepengurusan di tingkat Provinsi/Kab/Kota apabila tidak memenuhi 30% keterwakilan perempuan Unsur Partai Hanura yang ikut mendampingi : 1. DR Dossy Iskandar ( Sekjen DPP. Partai HANURA ) 2. Ir Tari Siwi Utami ( Ketua OKK ) 3. Saifurnaja ( Wakil Sekjen Bidang Organisasi ) 4. Pita ( Ketua Srikandi HANURA ) 5. Okta Sari Sabil ( Ketum Gemura )

Road Show KPPI DPP PAN 1. Perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk meraih posisi strategis di parlemen maupun sebagai eksekutif, namun iklim yang ada kurang kondusif 2. Partai Amanat Nasional menyediakan dirinya untuk menggabungkan dengan pada elemen-elemen perjuangan isu-isu perempuan dan representasi perempuan di parlemen, 3. Membuka diri untuk memperoleh masukan-masukan dair masyarakat khususnya berupa agenda politik perempuan untuk diperjuangkan bersama di parlemen. 4. PAN mengusung sistem Suara Terbanyak. Unsur Partai yang menerima : 1. Welya ( Ketua Pemberdayaan Perempuan DPP.PAN ) 2. Sayap Perempuan PAN ( PUAN ) ( Berencana menemui Sekjen DPP.PAN )

KESIMPULAN Dengan upaya-upaya pemberdayaan politik perempuan, melahirkan kader politik perempuan yang memiliki kapasitas dan kemandirian politik yang tinggi. Percaya Diri Dengan Kapasitas dan kemandirian serta kemampuan yang tinggi, diharapkan kader-kader Perempuan Partai Politik mendapat kepercayaan sebagai wakil rakyat (anggota DPR/DPD/DPRD)

Wajah Politik Indonesia??

Perempuan Lintas Partai Politik Bersatu

Sekretariat : KPPI Jl. OTISTA III Kebun Nanas Utara II/23 Jakarta Timur website : www.kppi.info E-mail : kppi@ymail.com