BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis peran..., Rizka Arofani, FKM UI, 2009

dokumen-dokumen yang mirip
2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MOKOPIDO TOLITOLI

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Berlakunya Undang-Undang Nomor 14

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan masyarakat

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

4. Pengisian dan pengelolaan data perawatan dan rekam medis

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dan dibutuhkan untuk suatu pekerjaan. Selain akan memberikan

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambah Lembaran Negara Nomor 3445 );

Analisis Lingkungan Internal RS: Pendekatan Analisis dengan Kerangka Rantai Nilai. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

Perbedaan jenis pelayanan pada:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4.

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKAMARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

Rumah Sakit XYZ merupakan salah satu rumah sakit negeri yang ada di Kabupaten Bandung. Rumah sakit ini memiliki sepuluh instalasi, yaitu :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bentuk Rumah Sakit kecil maupun besar yang ada di seluruh

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN JEPARA

BAB 1 PENDAHULUAN. tiga strategic business unit yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara X

BUPATI MANDAILING NATAL [[ PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 44 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang perekonomian, politik, maupun ilmu pengetahuan.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

Lampiran 1: Struktur Organisasi Rumah Sakit Medika Permata Hijau

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan arti dari rekam medis itu sendiri. Rekam medis disini diartikan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan lain, seperti perawat atau bidan, petugas rontgen, petugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 21 TAHUN 1999 SERI D.16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 6 TAHUN 1999

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya pada pedoman organisasi rumah sakit umum menjelaskan

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR WAWANCARA. 1. Untuk Kepala Rekam Medis Rumah Sakit Mulya Tangerang. memadai baik dari segi luas dan fasilitas pendukung di dalamnya?

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pelayanan kesehatan merupakan sektor yang bersifat multiinstitusional. Sektor yang bersifat multi-institusional terdiri dari sistem yang terintegrasi secara vertikal dan horizontal. Integrasi secara horizontal melibatkan kombinasi dari unit-unit pelayanan kesehatan yang sama jenisnya, seperti sejumlah rumah sakit, yang bertujuan berbagi data administrasi dan teknologi medis. Sedangkan Johnson (1978) menggambarkan sistem yang terintegrasi secara vertikal merupakan kombinasi dari bermacam-macam jenis pelayanan kesehatan, seperti klinik, rumah sakit, long-term care, dan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan jiwa (Schulz dan Johnson, 1983). Dari teori di atas dapat dilihat bahwa rumah sakit merupakan pemegang peran penting dalam memberikan pelayanan kesehatan. Rumah sakit sendiri merupakan suatu sistem yang kompleks (Schulz dan Johnson, 1983). Komponenkomponen input dari rumah sakit adalah pasien, staf medis, staf non medis, peralatan, bangunan, dan dana. Proses dari rumah sakit sendiri merupakan serangkaian proses pemberian pelayanan kesehatan. Sedangkan komponenkomponen output terdiri dari keadaan pasien, pengembangan kemampuan pekerja rumah sakit, peningkatan kesehatan masyarakat, dan kepuasan karyawan. Agar sistem tersebut dapat menghasilkan output yang diharapkan, maka suatu rumah sakit perlu memiliki strategi dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pemantauan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Salah satu strategi yang harus dimiliki oleh rumah sakit adalah strategi dalam memberikan informasi yang benar dan tepat waktu kepada pekerja medis dan non medis yang bersangkutan dengan pemberian pelayanan kesehatan serta kepada pimpinan rumah sakit. Dalam hal ini, Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang terorganisasi merupakan persyaratan utama. SIM merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi informasi yang terintegrasi dan di intergrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain untuk menghasilkan 1

2 informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen, sehingga dalam tahapannya akan membuat beberapa SOP baru guna menunjang kelancaran penerapan sistem yang tertata dengan rapih dan baik. Sistem yang tertata baik dan rapi tersebut dapat menjamin lancarnya koordinasi antar unit atau instalasi karena informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan didapat dengan cepat dan tepat. Koordinasi adalah proses pengintergrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisahkan (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif. Tanpa koordinasi, individu-individu dan departeman-departemen akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan mulai mengejar kepentingan sendiri yang sering merugikan dalam pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan (Kurniawan, 2002). Salah satu instalasi yang membutuhkan fungsi koordinasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah instalasi rawat inap. Rawat inap merupakan salah satu bentuk pelayanan di rumah sakit yang terdiri dari pelayanan medis, penunjang medis, pelayanan kamar, penyediaan makanan, pelayanan obat dan penunjang medis, serta pelayanan administrasi dan keuangan. Tentunya, untuk menyediakan pelayanan tersebut unit rawat inap harus berkoordinasi dengan unit-unit yang berhubungan. RSUD Pasar Rebo adalah rumah sakit pemerintah daerah tipe B nonpendidikan yang membutuhkan sistem informasi yang baik demi kelancaran dalam memberikan pelayanan kesehatan. RSUD Pasar Rebo merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang memiliki jumlah kunjungan rawat inap yang tidak sedikit. Dengan kunjungan yang tidak sedikit tersebut, RSUD Pasar Rebo perlu memiliki sistem informasi yang dapat memenuhi komunikasi antarunit dalam memberikan pelayanan rawat inap. Kunjungan rawat inap RSUD Pasar Rebo tahun 2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

3 Tabel 1.1. Jumlah kunjungan instalasi rawat inap RSUD Pasar Rebo Januari April 2009 Kelas Perawatan Januari Februari Maret April Inap Kelas III 409 387 380 413 Kelas II 325 322 360 342 Kelas I 262 235 272 264 Kelas IIIA 198 216 197 183 KelasVIP 8 7 7 6 Kelas VVIP 6 5 8 6 Pernatologi 71 80 66 79 High Care 10 8 6 11 Isolasi 19 15 13 13 ICU 13 10 17 14 CVCU 21 15 25 20 Sumber: Sub Bagian Sistem Informasi Manajemen RSUD Pasar Rebo Penulis akan menganalisis peran koordinasi sistem informasi rumah sakit di unit rawat inap dalam penelitian yang berjudul Analisis Peran Koordinasi Sistem Informasi Rumah Sakit di Instalasi Rawat Inap RSUD Pasar Rebo Tahun 2009. Hal tersebut perlu dilakukan karena dalam memberikan pelayanan di instalasi rawat inap, dibutuhkan koordinasi yang baik dengan unit-unit lain yang berhubungan dengan instalasi rawat inap seperti yang disebutkan di paragraf sebelumnya. Isu mengenai terhambatnya koordinasi tentunya memiliki dampak negatif baik bagi manajemen rumah sakit, tenaga medis, serta pasien rawat inap. 1.2. Perumusan Masalah Salah satu fungsi Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sebagai koordinator unit yang satu dengan unit lainnya. Maka, pihak rumah sakit perlu mengetahui permasalahan-permasalahan pada indikator-indikator di dalam sistem

4 informasi manajemen untuk mengetahui sejauh mana peran SIM sebagai penghasil informasi bagi instalasi rawat inap dan instalasi-instalasi yang berhubungan dengan rawat inap demi kelancaran pemberian pelayanan rawat inap di RSUD Pasar Rebo. Berdasarkan pengamatan dan informasi yang telah didapat dari peneliti selama kegiatan Praktikum Kesehatan Masyarakat, terdapat beberapa masalah pada SIM rawat inap, diantaranya kurangnya kualitas dan kuantitas sumber daya, terutama sumber daya manusia, sehingga terkadang terjadi kesalahan pencatatan dan tidak digunakannya perangkat keras untuk kelancaran pemberian pelayanan rawat inap oleh perawat. Pada kasus tidak terpakainya perangkat keras, perawat terpaksa harus ke ruangan instalasi radiologi untuk mengambil hasil pemeriksaan. Padahal, apabila mereka ingin menggunakan perangkat keras (komputer dan printer) yang telah disediakan, mereka dapat mencetak sendiri hasil pemeriksaan tersebut karena sistem informasi di RSUD Pasar Rebo telah terintegrasi. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa peran SIM di rawat inap masih perlu dikaji lebih lanjut. 1.3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah penelitian, maka pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana gambaran peran koordinasi sistem informasi di instalasi rawat inap RSUD Pasar Rebo? 2) Apa saja permasalahan sistem informasi di instalasi rawat inap dalam mengkoordinasikan instalasi rawat inap dengan instalasi penunjangnya? 1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui peran koordinasi sistem informasi manajemen di unit rawat inap RSUD Pasar Rebo pada tahun 2009. 1.4.2. Tujuan Khusus 1) Mengetahui gambaran peran koordinasi sistem informasi di instalasi rawat inap RSUD Pasar Rebo.

5 2) Mengetahui permasalahan sistem informasi di instalasi rawat inap dalam mengkoordinasikan instalasi rawat inap dengan instalasi-instalasi penunjangnya. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi Peneliti Peneliti dapat mengaplikasikan ilmu mengenai Sistem Informasi Manajemen (SIM) di rumah sakit dengan menganalisis peran dari pengimplementasian SIM tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan ilmu terapan bagi penulis mengenai proses SIM di instalasi rawat inap berdasarkan analisis input, proses, dan output di RSUD Pasar Rebo. 1.5.2. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi mengenai sejauh mana peran SIM di instalasi rawat inap menjadi koordinator antara instalasi rawat inap dengan instalasi yang berhubungan dengan rawat inap. Selain itu, penulis diharapkan dapat memberikan informasi mengenai permasalahan yang dihadapi oleh SIM rawat inap sebagai bahan evaluasi serta alternatif pemecahan masalahnya. 1.6. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Instalasi rawat inap dan instalasi-instalasi yang berkaitan dengan rawat inap pada bulan Maret sampai dengan Mei 2009 di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi untuk melihat indikator sistem informasi manajemen yang berkaitan dengan input, proses, output dari sistem tersebut. Untuk menganalisis peran SIM RSUD Pasar Rebo dalam pengkoordinasian unit rawat inap dengan unit lain, maka objek penelitian ini adalah sumber daya manusia yang berhubungan dengan sistem informasi di instalasi rawat inap, antara lain tenaga paramedis (perawat), tenaga penunjang medis (farmasi, laboratorium, radiologi), dan tenaga non medis (gizi, keuangan, registrasi dan rekam medis).